Bab 278Adi menghela nafas perlahan setelah mendapatkan pertanyaan dari Eva karena saat ini isu kepalanya bahkan terus berputar setelah mendapatkan kabar tentang mantan istrinya yang hamil."Boro-boro mikirin rencana baru, Va. Kepalaku sekarang rasanya sakit!"Eva yang mendengar hal itu tentu saja merasa heran sekaligus penasaran. Tapi ada rasa kesal yang justru membuatnya jauh lebih marah karena Adi telah lalai dengan janjinya sendiri."Jangan egois, Di! Kamu sendiri yang bilang padaku akan merencanakannya, bukan?"Eva tak ingin mendapatkan alasan lagi karena dia tak sabar untuk menyaksikan kehancuran sepupunya. Bagaimanapun juga dia tak akan menyerah sama sekali sebelum benar-benar bisa membuat hidup sepupunya itu jauh lebih berantakan dan Siti mengemis sambil berlutut di hadapannya.Adi mengusap wajahnya dengan kasar. Eva tak sabaran dan wanita itu sangat keras kepala."Kamu tahu nggak berita terbaru mengenai Siti, hah? Dia sekarang sedang hamil!"Mata Eva seketika membulat dengan
Bab 279Siti terbangun ketika wanita itu merasa sedikit lapar. Dia mengedipkan matanya beberapa kali sebelum kesadarannya boleh sepenuhnya.Entah berapa lama dia tertidur, tapi tubuhnya kini terasa jauh lebih enteng dan juga bertenaga dari sebelumnya.Pandangan matanya beralih menatap ke arah jam dinding dan ternyata dia telah tertidur selama 2 jam lamanya.Perlahan wanita itu lantas bangun dan duduk di sisi ranjang. Suara gemericik air yang berasal dari kamar mandi telah berhasil membuatnya tertarik. Dari balik pintu sana terlihat siluet seorang pria berdiri di bawah shower yang mengalir.Siti tertegun sejenak ketika wanita itu tiba-tiba membayangkan tubuh suaminya tanpa sehelai benang pun. Pipinya mulai merona dan dia merasa malu secara bersamaan ketika mengingat malam-malam panas serta intim pernah dihabiskannya bersama dengan sang suami tercinta.Tanpa sadar shower kini telah dimatikan dan sosok pria menyembul dari balik pintu dengan handuk kecil yang melilit tepat di pinggangnya.
Bab 280Selama beberapa hari ini, Siti sengaja berada di rumah dan semua orang mencoba untuk mencegah wanita itu melakukan hal berat.Untungnya Siti menurut dan terlalu banyak bertanya. Wanita itu justru merasa senang karena mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya.Tapi masih ada pikiran janggal di dalam kepalanya ketika wanita itu kembali mengingat momen saat dia berada di rumah sakit dan sempat melihat sosok pria yang sangat mirip dengan mantan suaminya.Perasaan itu kembali membuatnya merasa gelisah dan Siti dilanda rasa cemas setiap kali wanita itu tertidur. Tak jarang dia mengalami mimpi buruk dan berakhir harus terbangun di malam hari dengan nafas terengah-engah karena ketakutan.Untungnya sang suami membantunya dengan baik dan pria itu langsung memeluk erat Siti.Pagi ini, Siti kembali beraktifitas dan ikut membantu untuk menyiapkan sarapan karena wanita itu merasa jauh lebih sehat dari biasanya. Dia juga tak suka berdiam diri di dalam kamar. Sekali dia memang berm
Bab 281Putri menganggukan kepalanya dengan cepat. "Iya, Yah. Tapi siapa yang nemenin Putri ke kebun binatang nanti?"Gadis kecil itu tentu saja paham akan kondisi ibunya yang saat ini tak diperbolehkan untuk pergi terlalu jauh. Siti juga jauh lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah dan wanita itu menyerahkan semua pekerjaan berat pada Sumi atau Bi Yati.Siti yang baru saja selesai memasak itu lantas melepas celemeknya dan membawa hasil masakannya ke ruang makan. Dia meletakkannya perlahan ke atas meja dan berbalik menatap lekat putrinya."Ibu bisa temenin, kok."Handi menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Kamu di rumah aja, Ti. Biar Mas aja."Siti mengerutkan keningnya karena wanita itu tahu dengan jelas bahwa suaminya juga bekerja dan pastinya pria itu disibukkan oleh berbagai macam pekerjaan di kantor."Tapi Mas pasti punya pekerjaan di kantor, kan? Menemani Putri sama saja mengabaikan pekerjaan kantor dan para karyawan pasti akan mempertanyakan alasan atasan mereka sela
Bab 282Siti menatap kereta besi yang kini mulai menjauh dan perlahan hilang dari pandangannya. Wanita itu hanya bisa tersenyum tipis ketika mengingat peringatan yang baru saja diberikan oleh suaminya. Dia justru merasa senang karena mendapatkan perhatian seperti ini dari Handi. Pria itu tampaknya benar-benar mencintainya dengan tulus dan selalu mengkhawatirkannya.Jauh berbeda dengan mantan suaminya dulu."Astaghfirullah," lirihnya sambil menggelengkan kepala dengan cepat agar bisa mengusir pikiran aneh yang sempat hinggap.Entah mengapa secara mendadak tiba-tiba dia mengingat kembali mantan suaminya dan perlakuan buruk yang pernah dilakukan oleh Adi.Padahal Siti seharusnya sudah melupakan itu semua karena sudah berlalu dan waktu kini berganti. Tapi secara mendadak diingatnya kembali dan hatinya pun terasa sakit.Entah mengapa akhir-akhir ini dia tak bisa merasa tenang sama sekali karena masih mengingat tentang kejadian yang sempat terjadi di rumah sakit.Selama beberapa hari belaka
Bab 283Handi menatap dekat sosok sang sekretaris dengan pandangan tak percaya."Apa kamu serius?"Rosa menganggukan kepalanya dengan cepat karena rasanya tak mungkin jika wanita itu berbohong mengenai informasi sepenting ini."Saya mengatakan yang sebenarnya, Pak. Walau memang menurut pengakuan dari orang yang berada di sekitar kantor itu masih bisa diragukan karena rasanya tak mungkin jika seorang buronan berani berada di sekitar tempat yang telah berhasil membuatnya masuk ke dalam penjara."Handi kembali terdiam setelah mendengar hal itu karena Rossa mengatakan hal yang benar. Rasanya cukup aneh dan Adi tak mungkin melakukan tindakan bodoh seperti itu. Namun dia juga tahu dengan jelas bahwa pria yang telah kabur dari penjara itu memiliki berbagai pikiran buruk di dalam kepalanya dan bisa melakukan apapun.Rosa yang melihat wajah atasannya itu tampak serius tentu saja merasa khawatir."Pak, apa tidak sebaiknya kita melaporkan hal ini pada pihak kepolisian agar berjaga di sekitar kan
Bab 284Tubuh Putri yang tengah berjongkok itu tampak bergetar ketakutan. Gadis itu perlahan mulai menoleh dan seketika matanya tampak membulat dengan sempurna ketika melihat sosok pria yang kini terlihat menyeringai.Adi langsung berjongkok tepat di samping putrinya dan membelai wajah gadis kecil itu dengan lembut. Pria itu sengaja mengenakan pakaian yang cukup tertutup agar tak ditemukan orang-orang yang telah mencari keberadaannya."Putri kenapa malah kelihatan ketakutan seperti itu? Apa Putri nggak kangen sama Ayah?"Jantung gadis kecil itu kini berdetak semakin kencang karena selama ini dia tak pernah diperlakukan baik oleh Adi. Pria itu bahkan telah mengukirkan luka yang cukup dalam di hati Putri."A-ayah kenapa bisa ada di sini?"Adi menarik sudut bibirnya tipis. Dia menatap lekat sosok gadis yang masih berada tepat di sampingnya dan mencoba untuk bersikap lembut."Ayah kangen sama Putri," lirihnya.Putri jatuh terduduk dengan keterkejutan karena dia masih tak percaya dengan se
Bab 285Putri menatap bepergian sosok pria yang sempat membuatnya tersentuh itu. Dia tak menyangka akan bertemu kembali dengan ayahnya setelah sekian lama. Apalagi pria itu telah membuat image yang cukup buruk di dalam ingatannya.Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dengan keras dan membuat gadis kecil itu menoleh."Ketemu! Putri, sekarang kamu yang jaga!"Putri terdiam karena gadis kecil itu tak lagi bersemangat untuk melanjutkan permainan. Isi kepalanya masih berputar tentang kalimat yang sempat didengarnya dari mulut sang ayah.Di waktu yang bersamaan,Adi merasa menang karena pria itu telah berhasil mendapatkan kepercayaan Putri dan tampaknya gadis kecil itu juga sedikit iba padanya.Tak bisa dipungkiri dia merasa sangat senang karena rencana awalnya telah berhasil dan dari sinilah dia akan berusaha untuk menyusup kembali ke dalam kehidupan mantan istrinya agar bisa membuat wanita itu merasakan pahitnya kehilangan.Sebenarnya dia tak ingin bertindak sejauh ini jika saja mantan i
EndingAdi berlari sejauh mungkin ketika pria itu menyadari ada sebuah mobil yang sejak tadi mengikutinya dari belakang."Sial! Masa aku gagal lagi?!"Putri terlihat sangat ketakutan dan gadis kecil itu juga kelelahan karena sejak tadi ditarik dengan paksa oleh Adi. Mereka berdua terus berlari tanpa memperhatikan apapun.Handi menginjak pedal gasnya dan mengemudikan mobilnya jauh lebih cepat dari biasanya ketika melihat sosok Adi. Kemarahan yang ada di dalam hatinya itu semakin memuncak ketika melihat pria itu menarik anaknya."Aku nggak akan pernah melepaskanmu Adi!" Dengan cepat, dia langsung mengerem mobilnya ketika berada tepat di hadapan Adi dan berhasil menghadangnya.Adi terjatuh karena terkejut. Begitu juga dengan Putri. Handi tanpa basa-basi langsung keluar dari mobilnya, dia berjalan mendekat dengan perasaan yang begitu marah."Kamu sudah sangat keterlaluan dan melewati batas dari kesabaranku, Adi. Kamu sudah berani mengusik keluargaku!"Adi tercengang dan merasakan nyalinya
Bab 326Setelah Eva berhasil diamankan oleh polisi, Siti berlalu pergi untuk menemui mantan ibu mertuanya. Wanita itu telah mendapatkan kabar dan juga bukti begitu banyak dari sang suami bahwa sebenarnya orang-orang terdekatnya terlibat soal anaknya yang menghilang.Siti tak ingin diam saja. Selama suaminya kini berjuang untuk menemukan anaknya, dia akan menangkap orang-orang yang terlibat dari masalah ini.Sumi dan Bi Yati yang ikut menemani juga merasa kaget karena Siti terlihat begitu berubah seolah menjadi wanita lain."Mbak," panggil Sumi dengan perasaan yang sedikit takut.Siti tampak menoleh sekilas dan wanita itu tersenyum tipis seolah memberikan kode bahwa dia baik-baik saja."Ti, Bibi harap masalah ini segera selesai dan Putri bisa ditemukan dalam keadaan yang baik-baik saja."Siti menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku juga berharap begitu, Bi. Aku tidak akan diam saja jika ada satu luka di kulit Putri."Hanya butuh waktu sekitar 10 menit saja hingga wanita itu sampai tepat
Bab 325Handi dan Selina telah masuk ke rumah dan mendapati keadaan yang begitu berantakan. Mereka lantas berkeliling untuk mencari bukti lebih banyak.Handi menemukan seragam sekolah anaknya dan pria itu bisa yakin bahwa wanita yang sempat memberikan informasi itu tak berbohong sama sekali.Selina menghela napas perlahan. "Maaf, Pak. Sepertinya karena tindakan saya yang terlalu ceroboh, Adi jadi kabur begitu saja dan membawa semua bukti-buktinya."Handi terdiam. Tiba-tiba saja dia mendengar suara ponsel yang berdering.Dua orang yang tengah ada di dalam ruang tamu itu tampak menoleh dengan terkejut. Mereka kini berusaha untuk menemukan ponsel yang berdering karena sadar itu bukan milik dari mereka masing-masing.Selina menyingkirkan salah satu bantal dan menemukan ponsel. Dia sadar kalau ini adalah milik Adi."Pak, saya menemukannya! Ini ponsel milik Adi dan sepertinya karena terburu-buru dia jadi meninggalkannya."Handi dengan cepat langsung merebutnya. "Ini ... darimana dia bisa me
Bab 324Handi telah sampai di tempat yang baru saja dikatakan oleh sosok wanita misterius. Dia juga telah menghubungi pihak kepolisian untuk ikut datang.Pria itu bergegas turun sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Padahal sosok wanita itu mengajaknya bertemu di tempat ini, tapi dia tak melihat sosoknya sama sekali."Apa jangan-jangan wanita itu hanya berbohong dan mencoba untuk mengecohku?"Dia merasa takut kalau informasi yang sempat didengarnya itu hanyalah palsu dan membuatnya jadi terkecoh hingga tak jadi pergi ke kantor polisi.Handi mengusap wajahnya dengan kasar. Dia merasa kesal dan berniat untuk kembali masuk ke dalam mobilnya. Tapi sayup-sayup telinganya mendengar suara rintihan seorang perempuan. Dia lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling lagi dan memicingkan matanya ketika melihat sosok wanita yang ada di kejauhan tergeletak di jalanan."Itu ... Hah? Jangan-jangan itu dia!"Tanpa basa-basi sedikit pun dia langsung berlari mendekat. Dilihatnya sosok wanita ya
Bab 323Selina dengan cepat langsung pergi keluar meski rencana awalnya tak berhasil. Tapi wanita itu akan tetap berusaha untuk menyelamatkan Putri.Wanita itu bergegas pergi ke salah satu tempat yang cukup sepi agar bisa menelepon dengan nyaman.Wanita itu meraih salah satu ponsel rahasia miliknya dan langsung mencoba untuk menelepon seseorang. Cukup lama hingga panggilannya itu akhirnya diangkat."Halo, siapa ini?""Pak, saya yakin anda tahu. Beberapa kali saya mencoba untuk mengirimkan bukti-bukti mengenai kejahatan Adi dan Yayuk.""Kamu ...""Ya, benar. Tapi ada hal lain yang jauh lebih penting. Putri, anak anda diculik."Mata pria yang ada di ujung telepon sana tampak terbelalak kaget. Dia yang tengah mengemudikan mobilnya itu sontak langsung mengerem secara mendadak."Bagaimana kau tahu soal anakku yang diculik?" Tak bisa dipungkiri saat ini dia merasa sangat curiga.Selina menghela napas berat. "Ini tak penting sama sekali. Tapi saya tahu di mana keberadaan Putri dan jika Bapa
Bab 322Handi bergegas meraih jaketnya setelah pria itu mendapatkan panggilan penting dari pihak kepolisian.Siti yang tengah duduk itu sontak langsung menatap suaminya dengan tatapan heran."Mas, kamu mau pergi ke mana?"Pria itu tampak menoleh dan diam sejenak. "Mas akan pergi ke kantor polisi karena tadi baru saja mendapatkan panggilan dan katanya ada sedikit titik terang mengenai keberadaan Putri."Mata Siti seketika terbelalak lebar setelah mendengar penjelasan suaminya. "Apa benar, Mas? Kalau begitu aku juga ikut denganmu."Pria itu dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. "Kamu di rumah aja, Ti. Biar Mas yang akan menyelesaikan semua masalah ini."Pri itu tahu dengan jelas kalau kondisi tubuh istrinya sedang tak baik-baik saja sebab wanita itu terus saja memikirkan berbagai kemungkinan buruk mengenai Putri. Dia tak ingin membuat suasana jadi jauh lebih buruk.Siti merasa sedikit kecewa karena takut ijinkan untuk ikut pergi ke kantor polisi. Namun wanita itu juga tak bisa
Bab 321Siti menoleh ke arah suaminya dengan cepat. "Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, Mas?""Tenang dulu." Pria itu lantas mengulurkan segelas air putih pada istrinya. Siti dengan cepat langsung meminumnya, namun dia tetap saja merasa khawatir."Mas, kita nggak mungkin diam saja seperti ini. Apa yang diinginkan oleh penculik? Uang? Berapa banyak? A-aku punya uang jadi--""Stop, Siti!" Wanita itu langsung diam. Dia yang tadinya tengah merasa sangat kebingungan itu kini perlahan mulai menangis. Dia benar-benar hampir gila karena masalah ini.Handi dengan cepat langsung memeluk agar bisa menenangkannya."Ti, tenang ... kita akan cari solusinya sama-sama."Baik Sumi, Bi Yati, Tatang dan Dadang bisa merasakan kesedihan yang begitu mendalam di sepasang suami istri ini.Padahal mereka belum lama menikah namun telah dipertemukan oleh banyak masalah yang berat dan juga rumit.Setelah merasa istrinya sedikit tenang, pria itu langsung melepaskan pelukannya. Dia kembali beralih menatap
Bab 320Siti melipat mungkin ada juga sajadahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Matanya terlihat begitu sembab karena sampai sore ini pun masih belum ada kabar mengenai keberadaan anaknya.Namun dia tak ingin larut dalam kesedihan dan wanita itu akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Dia tak mungkin membuat orang-orang di rumah ini merasa khawatir terus menerus padanya.Perlahan wanita itu mulai menapaki tangga setelah keluar dari kamarnya. Tapi entah mengapa dia merasakan atmosfer yang cukup berbeda seolah-olah semua orang yang ada di rumah ini tengah merasa tegang.Siti mengerikan pening ketika melihat sosok suaminya kini berada tepat di ruang tamu. Sumi dan Bi Yati juga ada di sana. Bahkan Tatang dan Dadang juga secara kebetulan berada tepat di dalam rumah."Ada apa ini?"Suara Siti telah berhasilkan mengejutkan semua orang dan mereka kini terlihat sangat kikuk.Siti semakin merasa heran, dia mendekat sambil mengerutkan keningnya."Kok malah pada diem aja? A
Bab 319Selina membuka pintu kamarnya dan benar saja, pria yang tak lebih dari benalu itu kini masih tertidur lelap seolah dia tak pernah melakukan kesalahan apapun.Selina menghela napas berat. Apa dia tak sadar kalau belum memberi makan anaknya sendiri?Dia masih tak menyangka karena ada sosok ayah yang begitu tega seperti Adi.Namun marah-marah seperti ini juga tak ada gunanya sama sekali karena pria itu tak mungkin mau mendengarkannya. Dibandingkan harus meluangkan waktu untuk marah-marah, dia memutuskan untuk segera pergi ke lemari bajunya dan mencari pakaian yang pas dikenakan Putri.Cukup lama dia berkutat untuk mencari pakaian, namun tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan berhasil membuatnya terpekik kaget."Kamu kaget, ya?" suara berat seorang pria telah berhasil menggetarkan gendang Selina.Wanita itu kini tampak tersenyum kikuk. "Ah, Mas ... kamu kenapa malah ngagetin aku, sih?"Adi hanya diam. Pria itu merasa seolah-olah berada di awan karena memili