Banyak dari mereka yang tersesat, dan banyak di antara mereka pula yang memanfaatkan kesempatan ini.
Dunia mereka memang sudah berbeda, setiap dari yang pernah hidup menanggung apa yang mereka perbuat.
* * *
Sosok di hadapan Aiza saat ini adalah pria berkepala plontos, dengan belakang kepala yang terus mengeluarkan darah. Pakaian yang di kenakan adalah celana jeans dengan kaos hitam dan jaket kulit senada, ia terus mengaduh bahkan ketika Aiza mengajaknya keluar dari dalam bioskop sosok lelaki itu memilih duduk berjongkok. Mau tidak mau Aiza memilih duduk di pinggiran batas parkiran, agar tidak terlalu mencolok dan mengobrol dengan sosok itu lebih santai.
"Kenapa menggangguku sejak tadi? Padahal sejak tadi sudah ku peringatkan, ada masalah apa sampai kau ngotot begini?" Tanya Aiza akhirnya, karena sosok ini sudah mengikutinya sejak turun dari mobil hingga di dalam bioskop dan pertunjukan usai. Itu sebabnya Naya pula merasa
Dalam kehidupan kita selalu menemukan hal-hal yang harus di sesuaikan, begitu juga dengan penyelerasan elemen antara kita dan mereka yang tak terlihat.* * *Niskala memperkenalkan pria di sampingnya sebagai saudara sepupunya, bernama Klandehin namun semua memanggilnya Shin. Dia seumuran dengan mereka, Shin tidak dapat melihat apa yang bisa mereka lihat. Namun lelaki bermata sipit penyuka warna hitam itu, hanya bisa merasakan aura keberadaan mereka secara samar-samar. Ia juga mengetahui semua cerita perjumpaan mereka, karena selama ini Shin-lah yang membantu Niskala."Hari ini kau lagi-lagi membuat dunia mereka penasaran Aiza, sepertinya tadi kau sudah melakukan hal besar lagi." Tebak Niskala membuat Aiza berhenti menyeruput soda manggonya. "Aku mungkin tidak bisa melihat dengan jelas, tapi bukan berarti semua indraku gak berfungsi. Justru sebaliknya, semuanya seperti melintas jelas dalam bayanganku.""Segarusnya
Gesekan dunia ini semakin terasa, walau kau tak ingin mengenal mereka. Dunia ini tetap memperkenalkannya, suka tidak suka. Mau tidak mau.* * *Dua sejoli itu mengetuk pintu, entah angin apa yang membawa mereka menemui dua kakak beradik itu. Pagi di hari Minggu sudah membuat rusuh, apa lagi yang mereka masalahkan kali ini."Za! Gua gak bisa tidur lagi!" Histeria Wira mengganggu jam minum kopi Aiza."Naya! Gimana ini, aku jadi bisa lihat bayangan hitam. Rasanya setiap hari ada yang memerhatikan, gimana ini Nay'!" Naya menghela napas, dia baru saja menyelesaikan proposal jam dua subuh tadi.Dua kakak beradik itu menghela napas bersamaan, rasanya mereka memang menjadi satu. Lalu bagaimana menghentikan kegelisahan mereka, agar kerusuhan ini tidak berulang? Kali ini Aiza dan Naya menyepakati, bahwa mereka harus memperkenalkan teman tak terlihat mereka rupanya.Aiza meminta Wira
Semua hal memiliki porsinya masing-masing, namun jika terlalu berlebihan pasti ada yang terusik.* * *Hari itu tak ada yang menyangka, bahwa sesuatu akan terjadi di hari perayaan ulang tahun sekolah yang bertepatan dengan acara pelepasan kelulusan kelas dua belas. Entah bagaimana beberapa anak mengalami kesurupan, hingga menjadi kesurupan masal. Pasalnya kata pemuka setempat ada yang merasa terusik dengan perbaikan gedung sebelah, gedung yang dulu pernah terbengkalai sebagai kantor pemerintahan terbengkalai. Pihak sekolah sebenarnya membeli tanah tersebut, untuk dijadikan bangunan kelas baru karena penambahan jumlah pendaftar siswa baru yang tiap tahunnnya selalu meningkat. Namun kejadian ini merupakan hal yang baru saja sangat mengejutkan untuk mereka, karena bukan hanya satu atau dua orang melainkan hampir puluhan siswa yang mengalaminya. Lalu bagaimana mungkin mereka bisa menangani hal ini, Aiza saja tak tau harus bagaimana menanganinya ia bahkan lela
Dunia ini memiliki banyak hadiah, salah satunya adalah apa yang dapat kau lihat.Imajinasimu bisa membawa kemana pun kau mau, sekalipun kau tak memiliki kemampuan mata ke enam.* * *Sebagai tempat refereni kadang Naya datang ke tempat-tempat bersejarah, kadang pula ia hanya berjalan-jalan di perkampungan kumuh. Entah apa yang sebenarnya dia cari, namun ketiga temannya pasti akan selalu mengintili Naya kemanapun. Suka tidak suka mereka dengan tempat itu, asalkan bersama Nayanika mereka akan ikut saja. Walau si pemuda bernama Suryakanta itu ikut pula mengintili di belakang Naya, bukan tanpa alasan jelas. Tanpa perlu diramalkan pun, sesuatu yang tak terlihat mengikat mereka berdua sejak dulu. Seperti kali ini saja, Surya mengikuti langkah Naya untuk mengunjungi pameran lukasan antik di salah satu galeri tua di kota kembang.Gadis berkerudung kuning kunyit bermotif bunga tulip itu terus berkeliling galeri, setelah masuk lima
Setiap diri memiliki titik terendahnya, yang membuat seseorang kadang takut untuk menghadapinya.* * *Aku tidak pernah menyangka seorang Wira, yang katanya sangat pemberani, bahkan terkadang bisa bersikap sangat sok keren itu memiliki ketakutannya tersendiri. Mungkin bukan keinginannya juga, tapi karena suatu hal di masa lalu kami yang membuat itu menjadi ketakutan terbesar dalam pandangannya saat ini. Sebuah kepekaan yang seharusnya tidak ia miliki, kalau saja ia tidak sering berhubungan dengan ku, dan kejadian-kejadian mistis yang ia alami setelah menyukai seorang wanita.Tapi mungkin bagian dari dirinya yang itulah, yang tidak aku mengerti. Wira bisa melakukan apapun ketika ia benar-benar mencintai seseorang, bahkan membelanya walau itu di luar kemampuannya sendiri. Melindungi seseorang yang paling berharga untuk dirinya, seperti melindungi jantung yang tak boleh berhenti berdetak. Maka dari itu ia harus berhadapan dengan apa yang
Kalian tau permainan apa yang paling Aiza benci?Jelangkung.Sungguh, Aiza tidak tau mengapa masih ada orang yang memainkan boneka itu hingga hari ini.* * *Amarah Aiza hampir saja terpacu, kalau ia tidak segera sadar untuk menahan egonya karena peristiwa kesurupan malam tadi. Setelah acara api unggun, para siswa diharapkan kembali ke dalam tenda untuk beristirahat sebelum acara pagi nanti. Namun apa yang terjadi satu jam kemudian, kesurupan terjadi di beberapa tenda mereka, siswa membangunkan kami, sementara beberapa guru yang berjaga semalaman langsung mengambil tindakan.Pukul dua malam hal menyebalkan itu terjadi, Aiza tidak habis pikir bocah-bocah itu apa tidak berpikir rasional. Di tengah hutan dengan keadaan seperti ini, mereka malah mengundang makhluk halus yang ada di sana. Mau jadi jagoan! Hah... Aiza benar-benar naik pitam dan berlari ke arah tenda. Beberapa guru senior yang sudah sering m
Kau pikir, dunia mereka dan dunia kita berbeda? Ya mungkin aku bisa mengatakan itu benar, tapi.. aku juga bisa mengatakan itu salah. Faktanya, aku bisa kehilangan mereka dan harus menolongnya kembali. * * * Malam itu aku tidak tau bahwa Eiliyah diikuti Elmo, karena Naya tak mendapat kabar apapun dari Berend dan Lara. Kedua bocah bule itu bahkan tak datang akhir-akhir ini, jarang sekali mengunjungi rumah kami. Kalaupun mereka datang Lara hanya bilang, "Wati dan Gahara punya anak kecil seusia kami, jadi kami memilih bermain dengan mereka. Papi juga memperbolehkan kami ke sana." Setelah itu mereka menghilang berhari-hari lagi, dan jika datang kembali mereka menceritakan permainan apa yang mereka mainkan dengan anak-anak itu. Tetapi kali ini berbeda, tiba-tiba Naya bilang di telepon Lara dan Berend hampir menangis dan ketakutan. Aku masih di jalan baru saja membereskan peralatan kamping, dan rupanya aku
Bergelut dengan hantu bukan keahliannya, namun mengapa baik dulu dan sekarang. Dunianya selalu bagai black hole yang mampu meyeret dirinya masuk ke dalam banyak pertanyaan yang membuat ia berakhir dengan kata, 'mengagumkan'.* * *Sabtu sore sebelum bubaran kantor, Nayanika bilang dia akan ikut penelusuran dengan saudaranya yang sedang merintis menjadi youtuber. Pemuda tinggi yang sangat suka menggunakan tshirt berwarna navy, jeans hitam dan sepatu basket itu tidak setuju dengab rencana malam minggu Naya. Ia berpikir sebaik apapun gadis itu bisa mengendalikan dirinya menghadapi makhluk-makhluk itu, sejatinya dia tetap perempuan yang seharusnya tidak berhadapan dengan makhluk seperti itu."Gak boleh Nay, aku gak suka ah!" Tolak gua dengan rencana ngaco calon pacar gua ini. Kenapa? Iya masih calon gua masih menghadapi persidangan kakaknya Naya soalnya."Hidih, aku yang mau penelusuran kok kamu yang ribet." Nah kan d