"Mami, Mami!"Ryu tidak takut melukai harga diri Lulu. Sekarang dia telah melarikan diri dengan panik, dan dia hanya bisa melebarkan mata meminta pertolongan dari Rossa.Rossa mulai merasa frustasi, kemudian dia langsung menggendong Lulu."Lulu, tidak boleh!""Kenapa?" Lulu memanyunkan bibirnya, dia terlihat sangat tidak senang."Malam ini aku juga ingin tidur bersama Kakak Ryu ya?""Tidak boleh!" Rossa pun langsung menolak."Lulu, Kakak adalah kakak. Kamu tidak boleh tidur bersama dengan Kakak, dan juga kakak tidak boleh berciuman denganmu. Kapan saja, kamu tidak boleh berciuman dengan anak laki-laki mana pun mengerti?"Rossa mau tidak mau mencuri kesempatan ini untuk menjelaskan tentang masalah antara laki-laki dan perempuan ini.Tatapan Lulu terlihat kebingungan. "Tapi mengapa Mami dan Daddy boleh?""Karena aku dan Daddymu saling mencintai, kita juga telah dewasa, maka itu kita boleh melakuk
Dengan cepat Rossa pergi ke hadapan Lulu dan Ryu. Lulu tertidur sangat lelap, tidak merasakan sesuatu, tapi Ryu lebih mudah terbangun. Saat Rossa datang ke hadapannya, dia langsung membuka matanya.""Mami, ada apa?""Sssttt ...."Rossa melarang Ryu untuk berbicara. Dia memakainya baju kepada Ryu dengan baik, kemudian dia membawa Lulu ke ruangan yang ada di dalam.Ryu merasakan kepanikan Rossa, dan juga suara gemerisik di luar juga membuat Ryu menjadi gelisah."Apakah itu orang jahat?""Mungkin saja!"Rossa berbisik. Kemudian dengan cepat dia menggendong Lulu beserta selimutnya, kemudian masuk ke dalam kamar.Mata Ryu bergerak cepat melihat sekitar, kemudian tiba-tiba dia berlari ke dalam toilet dan mengisi air dingin dengan baskom mandi."Apa yang kamu lakukan?"Saat Rossa baru saja ke luar dia langsung melihat Ryu sedang membawa baskom berisi air dengan susah payah, kemudian dengan buru-buru m
"Bukan, Rossa, kembalinya aku malam ini, tidak masalah jika kamu membuatku kedinginan dengan air dingin, tapi ada apa dengan kamu yang sekarang membiarkan aku tidur sendiri?" Neilsen sangat frustasi.Rossa menghentikan langkahnya sejenak. Ryu buru-buru memeluk leher Rossa. Dengan menyedihkan dia berkata."Mami, aku sangat dingin. Di dalam Lulu juga pasti merasa kedinginan.""Benar juga."Rossa teringat akan Lulu, dia pun berbalik dan berkata kepada Neilsen."Kamu kembali ke kamar dan tidurlah, aku akan menyelimuti Lulu, di dalam terlalu dingin.""Bukan ...." Neilsen sudah terlalu frustasi.Ryu bersembunyi di balik leher Rossa kemudian diam-diam menjulurkan lidahnya mengejak Neilsen.Sialan!Siapa suruh Daddynya begitu kejam kepadanya barusan.Melihat tampang Ryu yang menyebalkan, Neilsen tidak tahan ingin menarik anak ini dan memberinya pelajaran. Setelah Rossa pun menggendong Ryu masuk ke dala
"Tidak tahu. Aku tidak melihatnya dengan jelas. Orang itu hanya lewat, setelah itu kamu pun datang." Rossa menghela napas dengan lemas.Jika tidak ada masalah seperti ini, bagaimana mungkin dia akan memukul Neilsen seperti orang jahat.Neilsen tidak berkata apa pun lagi, kemudian dia berbisik. "Cepat tidur. Ada aku, tidak akan ada masalah.""Hum."Hari ini Rossa terlalu banyak beraktivitas, terutama saat dia mengejar Winata, membuatnya sangat kelelahan. Sekarang saat dia telah berbaring, menghirup aroma tubuh Neilsen, mendengar detak jantungnya, perlahan Rossa pun terlelap.Dengkuran kecil pun mulai terdengar, Rossa telah tertidur, tapi Neilsen masih terjaga. Masalah seperti ini terjadi secara beruntun, sebenarnya siapa pelakunya? Dan juga ada maksud apa pelaku terus meneror Rossa seperti ini?Pemikiran Neilsen sama seperti pemikiran Rossa. Orang ini pasti masih berada di sini, tapi jika dia bisa diam-diam bersembunyi, dan juga m
Rossa berpikir bahwa dia telah menjadi orang yang tak tahu malu. Bagaimana dia bisa membiarkan Neilsen datang ke sini kapan saja? Terlebih lagi, pengaruh peristiwa terakhir kali belum berlalu, tapi dia tidak bisa membiarkan Lulu melihatnya.Memikirkan hal ini, Rossa dengan cepat mendorong Neilsen menjauh."Jangan ribut. Lulu akan segera keluar." Dia berkata dengan suara pelan, takut didengar oleh dua anak di dalam.Neilsen berkata dengan suara pelan. "Apa yang kamu takutkan? Mereka masih punya waktu sebentar lagi.""Tidak." Rossa malu pada dirinya sendiri.Neilsen tidak bisa berhenti. Ketika keduanya sedang berdebat, Ryu batuk berpura-pura menjadi dewasa dan berkata."Bukankah terakhir kali Nenek sepertinya mengatakan, jika kalian ingin melakukan sesuatu, jangan dilakukan di depan kami?"Kalimat ini membuat pipi Rossa memerah. Neilsen menatapnya dengan tajam, tapi Ryu tidak peduli."Lulu akan segera ke luar." Di
Ketika Winata mengatakan ini, mereka tertegun. Wajah Rossa sangat buruk. Neilsen adalah suaminya, tapi sekarang dia dinyatakan akan dikejar oleh orang lain di depannya. Wajah Rossa tiba-tiba murung."Nona Winata, Aku pikir kamu mungkin salah.""Jangan khawatir kalau aku salah, Rossa. Aku tidak percaya kamu masih bisa memiliki keburuntang ini, tapi aku suka pria ini. Aku tidak peduli hubungan apa yang kamu miliki dengannya. Mulai sekarang, aku akan mengejarnya!"Winata mengatakan itu dengan penuh penekanan. Ketika Lulu mendengarnya, dia menangis."Kamu wanita jahat, Daddy adalah milikku! Kamu tidak diizinkan mencuri Daddyku!"Dia memeluk erat Neilsen dan tidak suka pernyataan mendadak Winata. Winata menatapnya dengan dingin dan berkata."Aku tidak mencurimu, apa yang membuatmu takut? Jangan khawatir, aku tidak tertarik padamu."Lulu menangis mendengar suaranya. "Daddy, aku tidak suka wanita jahat ini. Minta dia pergi!" Lu
"Kejam, tak berperasaan! ""Apakah kamu membicarakan dia?"Rossa merasa tidak tahan. "Tommy Tang, kamu tidak bisa membicarakanku seperti ini, kamu tahu, aku selalu mengingat kebaikanmu kepadaku. ""Kalau begitu katakan pada Neilsen, lepaskan keluarga Tang, bisakah kamu kembali kesisiku? Aku tidak butuh anak. Aku juga bisa sangat baik padamu, seperti lima tahun lalu, aku bisa dua kali lebih baik kepadamu, lebih baik daripada Neilsen, kembalilah, ya?"Suara Tommy Tang tiba-tiba terdengar lebih pelan, dan sedikit memohon. Tommy Tang yang seperti ini menghilangkan kesombongannya, meskipun sebenarnya dia elegan, tetapi hati Rossa masih sangat tidak karuan.""Perasaan tidak bisa dipaksakan Tommy, aku menganggapmu sebagai kakak sendiri, dan juga teman.""Setelah semuanya, kamu masih tidak bisa membencinya, kan? Kamu masih mencintainya? Tidak peduli bagaimana dia memperlakukanmu? Tidak peduli meskipun kebakaran lima tahun lalu membuatmu
Rossa dalam suasana hati yang buruk. Sekarang dia sangat kesal dengan Winata, dia bahkan membuatnya lebih tertekan."Winata, ada begitu banyak pria di dunia ini. Mengapa kamu harus mencuri dia dariku?""Karena Neilsen adalah pria yang baik! Hal-hal baik hanya dapat diperoleh dengan mencuri, bukankah kamu tahu? Atau kamu pikir Neilsen harus dilahirkan untuk bersikap baik padamu?" Kata-kata Winata membuat Rossa tidak bisa menjawab.Ya! Untuk apa? Bukankah perasaan Neilsen hanya untuknya? Tidakkah dia berpikir bahwa tidak peduli apa yang dia lakukan, Neilsen dapat memaafkannya karena menoleransi apa pun yang dilakukannya? Tapi mengapa dia menerima begitu saja?Rossa tampaknya telah menemukan sesuatu. Dia ingin menemui Neilsen dan menjelaskannya. Dia memang merasa berterima kasih kepada Tommy Tang, tapi bukan itu yang dia pikirkan. Dia mengangkat kakinya untuk pergi, tetapi Winata menghentikannya."Minggir!""Jika kamu ingin aku meny