Bening seketika menggeleng ketika mendengar bahwa ia dituduh selingkuh. Lebih buruk lagi, yang menuduh dirinya selingkuh adalah Wildan. Salah apa sebenarnya Bening kepada Wildan hingga pria itu tega memfitnahnya sekejam ini. Sudah ia diputuskan sepihak dengan alasan yang mengawang tidak jelas, kemud
"Wildan bilang sama Ibu kalau besok dia akan datang ke rumah untuk melamar kamu," jelas ibu Bening. Bening benar-benar syok mendengarnya. "Apa?!" “Kok kamu malah kaget gitu, Ning? Udah syukur Wildan nggak ninggalin kamu padahal kamu sudah selingkuh begitu.” Bening langsung menggeleng kencang. Ia
“Ibu udah ngerasa enakan?” tanya Bening. Ibunya mengangguk lemah. “Ning, kenapa sih kamu nggak mau terima lamaran Wildan? Bukannya itu impian kamu dari dulu, Nak? Ibu inget gimana kamu sering cerita ke Ibu kalau kamu mau jadi ibu Persit.” Bening menghela napas mendengar topik itu lagi. “Ibu nggak
Hah? Bening tidak salah dengar, ‘kan? Kapten Kalingga penyuka sesama jenis? Sebenarnya, hal seperti itu bukan sesuatu yang baru. Bening juga melek dengan informasi yang beredar di semua platform media sosial mengenai fenomena orientasi seksual seperti itu yang semakin buka-bukaan. Di militer yang
“Udah ya Mas, aku muak dengerin semua ocehan kamu. Stop.” Setelah mengatakan itu, tanpa ada pamit atau salam, Bening yang super kesal langsung mematikan panggilannya dengan sepihak. Setelah mematikan panggilan itu, Bening menyandarkan bahunya pada sandaran kursi tunggu rumah sakit. Badannya agak
“Mana ada berubah pikiran selang beberapa hari sejak putus? Mana udah ngajak cewek lain pengajuan nikah pula. Brengsek itu namanya.” Kalingga terkekeh. “Ya kalau soal balikan itu, keputusannya ‘kan ada di kamu. Mau Wildan ngajak kamu balikan ribuan kali, kalau kamu menolak ya hasilnya kalian tidak
Setelah pergi dari rumah Bening, Wildan kembali melihat ponselnya. Benar dugaannya, berderet-deret panggilan tak terjawab datang dari Susan. Pesan-pesan pun memenuhi ponsel Wildan sampai ia geram sendiri melihatnya. Ia benci diganggu, apalagi ketika dirinya sedang ada urusan penting. Tak lama, seb
Susan membelalak. “Jaga ucapan kamu, Mas! Kita melakukannya sama-sama sadar ya!” “Iya, memang secara sadar. Tapi, itu juga karena kamu yang godain aku duluan,” sahut Wildan. “Kamu juga dengan sengaja mendekati orang tuaku supaya mereka lebih dukung kamu daripada Bening.” Jujur saja, kalau menginga
Setelah semua urusan selesai, Langit dan Dahayu akhirnya pulang ke rumah. Karena Dahayu mengendarai mobilnya sendiri, Langit mengikutinya dari belakang dan memastikan wanita itu tidak menghilang dari pengawasannya. Langit langsung menarik Dahayu masuk ke kamar begitu mereka sampai. Dahayu pasrah-p
Sudah dua jam berlalu sejak Langit keluar dari rumah. Dahayu mulai khawatir. Pasalnya, laki-laki itu sama sekali tidak menghubunginya. Pikiran Dahayu mulai tertuju kepada klub malam. Namun, dengan segera dia mengenyahkan kemungkinan itu. “Langit udah berubah. Dia nggak bakalan pergi ke klub malam l
“Ya Allah, beneran, Yu?” Bening sampai tidak percaya mendengarnya. Semua orang di meja makan terlihat tersenyum, terutama ibu Langit yang akhirnya mendapatkan cucu pertamanya. Dahayu malah malu sendiri karena menjadi pusat perhatian. Bening berdiri dari kursinya dan menghampiri Dahayu, memeluk putr
Bibir mereka tidak menempel lama. Karena tiba-tiba Dahayu mendorong Langit dan beringsut menjauh. Wajahnya memerah padam dan jantungnya berdebar tak karuan, tetapi dia justru menolak bertautan dengan Langit. Langit menatap Dahayu dengan kecewa. “Kenapa, Yu? Apa aku salah cium kamu? Aku ‘kan suami k
Buket bunga yang Langit bawa cukup besar. Dahayu sampai kesulitan membawanya dan hampir tidak bisa melihat apa pun. Sementara itu Langit tersenyum kecil melihat Dahayu kewalahan membawa buket itu. Dia mengikuti istrinya memasuki rumah singgah. Ini bukanlah kunjungan pertama Langit ke rumah ini, teta
“Kamu... hamil?” Dahayu mengangguk pelan. Tanpa sadar tangannya berdiam di perutnya sendiri. “Iya, aku hamil. Karena itu, aku mutusin kasih kamu kesempatan. Aku nggak ingin anak ini terlahir tanpa seorang ayah,” ujarnya lirih. Langit menelan ludah, masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Akhirnya, Dahayu berbicara dengan Langit di ruang tunggu rumah sakit. Tidak banyak orang yang berlalu lalang di sekitar sana sehingga mereka bisa berbicara dengan lebih leluasa. Akan tetapi, kehadiran Sagara di antara pasangan suami-istri itu membuat suasana menjadi tegang. Sagara terus memperhatika
Setelah mengetahui dirinya hamil, Dahayu tidak bisa berhenti menangis. Tangannya gemetaran memegangi testpack yang memperlihatkan dua garis biru. Dahayu bingung apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Haruskan Dahayu menyimpan semua ini sendirian ataukah memberiahukannya pada Langit? “Assalamualaik
Begitu tahu ibunya tak sadarkan diri, Langit langsung melarikan ibunya ke rumah sakit. Langit meminta tolong Bi Ikah untuk memegangi ibunya di bangku penumpang belakang. Kepalanya sedang berkecamuk, tetapi Langit harus bisa fokus pada jalanan di depannya demi menghindari kecelakaan. Mobil mewah Lan