Home / Romansa / Katakan Saja Ini Takdir / 35. Situasi membingungkan

Share

35. Situasi membingungkan

Author: odipee
last update Last Updated: 2021-11-13 17:26:35

"Waw, Grandma," seru Lily.

Lantas gadis kecil itu berlari dengan senyum merekah bak sinar matahari yang dengan benderangnya menyinari Bumi. Kesenangan apa yang di dapati Lily hingga gadis itu terburu dalam langkahnya menuju Nyonya Dera yang duduk di kursi.

"Lily," sambut Dera.

Bersamaan dengan senyumnya; Ibu dari Vee Kanesh Bellamy itu sedikit membungkuk serta merentangkan tangan menunggu Lily yang akan datang, memeluk dalam dekapan saat gadis kecil itu sudah ada di hadapan.

Sedangkan Rose dan Vee termanung di ambang pintu, menyeleksi segala spekulasi yang sedang ditonton bak drama dengan berbagai rahasia di dalamnya. Jika dipikir seribu kalipun, mustahil untuk Lily bisa mengenal Dera, dimana dan bagaimana cara bertemu mereka menjadi pertanyaan besar untuk keduanya.

"Apa yang grandma lakukan di rumah Vee uncle?" tanya Lily tak tanggung-tangung.

Wajah keriput itu sontak mendongak ke arah pintu masuk, mata Dera memincing sejenak hingga a

odipee

Lily penuh kejutan bukan?

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rani
Lily sangat ajaib
goodnovel comment avatar
Maria
Mengesankaaaaaaan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Katakan Saja Ini Takdir   36. Canggung

    "Ssst, diam Lily." Mungkin puluhan kali Rose mengatakan hal itu saat Lily memanggilnya dengan sendu. Bahkan ingin mengatakan sepatah kata pun Lily tak mampu. Tubuh kecil itu di dekapan ibunya semalaman hingga fajar tiba. Yang benar adalah Rose sama sekali tidak mau memulai pembicaraan, entah bertanya ataupun menginterogasi putrinya, pun tidak mau mendapatkan kejelasan juga. Sudah cukup bagi Rose mengetahui jika Lily sudah tahu sandiwaranya, cukup malu juga karena ia tidak tahu-menahu bagaimana asal mulanya. Sedangkan Lily yang saat ini sedang mengguyur tubuhnya dibawah shower lantas berhembus nafas kasar beberapa kali. Inginnya menceritakan perihal dirinya yang tahu begitu saja hingga membentuk lakon bagai pemeran sebuah drama bersama ayahnya. Namun, ingin mengecap sepatah kata sudah dihentikan dengan perintah yang layak untuk dilakukan. Semalaman Lily tidur bersama Rose, ia tahu ibunya tidak benar-benar memejamkan mata, karena dirinya pun juga sama.

    Last Updated : 2021-11-13
  • Katakan Saja Ini Takdir   37. Daddy-nya Lily

    "Daddy." "Hm, ada apa sweety?" Saat ini mereka berdua sudah berada dalam mesin beroda, menuju sekolahan Lily. Vee yang fokus menyetir menjawab tanpa menoleh kesamping. Tentu saja keselamatan harus digiring dan ditempatkan paling depan. Vee masih ingin hidup berdampingan dengan orang yang saat ini diperjuangkan, tidak mau mati konyol karena kecelakaan—apalagi membawa putrinya juga. "Boleh Lily bertanya?" "Tentu saja." Lily tak langsung berucap saat ijin untuk bertanya dilegalkan ayahnya tanpa pemikiran panjang. Gadis kecil itu memilin roknya, tampak ragu jika yang ingin ia tanyakan menciptakan boomerang baru dalam hidupnya. "Rachel," Lily tampak menjeda saat ekor matanya melirik Vee yang nampak kaku akibat kejut kata yang baru saja Lily sebutkan, bahkan kalimat pertanyaan belum muncul untuk melengkapi sampai akhir. Lily membuang jauh rasa takut, penasaran lebih mendominasi dan mengerubung bagai lebah yang berbondong-bondon

    Last Updated : 2021-11-13
  • Katakan Saja Ini Takdir   38. Rencana Lala

    Persahabatan mungkin bisa mengalahkan persaudaraan, tapi walau bagaimanapun keluarga tetap nomer satu. Mungkin juga tak banyak orang yang tahu jika keluarga bisa dibentuk meski tak terhubung darah sekalipun. Seperti Lala yang sangat mencintai Rose; sahabat lemahnya yang selama ini menutup kedoknya. Bahkan jika Rose saat ini berkata jujur sekalipun, Lala masih akan mengambil langkah seribu untuk menentukan apa yang akan ia lakukan. Tapi tidak untuk sekarang, emosinya terlanjur meletub-letub sampai-sampai mendiami suaminya sedari pulang kerja.Sean, dengan semangat membara mengatakan pada ibunya perihal kenyataan yang baru saja ia dengar dari ayahnya saat sepulang dari sekolah di perjalanan dalam mobil. Mengatakan jika om-nya yang bernama Vee Kanesh Bellamy adalah ayah kandung dari sahabatnya Lily Berna Samanta. Kenyataan itu tak ayak menikam hati Lala yang sejak Sean bercerita sudah terlanjur terjerumus di dalam, hingga kenyataan yang mulai tampak jelas itu terdengar begitu ny

    Last Updated : 2021-11-14
  • Katakan Saja Ini Takdir   39. Pukulan Lala

    Rose tambah pusing saat sepagi tadi Laura mengatakan akan mengambil alih untuk acara penjemputan Jeffry. Alhasil, Rose yang memang hari ini sedang libur, terpaksa berdiam diri dirumah yang masih teramat asing baginya. Baru saja sehari, tapi hati Rose meronta-ronta dengan keras akan ketidak sukaannya dengan suasan ini. Ia belum terbiasa, atau mungkin memang perasaannya menolak untuk tinggal dibawah atap yang sama bersama mantan kekasihnya. Mengenai Vee, pria itu baru saja pulang dari kantor. Rose tahu, karena mulut imut putrinya begitu histeris dibawah sana melihat tubuh jangkung ayahnya yang sudah tenggelam masuk ke dalam rumah. Rose menengok lewat celah pintu kamarnya, ia bahagia melihat Lily yang saat ini cekikikan dengan berbagai cerocosan bersama Vee di atas sofa. "Ah, ada apa dengan jantungku." Rose bergeming sembari meremat baju yang tepat melapisi dadanya. Setelah mengatakan itu, Rose kembali lagi ke kamarnya. Berdiam diri, masih sangat malu terhadap L

    Last Updated : 2021-11-14
  • Katakan Saja Ini Takdir   40. Rindu meski dekat

    "Daddy." Lily semakin melebarkan langkahnya lagi, jarak dari pintu samping menuju sofa tidaklah teramat jauh namun, pekikan yang ia keluarkan begitu memekkakan telinga hingga Rose yang tengah mencocol pipi tirus penuh lebam milik Vee dengan kapas yang dibasahi alkohol lantas tak sengaja tertekan lebih dalam dan pria itu meringis, sakit, sudah pasti. "Ups, sorry, beneran nggak sengaja, ulah anakmu itu," ucap Rose lirih, ia sedikit melunak dari sebelumnya. Mungkin karena keadaan Vee. Vee tidak marah, malahan ia tersenyum tipis dengan menimpali, "Anak kita, bukan aku doang, kita buatnya barengan kok." "Aw, sakit sayang." Rose menghela napas berat, total mengabaikan sampai menulikan telinga setelah menekan sengaja kapas lebih dalam sampai Vee memekik dengan panggilan sayang. Hello. Pria itu terlalu gamblang dengan ucapannya, pun saat mulut sexynya spontan menyebut kata sayang, ada gelenyar aneh yang mendadak menyerbu hati Rose. "Eh mommy,

    Last Updated : 2021-11-15
  • Katakan Saja Ini Takdir   41. Let me embrace you

    Langit mulai menggelap dengan taburan bintang yang begitu meriah. Mungkin jika rumah Vee ditengah perkotaan, hiasan langit itu tidak akan terlihat sempurna. Pria itu sedang berdiri di balkon, menyesap rokok dengan nikmat. "Daddy," teriak Lily yang terdengar setelah suara keras hasil bantingan pintu. Vee sontak kelimpungan, membuang asal putung rokok yang masih menyala ke tanah, lalu tangannya mengibas udara hasil asap yang bengitu menyengat di kerongkongan hidung. Takut jika ketahuan Lily nya, Vee segera berlari ke dalam kamar. Matanya menemukan Lily yang sedang kebingungan mencarinya dengan membawa boneka Tata. "Oh, daddy habis dari balkon?" tanya Lily setelah membalik badan dan menemukan keberadaan ayahnya. Vee tersenyum, "Ada apa sweety? Mau tidur bareng daddy?" tanyanya mengalihkan. Lily mendaratkan bokongnya ke pinggir ranjang, raut mukanya menunjukkan kefrustasian. "Daddy, sepertinya mommy masih marah sama Lily?" adunya. Vee meng

    Last Updated : 2021-11-15
  • Katakan Saja Ini Takdir   42. Berlutut untuk Rose

    Terkadang dunia nampak begitu adil bagi beberapa orang dengan kehidupan beruntung, nampak jahat untuk orang yang selalu tertindas, oleh sebab materi, permasalahan yang membelenggu ataupun urusan yang tak kunjung menemukan jalan keluar. Begitupun dengan Vee Kanesh Bellamy yang saat ini tengah dikerubung dua orang pria dengan tatapan menyeramkan. Pikir Vee dengan wajah yang awalnya seperti tahapan sempurna dari sang ahli yang sedang beralih mejadi zombie babak belur akibat kekuatan super dari Lala tempo hari akan mengurangi sedikit efek kebencian, namun nyatanya nol besar, Jeffry pun Candra tak menurunkan dadanya yang dibusungkan secara sengaja tepat di hadapannya. "Aku nggak mau ada acara kelahi-kelahian ya, aku udah cukup pusing." Suara Rose yang berasal dari arah dapur pun menyeruak memperingati. Candra nampak memutar bola matanya, sedangkan Jeffry kesal setengah mati. Hal ini sangat ditunggu; terbongkarnya kebenaran sekaligus acara adu jotosan-cukup adil me

    Last Updated : 2021-11-16
  • Katakan Saja Ini Takdir   43. Jantung Rose tidak sehat karena Vee?

    Tidak seperti firasat Vee, justru sejak hari dimana pria itu merelakan lututnya tertumpu dengan paping akibat bentuk tanda syukur atas kesempatan yang, ya, sebenarnya belum tentu ia berikan, dari hari ke hari keadaan selalu nyaman, tentram dan damai sejahtera. Hal baiknnya lagi adalah; sejak dua hari belakang, Rose tidak dibuntuti oleh Vee lagi. Bahkan. Rose sendiri merasakan bagaimana tidak ada hambatan yang berlalu lalang seperti lakon di sinetron yang menjelaskan keretakan rumah tangga akibat terbongkarnya rahasia dan kembalinya sang mantan, yang sudah pasti bakalan banyak drama yang menghantui. Seperti contoh, ini yang dipikirkan Rose tentang Zara, mantan istri pria yang tengah satu minggu penuh tinggal bersamanya. Pernah sekali Rose tidak sengaja berpapasan dengan wanita itu di supermarket, hal lain yang membuat Rose lega adalah; Zara terlihat baik-baik saja, namun ada hal tak terduga yang mampu membuat Rose sampai melongo seperti orang bloon. Sa

    Last Updated : 2021-11-16

Latest chapter

  • Katakan Saja Ini Takdir   90. Menikah

    Semua orang pernah melakukan keselahan, tak terkecuali Vee Kanesh Bellamy. Satu kesalahan terbesarnya adalah prasangka, yang total merubah hidupnya.Rose Alyne Everleight, korban dari prasangka Vee.Dan buah dari kebodohan yang menumpuk itu adalah, Vee tidak bisa menyaksikan bagaimana buah hati kembarnya lahir di dunia sampai beranjak hingga sepintar itu.Leon dan Lily, siapa yang tidak kenal dengan duo bocah itu, author yakin, para readers banyak yang ngefans kan?Tentu dong.Vee sebagai daddy-nya saja tergila-gila. Untung saja Tuhan masih sayang dengan pria itu, atau authornya yang baik hati sampai bisa Vee berakhir sebahagia ini.Buktinya, yang dipandang Vee di depan kaca saat ini adalah tubuh yang terbalut setelan jas mewah, pakaian yang akan ia gunakan untuk mengucap sumpah sehidup semati bersama Rose beberapa jam lagi.Jika ditanya tentang masa lalu, apakah Vee menyesal? Haduh, tidak perlu dipertanyakan lagi, tentu Vee sangat menyesal.Tapi, Rose berkali-kali meyakinkan jika buk

  • Katakan Saja Ini Takdir   89. Hamil

    Pagi itu begitu tenang, Rose berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan sepatu pantofel hingga menimbulkan bunyi yang menggema, wanita itu tersenyum, teringat kembali bagaimana Vee melamarnya dengan sangat tidak romantis, namun alih-alih merajuk, Rose memilih untuk menerima, karena disaat kondisi seperti itu, sesuatu hal apa lagi yang lebih membahagiakan? Rasanya tidak ada.Pernikahan impian yang Rose inginkan segera terwujud, kurang lebih satu bulan lagi, sesuai permintaan Rose dua minggu yang lalu.“Rose, ada ra…”Shane terpaksa Rose tinggalkan, wanita itu melambaikan tangan sebelum Shane mampu menuntaskan perkataannya, karena apa yang bergelut di dalam perut Rose butuh untuk dimuntahkan dengan segera.Rose memasuki ruangannya, yang berada di lantai paling atas, memasuki kamar mandi, membuka kloset dan memfokuskan diri untuk mengeluarkan isi perutnya.Keadaan ini sangat tidak wajar, sudah lebih dari tiga hari. Rose tidak mencurigai banyak hal, namun satu yang membuat Rose berpiki

  • Katakan Saja Ini Takdir   88. Menikahlah denganku

    Lampu dinyalakan dalam keadaan terang benderang. Vee membawa Rose pergi saat itu juga, sesuai apa yang pria itu katakan, suite hotel vvip, Diamond hotel, dasar Vee, tidak takut ketahuan Dera apa bagaimana menggunakan salah satu hotel kepemilikan Bellamy. Entahlah, rindu yang pria itu tahan selama delapan bulan tidak bisa dibendung lagi.“Daddy silahkan bawa mommy, hari ini daddy milik mommy, tapi besok daddy milik Lily.” Desakan Lily putrinya begitu menggemaskan, padahal Vee niatnya ingin menghabiskan rindu bersama keluarga kecilnya, entah apa yang dipikirkan Lily sampai gadis kecil itu memberi petuah sedemikian rupa.Leon:Daddy, welcome to home. Sesuai janji Leon waktu itu, Leon akan ja

  • Katakan Saja Ini Takdir   87. Vee Kembali

    Lily dan Leon sudah sarapan, sudah mandi dan wangi juga. Rencananya hari ini Lily akan ikut Rose pergi ke cafe, entah apa yang akan dilakukan anak gadis Rose itu, sedangkan untuk Leon, lihat saja, mana sempat ia pergi untuk bermain, daripada waktunya terbuang sia-sia, lebih baik Leon pergi ke kantor saja, kantor ayahnya, Vante Company."Kak Leon nggak capek? Hari minggu istirahat lah, main bareng Lily dan Sean di cafe mommy."Leon memincingkan mata, "No!! Bermain hanya untuk anak kecil.""Jika kak Leon lupa, umur kita hanya berjarak lima menit saja, nggak usah songong."Leon mengabaikan protes yang Lily berikan, ia sibuk menyiapkan laptop dan alat-alat lainnya sebelum Yogi datang menjemputnya.Lily menunggui ibunya sembari bersandar diri di sofa. Ia melihat ke keliling rumah, dan ia baru ingat dengan kucing yang belum disiapkan makanan, singkat cerita, dua bulan yang lalu James m

  • Katakan Saja Ini Takdir   86. Tidak Sama

    Definisi bahagia itu apa sih?Leon tidak tahu. Tapi yang paling jelas dalam ingatannya, ia tidak pernah merasa hidupnya berantakan seperti sekarang, jauh dari kata bahagia, tapi bukan berarti ia tidak mensyukurinya.Haduh. Leon bocah piyik kok bisa berbicara sedramatis itu. Jangan salah. Meskipun masih kecil, Leon punya pemikiran lebih dewasa daripada yang lainnya. Bukankah sudah dijelaskan jika Leon hidupnya berantakan sejak awal.Memiliki kecerdasan di atas rata-rata, mengetahui banyak hal dan melihat langsung bagaimana hancurnya sebuah keluarga, ya, keluarganya sendiri yang penuh dr

  • Katakan Saja Ini Takdir   85. Vee harus pergi

    Dari perhitungan skala kebahagiaan yang tak terhingga, Rose kira ia adalah wanita yang sudah memperoleh perasaan itu disaat Vee berjanji tidak akan pernah meninggalkannya, bahkan kata-kata itu baru saja disampaikan oleh Vee beberapa hari yang lalu, tapi, nyatanya apa yang terjadi hari ini?Rose merasa bahagia mendengar nama mafia Folltress yang terlibat kejahatan sedang dibongkar boroknya dan terpampang di berita televisi disaat ia duduk di sofa bersama Lala di Ruang keluarga.Rose juga merasa bahagia saat Lala tiba-tiba mengajak keluar dan tahu-tahu berita Folltress juga berada di billboard jalanan, membuat gempar oenjuri Indonesia.Rose sekali lagi bahagia saat tahu-tahu Folltress sebentar lagi pasti akan mendekam di penjara beserta orang-orang yang terlibat kerja sama dengannya.Artinya, Leon aman. Ya, Folltress hilang, Rose menduga jika anaknya yang selama ini disembun

  • Katakan Saja Ini Takdir   84. Penangkapan Folltress

    Negara digegerkan dengan kenyataan yang baru saja terungkap. Koruptor, pengusaha licik sampai beberapa bank sebagai tempat penyimpanan uang gelap terbuka di khalayak umum dimana semua tersangka berterkaitan dengan Folltress si tua bangka mafia incaran Vee. Good job. Satu-satunya tempat yang saat ini sedang ramai ingin ditindak lanjuti oleh aparat yang syok dengan berita ini adalah dermaga ujung kota, dimana tempat itulah yang sebagian besar menjadi wadah transaksi utama yang berkaitan dengan Folltress, yang diberitakan di seluruh penjuru melalui video tron. Tepuk tangan untuk Leon. Dengan begini, rencana Vee total mulus berjalan deng

  • Katakan Saja Ini Takdir   83. Goodbye

    Entah pikiran apa yang merasuki Vee saat tubuhnya masuk hunian calon istri. Meski hati meyakinkan jangan, karena memang tak memiliki status sah sebagai istri, namun, saat mengingat bahwa dirinya butuh rengkuhan hangat, maka tak butuh waktu lama bagi Vee untuk membelokkan mobilnya. Di jam ini, hanya akan ada pak Anton, karena pembantu rumah tangga sudah Rose pulangkan. Saat Vee menyembunyikan klakson, pak Anton yang sudah bekerja bersama Vee selama bertahun-tahun itu tak ragu membukakan gerbang. “Selamat malam Tuan.” “Malam. Terimakasih pak.” Balas Vee setelah itu menurunkan kaca mobil dan memarkirkan kedaraan di dalam. Vee tak lagi m

  • Katakan Saja Ini Takdir   82. Dinner

    Rose cemberut mendengar kata-kata Vee, bahkan setelah semua hal yang telah ia katakan dan lakukan, pria itu justru memandang Rose dengan tatapan seperti itu, tak berubah semenjak awal kedatangannya, memuja seolah Rose adalah wanita paling indah di dunia. Tidak ada tatapan jijik, menghakimi ataupun hal mengerikan lainnya atas kebodohan yang Rose buat sebelumnya. Kenapa ada pria dengan jenis seperti itu? “Karena dinner gagal, mau memasakkan makanan buatku? Aku lapar.” Mendengar itu, Rose bangkit untuk menerima perintah, membereskan kotak obat yang berserakan di ranjang untuk segera bangkit dari duduknya, namun sebelum ia benar-benar keluar dari kamar, Rose terlebih dulu mengganti gaun super hotnya menjadi baju rumahan, kepalang malu. Kini, setelah mengobati luka di kening prianya, Rose tampak sedikit lega meski saat berjalan menuju dapur dengan jantung yang masih berantakan, ya Tuhan, rasa bersalah begitu besar dan m

DMCA.com Protection Status