Bab 302Handi menatap sosok pria setengah baya yang kini berada tepat di ambang pintu bersama dengan sekretaris pribadinya. Dia lantas bangkit dari kursi dan mempersilahkan pria itu untuk duduk. Awalnya pria yang tak lain adalah pedagang kaki lima itu merasa sedikit takut, namun akhirnya dia memberanikan diri untuk masuk setelah diyakinkan kembali oleh Rosa."Nggak apa-apa, Pak."Handi kembali duduk dan menatap lengkap sosok pria setengah baya itu."Maaf sebelumnya, Pak. Saya hanya ingin menanyakan beberapa hal. Bapak bisa tenang karena saya tidak mungkin berani melakukan sesuatu."Pria itu mengangguk pelan setelah mendengar penuturan Handi.Handi kembali melirik sekretarisnya. Dia butuh kejelasan secepat mungkin karena waktu terus bergulir."Pak, silahkan jelaskan semuanya. Kami akan mendengar secara baik-baik," tutur Rosa, dia menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyum tipis.Meski ada sedikit keraguan, pria itu mulai membuka mulutnya perlahan."Tepat 5 hari yang lalu, di sekita
Bab 303Handi kembali mencoba menghubungi istrinya. Tak perlu lama jadi panggilan telah terhubung dan dia bisa mendengar suara istrinya yang begitu sendu."Mas," lirihnya.Handi menggigit bibir bawahnya. "Ti, apa ada perkembangan lainnya lagi?""Belum ada, Mas. Bahkan sampai saat ini, tak ada tanda-tanda apapun. Mas, apa sebaiknya kita lapor polisi aja?"Siti sangat frustasi karena wanita itu juga tak memiliki pilihan lain kecuali melaporkan hal ini pada polisi dan berharap masalah akan segera selesai karena rasanya tak mungkin jika dia terus menyerahkan semua pekerjaan pada petugas kebun binatang dan para guru.Handi menghela napas perlahan. Jujur saja saat ini dia merasa sangat bingung karena rasanya semua masalah menimpanya bertubi-tubi.Handi tak pernah tahu bahwa dia harus mengalami hal baik seperti ini."Ti, Mas akan coba untuk meminta tolong pada polisi. Kamu pulang aja sama Sumi.""Tapi, Mas …""Tolong dengarkan aku kali ini, Ti. Aku yakin semuanya akan segera menemukan titik
Bab 304Siti perlahan masuk ke dalam rumah bersama dengan Sumi. Bi Yati bergegas keluar karena dia juga sudah mendengar hilangnya Putri dari Tatang."Siti," panggilnya lirih.Mata wanita paruh baya itu terlihat berkaca-kaca. Siti yang melihatnya jadi ikut terbawa suasana. Tapi dia harus terlihat tegar di mata orang lain.Tatapan Bi Yati kini beralih menatap ke arah rekan kerjanya dengan pandangan nyalang karena dia merasa sedikit kecewa.Dia lantas menghadiahi sebuah pukulan di bahu Sumi. "Kamu ini kok bisa teledor banget, Sum?!""Aduh, Bi! Sakit," keluhnya.Tapi Bi Yati tak berniat sedikitpun untuk menghentikan pukulannya karena dia sudah merasa terlanjur kecewa. Sumi padahal sempat berjanji untuk menjaga Putri, namanya tanya dia telah lalai dan membuat gadis kecil itu menghilang."Bibi 'kan udah mewanti-wanti kamu supaya tetap fokus. Apa kamu main sendirian? Apa kamu keluyuran, hah?!"Sumi menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Bibi salah paham! Aduh," keluhnya lagi.Tapi Siti denga
Bab 305Mata kedua rekan kerja Siti itu kini tampak membulat dengan sempurna. Perkataan wanita itu telah berhasil membuat mereka semua merasa kaget."Gimana kamu bisa seyakin ini, Ti?"Bagaimanapun seseorang yang kemungkinan besar menculik Putri adalah orang terdekat. Walau Adi selama ini memang menjadi buronan dan pria itu selalu berhati-hati agar tak ditemukan oleh polisi, namun tetap saja tak menembus kemungkinan bahwa dia memang menculiknya."Sebenarnya waktu aku baru saja pulang dari rumah sakit dan tahu soal kehamilanku, Mas Adi ada di seberang jalan. Aku memang nggak terlalu yakin waktu itu, Bi. Dia berpenampilan cukup aneh.""Astaghfirullah," ujar Sumi dan Bi Yati bersamaan."Apa kamu nggak menceritakannya sama Pak Handi?""Aku udah menceritakan semuanya, Bi. Selama beberapa hari aku juga terus memikirkannya. Tapi nyatanya saat itu tak terjadi apapun dan kami akhirnya memutuskan untuk tak lagi memikirkan hal-hal aneh."Entah mengapa kini dia menyesali keputusannya untuk mengab
Bab 306Mata Siti seketika memulai dengan sempurna setelah mendengar penuturan suaminya. Kecurigaannya semakin besar setelah mengetahui hal yang begitu mengejutkan ini."Mas …apa mungkin dugaan kita benar?"Handi diam sejenak tapi pria itu juga memikirkan hal yang sama seperti istrinya."Ti, untuk saat ini aku masih belum bisa memberikan jawaban apapun dan pihak polisi juga tengah berusaha untuk menyelidiki karena bisa saja hal ini memang berhubungan dengan Adi. Jika itu memang benar maka pihak kepolisian akan mengerahkan beberapa anggotanya juga untuk menangkap buronan."Siti menggigit bibirnya erat-erat. Mau sampai kapan dia harus menunggu?"Mas, kalau benar dia yang menculiknya …Putri bisa saja dalam keadaan yang buruk karena pria itu sangat tega pada anaknya sendiri."Pria itu bisa merasakan kekhawatiran dari nada bicara istrinya."Jangan pikiran buruk lebih dulu dan kita harus tetap mencoba yang terbaik demi Putri."Siti hanya bisa diam. Dua rekan kerjanya yang ikut mendengarkan
Bab 307"Rumah ini dijual?"Wanita setengah baya itu kembali menganggukkan kepalanya. "Iya, Mas. Tapi sayangnya sampai sekarang rumah ini masih belum kebeli juga karena mungkin harganya terlalu tinggi," lanjutnya.Handi terdiam. Bagaimana bisa kemungkinan ini terjadi secara bersamaan?Retno bisa saja tertuduh wanita itu memang bekerjasama dengan anaknya. Walaupun kejadian saat ini masih belum jelas.Tapi kepergian wanita paruh baya itu telah berhasil membuat kecurigaan kembali muncul di dalam benak Handi dan para pihak kepolisian.Handi kembali melirik ke arah wanita setengah baya yang sempat memberikan sedikit informasi mengenai Retno."Apa Ibu punya nomor kontak Bu Retno yang bisa dihubungi?"Wanita itu menggelengkan kepalanya dengan cepat karena dia memang tak memiliki hubungan yang dekat dengan keluarga Adi."Kayaknya nggak ada yang punya, Mas. Setelah masalah yang terjadi, hampir semua orang di sekitar sini menjauhi mereka. Emangnya ada apa, Mas? Kok rombongan kesini? Sama polisi
Bab 308Siti mengusap wajahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Dia lantas segera berdoa dan meminta semua hal yang ada di dalam hatinya."Ya Allah … berikanlah petunjuk keberadaan Putri dan lindungilah anakku. Ya Allah …mungkin hamba memang tidak pantas meminta hal sebesar ini, tapi hamba benar-benar berharap permintaan hamba ini bisa dikabulkan, aamiin."Meski sejak tadi dia mencoba untuk menahan tangis ketika tengah beribadah, kini air matanya mulai meluncur dan membasahi pipi begitu saja.Siti hanyut dalam rasa sakit yang sejak lama ditahannya. Wanita itu lantas bersimpuh di atas sajadah dan menangis jadi-jadinya.Mungkin dia masih bisa bertahan ketika ujian yang diberikan mengarah padanya. Namun ketika ujian tersebut jatuh pada Putri, entah mengapa hatinya hancur berkeping-keping."Ya Allah, ampunilah hamba …"Ketika tengah menangis wanita itu perlahan mulai mendengar deru suara mesin mobil yang berhenti tepat di depan halaman rumahnya. Dia memicingkan matanya sejena
Bab 309Sumi bergegas berlari menuju ke arah tangga dan ternyata secara kebetulan majikannya itu belum masuk ke dalam kamar."Mbak!"Teriakan wanita itu telah berhasil membuat dua orang yang tengah berjalan menoleh secara bersamaan.Handi terlihat mengerutkan keningnya. Begitu juga dengan Siti."Sum, ada apa?"Napas Sumi terengah-engah memburu naik turun dan wanita itu berjalan mendekat."Mbak, a-aku kayaknya melupakan sesuatu."Siti mengerutkan keningnya karena masih tak mengerti dengan maksud perkataan Sumi."Mbak, aku ingat samar-samar kalau pas pergi ke kebun binatang itu Putri kelihatan celingukan seolah tengah mencari seseorang."Mata Siti terbelalak kaget, begitu juga dengan suaminya."Apa? Kenapa kamu nggak mengatakan ini dari awal, Sum?"Sumi juga lupa untuk mengatakan hal itu karena dia pikir bukanlah sesuatu yang penting. Tapi setelah dipikirkan lagi itu rasanya sangat aneh."Ma-maaf, Mbak."Siti menghela napas berat. Sebenarnya apa yang telah terjadi sekarang?Wanita itu s
EndingAdi berlari sejauh mungkin ketika pria itu menyadari ada sebuah mobil yang sejak tadi mengikutinya dari belakang."Sial! Masa aku gagal lagi?!"Putri terlihat sangat ketakutan dan gadis kecil itu juga kelelahan karena sejak tadi ditarik dengan paksa oleh Adi. Mereka berdua terus berlari tanpa memperhatikan apapun.Handi menginjak pedal gasnya dan mengemudikan mobilnya jauh lebih cepat dari biasanya ketika melihat sosok Adi. Kemarahan yang ada di dalam hatinya itu semakin memuncak ketika melihat pria itu menarik anaknya."Aku nggak akan pernah melepaskanmu Adi!" Dengan cepat, dia langsung mengerem mobilnya ketika berada tepat di hadapan Adi dan berhasil menghadangnya.Adi terjatuh karena terkejut. Begitu juga dengan Putri. Handi tanpa basa-basi langsung keluar dari mobilnya, dia berjalan mendekat dengan perasaan yang begitu marah."Kamu sudah sangat keterlaluan dan melewati batas dari kesabaranku, Adi. Kamu sudah berani mengusik keluargaku!"Adi tercengang dan merasakan nyalinya
Bab 326Setelah Eva berhasil diamankan oleh polisi, Siti berlalu pergi untuk menemui mantan ibu mertuanya. Wanita itu telah mendapatkan kabar dan juga bukti begitu banyak dari sang suami bahwa sebenarnya orang-orang terdekatnya terlibat soal anaknya yang menghilang.Siti tak ingin diam saja. Selama suaminya kini berjuang untuk menemukan anaknya, dia akan menangkap orang-orang yang terlibat dari masalah ini.Sumi dan Bi Yati yang ikut menemani juga merasa kaget karena Siti terlihat begitu berubah seolah menjadi wanita lain."Mbak," panggil Sumi dengan perasaan yang sedikit takut.Siti tampak menoleh sekilas dan wanita itu tersenyum tipis seolah memberikan kode bahwa dia baik-baik saja."Ti, Bibi harap masalah ini segera selesai dan Putri bisa ditemukan dalam keadaan yang baik-baik saja."Siti menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku juga berharap begitu, Bi. Aku tidak akan diam saja jika ada satu luka di kulit Putri."Hanya butuh waktu sekitar 10 menit saja hingga wanita itu sampai tepat
Bab 325Handi dan Selina telah masuk ke rumah dan mendapati keadaan yang begitu berantakan. Mereka lantas berkeliling untuk mencari bukti lebih banyak.Handi menemukan seragam sekolah anaknya dan pria itu bisa yakin bahwa wanita yang sempat memberikan informasi itu tak berbohong sama sekali.Selina menghela napas perlahan. "Maaf, Pak. Sepertinya karena tindakan saya yang terlalu ceroboh, Adi jadi kabur begitu saja dan membawa semua bukti-buktinya."Handi terdiam. Tiba-tiba saja dia mendengar suara ponsel yang berdering.Dua orang yang tengah ada di dalam ruang tamu itu tampak menoleh dengan terkejut. Mereka kini berusaha untuk menemukan ponsel yang berdering karena sadar itu bukan milik dari mereka masing-masing.Selina menyingkirkan salah satu bantal dan menemukan ponsel. Dia sadar kalau ini adalah milik Adi."Pak, saya menemukannya! Ini ponsel milik Adi dan sepertinya karena terburu-buru dia jadi meninggalkannya."Handi dengan cepat langsung merebutnya. "Ini ... darimana dia bisa me
Bab 324Handi telah sampai di tempat yang baru saja dikatakan oleh sosok wanita misterius. Dia juga telah menghubungi pihak kepolisian untuk ikut datang.Pria itu bergegas turun sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Padahal sosok wanita itu mengajaknya bertemu di tempat ini, tapi dia tak melihat sosoknya sama sekali."Apa jangan-jangan wanita itu hanya berbohong dan mencoba untuk mengecohku?"Dia merasa takut kalau informasi yang sempat didengarnya itu hanyalah palsu dan membuatnya jadi terkecoh hingga tak jadi pergi ke kantor polisi.Handi mengusap wajahnya dengan kasar. Dia merasa kesal dan berniat untuk kembali masuk ke dalam mobilnya. Tapi sayup-sayup telinganya mendengar suara rintihan seorang perempuan. Dia lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling lagi dan memicingkan matanya ketika melihat sosok wanita yang ada di kejauhan tergeletak di jalanan."Itu ... Hah? Jangan-jangan itu dia!"Tanpa basa-basi sedikit pun dia langsung berlari mendekat. Dilihatnya sosok wanita ya
Bab 323Selina dengan cepat langsung pergi keluar meski rencana awalnya tak berhasil. Tapi wanita itu akan tetap berusaha untuk menyelamatkan Putri.Wanita itu bergegas pergi ke salah satu tempat yang cukup sepi agar bisa menelepon dengan nyaman.Wanita itu meraih salah satu ponsel rahasia miliknya dan langsung mencoba untuk menelepon seseorang. Cukup lama hingga panggilannya itu akhirnya diangkat."Halo, siapa ini?""Pak, saya yakin anda tahu. Beberapa kali saya mencoba untuk mengirimkan bukti-bukti mengenai kejahatan Adi dan Yayuk.""Kamu ...""Ya, benar. Tapi ada hal lain yang jauh lebih penting. Putri, anak anda diculik."Mata pria yang ada di ujung telepon sana tampak terbelalak kaget. Dia yang tengah mengemudikan mobilnya itu sontak langsung mengerem secara mendadak."Bagaimana kau tahu soal anakku yang diculik?" Tak bisa dipungkiri saat ini dia merasa sangat curiga.Selina menghela napas berat. "Ini tak penting sama sekali. Tapi saya tahu di mana keberadaan Putri dan jika Bapa
Bab 322Handi bergegas meraih jaketnya setelah pria itu mendapatkan panggilan penting dari pihak kepolisian.Siti yang tengah duduk itu sontak langsung menatap suaminya dengan tatapan heran."Mas, kamu mau pergi ke mana?"Pria itu tampak menoleh dan diam sejenak. "Mas akan pergi ke kantor polisi karena tadi baru saja mendapatkan panggilan dan katanya ada sedikit titik terang mengenai keberadaan Putri."Mata Siti seketika terbelalak lebar setelah mendengar penjelasan suaminya. "Apa benar, Mas? Kalau begitu aku juga ikut denganmu."Pria itu dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. "Kamu di rumah aja, Ti. Biar Mas yang akan menyelesaikan semua masalah ini."Pri itu tahu dengan jelas kalau kondisi tubuh istrinya sedang tak baik-baik saja sebab wanita itu terus saja memikirkan berbagai kemungkinan buruk mengenai Putri. Dia tak ingin membuat suasana jadi jauh lebih buruk.Siti merasa sedikit kecewa karena takut ijinkan untuk ikut pergi ke kantor polisi. Namun wanita itu juga tak bisa
Bab 321Siti menoleh ke arah suaminya dengan cepat. "Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, Mas?""Tenang dulu." Pria itu lantas mengulurkan segelas air putih pada istrinya. Siti dengan cepat langsung meminumnya, namun dia tetap saja merasa khawatir."Mas, kita nggak mungkin diam saja seperti ini. Apa yang diinginkan oleh penculik? Uang? Berapa banyak? A-aku punya uang jadi--""Stop, Siti!" Wanita itu langsung diam. Dia yang tadinya tengah merasa sangat kebingungan itu kini perlahan mulai menangis. Dia benar-benar hampir gila karena masalah ini.Handi dengan cepat langsung memeluk agar bisa menenangkannya."Ti, tenang ... kita akan cari solusinya sama-sama."Baik Sumi, Bi Yati, Tatang dan Dadang bisa merasakan kesedihan yang begitu mendalam di sepasang suami istri ini.Padahal mereka belum lama menikah namun telah dipertemukan oleh banyak masalah yang berat dan juga rumit.Setelah merasa istrinya sedikit tenang, pria itu langsung melepaskan pelukannya. Dia kembali beralih menatap
Bab 320Siti melipat mungkin ada juga sajadahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Matanya terlihat begitu sembab karena sampai sore ini pun masih belum ada kabar mengenai keberadaan anaknya.Namun dia tak ingin larut dalam kesedihan dan wanita itu akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Dia tak mungkin membuat orang-orang di rumah ini merasa khawatir terus menerus padanya.Perlahan wanita itu mulai menapaki tangga setelah keluar dari kamarnya. Tapi entah mengapa dia merasakan atmosfer yang cukup berbeda seolah-olah semua orang yang ada di rumah ini tengah merasa tegang.Siti mengerikan pening ketika melihat sosok suaminya kini berada tepat di ruang tamu. Sumi dan Bi Yati juga ada di sana. Bahkan Tatang dan Dadang juga secara kebetulan berada tepat di dalam rumah."Ada apa ini?"Suara Siti telah berhasilkan mengejutkan semua orang dan mereka kini terlihat sangat kikuk.Siti semakin merasa heran, dia mendekat sambil mengerutkan keningnya."Kok malah pada diem aja? A
Bab 319Selina membuka pintu kamarnya dan benar saja, pria yang tak lebih dari benalu itu kini masih tertidur lelap seolah dia tak pernah melakukan kesalahan apapun.Selina menghela napas berat. Apa dia tak sadar kalau belum memberi makan anaknya sendiri?Dia masih tak menyangka karena ada sosok ayah yang begitu tega seperti Adi.Namun marah-marah seperti ini juga tak ada gunanya sama sekali karena pria itu tak mungkin mau mendengarkannya. Dibandingkan harus meluangkan waktu untuk marah-marah, dia memutuskan untuk segera pergi ke lemari bajunya dan mencari pakaian yang pas dikenakan Putri.Cukup lama dia berkutat untuk mencari pakaian, namun tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan berhasil membuatnya terpekik kaget."Kamu kaget, ya?" suara berat seorang pria telah berhasil menggetarkan gendang Selina.Wanita itu kini tampak tersenyum kikuk. "Ah, Mas ... kamu kenapa malah ngagetin aku, sih?"Adi hanya diam. Pria itu merasa seolah-olah berada di awan karena memili