Share

Bab 39b

Penulis: Alibn A.
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-10 19:02:47

Suasananya semakin menegangkan. Pengunjung mulai hilang simpati ke wanita yang baru saja datang. Pengunjung menganggap Raisya lah, wanita yang telah menghancurkan hubungan orang.

Jihan tidak perlu capek-capek untuk menyerang Raisya secara verbal lebih banyak. Pengunjung pun sudah bisa menyimpulkan sendiri. Serangan verbal dari pengunjung sudah cukup memberi syok terapi untuk wanita itu.

"Astaga, kau memang wanita bermuka tebal!" Seorang wanita tua tadi mulai geram karena diserang Raisya.

Wanita tua itu ingin mendekati Raisya dan menariknya, bila perlu menamparnya.

Melihat suasana yang tidak kondusif dan makin membuat terpojok, Adnan menarik Raisya untuk menjauh. Kalau mereka tetap bertahan di sana, entah apa yang akan terjadi. Apalagi karakter istrinya yang tidak mau disalahkan, ditambah warga yang semakin geram.

"Ayo, cepat!" seru Adnan ke istrinya.

Raisya mengikuti ajakan suaminya, karena lengannya sudah ditarik paksa. Ia tidak punya kekuatan untuk melawan.

"Huuu ...." teriak pen
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 40a

    "Mas belum punya gantinya, Sya ...." Wanita itu hanya mendengus kesal dan tidak merespon ucapan suaminya. Ia beranjak dari duduknya dengan ekspresi menakutkan. Kalau saja salah seorang netizen yang berkomentar ada di dekatnya, ia sudah mendamprat mulut orang yang mengatainya itu. Namun balik lagi, apakah dia seberani itu bila netizen yang berkomentar puluhan atau ratusan. Lain lagi ceritanya. Bisa jadi, sebaliknya. Lelaki yang masih duduk di atas kasur terlihat sangat lesu di raut wajahnya. Tatapannya layu ke benda pipih miliknya yang telah berubah wujud. Ia ingin marah, tapi benda itu sudah telanjur pecah. Ia hanya bisa mengembuskan napas berat.**Sementara itu, Arka–lelaki bermata coklat dan runcing tersebut selalu melamun. Pikirannya menerawang jauh entah ke mana, membayangkan masalah kliennya yang sangat pelik, salah satunya masalah Jihan. Rasa simpatinya timbul di dalam hati. Ia tidak pernah menyangka Jihan setegar tadi, menghadapi dua orang yang sangat melukainya. Kedua ora

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 40b

    Raisa sedikit senang mendengar kabar bahwa berkas Adnan diterima dan diminta untuk datang ke kantor perusahaan, melakukan wawancara. Itulah kenapa dia sangat bersemangat untuk menyiapkan segala keperluan suaminya.Hari pertama menerima wawancara kerja. Adnan sangat bersemangat, begitu juga Raisya. Ia berharap semoga dengan pekerjaan barunya bisa memperbaiki keterpurukan ekonomi yang mereka lalui belakangan ini.Bagi Raisya, mendapat panggilan ke salah satu perusahaan, sebuah kesempatan yang sangat baik dan tidak boleh disia-siakan. Suaminya diterima di suatu tempat, itu berarti semesta masih mendukung mereka. Baginya, penilaian netizen terhadapnya hanya karena iri pada dirinya.Hal yang paling penting baginya ialah semua perhiasan emas yang telah suaminya jual akan kembali padanya. Tentu yang diharapkan olehnya, Adnan akan mengganti sekian banyak perhiasan yang telah dijual. Raisya sudah tidak sabar membayangkannya kembali.Sekitar setengah jam perjalanan, mereka pun tiba di tempat tu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 41a

    Kemeja telah terpasang rapi di badannya, begitu juga celana. Ia keluar kamar dengan wajah yang tidak cemberut seperti beberapa minggu belakangan. "Mas, sarapannya tidak dimakan dulu?" tegur istrinya. Ia berbalik, "Oh, iya. Mas hampir saja lupa!" Ia duduk di kursi dan meraih gelas yang telah disediakan untuknya. Setelah selesai, ia melanjutkan, memakai sepatu miliknya bersiap untuk berangkat ke kantor. "Sya, Mas pergi dulu, ya!""Iya, Mas."Wanita yang baru saja dari dapur bergegas ke depan pintu untuk mengantarkan suaminya sekaligus memberi salam. Namun, lelaki itu telah pergi, menjauh dengan motornya.Raisya mematung di depan pintu rumah sambil matanya menatap jauh bayangan lelaki yang telah berlalu itu, hingga hilang dari pandangan. Ia mengembuskan napas panjang. Perasaannya mengisyaratkan sesuatu yang berbeda.Ya, dia merasakan ada sesuatu yang lain dari sikap suaminya dua hari belakangan. Adnan tidak terlihat merenung lagi tatkala ia menikmati sarapan pagi. Biasanya, setiap pa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 41b

    Iparnya itu, dulu wajahnya sangat terawat, begitu juga rambut dan kulitnya. Namun semua itu telah sirna. Wajah Lisa terlihat kusam, kulitnya kering, begitu juga rambut yang diikat sebisanya saja tanpa bantuan alat catok yang mahal dari salon. Wajah glowing itu telah memudar."Jangan terlalu sering menitipkan Dita ke sini. Tidak ada yang akan menjaganya," ucap Lisa tajam."Aku menitipkan ke neneknya bukan kamu.""Ibu lagi gak sehat. Tetap aja, dia akan menyuruhku.""Dita di mana?"Raisya tidak ingin berdebat panjang lebar dengan wanita di depannya. Bukan menghindar, tetapi malas. Ia harus pulang ke rumah secepatnya untuk membuat makan siang."Gak tau, tuh. Cari aja sendiri."Raisya menjadi geram mendengar jawaban Lisa yang sangat tidak peduli sambil berlalu pergi. Raisya memutuskan bertanya ke tetangga. Hingga akhirnya menemukan Dita di rumah tetangga. Ia tidak tahu di mana ibu mertuanya. Ia belum sempat bertanya karena harus segera pulang. Lain waktu, dia akan menanyakannya lewat s

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 42a

    Seketika wajah Raisya merah padam, melihat lelaki yang sedang berjalan dengan wanita di sampingnya. Ia mengingat-ingat kembali pembicaraan mereka di telepon tadi. Dia sangat yakin dan tidak salah dengar suaminya bilang sendiri ke luar kota. Namun yang dia lihat saat ini, suaminya bukan ke luar kota, tetapi di suatu tempat yang cukup jauh dari kota. "Kenapa dia harus berbohong padaku? Sepertinya, dia menyembunyikan sesuatu dariku," gumam Raisya."Sya, benar 'kan, lelaki tadi Mas Adnan, suamimu?"Raisya menjawab dengan menganggukkan kepala. Ia mengembuskan napas sambil menata gemuruh di dadanya. "Aku tinggal sebentar, ya! Ntar aku gabung lagi bersama kalian.""Oke, Sya. Semangat!"Ia berjalan sedikit lebih cepat menuju lelaki itu untuk menanyakan perihal ucapan suaminya pergi keluar kota. Dan yang mengganggu pikirannya, wanita di sebelahnya. Raisya tak sabar lagi ingin menanyai maksud Adnan keluar kota. Ketiga temannya saling menatap kebingungan. Raisya tidak memberitahu mereka. Nam

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 42b

    Suatu pagi, Raisya sedang di dapur menyiapkan sarapan seperti biasa. Namun, hari itu berbeda, tak ada Adnan, suaminya. Ia sarapan hanya berdua saja, bersama putrinya.Sudah tiga hari, lelaki itu tidak ada kabar. Raisya semakin khawatir. Ia masih ingat dua hari yang lalu suaminya akan menelepon balik kalau sudah waktu luang. Namun malam pun terlewatkan, bahkan pagi juga tidak ada panggilan telepon atau WA masuk ke ponsel Raisya. Ia terbangun karena suara putrinya. Semalam ia tertidur karena capek melamun dan berpikir.Setelah menyelesaikan sarapan dan mengantar putrinya, ia kembali ke rumah. Hari itu, dia tidak ikut bersama teman-temannya hang out seperti biasa. Ia harus membereskan isi rumah yang mulai berantakan. Tanaman-tanamannya pun sudah banyak yang tidak terawat, hingga layu dan kering. Sesekali ia mengecek ponselnya. Yang diharapkan tak kunjung ada kabar. Ia memutuskan, meletakkan kembali ponselnya ke meja yang terletak di teras rumah.Tidak terasa waktu sudah hampir siang.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 43a

    "Ini tidak seperti yang kau kira, Sya. Aku bisa jelaskan.""Apa maksudmu berbicara seperti itu? Siapa wanita ini, Mas?" tanya Sarli dengan ekspresi tidak mengerti."Ya, aku isterinya. Kamu siapa?" jawab Raisya dengan ekspresi menyelidik. Ia menatap wanita di depannya dari atas ke bawah.Tiba-tiba sebuah tamparan keras melekat lagi di pipi lelaki itu. Kali ini, wanita berambut pirang itu yang menamparnya. Napasnya memburu kesal kepada lelaki di sampingnya."Kamu membohongiku, Mas. Kau bilang sendiri bahwa kau seorang duda. Ternyata kau sudah memiliki istri. Dasar pembohong!" Wajah Sarli sudah memerah, malu dan juga marah telah menguasainya. Ia ingin sekali meneriaki lelaki di depannya. Ia merasa telah ditipu oleh lelaki itu. "Duda? Mas?" tatap Raisya ke suaminya dengan ekspresi tidak percaya.Adnan semakin merasa terpojok. Ia sangat bingung harus menjawab apa."Kamu, kenapa merebut suamiku?" tanya Raisya geram. Ia belum puas mendengar jawaban wanita berambut pirang itu."Hei, asal ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 43b

    Karena tidak dipedulikan dan harga dirinya seolah dihinakan, Sarli tidak terima begitu saja. Ia meraih ponselnya dan menghubungi seseorang di balik sambungan telepon. Ia sangat marah. Lelaki berkulit sawo itu mengantar Raisya ke rumah. Namun pertengkaran mereka sepertinya belum selesai. Mereka terus berdebat di atas motor. Adnan merasa nasibnya sangat apes. Maksud hati menyembunyikan Sarli dari Raisya. Namun wanita itu sangat mudah dan cepat mengetahui kebusukan yang disembunyikan. Kalau Adnan diberi pilihan, dia tidak akan memilih salah satu dari keduanya. Adnan tidak ingin melepaskan Raisya, tetapi juga tidak ingin melepas Sarli begitu saja. Sarli merupakan aset baginya setelah mengetahui bahwa wanita itu merupakan putri satu-satunya dari keluarganya. Jelas bahwa wanita itu pewaris tunggal harta kedua orang tuanya. Ia pernah berkunjung ke rumah kedua orang tua Sarli sebelum memutuskan untuk menikahi wanita itu. Kedua orang tuanya memiliki kebun dan ladang sawah berhektar-hektar

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14

Bab terbaru

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 50b

    "Apa maksudmu, Mba? Aku tidak merayu siapapun, apa kau salah orang?" Raisya membelalak. "Tidak usah berlagak tidak tahu. Beberapa hari lalu, aku melihatmu berbicara dengan suamiku di depan rumahmu. Dan aku tidak menyangka suamiku ikut masuk ke rumah ini. Apalagi coba kalau bukan kau ajak ... ih, astaghfirullah ...."Raisya berpikir keras untuk mengingat-ingat. Setahunya tidak ada seorang pun yang dia ajak ke rumah. Mana mungkin? Namun kemudian, dia mulai mengingat sesuatu. "Pak Burhan?""Nah, kau mengetahui namanya. Kau pasti sudah lama mengincarnya 'kan?""Mba, aku tidak pernah merayu suamimu atau apapun yang kau tuduhkan. Beberapa hari yang lalu dia memang ke rumahku karena memperbaiki lampu rumah ini.""Apa? Kenapa kau memintanya, bukan meminta yang lain atau teknisi saja?""Sebenarnya, aku menanyainya alamat atau kontak teknisi, tapi suamimu yang menawarkan sendiri. Katanya, dia juga pengalaman memperbaiki lampu yang rusak. Jadi, aku persilakan. Tidak ada yang lain."Erma, wanit

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 50a

    Di sebuah kamar yang cukup luas, kedua insan itu masih terlibat obrolan serius. Mata mereka belum terpejam. Keduanya masih hanyut, membahas kisah mereka yang dulu. Di dalam hati terdalam, masih ada kekaguman Jihan terhadap lelaki di sampingnya. Tidak terkecuali, Arka. Ketabahannya menunggu, tidak diragukan lagi. "Han!""Iya, Mas." Jihan menoleh ke sisi kanannya. Lelaki itu sedang berbaring sambil menatap langit kamar."Aku ingin bercerita, tapi posisimu terlalu jauh. Apakah kau tidak ingin mendekat? Berbaringlah di sisiku!" ucap Arka dengan seringai senang."Mas!" Pipi Jihan seketika merah merona karena godaan suaminya. "Kenapa? Naya sudah tidur 'kan?" Lelaki bermata tajam itu membalikkan badan dan menghadap ke arah Jihan.Wanita di hadapannya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, karena memang benar putrinya sudah tidur. Arka mendekatkan dan menyandarkan kepala Jihan ke dadanya. Wanita itu hanya patuh dan mengikuti arahan Arka."Mas!" tegur Jihan."Hmm ...."Jihan mendongakkan

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 49b

    Nyonya Assel berbalik. "Siapa yang kau panggil ayah putri kecil? Bukankah Papa ganteng yang berdiri di sampingmu, ayahmu?" tunjuk Nyonya Assel ke Arka."Iya, Nek. Ini Papaku." Alis wanita di depannya seketika tertaut ke atas."Hmmm, aku masih muda, loh. Kok, panggilnya nenek?" ucap Nyonya Assel cemberut. Ia tidak suka dengan panggilan putri kecil di depannya, meskipun itu jujur. Anak sekecil dia mana bisa membedakan usia tua maupun muda. Panggilan itu telah menciderai perawatannya yang sudah ia gelontorkan selama bertahun-tahun. Entah nominalnya sudah tidak bisa dihitung lagi dengan kalkulator, tetapi tiba-tiba dinafikan oleh anak kecil dalam sepersekian detik. "Maaf, Tante.""Nah, gitu dong. Putri kecil yang pintar! Apakah kau mengenal paman ini? Kau memanggilnya apa tadi?""Dia bukan pam- ....""Oh, mungkin anak kecil itu mengira aku seperti papanya. Wajah orang kan hampir banyak yang serupa, tapi tak sama." Sebelum Naya melanjutkan jawabannya, Adnan sudah menyambung, kemudian be

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 49a

    Saat itu, Arka berjalan diapit oleh dua ratu cantik. Di tangan kirinya seorang putri kecil yang sangat menggemaskan, sedangkan di sisi kanannya, wanita anggun yang sedang mengapit lengannya. Mereka terus berjalan beriringan hingga ke singgasana pengantin.Semua mata tertuju ke mereka. Sebuah pemandangan yang sempurna untuk ditonton banyak orang. Mereka tidak menyangka bahwa tamu undangan sudah berdatangan lebih dulu. Padahal acara baru saja dimulai. Lelaki cambang yang duduk bersebelahan dengan Nyonya Assel, seketika membulatkan kedua bola matanya. Ia masih sangsi dengan apa yang dilihatnya. Adnan tidak bisa menafikan bahwa wanita yang berdiri di atas sana ialah mantan istrinya. Ia tidak menyangka Jihan sangat menakjubkan. Jihan sangat cantik bak seorang ratu sehari. Tanpa keraguan dari dasar hatinya. Ia tidak pernah melihat Jihan mengenakan gaun seindah itu. Di mana dia selama ini sehingga belum pernah menyaksikan istri sendiri sangat cantik, bak bidadari? Selama ini, dia hanya

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 48b

    Pagi itu, Adnan bangun dari tidur dan bersiap berangkat ke tempat kerja. Lisa masih bermalas-malasan di kamar karena hari itu bukan jadwalnya bekerja di pagi hari. Jadi, dia masih punya waktu untuk melanjutkan tidur karena semalam menonton serial drama di ponselnya. Sebenarnya, Lisa cukup senang bila kakaknya tinggal bersama di rumah, karena dia sangat takut di rumah sendiri selama sebulan belakangan. Itulah kenapa semalam dia tidak melanjutkan pertanyaannya karena tidak ingin kakaknya berubah pikiran dan kembali ke kosan. "Lisa ... Lis ... Di mana ya, kopi dan gulanya? Sarapan juga tidak ada. Kenapa dapurnya kosong semua?" Adiknya tidak menjawab.Selama sebulan belakangan, Adnan sangat sibuk menyiapkan makanan dan sarapan untuk dirinya sendiri. Padahal dulu, semua sudah tersedia tanpa diminta. Apalagi pakaian, ia harus menyiapkan sendiri segala keperluannya. Bahkan dia harus mencuci sendiri pakaiannya. Adiknya yang diharapkan tidak bisa diandalkan. Terlalu malas. Sudah seminggu,

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 48a

    Setelah dari kantor, Adnan mengendarai motornya menuju rumah kedua orang tuanya. Hampir sekitar sebulan, dia tidak berkunjung ke rumah. Sebelum menuju rumah, dia menyempatkan diri mengunjungi Lisa. Ia memperlambat laju motornya saat mendekati sebuah bangunan dua lantai, kemudian mencari parkiran motor. Setelah menemukan ruang kosong untuk menyimpan motornya, ia bergegas menuju bangunan tersebut. Ia masuk dan menuju lantai atas, tempat di mana para karyawan untuk beristirahat sekaligus berganti pakaian untuk bersiap-siap pulang dan berganti pekerja lain secara shift. Lisa mendapatkan shift pagi. Lantai atas merupakan ruang untuk SPA (Solus Per Aqua), sedangkan lantai bawah untuk Salon. Ya, adiknya bekerja di salon tersebut sebagai cleaning service untuk penebusan utangnya. Selain itu, Lisa tidak punya pilihan untuk bekerja karena Adnan sudah tidak mengirimkan uang lagi padanya. Adnan terus berjalan setelah menaiki tangga terakhir, kemudian berbelok ke kiri. Di ujung jalan ialah ru

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 47b

    "Ya, tau sendiri kan. Dia biang dari semua kegagalan hubungan kalian beberapa tahun silam. Dan kamu tau, gak. Dia juga sangat menyukai Mas Arka. Itulah kenapa dia selalu menghalangimu, pun menjelekkanmu di depan Mas Arka. Bahkan dia pernah memprovokasi Mas Arka. Sekarang dia sedang menerima akibat dari kejahatannya. Dia belum juga menikah sampai sekarang. Dia mengira Mas Arka akan melamarnya. Wanita itu terlalu terobsesi. Seharusnya dia move on dan mulai membuka hati untuk yang lain. Kasian kalau nanti jadi perawan tua.""Mungkin itu sudah jadi pilihannya, Met.""Entahlah! Bagiku, mungkin itu karma.""Mmm ...."Beberapa undangan sudah tersebar, begitu juga untuk keluarga dan kerabat terdekat. Akan tetapi, Jihan tidak tahu kalau undangan untuk alumni sudah disebar juga. Padahal dia sendiri yang berencana akan mengirim ke grup."Han, kita meet up yuk! Udah lama loh, kita tidak mengobrol lagi." Meta menyambung lagi setelah jeda beberapa menit."Okay. Aku juga udah kangen, kita udah lama

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 47a

    Kedua orang dewasa sedang duduk di atas kursi terbuat dari kayu jati minimalis. Mereka berada di dalam ruangan dengan luas sekitar enam belas meter. Di sekitar mereka terdapat meja dan kursi yang sama. Cahaya lampu menyinari sangat lembut dan tidak menyilaukan mata, sehingga membuat pengunjung nyaman. Meskipun di luar sudah pagi, ruangan tersebut tetap menyalakan lampu agar terkesan menyenangkan, sekaligus terlihat elegan dengan cahaya oranye. Wanita yang mereka tunggu pun datang menghampiri mereka, setelah menunggu beberapa menit**Setelah menjelaskan maksud kedatangan mereka, Ibu Anna pulang lebih dulu karena ada beberapa hal yang harus dilakukan. Hal penting baginya bahwa Jihan sudah mengerti dan tidak ada lagi kesalahpahaman. Setidaknya, dia sudah membantu putranya memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi kemarin. "Jangan ditunda apalagi diperlambat. Mama tunggu kabar dari kalian secepatnya." Setelah mengatakan itu, wanita tua tersebut beranjak pergi."Baik, Ma."Arka dan Jihan

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 46b

    Ia melihat sekali lagi bangunan di depannya untuk memastikan bahwa pintu rumah yang dia ketuk adalah rumahnya. Ia mencoba, memanggil nama istrinya, Raisya berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban dari dalam. "Ke mana orang di dalam rumah ini?" tanyanya dalam hati.Adnan memutuskan untuk menunggu di teras depan rumah. Mungkin saja, istrinya sedang keluar bersama putrinya. Hampir sekitar tiga jam, orang yang ditunggu-tunggu belum kunjung datang. Matahari sudah sangat terik. Adnan semakin gelisah dan mulai lapar. Tubuhnya semakin lemas. Hingga malam pun tiba, seorang wanita bersama gadis kecil keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki pagar rumah. Ia menghentikan langkahnya saat melihat seorang lelaki di depan rumahnya. "Raisya! Aku menunggu kalian sejak pagi tadi. Kalian dari mana saja?" Lelaki itu mendongakkan wajahnya. Ia seakan tidak kuat lagi untuk berdiri."Untuk apa kau kembali ke sini? Aku pikir kau sudah mati.""Kamu? kamu mendoakan Mas seperti itu? Ini kan rumahku, jadi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status