Orang ini terus menundukkan kepala sambil mengenakan sebuah topi lebar, terlihat sangat mencurigakan. Mendadak hati Rossa menjadi tegang, semakin orang itu mendekat, dia semakin gugup.
Saat orang itu akan melewati bahunya, tiba-tiba Rossa menangkap lengan orang itu."Sebenarnya siapa kamu?"Tenaganya sangat kuat, sampai-sampai dia tidak sempat memperdulikan hasil gambar yang telah dia gambar sepenuh hati yang telah terjatuh di lantai.Karena takut orang itu melarikan diri, dia menggunakan kedua tangannya untuk menangkap lengan orang itu."Apa kamu sakit!"Orang itu mengangkat kepalanya dengan tiba-tiba, membuat Rossa terkejut. Sejurus kemudian Rossa pun melepaskan orang itu. Orang itu adalah wanita dengan wajah yang penuh dengan luka bakar. Saat ditahan oleh Rossa tanpa alasan, wajahnya semakin tidak enak dilihat."Apakah aku mengenalmu! Untuk apa kamu menahanku!" Orang itu bertanya dengan kasar, seperti seorang wanita y"Argh!" Winata lengah. Karena masih digigit oleh Lulu, dengan refleks dia memukul Lulu."Lulu!" Rossa pun tersontak, dia segera memeluk Lulu. Namun tamparan Winata pun melayang.Plak! Tamparan Winata mendarat di wajah Rossa, menghasilkan suara yang renyah dan keras. Dalam waktu bersamaan mereka berdua tertegun.Winata tidak menyangka dirinya bisa kehilangan kendali. Bahkan tamparannya mendarat di wajah orang lain, dan Rossa dipukul secara langsung.Pengawal Neilsen dan penjaga keamanan rumah sakit yang melihat kejadian ini, langsung dengan tegang berdiri saling berhadapan."Aku ... aku tidak sengaja." Tangan Winata terasa mati rasa, kelihatannya tamparan tadi cukup keras.Tapi Rossa menatapnya, dan berkata. "Apakah aku boleh melihat telepon genggammu sekali lagi?"Ucapan ini membuat Winata cukup frustasi, semua amarahnya berubah menjadi tak berdaya."Sebenarnya dari sisi mana kamu melihatku sebagai penyandera? Tidak mungkin karena wajahku yang rusak ini membuatmu mencurigaiku bukan?""
"Mami, Mami!"Ryu tidak takut melukai harga diri Lulu. Sekarang dia telah melarikan diri dengan panik, dan dia hanya bisa melebarkan mata meminta pertolongan dari Rossa.Rossa mulai merasa frustasi, kemudian dia langsung menggendong Lulu."Lulu, tidak boleh!""Kenapa?" Lulu memanyunkan bibirnya, dia terlihat sangat tidak senang."Malam ini aku juga ingin tidur bersama Kakak Ryu ya?""Tidak boleh!" Rossa pun langsung menolak."Lulu, Kakak adalah kakak. Kamu tidak boleh tidur bersama dengan Kakak, dan juga kakak tidak boleh berciuman denganmu. Kapan saja, kamu tidak boleh berciuman dengan anak laki-laki mana pun mengerti?"Rossa mau tidak mau mencuri kesempatan ini untuk menjelaskan tentang masalah antara laki-laki dan perempuan ini.Tatapan Lulu terlihat kebingungan. "Tapi mengapa Mami dan Daddy boleh?""Karena aku dan Daddymu saling mencintai, kita juga telah dewasa, maka itu kita boleh melakuk
Dengan cepat Rossa pergi ke hadapan Lulu dan Ryu. Lulu tertidur sangat lelap, tidak merasakan sesuatu, tapi Ryu lebih mudah terbangun. Saat Rossa datang ke hadapannya, dia langsung membuka matanya.""Mami, ada apa?""Sssttt ...."Rossa melarang Ryu untuk berbicara. Dia memakainya baju kepada Ryu dengan baik, kemudian dia membawa Lulu ke ruangan yang ada di dalam.Ryu merasakan kepanikan Rossa, dan juga suara gemerisik di luar juga membuat Ryu menjadi gelisah."Apakah itu orang jahat?""Mungkin saja!"Rossa berbisik. Kemudian dengan cepat dia menggendong Lulu beserta selimutnya, kemudian masuk ke dalam kamar.Mata Ryu bergerak cepat melihat sekitar, kemudian tiba-tiba dia berlari ke dalam toilet dan mengisi air dingin dengan baskom mandi."Apa yang kamu lakukan?"Saat Rossa baru saja ke luar dia langsung melihat Ryu sedang membawa baskom berisi air dengan susah payah, kemudian dengan buru-buru m
"Bukan, Rossa, kembalinya aku malam ini, tidak masalah jika kamu membuatku kedinginan dengan air dingin, tapi ada apa dengan kamu yang sekarang membiarkan aku tidur sendiri?" Neilsen sangat frustasi.Rossa menghentikan langkahnya sejenak. Ryu buru-buru memeluk leher Rossa. Dengan menyedihkan dia berkata."Mami, aku sangat dingin. Di dalam Lulu juga pasti merasa kedinginan.""Benar juga."Rossa teringat akan Lulu, dia pun berbalik dan berkata kepada Neilsen."Kamu kembali ke kamar dan tidurlah, aku akan menyelimuti Lulu, di dalam terlalu dingin.""Bukan ...." Neilsen sudah terlalu frustasi.Ryu bersembunyi di balik leher Rossa kemudian diam-diam menjulurkan lidahnya mengejak Neilsen.Sialan!Siapa suruh Daddynya begitu kejam kepadanya barusan.Melihat tampang Ryu yang menyebalkan, Neilsen tidak tahan ingin menarik anak ini dan memberinya pelajaran. Setelah Rossa pun menggendong Ryu masuk ke dala
"Tidak tahu. Aku tidak melihatnya dengan jelas. Orang itu hanya lewat, setelah itu kamu pun datang." Rossa menghela napas dengan lemas.Jika tidak ada masalah seperti ini, bagaimana mungkin dia akan memukul Neilsen seperti orang jahat.Neilsen tidak berkata apa pun lagi, kemudian dia berbisik. "Cepat tidur. Ada aku, tidak akan ada masalah.""Hum."Hari ini Rossa terlalu banyak beraktivitas, terutama saat dia mengejar Winata, membuatnya sangat kelelahan. Sekarang saat dia telah berbaring, menghirup aroma tubuh Neilsen, mendengar detak jantungnya, perlahan Rossa pun terlelap.Dengkuran kecil pun mulai terdengar, Rossa telah tertidur, tapi Neilsen masih terjaga. Masalah seperti ini terjadi secara beruntun, sebenarnya siapa pelakunya? Dan juga ada maksud apa pelaku terus meneror Rossa seperti ini?Pemikiran Neilsen sama seperti pemikiran Rossa. Orang ini pasti masih berada di sini, tapi jika dia bisa diam-diam bersembunyi, dan juga m
Rossa berpikir bahwa dia telah menjadi orang yang tak tahu malu. Bagaimana dia bisa membiarkan Neilsen datang ke sini kapan saja? Terlebih lagi, pengaruh peristiwa terakhir kali belum berlalu, tapi dia tidak bisa membiarkan Lulu melihatnya.Memikirkan hal ini, Rossa dengan cepat mendorong Neilsen menjauh."Jangan ribut. Lulu akan segera keluar." Dia berkata dengan suara pelan, takut didengar oleh dua anak di dalam.Neilsen berkata dengan suara pelan. "Apa yang kamu takutkan? Mereka masih punya waktu sebentar lagi.""Tidak." Rossa malu pada dirinya sendiri.Neilsen tidak bisa berhenti. Ketika keduanya sedang berdebat, Ryu batuk berpura-pura menjadi dewasa dan berkata."Bukankah terakhir kali Nenek sepertinya mengatakan, jika kalian ingin melakukan sesuatu, jangan dilakukan di depan kami?"Kalimat ini membuat pipi Rossa memerah. Neilsen menatapnya dengan tajam, tapi Ryu tidak peduli."Lulu akan segera ke luar." Di
Ketika Winata mengatakan ini, mereka tertegun. Wajah Rossa sangat buruk. Neilsen adalah suaminya, tapi sekarang dia dinyatakan akan dikejar oleh orang lain di depannya. Wajah Rossa tiba-tiba murung."Nona Winata, Aku pikir kamu mungkin salah.""Jangan khawatir kalau aku salah, Rossa. Aku tidak percaya kamu masih bisa memiliki keburuntang ini, tapi aku suka pria ini. Aku tidak peduli hubungan apa yang kamu miliki dengannya. Mulai sekarang, aku akan mengejarnya!"Winata mengatakan itu dengan penuh penekanan. Ketika Lulu mendengarnya, dia menangis."Kamu wanita jahat, Daddy adalah milikku! Kamu tidak diizinkan mencuri Daddyku!"Dia memeluk erat Neilsen dan tidak suka pernyataan mendadak Winata. Winata menatapnya dengan dingin dan berkata."Aku tidak mencurimu, apa yang membuatmu takut? Jangan khawatir, aku tidak tertarik padamu."Lulu menangis mendengar suaranya. "Daddy, aku tidak suka wanita jahat ini. Minta dia pergi!" Lu
"Kejam, tak berperasaan! ""Apakah kamu membicarakan dia?"Rossa merasa tidak tahan. "Tommy Tang, kamu tidak bisa membicarakanku seperti ini, kamu tahu, aku selalu mengingat kebaikanmu kepadaku. ""Kalau begitu katakan pada Neilsen, lepaskan keluarga Tang, bisakah kamu kembali kesisiku? Aku tidak butuh anak. Aku juga bisa sangat baik padamu, seperti lima tahun lalu, aku bisa dua kali lebih baik kepadamu, lebih baik daripada Neilsen, kembalilah, ya?"Suara Tommy Tang tiba-tiba terdengar lebih pelan, dan sedikit memohon. Tommy Tang yang seperti ini menghilangkan kesombongannya, meskipun sebenarnya dia elegan, tetapi hati Rossa masih sangat tidak karuan.""Perasaan tidak bisa dipaksakan Tommy, aku menganggapmu sebagai kakak sendiri, dan juga teman.""Setelah semuanya, kamu masih tidak bisa membencinya, kan? Kamu masih mencintainya? Tidak peduli bagaimana dia memperlakukanmu? Tidak peduli meskipun kebakaran lima tahun lalu membuatmu
"Ada apa ini?"Akibat suara dari luar ruangan, Rossa terbangun, lalu dia ke luar dan menanyakan apa yang terjadi. Setelah mendengar terjadi sesuatu dari kamar Cerry, Rossa langsung datang ke sana dengan cepat.Dia tidak terlalu peduli jika itu adalah hal normal, tapi jika itu berurusan dengan Cerry, dia tidak dapat menahannya. Saat Rossa datang untuk bertanya, Wandy langsung menangis,"Mami, aku digertak oleh wanita jahat itu! Mami!"Suara Wandy sekejap membuat Rossa kaget, lalu dia dengan cepat maju ke depan menembus keramaian dan melihat wajah Wandy memar dan merah. Raut wajah Rossa tiba-tiba berubah."Siapa yang melakukan ini! Siapa!"Dari kecil hingga sekarang, dia tidak pernah memukul anaknya. Siapa di dunia ini yang berani, dan membuat anaknya menjadi seperti ini? Neilsen sedikit tertekan saat melihat Rossa datang."Ros, biarkan aku yang mengurus ini. Kamu sekarang kembalilah dulu."Rossa melihat ada Neilsen dan Nyonya Besar di sana. Mata Nyonya Besar mengelak dan malu. Dia meng
Nyonya Besar juga tidak mau menunda, dia langsung mengikuti Neilsen masuk ke dalam.Dokter memberikan Cerry perban kembali di lukanya. Jari Wandy cukup beracun, dia menusuknya di sayatan bekas operasi. Rasa sakitnya seperti orang tua Cerry melahirkan seorang bayi tanpa menggunakan anestesi.Semakin sakit rasanya, semakin membuat Cerry marah. Dia seperti tercebur ke dalam selokan dan diejek oleh seorang bocah tengik. Bagaimana ini bisa terjadi?"Di mana bocah tengik itu! Di mana! Bawa dia kemari, aku akan memotongnya!" Cerry merasa kesakitan dan mulai menangis.Para perawat tidak menghiraukan kata-kata Cerry, tapi kata-kata itu didengar oleh Neilsen yang baru saja memasuki pintu."Siapa yang ingin kamu potong?" Neilsen tiba-tiba muncul dan membuat Cerry kaget. Bahkan membuat para dokter dan perawat juga kaget, bahkan mereka merasa sangat gugup.Cerry adalah tamu keluarga Neilsen, tapi untuk hal seperti ini, seluruh rekan medis tidak tahu bagaimana menjelaskan semua ini ke Neilsen. Ter
Wandy melakukannya dengan sengaja! Lagipula kedua mata dia yang menyedihkan membuat perawat itu tidak dapat menolaknya."Bagaimana menurutmu? Saya pergi sebentar untuk memanggil dokter memeriksa bibi tadi. Kamu ke kamar mandi yang ada di dalam sana saja, tapi jangan kamu mengganggu dia ya. Emosi dia sangat tidak baik."Perawat dan Wandy bersepakat.Wandy dengan nada ketakutan berkata, "Tapi bibi itu sangat jahat!""Kamu tidak usah memperdulikan dia, Dia sekarang hanya bisa berbaring di ranjang. Selama kamu tidak mengganggunya, dia tidak akan menyakitimu. Sana, kamu pergi buang air kecil, aku akan memanggil dokter. Ok?" Perawat itu sedikit tergesa-gesa.Walaupun dia tidak menyukai Cerry, tapi dia adalah orang yang dibawa oleh Keluarga Neilsen. Pada saat itu, dia tidak tahu keadaan Cerry seperti apa. Dia takut nanti dia akan menerima konsekuensinya.Wandy dengan sedikit malu menganggukkan kepalanya, tapi di dalam hatinya dia merasa senang. Situasi seperti ini adalah yang dia inginkan.M
Viki tidak peduli dengan suara melengking Linny. Bahkan saat ini dia menghargainya. Wanita ini sangat berani bahkan dia meludahinya. Mental Linny sangat kesel, tapi sayangnya dia tidak bisa berteriak.Dasar bajingan apa yang ingin dia lakukan?Viki membawa Linny masuk ke dalam tempat pemakaman yang jauh, lalu melemparkan dia ke tanah. Dinginnya suhu di sana membuat Linny langsung gemetaran. Linny melihat ke arah atas dan melihat sebuah peti mati, dan membuat wajahnya pucat."Hm ... hm!" Dia menggelengkan kepalanya ke arah Viki.Viki tersenyum dan berkata, "Kamu pikir dengan memprovokasi saya, saya bisa mundur begitu saja? Saya beritahu kamu, Jangan pikir kamu adalah teman baik Rossa, saya tidak akan bisa memukulmu. Bahkan orang tua saya pun dapat saya kalahkan.""Kakakmu bajingan!"Dia hanya bisa menatap Viki dengan ganas dan mengumpat dalam hati.Viki sepertinya tahu apa yang dia ocehkan, tapi dia tidak memperdulikannya. Bahkan dia berkata, "Oh, saya lupa memberitahumu, petugas kubu
Linny menatap Wandy bingung, dan membuat Wandy merasa sangat tidak nyaman."Oh, aku tidak menelan air buruk apa-apa."Wandy membebaskan diri dari Linny dan berusaha kabur, tapi Linny dengan cepat menarik kerah bagian belakang Wandy."Kamu pikir aku belum mengenalmu? Cepat katakan ada masalah apa? Mana mamimu?"Sejak kembali dari pelatihan militer, Rossa tidak pernah berhubungan lagi dengan Linny dan mengatakan ini untuk kebaikannya. Linny pun juga tidak bertanya lebih lanjut.Dia selalu berpendapat bahwa Neilsen bukanlah orang yang dicintai Rossa, tapi karena dia adalah sahabat baiknya, dia tidak ingin berkelahi dengan Rossa karena hal ini. Dia tahu ini adalah untuk kebaikannya juga, sehingga dia tidak perlu tahu banyak hal.Seperti pada lima tahun lalu. Rossa tidak pernah memberitahu Linny bagaimana kehidupannya di dalam sebuah keluarga kaya, tapi Linny adalah tujuan akhirnya.Selama Rossa membutuhkan dia, Linny dapat m
Saat telepon Wandy berdering, Neilsen yang sedang menelepon, meletakkan teleponnya sebentar seakan ingin berbicara pada Wandy ketika telepon Wandy berdering."Siapa yang menelepon?" Neilsen tanpa sadar bertanya.Wandy meliriknya dan menjawab,"Itu privasi saya."Setelah selesai berbicara, dia berlari dengan membawa teleponnya."Privasi? Seorang anak bau kencur punya privasi?"Neilsen merasa dihina oleh putranya, tapi hal ini adalah hal yang sering terjadi, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.Setelah Wandy keluar untuk mengangkat telepon itu, dia menemukan sebuah sudut yang sunyi untuk menjawab panggilan video, lalu pada layar telepon tampak Lulu yang sedang merasa sedih."Kak, kamu tidak sayang lagi padaku.""Mana mungkin, yang paling kakak sayangi adalah kamu."Saat Wandy melihat Lulu, dia masih terlihat sangat pucat tapi semangatnya jauh lebih. Dia tidak dapat membantu apa-apa, tapi dia merasa sang
Konflik antara dirinya dan Cerry tidak akan bisa dipercaya oleh siapa pun yang mendengarnya dari mulut dari siapa pun. Bahkan Nyonya Besar pun mengira dia terlalu waspada, juga tidak merasa Cerry telah melakukan sesuatu kepadanya. Bahkan masih memintanya untuk menjaga sikap di depan umum, tapi siapa yang tahu bahwa dia lah yang tertindas?Saat melihat Neilsen yang meneleponnya sekarang, walaupun dia belum lama berpisah dengannya, tapi Rossa merasa sangat sedih. Dia pun membawa telepon dan keluar dari ruang kantor dan mengangkat telepon dari Neilsen di koridor. Suaranya terdengar seperti menahan tangis. Neilsen langsung menyadarinya."Ada apa? Apakah kamu merasa kesal? Aku mendengar kamu berdandan sampai merusak kulitmu, wajahmu terluka, bagaimana bisa? Apakah parah? Lebih baik kita melakukan video call saja."Mendengar Neilsen yang berkata seperti itu, Rossa tahu Nyonya Besarlah telah mengabari Neilsen.Apa yang diucapkan Nyonya Besar kepadanya, R
Melihat tatapan Nyonya Besar, Rossa tidak tahu harus menjelaskan apa, tapi saat dia melihat Lulu, dia tersenyum dan berkata."Lulu, apa makanan yang mami belikan untukmu enak?""Yes! Apel!" Lulu tersenyum senang.Dia sangat suka makan apel, tapi karena dulu fungsi ginjal dia yang buruk, dia tidak bisa makan banyak. Terkadang dia hanya bisa makan sedikit saja. Sangat disayangkan dia tidak bisa memakannya walaupun dia sangat menyenanginya.Sekarang, dia merasa sangat senang saat melihat Rossa membawakan dia apel. Lulu menghampirinya dengan tersenyum. Lalu Rossa berkata."Walaupun sekarang kamu bisa memakannya, tapi kamu tidak bisa makan terlalu banyak. Kamu baru saja selesai operasi.""Mami, mengapa kamu sangat kejam?" Dia menggumamkan mulutnya, terlihat kecewa.Rossa mengelus kepalanya dan berkata, "Mami melakukan ini untuk kebaikanmu, coba kamu pikirkan nantinya kamu mau kehidupan yang seperti apa? Sekarang masih ingin membandel?"Lulu memiringkan kepala kecilnya dan berkata dengan su
"Kenapa? Apakah kamu ingin marah karena menahan malu? Menggunakan identitas dan statusmu untuk menyerangku? Atau kamu ingin membunuhku untuk menutup mulut? Lebih baik kamu harus cukup bisa membunuhku, jika tidak aku tidak takut memakai sepatu dengan kaki telanjang, aku hanya takut kamu tidak bisa menerima pembalasanku."Penampilan Cerry sekarang terlihat sangat menyeramkan. Tiba-tiba Rossa terdiam."Sebenarnya apa yang kamu inginkan?""Tidak bagaimana. Berdasarkan perjanjian kita, aku ingin Neilsen menemaniku selama tiga bulan. Mengenai apa yang telah dia janjikan padaku, itu adalah urusanku dengannya bukan? Jadi, jika dia menjadikanku sebagai adik angkatmu, menjadi Nona muda kedua keluarag besarmu, maka aku akan melakukannya. Tapi ini adalah hal yang kamu janjikan, dan apa yang kamu janjikan padaku harus terpenuhi."Ucapan Cerry membuat Rossa merasa sangat tidak tahu malu."Aku dan Neilsen adalah suami istri, kita itu sehidup semati. Apa yang dia inginkan adalah inginku, atas dasar a