Kalingga mengangguk mengiyakan ucapannya sendiri. "Iya, dan sekarang Wildan sedang koma. Dari yang saya dengar kali terakhir, Wildan masih belum sadarkan diri." "Astagfirullah..." Bening tertegun. Tanpa sadar ia langsung menutup mulutnya sendiri dengan kedua tangan. Kalingga memperhatikan ekspresi
Kalingga dan Bening duduk di salah satu kafe yang berada dalam mall tersebut. Kalingga menggeser menu yang disediakan di meja itu kepada Bening. “Silakan, mau pesan apa?” tanya Kalingga. Bening menatap kertas menu yang ada di depan matanya. Ia agak bingung mau memesan apa. Biasanya kalau pergi ke
‘Sialan! Terus gimana caranya aku bikin hubungan mereka berdua renggang?’ batin Susan kesal. Ibunya Wildan menyadari perubahan ekspresi Susan. “Kamu sedih banget ya, San?” Susan memaksakan senyum. “Iya, Tante. Padahal Susan udah berharap banget mau mengamankan kenangan kami.” Itu bohong besar. M
Hari sudah pagi. Semalam, Kalingga benar-benar tidak mengangkat panggilan Bening sama sekali. Pria itu juga tidak balas menelepon Bening atau setidaknya mengirim pesan singkat. Saat baru bangun tadi, Bening langsung mengecek ponselnya, barangkali ada pesan atau riwayat panggilan tak terjawab dari Ka
“Bening, katanya Lingga belum datang, ya?” tanya Bu Rita begitu menghampiri Bening di kamar rias. Bening menggeleng lemah. “Saya kira malah bareng sama Tante dan keluarga. Memangnya Mas Kalingga ke mana?” Bening memang mengganti panggilannya untuk Kalingga di depan Bu Rita karena sempat ditegur Bu
Bening menatap Kalingga dengan kerutan di dahinya. Sementara itu, wajah Kalingga sudah memucat luar biasa. Ia tidak menyangka lidahnya akan terselip nama lain. Bening tidak pernah mendengar nama Maya itu selama bersama dengan Kalingga. Ya, mereka juga baru-baru ini kenal jadi mungkin belum tahu tent
Mahar yang diberikan Kalingga dihias di dalam sebuah kotak akrilik transparan. Ada sebuah kalung emas dengan bandul kalung berbentuk butiran salju, sebuah gelang emas dengan aksen meliuk seperti ombak… atau mungkin air? Entahlah, Bening terlalu takjub dengan itu semua. Selain kotak berisi perhiasan,
Setelah panggilan itu berakhir, Kalingga menghela napas berat. Saat ini dia benar-benar bimbang. Pasalnya, Maya telah kembali ke Indonesia dan wanita itu bahkan telah mendengar kabar pernikahan Kalingga dengan Bening. Maya benar-benar marah besar meski Kalingga telah menjelaskan semuanya. Bahwa ia m
Ekspresi Langit langsung berubah ketika menyadari siapa dokter yang berdiri di depannya. Tatapannya menjadi tajam dan sikapnya berubah dingin. Langit diam saja dan tidak mengatakan apa pun sehingga Dahayu terpaksa buka suara terlebih dahulu. “Apa beliau ibu kamu?” tanya Dahayu dengan raut masam. Da
Untuk season 2 cerita anak pertama Bening-Kalingga (Kisah Sagara Prayudha) kalian bisa cek judul : Dibuang Tamtama Dapat Perwira di KBM juga ya. Sudah tamat. Ini saya mau melanjutkan season 3 tentang Dahayu. Supaya ceritanya tuntas. Hehe .. oke, selamat membaca. * “Cantik, tajir, dokter dari kelu
Selama beberapa waktu terakhir, Wulan dibawa ke dokter kejiwaan untuk pengobatan. Ia sudah mengonsumsi antidepresan selama beberapa waktu terakhir. Sayangnya, kondisi mental Wulan yang tertekan membuatnya mengonsumsi obat itu di atas resep yang diberikan. Ia menjadi kecanduan dan mulai bertingkah di
Kelahiran putera pertama Vina dan Yudha menjadi kebahagiaan tiada tara untuk kedua keluarga. Bening dan Kalingga kaget luar biasa ketika Yudha akhirnya mengabari keesokan harinya. Bapak dan ibunya Vina pun juga dikabari. Mereka langsung bergegas ke rumah sakit untuk melihat kelahiran cucu pertama me
“Vina? bagaimana dengan Vina?” Pas sekali, dokter yang memeriksa Vina keluar. Yudha langsung buru-buru menghampiri dokter itu. “Dokter, bagaimana keadaan istri saya? apakah ada masalah? Dia sakit apa?” “Tenang, Pak. Kami sudah memeriksanya. Silakan anda masuk dulu.” Yudha menatap Irene dan wanita
Bening mengangguk. “Oh gitu… ya udah, manfaatkan waktu berdua kalian sebaik mungkin ya, Mama udah nggak sabar mau gendong cucu.” Yudha dan Vina sontak tersedak ludah sendiri. Bening mengernyit. “Kenapa sih? Kata-kata Mama nggak salah, ‘kan?” “Udah Sayang, jangan digoda terus, kasihan masih penga
Vina terbangun duluan keesokan harinya. Semalam, ia tidak tahu jatuh terlelap pukul berapa, tetapi yang jelas pasti lewat tengah malam. Sekarang, Vina malah terbangun sebelum subuh. Berhubung mereka berada di hotel sekarang, Vina tidak mendengar kumandang azan subuh seperti ketika di rumah. Ia menge
Vina menatap Yudha, dan ekspresi pria itu agak menggelap ketika mengingat kenangan suram tersebut. Wajar saja, sebenarnya. Tidak ada orang di dunia ini yang akan merasa baik-baik saja ketika diselingkuhi. Vina menepuk-nepuk bahu Yudha, dan tanpa aba-aba, Yudha malah langsung menggenggam telapak ta
Melihat Vina diam saja, Yudha menjadi khawatir. Ia tidak mau kalau Vina sampai marah karena merasa dibohongi selama ini. Sungguh, Yudha ingin segera menjelaskan yang sebenarnya, tetapi beberapa hari terakhir sebelum pernikahan mereka, memang Yudha dan Vina sama-sama sibuk, terkhusus Yudha sendiri. S