Home / Romansa / Karma Terbalut Cinta / Nyawa dalam rahimku

Share

Nyawa dalam rahimku

Author: Joya Janis
last update Last Updated: 2021-12-14 10:24:53

Aroma Rumah Sakit samar tercium, mataku membuka perlahan dan mencoba menyadari di mana aku sekarang. Sesosok laki-laki sedang berdiri di sampingku menatapku cemas.

“Bapak?” Aku meyakinkan pengelihatanku jika laki-laki yang sedang berada di dekatku adalah pak Sanjaya.

“Kata dokter kamu kelelahan dan asam lambung kamu meningkat.” Pak Sanjaya mengambil tanganku dan mengelusnya dengan lembut.

“Kamu sudah bekerja dengan sangat keras Airin. Jadi biar kamu istirahat dulu yaa.”

Aku menghela napas, dalam minggu ini akan ada beberapa event penting yang akan digelar di hotel dan aku terkapar di sini. Kepalaku masih pusing dan rasanya isi perutku ingin keluar.

“Kamu masih pusing Airin?” pak Sanjaya menantapku dengan cemas. Aku hanya mengangguk karena merasa lemas sekujur tubuh.

“Bapak juga tadi minta agar kamu dites darah, Bapak khawatir jangan sampai ada gejala penyakit. Lebih cepat kita tahu kan lebih baik. Hasilnya sebentar lagi akan keluar.”

Aku memejamkan mata dan berharap jika aku baik-baik saja, aku mungkin memang sangat kelelahan hingga tubuhku menyerah mengikuti ritme kerjaku.

“Yang bawa saya ke sini siapa Pak?”

“Andy, dia menemukan kamu pingsan di lantai dekat dapur.”

Seorang suster masuk dan memberitahukan jika dokter ingin bertemu dengan pak Sanjaya tentang hasil tes darah yang mereka lakukan. Ingin rasanya bangun dan ikut bertemu dengan dokter tapi kepala masih berat dan ulu hati yang rasanya terbakar.

Tak lama pak Sanjaya masuk kembali ke ruanganku dengan selembar kertas yang terlipat di tangannya. Hanya ada kami berdua di ruang perawatan ini dan ekpresi wajah pak Sanjaya terlihat serius. Aku tidak berani menduga apa yang terjadi.

“Airin, menurut hasil test ini kamu dinyatakan positif hamil.” Dengan pelan dan hati-hati pak Sanjaya menyampaikan berita yang seakan membuat langitku runtuh. Aku tersentak tidak percaya, spontan aku terduduk tanpa menghiraukan pusing yang kualami. Ku raih kertas di tangan pak Sanjaya dan mencari kata di mana aku dinyatakan sedang hamil.

“Bapak sedang becanda kan?” tanganku gemetar, tanpa dikomando air mataku tumpah.

“Tidak Airin, hal ini bukan bahan candaan. Kamu sedang mengandung, kita akan ke bagian spesalis kandungan untuk memastikannya. Kamu mau Airin?”

“Tidak … Pak … tiiidaak, ini tidak mungkin.” Tangisku meledak dan pak Sanjaya meraihku, memeluk dan mengusap punggungku.

“Semua akan baik-baik saja, kamu sudah resmi menjadi istri Bapak, tidak akan ada yang tahu jika janin yang kamu kandung adalah anak orang lain. Kita akan secepatnya memberikan pernyataan resmi jika kau adalah istri sah dari Bapak.” Pak Sanjaya berkata dengan lembut dan berwibawa.

Aku menggeleng dengan keras menolak kenyataan jika di dalam rahimku tumbuh benih dari pemerkosaku, Ariel Rivaldo.

“Saya tidak menginginkan anak ini Pak, saya tidak mau … saya ingin menggugurkannya sajaaa…!” aku masih menangis dengan histeris, anak ini akan menjadi penghalang cita-citaku jika dia tetap tumbuh dalam tubuhku.

“Airin dengar, anak ini tidak bersalah, Bapak mohon sama kamu Airin tolong pertahankan janin ini. Bisa jadi hanya anak ini yang akan jadi penerus nama Bapak meski dia bukan darah daging Bapak. Bertahanlah Airin, ada kami yang akan selalu mendukung kamu.”

Pak Sanjaya mengelus kepalaku berusaha menenangkanku, aku masih tidak bisa menerima kenyataan ini. Aku merasa keluar dari mimpi buruk dan masuk ke mimpi buruk lainnya.

Ibu Sanjaya tengah duduk di kursi roda sambil membolak-balik halaman majalah yang beliau baca. Setelah melakukan pemeriksaan di spesialis kandungan dan melakukan USG aku dan pak Sanjaya memutuskan menemui Ibu Sanjaya di kamar VIP tempatnya dirawat.

“Airin… masuklah ayo sini, lihat ada artikel tentang hotel kita di majalah bisnis ini. Siapa yang melakukan wawancara ini Airin?” wajah sumringah dan senang ibu Sanjaya membuatku sedikit tenang.

Pak Sanjay mendekati istrinya dan memberikan kecupan kecil di kepala istrinya. Rambut ibu Sanjaya terlihat jarang-jarang dan kulitnya kering dan agak menghitam karena efek kemoterapi.

“Ibuuu …!” tak tahan lagi dengan perasaan sesak ini aku menghambur dan duduk bersimpuh di kaki ibu Sanjaya. Pastinya beliau sangat terkejut dengan apa yang kulakukan.

“Airin ? ada apa ini ?” Ibu Sanjaya menggapai bahuku yang mulai berguncang karena tangis.

“Saya … saya hamil Bu dan saya tidak menginginkan janin ini. Janin ini anak Ariel Bu karena Bapak tidak pernah menyentuh saya. Saya tidak mau ada anak ini Bu … saya harus bagaimana?” aku terisak perasaan bingung bercampur sedih dan benci berbaur menjadi satu.

“Airin, tenanglah … tenang Airin. Kamu adalah perempuan menikah sekarang, sah secara agama dan hukum. Jangan benci anak itu Airin, anak itu tidak bersalah. Biarkan anak itu tumbuh dan tercatat sebagai keturunan bapak, hal yang tidak bisa aku beri untuk suamiku Airin.”

Mata ibu Sanjaya basah sorot prihatin terpancar dari wajah yang lelah akibat beban penyakit yang beliau tanggung. Pak Sanjaya mendekat lalu mengusap bahu ibu Sanjaya seakan memberi kekuatan. Kemudian laki-laki yang selalu tampak berwibawa itu merangkulku dan membantuku berdiri lalu menuruhku duduk di kursi yang ditariknya dekat dengan kursi roda Ibu Sanjaya.

“Bapak sudah memutuskan akan segera mengumumkan statusmu sebenarnya pada karyawan hotel agar tidak terjadi fitnah yang menimpamu Airin. Posisi General Manager akan diserahkan kepadamu secara resmi dan mengangkat Andy sebagai Assistan General Manager, agar dia bisa menggantikanmu sementara. Kau butuh istirahat yang cukup.” Pernyataan pak Sanjaya terdengar seperti perintah di telingaku dan disetujui oleh ibu Sanjaya.

“Kau akan baik-baik saja Airin, kau perempuan yang tangguh aku yakin itu. Semua akan baik-baik saja, Andy akan mengurus hotel untuk sementara waktu. Kau beristirahat saja yaa? Ingat Airin, anak yang kamu kandung itu kini anak kita, anakmu, anak aku dan bapak. Jangan ingat lagi masa lalunya karena yang sekarang kau adalah Airin Zafira istri dari bapak Sanjaya Hariguna. Kau mengerti Airin?”

Aku mengangguk perlahan, dengan samar aku mengelus perutku yang masih rata, aku tak percaya jika di dalam sini ada nyawa yang sedang tumbuh tapi aku belum bisa menyambutnya dengan rasa suka cita.

Ballroom hotel tampak meriah sebuah perjamuan makan malam besar digelar untuk semua karyawan hotel bahkan general manager dari beberapa cabang hotel di kota lainnya turut hadir di acara ini. ibu Sanjaya pun memaksa hadir dengan kursi rodanya didampingi dua orang suster yang siap siaga berjaga untuk beliau. Kartika pun tak jauh-jauh dariku karena diminta langsung oleh pak Sanjaya untuk selalu berada di dekatku berhubung sikonku yang masih lemah karena pengaruh ngidam.

Ibu Sanjaya memberi sedikit sambutan dan pak Sanjaya berikutnya. Semua mata tertuju padaku saat pak Sanjaya mengumumkan pernikahan kami sebulan lebih yang lalu, gumam terdengar hampir di seluruh sudut ruangan. Puncak acaranya adalah penyerahan posisi General Manager dari Ibu Sanjaya kepadaku dan sekaligus pengangkatan pak Andy sebagai Assistant General Manager.

“Selamat yaa Bu, selamat juga atas pernikahannya.” Kalimat yang sama dan menyerupainya berkali-kali diucapka oleh tamu jamuan makan malam. Rata-rata staff hotel yang kukenali dan general manager cabang yang baru kali ini kutemui. Rupa-rupa tatapan mengarah kepada diriku, sorot mata yang sinis, senyum yang pura-pura dan ada yang terang-terangan membuang muka.

Di mata mereka mungkin aku terlihat sebagai pelakor, gold digger yang berusaha pansos dengan mendekati seorang Sanjaya Hariguna dengan memanfaatkan kelemahan istrinya yang sedang sakit.

“Hebat … hebat … ternyata sepak terjangmu terhadap pria sangat hebat, alih-alih jual mahal kepadaku kau malah berhasil menggaet laki-laki tua seumuran bapakmu.” Desis tajam dari arah belakang telingaku membuatku tersentak kaget. Aku berbalik pada pemilik suara yang sudah ku hapal sifat bajin*annya.

“Jaga mulutmu Tuan Ariel, kurasa kau tak akan mampu berhadapan dengan suamiku jika kau membuat masalah denganku. Ooh … meski tanpa kekuasaan suamiku aku pun sanggup melawanmu.” Jawabku tajam tanpa rasa takut.

“Singa betina … kau memang berani melawanku, aku suka sikap perlawananmu yang menjelaskan motifmu mendekati paman dan bibiku. General Manager … he he he … pelayan rendahan berhasil menjadi gund*k peliharaan Sanjaya Hariguna.” Kalimat Ariel rasanya mengiris jantungku.

“Jaga ucapanmu pada istriku Ariel ! dia istriku yang sah dan bukan perempuan peliharaan. Airin adalah perempuan baik-baik. “ pak Sanjaya mendekat Ariel dan mendorong pelan bahu keponakannya itu.

“Andy, tolong antar Ariel keluar dari hotel ini, dia sudah selesai mengikuti jamuan makan malam.”

Beberapa orang sedang memperhatikan kami, Andy bergegas menggiring Ariel keluar dari ruangan namun dia menyentak lengannya tak suka digiring oleh Andy.

“Papa mengirimmu berangkat ke Los Angeles besok, kau harus berangkat kalau tidak semua fasilitas dan sahammu akan diambil alih. Tapi tenang saja aku tidak tertarik dengan segala fasilitas yang papa tawarkan kepadaku. Aku hanya tertarik untuk memastikanmu pergi dari negara ini untuk waktu yang lama.” Andy menunjuk dada Ariel dengan wajah dingin. Ariel hanya tersenyum sinis sambil menantang kakaknya.

“Kelak aku akan kembali lagi dan buat perhitungan dengan kalian terutama kau gold digger!” Ariel menunjuk lurus ke arahku kemudian berbalik dan melangkah dengan kesal.

Related chapters

  • Karma Terbalut Cinta    Setajam silet

    Sejak resminya statusku diumumkan rasanya semakin gencar gosip yang beredar di antara karyawan hotel. Nyaris semua divisi bercerita tentangku, aneka rupa tanggapan mereka. Ada yang menganggapku pelakor yang mengincar harta keluarga Sanjaya ada pula yang menganggap aku sedang beruntung saja.“Jangan terlalu dipikirkan Rin, semua omongan mereka akan berhenti dengan sendirinya jika mereka sudah melihat kerja kerasmu.” Hibur Kartika yang melihatku muram setelah jamuan makan malam tempo hari.“Aku hanya sedang memikirkan Ibu Sanjaya, keadaan beliau semakin melemah. Aku belum siap rasanya untuk kehilangan beliau.” Kilahku.“Oh ya Tika, aku bisa minta tolong gak ? minta sama siapa gitu belikan aku asinan Bogor. Tolong yaa? “ aku memasang wajah memelas pada asisten pribadiku ini.“Iya bumil, siap laksanakan perintah!” seru Kartika dengan wajah ceria sambil menaikkan

    Last Updated : 2022-01-25
  • Karma Terbalut Cinta    Duka kehilangan

    Kandunganku kini sudah masuk lima bulan, aku sudahmulai terlihat lebih gemuk. Denyut halus mulai terasa dari dalam sana. Bapak dan ibu Sanjaya mencurahkansegenap perhatian dan kasih sayang pada makhluk kecil yang ku kandung ini. Hingga suatu malam …Tok … tol … tok … pintu kamarku diketuk menjelang tengah malam.“Rin, ini Bapak, tolong buka pintunyasebentar.”Aku bergegas bangun dan membuka pintu, tampak pak Sanjaya tengah bersiap-siap untuk pergi.“Lho, Bapak mau kemana-mana malam-malam begini?” dahiku berkerut keheranan.“Ikut Bapak ke Rumah Sakit yaa, ibu mau ketemu kamu sekarang. Bapak tunggu kamu ganti pakaian. Pakai baju yang tebal udara lebih dingin malam ini.” pak Sanjaya berbalik dan duduk menunggu di ruang tengah. Aku menutup kembali pintu kamar dan mengikuti sarannya. Mendadak firasatku buruk tentang panggilan tengah malam ini.Selasar

    Last Updated : 2022-01-25
  • Karma Terbalut Cinta    Yang tak berhenti berharap

    Lagi-lagi aku terbangun di sebuah kamar Rumah Sakit. Infus sudah menancap di punggung lengan kiriku dan rasa lemas itu masih terasa. Ku coba memutar ulang ingatan terakhirku dan yang ku ingat jeritan mba Tias yang melihat darah mengalir di betisku.“Kamu sudah sadar Rin?” suara lembut pak Sanjaya tertangkap oleh telingaku. Aku menoleh ke sumber suara yang dekat denganku.“Ibu saya mana Pak?” aku mencari-cari sosok ibu. Aku ingin bersama ibuku di sini.“Ibu pulang baru saja pulang nanti siang balik ke sini lagi. Kamu harus banyak istirahat dan tidak boleh stress. Beberapa hari ke depan kamu harus bed rest dulu. Ikuti saran dokter yaa Rin?”Aku hanya mengangguk, mungkin memang aku butuh istirahat sejenak. Setelah kehilangan sosok ibu Sanjaya aku seperti kehilangan separuh penopang kekuatanku. Lalu ku teringat pada janjiku untuk membawa Sanjaya Hotel menjadi lebih sukses di tanganku. Aku mendesah pelan dan mecoba mem

    Last Updated : 2022-01-25
  • Karma Terbalut Cinta    Petaka lampu kristal

    “Nyonya tidak apa-apa?” tanya pak Andy yang masih memelukku erat memunggungi pecahan lampu Kristal yang sempat membuat beberapa goresan di pipi dan tengkuknya. Aku mengangguk cepat dan mengelus perutku yang kembali mengeras karena terkejut. Kartika segera menghampiriku, lengannya juga ikut berdarah karena serpihan tajam kaca yang menyasar kemana-mana.“Ibu baik-baik saja?” Kartika memeriksa ku dengan cemas, pak Andy sudah melepaskanku dan meraba pipi serta tengkuknya yang terasa perih. Dia bergegas berbalik dan memeriksa apa ada yang terluka. Tampak beberapa orang staf bagian marketing mengalami luka yang sama dengan serpihan kaca yang berhamburan.“Periksa keadaan kalian dan jika ada luka yang butuh perawatan segera ke klinik. Cari sekarang teknisi yang memasang lampu ini segera!” wajah pak Andy merah padam dengan kejadian ini, terlebih karena aku yang nyaris celaka.“Kartika ba

    Last Updated : 2022-04-14
  • Karma Terbalut Cinta    Misteri Sandra

    Dengan mengendap-endap aku berjalan agar pak Andy tak melihatku ada di sekitar ruangan ini. Berbagai macam pikiran mengisi kepalaku, apa kejadian lampu Kristal itu hanya kesalahan manusia atau ada yang sedang merencanakan Sesuatu di hotel ini. Jika benar tujuannya untuk mengacau di hotel ini, aku akan menghadapinya tanpa rasa takut sedikitpun.Sambil berjalan ke ruanganku aku membuka satu demi satu file itu sekilas dan mengingat-ingat nama beberapa teknisi yang ada di dalam file di tanganku ini. Aku terlalu fokus sehingga kurang memperhatikan jalanku di depan dan menabrak seseorang.“Airin, kamu dari mana?” suara pak Sanjaya yang sudah berdiri tegak sambil memegangiku membuatku gelagapan. Bukan hanya karena aku nyaris jatuh tapi kejadian lampu Kristal itu apakah …?“Ayo kita ke ruanganmu sekarang Bapak ingin bicara sekarang.” Pak Sanjaya menepuk punggung tangan kananku dan tak melepaskannya

    Last Updated : 2022-04-14
  • Karma Terbalut Cinta    Duri dalam daging

    Aku buru-buru kabur dari taman itu, kecurigaanku tertuju pada Sandra. Rasa penasaran ini semakin besar karena ketiga orang itu, Sandra, pria bertopi dan … pak Andy. Aku mencoba mengingat pesan pak Sanjaya agar aku tidak terlibat lebih jauh lagi. Di saat ini mungkin hanya Kartika yang mampu menolongku untuk menyelidiki mereka.“Apa di toilet antri Rin?” pak Sanjaya mengelap mulutnya yang baru saja menghabiskan makanannya.“I-iya Pak di sana antri.” Aku melirik pada pak Sanjaya yang terlihat tenang. Apa kali ini aku ketahuan lagi yaa ? aku meneguk sisa air minumku tadi dan berusaha tenang.“Divisi Security akan mengirimkan saya rekaman di ballroom nanti, jika ada hal yang penting saya akan kasih tahu kamu Airin. Sekarang saya harus kembali ke kantor, jaga diri baik-baik yaa.” Pak Sanjaya berdiri dan mengecup kepalaku.“Kau tidak usah menganta

    Last Updated : 2022-04-14
  • Karma Terbalut Cinta    Kelahiran dan kematian

    Pak Sanjaya kali ini benar-benar mengambil tindakan tegas karena nyawaku dan bayi ini mulai terancam. Aku mengira ini ulah Ariel yang menyuruh orang untuk mencelakaiku tapi dugaanku salah. Ariel sudah berada di San Fransisco sedang disibukkan bisnis yang dipercayakan ayahnya kepadanya. Dia belum sempat untuk berbuat aneh-aneh lagi karena mendapat ancaman keras dari orang tuanya. Paling tidak itu lah yang katakan pak Andy kepadaku.“Riiin … kamu lagi di mana Riin?” Kartika dengan tergesa-gesa masuk ke kamarku. Sudah hampir dua minggu ini aku tidak ke kantor. Dokter memintaku istirahat karena stress yang kerap menyerangku dan usaha seseorang untuk meracuniku dengan kue kacang kenari.“Aku di sini Tika, ada apa siih ? biasanya kan cuma telpon aja?” aku sedang membolak-balik lembaran majaalh di kamarku.“Pelakunya ketemu Rin ! dalangnya udah ketauan!” seru Kartika yang bergega

    Last Updated : 2022-04-14
  • Karma Terbalut Cinta    Awal jiwa yang hilang

    Detik-detik kurasakan begitu berat untuk ku lewati. Rasa sakit yang bercampur aduk peluh serta air mata bersatu membalut tubuhku yang harus berjuang keras agar bayi ini bisa ku lahirkan. Aku ingin bersama pak Sanjaya, aku ingin tahu keadaan beliau, apa yang terjadi sehingga beliau dibantu dengan banyak dokter seperti itu. Tiga jam persalinan normal yang sangat melelahkan akhirnya membawa tangisan bayi perempuan itu ke dunia.“Selamat yaa Bu, bayinya perempuan, sehat, lengkap dan cantik seperti Ibu.” Dokter perempuan yang menanganiku memberikan bayi yang sudah terbungkus selimut berwarna merah muda. Aku enggan menggendongnya hingga bayi itu diambil oleh ibuku.“Ibu, aku ingin lihat keadaan pak Sanjaya.” Pintaku dengan lelehan air mata.“Kondisi kamu masih lemah Rin, nanti saja yaa, pak Rudy juga pasti akan mengabari kita.”“Rin, kamu tidak mau meng

    Last Updated : 2022-04-14

Latest chapter

  • Karma Terbalut Cinta    Dari awal lagi

    Aku berjalan beriringan bersama Sandrina, jemari kami saling tertaut dengan erat dan sesekali saling melemparkan tawa kecil ketika Sandrina berceletuk lelucon yang lucu. Jemariku semakin erat bertaut ketika kami sudah ada di ambang pintu kamar perawatan mas Andy. Sejenak kami saling memandang, aku tersenyum padanya dan mengelus kepalanya penuh kasih sayang.“Ayo kita jenguk ayahmu, semoga setelah ada dirimu di sini, Ayah akan sadar dan terbangun untuk kita.”Sandrina mengangguk mendengar ucapanku, lalu aku mendorong pintunya.Di sisi tempat tidur tampak ibuku yang tengah membaca buku, wajahnya mendongak dan berubah menjadi semringah setelah melihat kedatangan kami.“San Sayang …!” serunya dengan suara tertahan, ditutupnya segera buku itu dan bergegas menghampiri cucunya.“Kalian tidak mengabari ibu jika kalian akan datang, kalian tahu jika dokter tidak membolehkan ibu menggunakan ponsel pintar, mereka hanya membolehkan ibu memakai ponsel biasa yang katanya radiasinya lebih aman. Ibu s

  • Karma Terbalut Cinta    Kembalinya cinta yang hilang

    Darwis melirikku sesaat dari kaca spion depan, tersirat kecemasan dalam tatapannya kepadaku dan Budi. Lalu aku menoleh pada Budi yang sedang memejamkan matanya, aku merasakan jika anak muda ini tengah meredam semua gejolak dalam hatinya. Perlahan aku meraih tangannya dan melihat buku-buku jemarinya yang memerah dan masih terdapat bercak darah.“Budi, Ariel … dia melompat dari atas balkon, dia mengakhiri nyawanya.” Aku menunggu respon Budi sesaat.“Dia sudah membayar nyawa mamaku dengan lunas ….” gumam Budi yang terdengar pelan di telingaku. Terlihat duka di wajahnya meskipun dari awal berkali-kali dia mengharapkan bisa melenyapkan Ariel dengan tangannya sendiri.“Apa kau baik-baik saja?” tanyaku lagi untuk memastikan, aku tak pernah melihat ekspresi Budi yang sekacau itu.“Aku baik-baik saja, Nyonya. Kurasa kita harus mengkhawatirkan Nona Sandrina.”Aku menghela napas, masih terngiang di telingaku saat Ariel meneriakkan ibu macam apa aku ini, yaah aku mungkin ibu terburuk di dunia. Ak

  • Karma Terbalut Cinta    Berakhir tragis

    “Dari awal aku memang telah meragukanmu! Dan memang kau ingin mengacaukan semuanya di saat seperti ini, begitu besarnya dendammu padaku, Airin, hingga kau menghalangiku bersama gadis yang aku cintai!” Cengkraman tangan Ariel semakin kuat dan membuatku semakin tidak bisa bernapas. Dengan sisa-sisa kekuatan yang aku punya, jemariku berusaha menjangkau vas bunga di dekatku dan…Praaak…!Bunyi hantaman vas bunga di kepala Ariel terdengar seiring dengan erangan rasa sakit di kepalanya.“Hanya binatang yang sanggup mengawini keturunannya sendiri dan aku tidak akan membiarkan dirimu menikahi putri kandungmu, Ariel!” bentakku yang hampir menjerit. Aku bergegas mengambil berkas hasil tes DNA Sandrina dan Budi dan melemparkan ke arah wajahnya.“Vasektomi yang kau lakukan itu gagal, kau bukan hanya telah menghamili aku tapi juga seorang perempuan bernama Marcella!”Ariel memegangi kepalanya yang mengucurkan darah, wajah Ariel semakin pucat ketika aku menyebut nama Marcella. Jemarinya gemetar me

  • Karma Terbalut Cinta    Amukan Ariel

    Aku meminta Darwis untuk menjemputku di salon, penampilanku hari ini tampil dengan sempurna untuk menghadiri pesta paling kunantikan selama ini. Kejatuhan Ariel! Betapa aku menunggu wajah pucat laki-laki itu ketika dia mengetahui jika bukan hanya Sandrina yang diingkarinya tetapi juga ada seorang anak laki-laki yang sedang menabur dendam padanya.“Anda sudah siap, Nyonya?” tanya Darwis memastikan kondisiku. Jemariku gemetar dan jelas terlihat oleh Darwis. Sesaat dia meraih jemariku dan menggenggamnya erat, mata elangnya menatap ke arahku. Baru kali ini Darwis melakukan kontak fisik denganku yang membuatku sedikit terkejut.“Tarik napas Anda dan bersikaplah lebih rileks, Anda akan baik-baik saja dan aman bersama kami, Nyonya.” Laki-laki itu berusaha menenangkanku dan seakan sedang mentransfer tenaganya aku merasakan kecemasanku berkurang. Aku mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Kemudian Darwis mempersilakan aku untuk naik dengan mobil mempelai perempuan menuju hotel di mana Arie

  • Karma Terbalut Cinta    Pengantin lari

    Aku kembali memastikan jika semua sudah siap, bukan… bukan pesta pernikahan ini, tetapi sesuatu yang lebih “meriah” dari pesta yang luar biasa ini. Malam kemarin aku sudah bertemu dengan Budi dan menanyakan kebenarannya secara langsung. Pemuda yang terlihat kuat, garang dan dingin itu menangis bersimpuh mengingat penderitaan ibunya yang diusir dari rumah orang tuanya karena hamil di luar nikah. Masih sedikit beruntung karena ibunya ditampung oleh pemilik panti sehingga perempuan itu bisa melahirkan dan sempat merawat Budi kecil hingga beberapa tahun.“Waktu itu umurku tujuh tahun, penyakit mama semakin parah, sehingga mama memutuskan untuk membawaku kepada laki-laki itu, menerimaku sebagai putranya. Tapi dia menyangkalnya dan mengatakan jika ibuku adalah seorang jal*ng.” Budi menghela napas, matanya mulai basah, kenangan itu begitu buruk dalam hatinya.“Setelah dia menghina mamaku habis-habisan dengan pongahnya dia mendorong kami ke tepi jalan. Ketika itu malam hujan deras dan mama se

  • Karma Terbalut Cinta    Bukti lain

    Persiapan pernikahan Sandrina sudah nyaris rampung, aku datang untuk melihatnya meski hanya dari atas balkon hotel ini. Para kru WO hotel bekerja dengan keras dan penuh semangat untuk mewujudkan pernikahan “impian” ini. Walaupun, aku tahu akan berakhir seperti apa nanti pesta yang disebut-sebut sebagai wedding of the year. Aku juga tahu saat ini Rico dan pak Rudy sedang berusaha keras meredam para wartawan yang sudah mencium berita besar ini.Aku sendiri pun merinding jika membayangkan rencana yang akan kulakukan nanti. Semua perhatian sedang tertuju pada pernikahan akbar ini dan aku ibu dari calon mempelai wanita yang akan merusaknya.“Maaf, Bu, ada telepon dari pak Rico, Ibu diminta ke kantor pusat sekarang karena ada meeting penting.” Suara dari Vera sekretaris Sandrina memecah lamunanku.“Ouh … baiklah, tolong siapkan mobilnya,” pintaku pada gadis muda itu. Aku kembali menyapu seluruh ruangan melihat dekorasi yang indah dengan dominasi warna putih dan putih tulang. Indah … indah

  • Karma Terbalut Cinta    Pre Wedding

    “Ibu tolong tunggu Airin di sana yaa, beberapa hari lagi Airin akan menyusul. Pastikan saja para perawat di sana dan para dokter memberikan pelayanan yang terbaik untuk mas Andy.” Aku membantu ibu berkemas untuk keberangkatannya menuju Singapore. Aku tidak membiarkannya untuk bertemu dengan Sandrina agar anak itu tidak bercerita apapun pada neneknya.“Tapi kok mendadak begini sih, Rin? Ibu jadi gak leluasa siap-siapnya.” Ibu mengansurkanku sehelai sweater yang biasa dipakai beliau ketika di London dulu.“Maaf, Bu. Sebenarnya Airin sudah dikasih tahu supaya salah satu dari anggota keluarga kita harus berada di sana tetapi Airin yang salah kasih jadwal ke bawahan Airin jadi ada beberapa jadwal Airin yang bentrok. Dalam waktu dekat Aldrin juga akan liburan dan dia juga mau menjenguk ayahnya.” Aku melirik sekilas ibu yang tampaknya mencoba menerima penjelasanku.Dalam waktu satu jam semua siap, aku dan Budi yang mengantarkan ibu langsung ke bandara. Di sana ibu akan dijemput bawahanku da

  • Karma Terbalut Cinta    Maafkan Mom

    Darwis datang menghadap kepadaku dengan surat hasil tes DNA itu dan benar, Sandrina memang putri dari Ariel. Aku tersenyum puas melihat ini tetapi aku tidak akan menggunakannya langsung. Aku punya rencana untuk sebuah pesta perayaan. Sebuah pesta yang begitu ditunggu oleh Ariel.“Darwis, kita akan jalankan rencana B, biarkan semua berjalan seperti yang dikehendakinya, tetapi di malam sebelumnya, amankan Sandrina.”“Apa Anda yakin dengan ini? Apa Nona Sandrina akan baik-baik saja?”“Dia butuh suatu pelajaran penting, setelah kamu mendapatkannya bawa dia ke tempat ayahnya di Singapore dan aku akan menyusul.” Aku menjelaskan secara detail rencanaku kepada Darwis meskipun laki-laki itu beberapa kali terlihat mengernyitkan dahinya.“Nyonya, rencana Anda terdengar menyeramkan, terlebih Anda sedang mempertaruhkan putri Anda sendiri.” Darwis terdengar ragu, iya pastinya, siapapun yang mendengar ini pasti akan mengatakan aku gila. Aku seorang ibu yang nekat akan menikahkan putrinya dengan ayah

  • Karma Terbalut Cinta    Kerinduan

    Aku harus memastikan jika penjagaan Sandrina di rumah benar-benar diperketat sehingga aku kembali sebelum jam makan malam dan berpikir kembali tentang tes DNA itu. Bagaimanapun caranya Ariel dan Sandrina harus menjalani tes itu agar Ariel bisa percaya jika San adalah putrinya.Kutelusuri satu demi satu laman internet penjelasan tentang vasektomi yang gagal. Kemungkinan gagalnya kontrasepsi itu sebesar tiga puluh persen di awal-awal bulan pemakainya. Mendadak aku merasa sangat sial dengan kemungkinan tiga puluh persen itu. Hanya sekali saja Ariel menyentuhku aku langsung mengandung Sandrina. Mungkin memang keputusan yang tepat untuk menikah dengan mendiang pak Sanjaya ketika itu sehingga Sandrina mendapat kehidupan yang sangat layak.“Mom! Apa-apaan di luar sana itu? Kenapa San gak bisa keluar? Sandrina ada janji dengan teman San malam ini, San harus pergi.” Sandrina berdiri tak jauh dariku dengan wajah cemberut.“Mom hanya melakukan yang terbaik buatmu, San. Untuk sementara waktu kamu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status