Share

sabar

Penulis: Maey Angel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah mengurus berkas kepengurusan jenazah, Arin terlebih dahulu pulang ke rumah. Walau dirinya juga berkabung, tapi ia masih bisa kuat untuk melakukan ini semua. Mengingat jika bukan dirinya yang tegar, siapa lagi yang akan menguatkan Narsih dan adiknya.

Ya, Arin masih mempunyai adik perempuan satu. Dia sekarang sedang di pondok pesantren di daerah Bandengan, Tegalkamulyan. Maka dari itu, Arin harus kuat agar ia bisa menjadi sandaran adik dan Ibunya.

Arin sampai di tempat ketua rt, ia langsung menyampaikan kabar duka ini dan dengan sigap ketua RT merespon berita duka warganya. Selepas sholat Subuh, mushola setempat mengumumkan kabar duka ini. Arin sudah menghubungi pihak keluarga dan pihak pesantren dengan meminjam ponsel pak RT untuk mengabari berita duka kematian ayahnya.

Tak selang lama, seluruh penjuru desa Sawangan berbondong-bondong ke rumah Karyo untuk takziah. Arin yang mengurus jenazah dari rumah ke rumah sakit, hingga dari rumah sakit ke rumah tanpa lelah. Hingga mobil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kaya Setelah Dibuang    sombongnya

    "Yah, Agam mimpiin kakek tadi malam, kita ke rumah kakek yuk?" ucap Agam dengan wajah polosnya."Hanya mimpi Agam, itu bunga tidur. Nggak usah dipikirkan, kamu hari ini sama mama Susi ya? Ayah mau kerja," ucap Bayu yang sudah rapi dengan pakaiannya."Agam nggak mau sama tante galak. Agam maunya sama Ibu," tolak Agam."Sebentar lagi mama Susi bakal gantiin ibu Arin. Ya?""Nggak!"Agam berlari ke kamarnya dan menyilangkan tangannya menunjukan pada Bayu bahwa ia merajuk."Kenapa, Bay?" tanya Reni yang baru datang."Ini si Agam, nggak mau sama Susi. Maunya sama Arin," ucap Bayu."Sudah hari ini kamu nggak usah kerja, kita ke Sawangan. Bapak Arin kecelakaan, dia meninggal dunia, Bay." Wajah Bayu seakan kaget tapi sedikit takut. Malam itu ia sengaja pergi begitu saja saat melihat mobilnya menyerempet sepeda yang ditumpangi Karyo."Me-ninggal?" "Iya, sekarang kita ke sana. Bu Puji tadi ngabari ke Ibu, jenazah sudah dimakamkan kemarin. Kamu siap-siap sekarang, siapa tahu kalau kamu ke sana A

  • Kaya Setelah Dibuang    perkataan Bayu

    "Kamu mau jemput Agam sekarang, Mas?" tanya Susi."Iya, lagian ini sudah tujuh hari kematian ayahnya Arin. Ibu juga sudah memintaku untuk menjemputnya, kamu tak keberatan 'kan mengasuh Agam? Tenang saja, semua proyek Mas sukses. Kamu juga akan mudah menjadi nyonya besar," ucap Bayu manis."Kita sewa baby sitter saja ya? Biar aku bisa melayani kamu 24 jam. Masa iya, baru nikah kita harus repot ngurusin Agam.""Lihat nanti Ibu bagaimana maunya, Mas pergi dulu." Bayu melangkah ke garasi, mengambil kunci mobil dan bersiap menuju tempat kerja. Selepas pulang kerja nanti, ia akan mampir ke rumah Arin untuk menjemput Agam."Permisi!" Bayu mengurungkan masuk mobil saat ada tukang pos mengantarkan barang atas namanya."Iya, Pak. Cari siapa?" tanya Bayu."Dengan Bapak Bayu prayoga?""Iya, saya sendiri.""Ada surat untuk Bapak, silahkan ditandatangani serah terimanya." Bayu menandatangani serah terima dan mengucapkan terima kasih. Susi melihat dari balik pintu saat Bayu menerima surat di dalam a

  • Kaya Setelah Dibuang    thanks Kai

    Arin sudah bersiap dengan pakaian yang sedikit ia rapikan dengan gosokan. Kedatangannya kemarin ke rumah Pakde Supri membuahkan hasil. Ia akhirnya bisa bekerja di sebuah rumah kosong yang jarang di datangi pemilik rumah, Arin hanya bertugas membersihkan karena seminggu sekali pemilik rumah akan pulang.Arin berpamitan dengan Narsih dan menaiki motor butut pemberian Pakde Supri. Pakde memang lebih berada daripada keluarga Karyo yang lain, tapi ia tidak sombong dan congkak. Buktinya ia mau membantu Arin mencarikan pekerjaan yang tak jauh dari rumah PakDe Supri. Arin bekerja di perumahan Rinjani estate dan ini adalah hari pertamanya bekerja.Dengan berbekal niat yang kuat, ia melajukan perlahan motor keluaran tahun 2000 itu agar sampai tempat tujuan tanpa mogok.Arin langsung masuk kawasan perumahan itu begitu saja karena kemarin Pakde sudah memberikan kunci dan juga informasi pada satpam yang berjaga di sana bahwa Arin akan bekerja di salah satu rumah di kawasan itu. Setelah menunjukan

  • Kaya Setelah Dibuang    harapan

    "Assalamualaikum, Bu." Arin pulang ke rumahnya dengan senang, ia memanggil Narsih dengan keras dan dengan senyum memgembangnya ia mencari Narsih sampai ke kandang bebek milikinya."Oalah, dipanggil malah lagi di belakang. Arin pulang Ibu nggak tahu," ucap Arin."Denger, udah Ibu jawab. Kamu yang nggak denger, tangan Ibu kotor jadi nggak bukain pintu. Bagaimana hari pertama kerja? Seneng?" tanya Narsih."Alhamdulillah, seneng banget, Bu. Ternyata rumah yang Arin kerjain itu milik Mas Kaisar. Ibu inget Kaisar nggak?""Inget, lelaki yang pernah main ke rumah ini 'kan? Kok bisa kebetulan gitu?" Narsih mencuci tangannya di sumur dan mengajak Arin masuk."Ya mana Arin tahu, mungkin Pakde lebih tahu. Dia kan yang kasih kerjaan Arin, tapi nggak ada masalah kok kerja sama Mas Kaisar. Orangnya baik dan nggak banyak bicara, sepertinya dia orang sibuk, Bu. Kerjaannya di kamar khusus, terus dia pulang ke rumah itu setiap weekend.""Apa tuh, weekend?""Liburan, Bu. Biasanya sabtu sama minggu. Kalau

  • Kaya Setelah Dibuang    Terdengar

    Arin sudah selesai mengerjakan semua pekerjaan di rumah Kaisar. Jam menunjukan pukul lima sore, tapi Kaisar belum juga pulang membuat Arin gusar. Pasti Ibunya cemas menunggunya belum pulang.Sepuluh menit kemudian akhirnya Kaisar pulang. Dengan menenteng beberapa paper bag, ia segera masuk ke dalam."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam, Mas. Sini barangnya biar Arin bawakan," ucap Arin dibalas senyuman Kaisar."Maaf kesorean, tadi ada masalah dikit di percetakan.""Nggak apa, Mas. Ini semua barang yang hendak di packing?" tanya Arin pada paperbag yang ia bawakan tadi."Bukan, itu buat kamu. Kamu ke kamarku, beresin berkas yang ada di atas meja sekalian barang yang ada di dalam nakas bagian bawah. Kamu masukin kardus barangnya, kalau berkas kamu masukin tas kerja saya. Saya mau mandi sebentar, badan sudah lengket rasanya.""Baik, Mas."Arin langsung mengambil kardus di dapur dan menata barang yang ada di lemari milik Kaisar. Arin merasa heran, kenapa semua barang yang lucu dan unik ini m

  • Kaya Setelah Dibuang    resah

    "Mau berangkat kerja, Nak Arin? Tumben nunggu angkot?" Sapa Bu Umi tetangga satu kampung Arin."Iya, Bu. Motornya di rumah majikan. Ibu Umi mau ke mana, rapi banget?" tanya Arin saat melihat dandan Bu Umi yang fashionable."Mau arisan di rumah Bu RT, eh iya … Ibu tanya boleh?""Tanya apa, Bu?""Emang bener kamu mau bercerai dari suami kamu yang orang kota itu? Kata Bu RT kamu menggugat suamimu itu karena sudah memiliki gebetan baru. Benar?" tanya Bu Umi membuat Arin kaget."Astaghfirullah, Bu. Itu fitnah, saya tidak mungkin melakukan hal hina seperti itu. Saya menggugat Mas Bayu karena memang dia sudah tak bisa lagi menjadi imam yang baik buat saya, daripada saya berumah tangga diliputi dosa mending cerai.""Kan bisa berunding untuk mempertahankan rumah tangga. Nggak eman-eman punya laki tajir kayak Bayu? Kalau saran saya, lebih baik Nak Arin urungkan saja niat bercerai. Bercerai itu dibenci Allah, walau boleh tapi 'kan kalau masih bisa diperbaiki apa salahnya," ungkap Bu Umi berbica

  • Kaya Setelah Dibuang    sidang pertama

    Tak terasa, satu minggu sudah Arin bekerja di rumah Kaisar. Hari ini sengaja ia memilih cuti bekerja sehari untuk menghadiri persidangan. Arin yang ditemani ibunya, datang ke pengadilan. Arin berharap Bayu tak akan datang kali ini agar sidang ini bisa segera diputuskan.Arin menaiki sepeda motornya pelan, hatinya sudah harap harap cemas menunggu jalannya persidangan hari ini. Arin juga meminta Pakde Supri untuk ikut menmaninya nanti di sana.Arin sampai di gedung yang sangat horor ini, gedung yang paling menakutkan bagi Arin. Tak pernah terbayangkan akan bercerai dan mengalami pernikahan yang mengerikan dengan Bayu."Bismillah, Rin. Semoga dimudahkan.""Aamiin, Pakde kok belum datang ya, Bu?" tanya Arin."Coba kamu telpon, mungkin dia sedang di jalan atau masih di rumah." Arin mencoba menelpon Pakde Supri.dsn selang beberapa detik beliau mengangkatnya."Assalamualaikum, Rin.""Waalaikumsalam. Pakde, sudah dimana?""Di Jalan, tapi tiba-tiba mobilnya mogok. Jadi harus dibawa bengkel dul

  • Kaya Setelah Dibuang    ingin membantu

    Hari ini Kaisar datang ke Cilacap, dia sengaja diminta Kenzi buat mengecek hasil laporan keuangan yang lumayan menunjukan hasil signifikan setelah Arin membantunya membuatkan desain dan ide kreatifnya mencetak banyak karya unik milik para konsumen."Arin nggak datang, Ken?" tanya Kaisar pada Kenzi yang sedang rebahan di atas sofa ruang tamu."Nggak, dia izin lagi. Katanya sidang keduanya diagendakan hari ini. Kak, menurut Kakak, kasihan nggak si Arin. Udah muda jadi janda, mana beranak pula," celetuk Kenzi."Hiz, kamu ini sok tahu. Dia bukan anaknya Arin, dia anak tiri Arin. Lebih tepatnya, anaknya si mantan suaminya sama istri pertama.""Oh, berarti Arin ini janda ting tong, alias janda bolong ya?" Kenzi tertawa lepas dan Kaisar melempar bantal sofa ke arah muka Kenzi."Mulutmu itu, Ken. Pasti kamu suka bikin susah Arin ya, kalau kamu lagi di sini?" tanya Kaisar lalu duduk di samping adiknya."Mana ada? Justru Ken itu bantuin dia biar bisa menyalurkan hobinya. Kaka kan tahu, Ken ini

Bab terbaru

  • Kaya Setelah Dibuang    pelajaran

    Tentu saja sikap Arin yang mencegah Kaisar untuk mencari tahu mengenai kejadian jatuhnya Arin di kamar mandi sekolah itu membuat Kaisar semakin penasaran. Sekolah yang memiliki biaya cukup mahal untuk bisa mengenyam pendidikan di sana itu sangat mustahil jika memiliki kloset yang licin. Tanpa sepengetahuan Arin, Kaisar pun mendatangi sekolah Shaka. Sengaja hari ini Arin tidak diperbolehkan untuk berangkat ke sekolah dan istirahat di rumah ditemani oleh Shaka. Ibunya—Narsih—juga diminta Kaisar untuk menemani Arin di rumah karena Arin menolak untuk dibawa ke rumah sakit.Kaisar langsung datang menemui kepala sekolah. Dia datang untuk menanyakan perihal kualitas sekolah yang dijadikan tempat menuntut ilmu anaknya itu. Kaisar merasa heran karena Shaka tiba-tiba terlihat tidak nyaman bersekolah di sana."Selamat pagi, Pak.""Pagi Pak Kaisar. Silahkan duduk!" titah Pujiono–kepala sekolah itu."Ada perlu apa ini? Tumben datang ke sekolah seorang diri.""Hari ini saya ingin meminta izin untuk

  • Kaya Setelah Dibuang    sakit

    “Mas.”Malam ini Arin ingin sekali bercerita mengenai alasan ia mengajak Shaka pulang lebih awal. Kaisar yang masih sibuk dengan pekerjaannya pun menghentikan sementara.“Kenapa, Rin?”“Kayaknya keputusan Mas untuk pindahin Shaka itu betul deh.”“Kenapa emangnya? APa tadi ada masalah lagi yang terjadi di sekolah.”Arin mengembuskan napasnya kasar. Bukan perihal yang mudah untuk bercerita hal mengenai mantan suaminya itu pada suaminya kini yang notabene super protektif pada keluarganya.“Aku pikir, semua yang kita bicarakan saat itu adalah suatu hal yang harus kita lakukan sekarang.”“Kenapa?”“Tadi aku ketemu Mas Bayu. Dia …”“Dia kenapa?”Arin bingung mau mengatakan hal ini atau tidak, namun ia juga tak mau direndahkan sampai dibuat kasar dengan cara yang tidak patut oleh lelaki yang sudah menjadi mantan. Jika dulu saja ia bisa marah saat Bayu memukulnya, seharusnya ia sekarang lebih marah dari pada itu. Namun, ia kembali berpikir mengenai bisnis sang suami yang sedang dianggap sedan

  • Kaya Setelah Dibuang    lagi lagi

    Arin tak menyangka bakal bertemu Bayu di sekolah Shaka. Ia sangat menyesali kenapa harus menyekolahkan anaknya di tempat yang sama. Arin pun semakin yakin memindahkan Shaka setelah ini dan memilih sekolah di tempat lain yang berbeda dengan Bayu.Jam istirahat dimulai. Para murid keluar dan berhambur bermain di taman bermain yang ada di sekolah itu. Shaka mendekat ke arah Arin dengan wajah yang ditekuk.“Kenapa, Sayang? Kenapa nggak main sama teman teman?”“Nggak mau ah, Ma. Satria nakal lagi. Tadi buku Shaka dicoret coret dan disobek. Ma, Shaka mau pulang aja. Nggak mau sekolah,” rengek Shaka.Arin yang melihat anaknya menangis pun memilih untuk memangkunya dan memeluknya hangat. Memberi pengertian agar Shaka tidak sedih lagi setelah dikerjai Satria.“Ada anak Mami! Ada anak mami! Hahaha.”Suara Satria yang meledek Shaka membuat Arin geram. Namun, Arin bukan memarahi Satria melainkan mendatangi Bayu yang sibuk bermain gadget sendiri tanpa memperhatikan anaknya.Brak!Arin menggebrak m

  • Kaya Setelah Dibuang    tak patut

    “Gatsu.”“Nggak usah. Nanti langsung ke rumah aja, istirahat. Kasihan SHaka diajak kerja juga.”“Nggak kerja lah, cuma temani doang.”“Baiklah. Terserah kamu saja. MAs pergi dulu.”Arin kembali turun setelah bersalaman dengan Kaisar lalu melambaikan tangan melepas kepergian suaminya bekerja. Faktor keuangan yang sedang menurun, membuat Arin harus banyak banyak berdoa dan berusaha. Makanya dia akan menyusul nanti jika sekolah Shaka sudah selesai. Hitung hitung membantu suaminya bekerja. Tentunya dia niatkan beribadah. Biar tidak menimbulkan pertengkaran dan perdebatan jika hasilnya tidak memuaskan.Suara klakson mengagetkan Arin yang sedang berjalan masuk ke dalam ruang tunggu wali murid. Sebenarnya tidak disarankan masuk dan menunggu anaknya, tetapi Arin masih ingin memastikan baik baik saja. Tin!Lagi lagi Arin dibuat kesal karena mobil itu justru membuntutinya jalan ke halaman sekolah, hingga Arin bertambah kesal saat ada Bayu yang di dalamnya“Hai, Rin.” Bayu menyapa dengan senyum

  • Kaya Setelah Dibuang    kesombongan

    “Kenapa dengan Satria? Siapa dia?” tanya Narsih."Teman Shaka, Bu. Dia biasa jahilin Shaka. Nggak hanya saka, yang lain juga. Emang dasar anaknya gitu. Mau marahin juga percuma. Gak bakalan mudeng. Orangtuanya aja gak tahu etitut," adu Arin."Sudah sudah. Kita bicarakan nanti saja. Udah siang ini Shakanya," sela Kaisar yang tidak ingin membahas tentang keburukan orang lain di depan anaknya.Kaisar benar benar mengantar Shaka. Dia meminta Arin untuk menunggu Shaka masuk dan meminta Arin untuk kembali ke mobil."Ada apa sih, Mas?" tanya Arin heran melihat gelagat suaminya yang aneh."Nggak. Shaka udah masuk?""Udah. Barusan udah masuk. Hari ini Satria nggak datang. Aman."Arin mengembuskan napasnya perlahan lalu tersenyum di depan Kaisar."Mas mau tanya apa?""Memang Mas mau tanya?""Hiz! Serius. Mau nanya kali ini sama Arin nggak?""Mau sih. Tapi, kamu harus jawab jujur.""Apa?" tanya Arin serius mendengarkan."Mas mau tanya. Wajah kamu pake formalin ya? Kok awet cantiknya?" kelakar Ka

  • Kaya Setelah Dibuang    Sarapan

    “Kenapa kamu bangunkan Mas kesiangan, Rin? Hari ini Mas akan ke gudang buat cek data yang semalam belum Mas selesaikan,” tanya Kaisar panik saat dibangunkan Arin kesiangan.“Tenang aja. File udah aku cek dan memang ada keanehan di Mellynya. Bukan salah toko atau gudang. Jadi Mas hanya perlu tanyai Melly, kenapa dia sampai berlaku demikian. Kita butuh penjelasan dia mengenai hal ini. Dia harus bertanggung jawab dan Mas harus bisa bertindak bijak. OKe?”Arin memang sudah menyelesaikannya semalam. Dia hanya membereskan beberapa dan itu cukup sangat membantu membuat Kaisar lelap tidur dan puas istirahat sampai pagi.“Ya ampun, begini ini yang kadang bikin Mas nggak mau tidur dulu kalau kerjaan sudah beres. Kamu pasti yang selesaikan. Ya sudah, aku mau mandi dulu. Kamu pasti udah siapkan sarapan, ya?” “Belum. Aku mau sarapan di rumah Ibu bareng kamu.”“Tumben?” tanya Kiasar heran.“Lagi pengin aja. Yuk ah, buruan! Mas mandi, aku mandiin Shaka.”Keduanya gegas beranjak sebelum melakukan ak

  • Kaya Setelah Dibuang    3. pengertian

    “Mas,” panggil Arin.Kaisar yang sedang memeriksa laporan keuangan tempatnya bekerja, menengok sekilas. Wajahnya nampak serius, membuat Arin untung untuk mengatakan perihal kejadian di sekolah tadi.“Kenapa, Rin?” tanya Kaisar saat ia sudah kembali melihat berkas berkasnya dan merasa Arin tidak berkata apapun setelah itu.“Arin bantu ya pekerjaannya?” Arin pun memikirkan untuk membantu saja, daripada mengeluhkan ini itu.“Shaka udah tidur?”“Udah. Boleh ya?”“Ini itu bentar lagi selesai. Ada sedikit perbedaan antara income di aplikasi sama yang Mely tulis.”“Kok bisa?” tanya Arin kaget.Akhir akhir ini memang usahanya agak bermasalah. Selain bisnis yang kian menjamur, juga adanya pesaing yang memakai cara kotor, akhirnya perusahaan pun banyak yang terancam. Meski dalam hal bisnis ini adalah hal yang biasa, tetap saja Arin merasa sedih dan ingin kembali ikut membantu suaminya.“Itulah. Kalau percetakan yang di Gatsu itu nggak lagi beromset banyak, kemungkinan pengurangan karyawan pun h

  • Kaya Setelah Dibuang    3. Mewanti wanti

    “Ma,” panggil Shaka saat kini sudah mulai jam istirahat sekolah.“Udah istirahat, Sayang?”“Udah. Mom nungguin Shaka?” tanya Shaka heran karena melihat Arin yang ada di sekolah. Biasanya Arin akan meninggalkan Shaka di kelas dan Arin akan menyusul Kaisar bekerja. Namun, kali ini ia memang ingin menunggui anaknya itu untuk menjamin keselamatannya.“Iya. Sengaja Mom tunggu, biar nggak ada yang bisa gangguin kamu.”“Hai Shaka, main yuk!” ajak bocah kecil bernama Gendis.“Ma, Shaka main sama Gendis di perosotan sana ya?” tunjuk Shaka pada mainan yang ramai dipenuhi oleh anak anak yang asyik bermain.“Iya. Hati-hati ya, Nak.”Arin melihat dari kejauhan, apa yang sedang dilakukan Shaka. Dia nampak senang anaknya itu punya banyak kawan di sekolah ini. Meski kebanyakan yang berteman dengan Shaka adalah anak-anak perempuan, ia tak masalah. Justru ia merasa lega karena berteman dengan anak perempuan membuatnya merasa aman karena terhindar dari perkelahian antar teman nantinya.Satria mendekati

  • Kaya Setelah Dibuang    aduan

    Ternyata Prameswari hanya mengantar Satria saja. Anak bawaan Bayu itu tidak ditunggui oleh ibunya dan itu adalah hal yang cukup mengagetkan karena setalah Prameswari keluar ruangan, Arin diminta untuk masuk ke dalam ruangan kepala sekolah."Sebenarnya ada hal apa saja yang dipanggil ke ruangan ini?" Tanya Arin heran sekaligus bingung."Maaf jika saya memanggil Ibu secara mendadak dan tiba tiba. Tetapi pas kebetulan ibu berada di sini untuk mengantar, jadi saya berpikir untuk meminta ibu langsung menemui saya di sini.""Tidak masalah. Apa yang sudah terjadi, Pak?""Justru itu hal yang ingin saya tanyakan kepada Ibu Arin. Sebenarnya ada masalah apa ibu dengan orang tua Satria?""Orang tua Satria? Siapa yang sedang Bapak maksud itu?""Bu Prameswari. Beliau tadi melaporkan bahwa, katanya Ibu sudah membuat beliau kesal dengan kata-kata yang tidak patut dan tidak sopan. Jadi, Saya ingin mengetahui masalah apa yang sedang terjadi antara Bu Arin dan Prameswari? Apakah ini karena pertengkar

DMCA.com Protection Status