Baru keesokan sore, Kemal akhirnya pulang ke rumah.Melihatku di rumah, dia menghela napas lega, lalu berkata sambil tertawa."Aku lupa mampir ke rumah sakit. Ternyata kamu malah keluar secepat ini, sepertinya nggak terlalu parah, ya."Aku tidak memberitahunya bahwa sebenarnya kondisiku cukup parah.Tulang belakangku bergeser, dan jika dibawa ke rumah sakit sedikit lebih lambat, kemungkinan besar akan keguguran.Namun, aku tidak mengatakan apa pun, hanya menjawab pelan, "Mm."Sambil melepas dasi, Kemal berbicara tentang kejadian semalam."Awalnya aku ingin ke rumah sakit setelah mengantar Yessy pulang, tapi dia sedang tidak stabil. Sebagai bos, aku harus lebih perhatian, 'kan?"Sambil berbicara, dia mendekat, memeluk pinggangku dari belakang dan bertanya."Kamu nggak marah, 'kan?"Aroma parfum wanita di tubuh Kemal membuatku mual.Aku menjawabnya sambil menghindar perlahan."Tentu saja nggak. Dia 'kan perempuan, wajar kalau kamu lebih memperhatikannya."Mendengar jawaban itu, Kemal pua
"Nggak, Kemal … aku nggak mau!"Sambil gemetar, aku mencengkeram lengan bajunya."Perutku sakit sekali. Cepat bawa aku ke rumah sakit."Setelah mendengar itu, wajah Kemal berubah suram. Dia berbicara sambil menepis tanganku dengan kasar."Kamu nggak selesai-selesai! Masih kurang puas berpura-pura?""Hanya diminta bantu sedikit untuk Yessy saja, tapi kamu malah mulai bertingkah! Berani-beraninya kamu melawan?"Aku menggigit bibir, menyangkal dengan tegas."Aku nggak berpura-pura .... Cepat bawa aku ke rumah sakit. Aku pendarahan!"Rasa sakit di perut bawahku rasanya seperti dipukul dan ditendang habis-habisan, sementara cairan hangat terus mengalir keluar.Akan tetapi, Kemal tetap tidak percaya."Berhenti berpura-pura! Mana ada darah?"Aku mengenakan gaun hitam sehingga noda darah tidak terlihat jelas.Namun, kalau dia mau mencium sedikit saja, dia pasti akan merasakan aroma darah yang menyengat di udara.Aku terpaksa menahan rasa sakit, berusaha tetap tenang dan menjelaskan padanya."D
Ketika aku sadar kembali, aku sudah terbaring di rumah sakit.Orang yang menyelamatkanku adalah Sandy Hendrawan, teman yang mengetahui hubunganku dengan Kemal.Setelah membawaku ke rumah sakit, dia langsung menghubungi orang tua kami berdua.Ayah Kemal terus menerus menelepon Kemal, tetapi tidak diangkat."Anak sialan ini! Sudah buat Nissa jadi begini, masih berani nggak mengangkat telepon!""Meski suami istri sering bertengkar, bagaimana sampai bisa ada yang jatuh ke dalam air seperti itu? Bagaimana kalau terjadi apa-apa ...."Sandy sudah tidak tahan lagi, lalu berkata dengan dingin."Kak Nissa, ini termasuk percobaan pembunuhan! Aku rasa lebih baik kamu lapor polisi saja!"Mendengar kata 'lapor polisi', ibu tiriku yang selama ini diam akhirnya panik.Dia buru-buru memegang tanganku dan berkata."Nissa, pertengkaran kecil antara suami istri itu normal, yang penting dibicarakan baik-baik di belakang. Jangan dibesar-besarkan.""Kalau nggak, pernikahanmu dengan Kemal nggak akan bisa dise
Kemal masuk dengan marah, matanya melirik ke sekeliling ruang rawat, kemudian dia tertawa sinis."Nissa, kamu benar-benar sudah berani! Bahkan sampai mengumpulkan banyak orang untuk membohongiku!""Katanya mau cerai! Kenapa sekarang malah mencariku! Aku kasih tahu ya, kata-kata yang sudah diucapkan oleh Kemal itu nggak bisa dicabut! Kalau sekarang kamu menyesal, nggak ada lagi kesempatan!"Setelah itu, dia belum merasa puas, langsung mengambil air di atas meja dan menyiramkannya ke wajahku.Ayah Kemal langsung berteriak untuk menghentikan."Berhenti! Nissa, dia ...."Namun, sebelum ayahnya selesai berbicara, Kemal dengan sinis memotong."Ayah, jangan pura-pura lagi! Kalau dia sudah nggak tahu berterima kasih dan ingin cerai, aku akan mengabulkannya!"Namun, sesaat kemudian, aku tiba-tiba mulai batuk hebat.Air itu mengalir melalui saluran pernapasan dan masuk ke hidungku, membuatku tercekik dan tidak bisa bernapas.Batukku makin keras, tabung pernapasan transparan itu juga mulai dipenu
Selama aku dirawat di rumah sakit, Kemal menunjukkan perhatian dan perawatan yang belum pernah dia tunjukkan sebelumnya.Namun, aku sangat tahu, semua itu hanya usaha sia-sia yang tidak akan mengubah apa-apa.Dia melihat reaksiku yang dingin, lalu mulai mengingatkan kembali masa lalu kami.Meski begitu, apa pun yang dia katakan, aku hanya diam.Semua hal yang ingin aku katakan, sudah lama hilang dalam lima tahun pernikahan ini.Pada hari aku keluar dari rumah sakit, pengacara mengetuk pintu kamar rawat.Dia menyerahkan surat perjanjian perceraian yang telah disiapkan.Begitu Kemal menerimanya, wajahnya langsung berubah, dan dia berteriak marah pada pengacara itu."Keluar! Aku nggak butuh kamu di sini!"Tak lama kemudian, hanya tinggal kami berdua di kamar itu.Aku lihat dia sama sekali tidak berniat menandatangani, lalu aku berkata dengan dingin."Kemal, kamu yang pertama kali mengajukan perceraian. Kamu juga yang berteriak di kamar rumah sakit akan melepaskanku. Sekarang perjanjian pe
Beberapa hari kemudian, aku menghubungi seorang ahli tulang terkenal di luar negeri, dan aku berencana pergi ke luar negeri untuk menjalani pengobatan.Di saat aku baru saja cedera, sebenarnya itulah peluang terbaik untuk menjalani pengobatan.Namun, inilah yang dikatakan Kemal."Nissa, apa pun yang terjadi padamu, cintaku padamu nggak akan berubah."Namun seiring waktu berjalan, dia mulai muak dengan pembicaraan orang-orang di sekitarku."Istri Kemal itu cacat kaki."Kalimat ini menjadi duri yang menancap dalam di hati Kemal.Ketika aku kembali mengajukan untuk pergi ke luar negeri untuk pengobatan, tiba-tiba dia marah besar."Nissa, aku sudah bilang apa pun yang terjadi padamu, aku akan tetap mencintaimu. Jadi, kenapa kamu harus menghabiskan uang untuk hal yang nggak perlu?""Dan, bisakah kamu nggak egois? Kalau kamu pergi ke luar negeri, siapa yang akan merawatku?"Saat itulah aku baru menyadari, bahwa janji seorang pria adalah hal yang paling tidak bisa diprediksi.Berita tentang a
Melihat aku muncul, dia segera berlari mendekat dan menarik pergelangan tanganku, mengajakku bicara."Nissa, masalah antara kita belum selesai. Mana bisa kamu pergi begitu saja? Kamu nggak bisa begini padaku!""Perusahaan ini adalah hasil kerja keras kita berdua. Apa kamu tega melihatnya hancur begitu saja?"Kemal terlihat sangat lelah, sampai urat-urat di matanya terlihat jelas.Sudah pasti, dia tidak cukup istirahat belakangan ini.Aku menatapnya, dan berkata sambil tersenyum sinis."Ternyata kamu sadar juga kalau kamu nggak bisa hidup tanpa aku, ya? Tapi bukankah kamu selalu meremehkan aku dan ingin menggantiku?""Kenapa? Asisten kecilmu nggak bisa membantumu?""Oh ya, aku ingatkan, sekarang kita sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi. Aku juga nggak punya niat untuk menyelamatkan orang yang nggak ada hubungannya denganku."Kemal memandangku dengan tatapan sangat putus asa.Aku melepaskan tangannya dan berbalik pergi.Namun, Kemal mengejar dan memelukku, tidak mau menyerah."Nissa, a
Yessy memegang wajahnya, memandang Kemal dengan ekspresi tidak percaya.Tiba-tiba, sebuah kabar mengejutkan terungkap."Kemal, di saat seperti ini, kamu masih juga melindungi wanita ini!""Lalu, bagaimana dengan anak yang ada di perutku ini? Apa kamu nggak peduli lagi?"Mendengar perkataan Yessy, mata Kemal terbelalak, wajahnya bingung.Dia segera menggelengkan kepala dan membantah."Nggak mungkin, sama sekali nggak mungkin!"Kemal menoleh ke arahku, matanya penuh dengan kesungguhan."Nissa, aku nggak melakukan itu!"Mendengar penjelasannya yang lemah dan tidak meyakinkan, aku sama sekali tidak terpengaruh.Bahkan aku hampir ingin mengucapkan selamat.Terikat dengan orang seperti Yessy, itu bisa dianggap sebagai hukuman bagi Kemal.Melihat Kemal seperti tidak percaya, Yessy buru-buru mengeluarkan hasil tes kehamilan dari tasnya dan melemparkannya ke depan Kemal."Kemal, buka matamu dan lihat dengan jelas!""Kamu pilih wanita cacat itu, atau kami berdua, ibu dan anak ini!"Dengan tekana
Aku tidak peduli lagi dengan urusan Kemal.Aku mengganti jadwal penerbanganku dan tetap pergi ke luar negeri.Hari ketiga di Jerman, aku menjalani operasi.Operasinya berjalan lancar. Asalkan aku berusaha untuk sehat, aku akan segera bisa berjalan seperti orang normal lagi.Mungkin dalam waktu dekat, aku bisa mulai mendaki dan berkemah lagi.Sementara itu, peristiwa di bandara itu ramai dibicarakan di dalam negeri.Bagi perusahaan Kemal, ini menjadi pukulan besar lagi.Tindakannya yang dengan sengaja melukai orang di tempat umum memiliki bukti kuat, dan Yessy mengancam akan menuntutnya sampai hancur jika tidak diberi kompensasi.Namun, enam miliar, Kemal benar-benar tidak bisa menyediakannya.Jadi, dia tidak bisa menghindari kenyataan bahwa dia akan berakhir di penjara.Katanya, dia sudah berkali-kali meminta kepada Sandy, memaksa ingin bertemu denganku.Namun, setiap kali, yang dia dapatkan hanyalah makian pedas dari Sandy.Dia dimaki karena memang pantas mendapatkan itu semua.Dia ju
Yessy memegang wajahnya, memandang Kemal dengan ekspresi tidak percaya.Tiba-tiba, sebuah kabar mengejutkan terungkap."Kemal, di saat seperti ini, kamu masih juga melindungi wanita ini!""Lalu, bagaimana dengan anak yang ada di perutku ini? Apa kamu nggak peduli lagi?"Mendengar perkataan Yessy, mata Kemal terbelalak, wajahnya bingung.Dia segera menggelengkan kepala dan membantah."Nggak mungkin, sama sekali nggak mungkin!"Kemal menoleh ke arahku, matanya penuh dengan kesungguhan."Nissa, aku nggak melakukan itu!"Mendengar penjelasannya yang lemah dan tidak meyakinkan, aku sama sekali tidak terpengaruh.Bahkan aku hampir ingin mengucapkan selamat.Terikat dengan orang seperti Yessy, itu bisa dianggap sebagai hukuman bagi Kemal.Melihat Kemal seperti tidak percaya, Yessy buru-buru mengeluarkan hasil tes kehamilan dari tasnya dan melemparkannya ke depan Kemal."Kemal, buka matamu dan lihat dengan jelas!""Kamu pilih wanita cacat itu, atau kami berdua, ibu dan anak ini!"Dengan tekana
Melihat aku muncul, dia segera berlari mendekat dan menarik pergelangan tanganku, mengajakku bicara."Nissa, masalah antara kita belum selesai. Mana bisa kamu pergi begitu saja? Kamu nggak bisa begini padaku!""Perusahaan ini adalah hasil kerja keras kita berdua. Apa kamu tega melihatnya hancur begitu saja?"Kemal terlihat sangat lelah, sampai urat-urat di matanya terlihat jelas.Sudah pasti, dia tidak cukup istirahat belakangan ini.Aku menatapnya, dan berkata sambil tersenyum sinis."Ternyata kamu sadar juga kalau kamu nggak bisa hidup tanpa aku, ya? Tapi bukankah kamu selalu meremehkan aku dan ingin menggantiku?""Kenapa? Asisten kecilmu nggak bisa membantumu?""Oh ya, aku ingatkan, sekarang kita sudah nggak ada hubungan apa-apa lagi. Aku juga nggak punya niat untuk menyelamatkan orang yang nggak ada hubungannya denganku."Kemal memandangku dengan tatapan sangat putus asa.Aku melepaskan tangannya dan berbalik pergi.Namun, Kemal mengejar dan memelukku, tidak mau menyerah."Nissa, a
Beberapa hari kemudian, aku menghubungi seorang ahli tulang terkenal di luar negeri, dan aku berencana pergi ke luar negeri untuk menjalani pengobatan.Di saat aku baru saja cedera, sebenarnya itulah peluang terbaik untuk menjalani pengobatan.Namun, inilah yang dikatakan Kemal."Nissa, apa pun yang terjadi padamu, cintaku padamu nggak akan berubah."Namun seiring waktu berjalan, dia mulai muak dengan pembicaraan orang-orang di sekitarku."Istri Kemal itu cacat kaki."Kalimat ini menjadi duri yang menancap dalam di hati Kemal.Ketika aku kembali mengajukan untuk pergi ke luar negeri untuk pengobatan, tiba-tiba dia marah besar."Nissa, aku sudah bilang apa pun yang terjadi padamu, aku akan tetap mencintaimu. Jadi, kenapa kamu harus menghabiskan uang untuk hal yang nggak perlu?""Dan, bisakah kamu nggak egois? Kalau kamu pergi ke luar negeri, siapa yang akan merawatku?"Saat itulah aku baru menyadari, bahwa janji seorang pria adalah hal yang paling tidak bisa diprediksi.Berita tentang a
Selama aku dirawat di rumah sakit, Kemal menunjukkan perhatian dan perawatan yang belum pernah dia tunjukkan sebelumnya.Namun, aku sangat tahu, semua itu hanya usaha sia-sia yang tidak akan mengubah apa-apa.Dia melihat reaksiku yang dingin, lalu mulai mengingatkan kembali masa lalu kami.Meski begitu, apa pun yang dia katakan, aku hanya diam.Semua hal yang ingin aku katakan, sudah lama hilang dalam lima tahun pernikahan ini.Pada hari aku keluar dari rumah sakit, pengacara mengetuk pintu kamar rawat.Dia menyerahkan surat perjanjian perceraian yang telah disiapkan.Begitu Kemal menerimanya, wajahnya langsung berubah, dan dia berteriak marah pada pengacara itu."Keluar! Aku nggak butuh kamu di sini!"Tak lama kemudian, hanya tinggal kami berdua di kamar itu.Aku lihat dia sama sekali tidak berniat menandatangani, lalu aku berkata dengan dingin."Kemal, kamu yang pertama kali mengajukan perceraian. Kamu juga yang berteriak di kamar rumah sakit akan melepaskanku. Sekarang perjanjian pe
Kemal masuk dengan marah, matanya melirik ke sekeliling ruang rawat, kemudian dia tertawa sinis."Nissa, kamu benar-benar sudah berani! Bahkan sampai mengumpulkan banyak orang untuk membohongiku!""Katanya mau cerai! Kenapa sekarang malah mencariku! Aku kasih tahu ya, kata-kata yang sudah diucapkan oleh Kemal itu nggak bisa dicabut! Kalau sekarang kamu menyesal, nggak ada lagi kesempatan!"Setelah itu, dia belum merasa puas, langsung mengambil air di atas meja dan menyiramkannya ke wajahku.Ayah Kemal langsung berteriak untuk menghentikan."Berhenti! Nissa, dia ...."Namun, sebelum ayahnya selesai berbicara, Kemal dengan sinis memotong."Ayah, jangan pura-pura lagi! Kalau dia sudah nggak tahu berterima kasih dan ingin cerai, aku akan mengabulkannya!"Namun, sesaat kemudian, aku tiba-tiba mulai batuk hebat.Air itu mengalir melalui saluran pernapasan dan masuk ke hidungku, membuatku tercekik dan tidak bisa bernapas.Batukku makin keras, tabung pernapasan transparan itu juga mulai dipenu
Ketika aku sadar kembali, aku sudah terbaring di rumah sakit.Orang yang menyelamatkanku adalah Sandy Hendrawan, teman yang mengetahui hubunganku dengan Kemal.Setelah membawaku ke rumah sakit, dia langsung menghubungi orang tua kami berdua.Ayah Kemal terus menerus menelepon Kemal, tetapi tidak diangkat."Anak sialan ini! Sudah buat Nissa jadi begini, masih berani nggak mengangkat telepon!""Meski suami istri sering bertengkar, bagaimana sampai bisa ada yang jatuh ke dalam air seperti itu? Bagaimana kalau terjadi apa-apa ...."Sandy sudah tidak tahan lagi, lalu berkata dengan dingin."Kak Nissa, ini termasuk percobaan pembunuhan! Aku rasa lebih baik kamu lapor polisi saja!"Mendengar kata 'lapor polisi', ibu tiriku yang selama ini diam akhirnya panik.Dia buru-buru memegang tanganku dan berkata."Nissa, pertengkaran kecil antara suami istri itu normal, yang penting dibicarakan baik-baik di belakang. Jangan dibesar-besarkan.""Kalau nggak, pernikahanmu dengan Kemal nggak akan bisa dise
"Nggak, Kemal … aku nggak mau!"Sambil gemetar, aku mencengkeram lengan bajunya."Perutku sakit sekali. Cepat bawa aku ke rumah sakit."Setelah mendengar itu, wajah Kemal berubah suram. Dia berbicara sambil menepis tanganku dengan kasar."Kamu nggak selesai-selesai! Masih kurang puas berpura-pura?""Hanya diminta bantu sedikit untuk Yessy saja, tapi kamu malah mulai bertingkah! Berani-beraninya kamu melawan?"Aku menggigit bibir, menyangkal dengan tegas."Aku nggak berpura-pura .... Cepat bawa aku ke rumah sakit. Aku pendarahan!"Rasa sakit di perut bawahku rasanya seperti dipukul dan ditendang habis-habisan, sementara cairan hangat terus mengalir keluar.Akan tetapi, Kemal tetap tidak percaya."Berhenti berpura-pura! Mana ada darah?"Aku mengenakan gaun hitam sehingga noda darah tidak terlihat jelas.Namun, kalau dia mau mencium sedikit saja, dia pasti akan merasakan aroma darah yang menyengat di udara.Aku terpaksa menahan rasa sakit, berusaha tetap tenang dan menjelaskan padanya."D
Baru keesokan sore, Kemal akhirnya pulang ke rumah.Melihatku di rumah, dia menghela napas lega, lalu berkata sambil tertawa."Aku lupa mampir ke rumah sakit. Ternyata kamu malah keluar secepat ini, sepertinya nggak terlalu parah, ya."Aku tidak memberitahunya bahwa sebenarnya kondisiku cukup parah.Tulang belakangku bergeser, dan jika dibawa ke rumah sakit sedikit lebih lambat, kemungkinan besar akan keguguran.Namun, aku tidak mengatakan apa pun, hanya menjawab pelan, "Mm."Sambil melepas dasi, Kemal berbicara tentang kejadian semalam."Awalnya aku ingin ke rumah sakit setelah mengantar Yessy pulang, tapi dia sedang tidak stabil. Sebagai bos, aku harus lebih perhatian, 'kan?"Sambil berbicara, dia mendekat, memeluk pinggangku dari belakang dan bertanya."Kamu nggak marah, 'kan?"Aroma parfum wanita di tubuh Kemal membuatku mual.Aku menjawabnya sambil menghindar perlahan."Tentu saja nggak. Dia 'kan perempuan, wajar kalau kamu lebih memperhatikannya."Mendengar jawaban itu, Kemal pua