Share

68

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-01-14 06:59:13

Keesokan hari,

Pagi pagi petugas sipir sudah menyuruh untuk bersiap-siap karena hari ini mobil kejaksaan akan datang menjemput untuk Pergi ke pengadilan menghadiri sidang pertama.

Seusai sarapan dan merapikan kamar, dua orang petugas datang menjemput dan menyuruhku untuk ikut dengan mereka. Tanganku diborgol dan disuruh mengikuti mereka menyusuri lorong berjeruji di sebelah kanan dan kiri, lalu naik ke atas mobil tersebut.

Kuperhatikan jalan yang dilewati mobil dengan perasaan gamang, ada gelisah dan ketegangan tersendiri mengetahui bahwa aku akan menghadapi meja hijau, duduk dan mendengarkan tuntutan jaksa, juga menyimak rentetan bukti-bukti yang mereka catat sebagai penghakiman.

Ah, dunia ini kejam sekali untuk manusia sekecil aku.

Di sisi lain, aku juga berpikir tentang Nyonya Erika, aku menebak-nebak apa yang terjadi padanya. Mungkinkah dia sudah dipindahkan ke lapas di luar kota atau malah dia sudah bebas dengan jaminan, aku tak tahu pasti.

Seorang pengacara menghampiriku, dia Pa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   69

    Persidangan hari ini berakhir, para jaksa dan pengunjung ruang sidang nampak membubarkan diri. Dari sudut ruangan kulihat Irina nampak menatapku dengan mata penuh dendam dan air mata. Dia terlihat sangat murka dan mau melakukan apa saja demi menghukumku."Mari, Anda harus kami bawa ke mobil Tahanan," ucap seorang polisi. Aku yang kebetulan duduk di kursi pesakitan langsung diangkat menuju pintu utara demi meninggalkan ruang sidang. Sekilas kubalikkan badan dan melihat irina nampak berbisikan dengan jaksa yang baru saja menuntutku di depan sidang. Nampaknya jaksa itu memang mengenal Irina sehingga dia pun nampak sangat benci dan terus mengintimidasi diri ini.Ketika keluar ke pelataran pengadilan, aku disambut puluhan wartawan dan jepreten blitz kamera, berbagai pertanyaan mereka lemparkan membuat hati ini tersudut dan makin menciut."Nona Imelda, apa komentar Anda tentang sidang yang berlangsung hari ini?" tanya seorang wanita."Apa Anda sungguh membunuh seseorang demi dendam dan kec

    Last Updated : 2025-01-15
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   70 Irina

    "Apa apaan ini?" teriak sipir dengan mata membeliak."Mereka mencampur susu saya dengan pasir," ucapku sambil menumpahkan kotak susu ke hadapan sipir, melihat susu yang dipenuhi debu dan kerikil kecil membuat sipir menjadi melotot kepada ketiga perempuan yang ada di selku."Ini perbuatan kalian?""Tidak, Bu, kami tidak tahu apa-apa wanita ini memang mencari permasalahan agar dia bisa memukul kami dan melampiaskan jiwa psikopatnya," ujar seorang wanita membela diri."Sungguhkah?" wanita yang berseragam biru pudar itu melotot padaku."Seperti yang Anda tahu saya baru saja pulang dari persidangan sejak pagi tadi, kita makanan saya dimakan dan susu kehamilan saya dicampur dengan kerikil. Saya rasa sejahat apapun seseorang mereka tidak pantas diperlakukan dengan cara seperti ini?!" jawabku lantang."Hal itu pula yang ingin aku sampaikan padamu bahwa, sejahat apapun, menyiram orang lain dengan air panas adalah hal kejam dan tidak berprikemanusiaan!" Kelihatannya Ibu sipir lebih memihak pad

    Last Updated : 2025-01-20
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   71

    "Ron ... Roni, ya Allah ...." Orang yang kupanggil langsung mengalihkan tatapannya dan segera menghambur untuk memeluk diri ini wajahnya yang masih pucat dan langkah kakinya yang masih lemah tidak menyurutkan niatnya untuk tetap menyongsongku yang terduduk lemah, terkapar di dalam sel isolasi."Imel, maafin aku ya, aku telat," ucapnya sambil membenahi rambut yang berantakan menutupi wajahku dengan pelan disentuhnya perut ini yang mulai membuncit menunjukkan bahwa kehamilanku berkembang dengan baik."Bagaimana bayi?""Baik-baik saja," ujarku."Alhamdulillah," ucapnya membingkai wajah ini dengan kedua tangan, sedang aku langsung meringis menahan luka bakar yang baru saja Irina lakukan pada wajahku."Auh, Ron, Maaf, wajahku ..." Pria itu kaget, doa tersentak melihat darah dan lendir lengket bekas bakar di jemari tangannya, diperiksanya dagu ini dengan cepat, dan tentu meradanglah, suamiku melihat luka itu."Siapa yang lakukan ini?!" teriaknya, saking kerasnya, gema suara itu memantul ke

    Last Updated : 2025-01-22
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   72. bekecamuk

    *Aku dibawa ke ruang sel sendiri setelah selesai diobati di klinik, lalu aku diberikan sebuah kasur kecil untuk istirahat. Suamiku mengantar diri ini dengan penuh kasih lalu menyertaiku dan duduk di sampingku."Dengar ya, bertahanlah sedikit lagi, aku akan mengeluarkanmu dari tempat ini dan membebaskanmu," bisik Roni sambil mendudukkan diri ini di tempat tidur yang terbuat dari besi berukuran kecil.Aku yang telah lemah dan baru saja mendapatkan pengobatan di wajah hanya bisa meneteskan air mata, aku mengangguk pelan tanpa banyak bicara padanya."Bertahanlah demi bayi kita," bisiknya."Bagaimana jika aku dihukum mati karena terbukti bersalah?""Tidak ada bukti yang mengarah secara langsung padamu, hanya karena kau terekam di gerbang depan bukan berarti kamu pelaku.""Kalau begitu, harus ada orang yang bisa dijadikan pelaku, harus ada kambing hitam, karena polisi perlu menyalahkan seseorang dan membawa tersangka ke depan pengadilan.""Polisi sudah memintaku sebagai saksi," ucap Ro

    Last Updated : 2025-01-24
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   73

    "Rupanya kau mulai menunjukkan taji ya. ..?" Seorang ketua kelompok geng wanita dari penjara sebelah timur yang kebetulan berpapasan denganku di lorong bui menyapa diri ini. Aku saat itu baru saja kembali dari ruang mandi tahanan. Dia nampak menyeringai dengan misterius dan tersenyum sinis. "Kita semua mencoba bertahan hidup," jawabku. "Caramu bertahan luar biasa juga," kuncinya sambil menepuk-nepuk punggung ini. "Maaf tolong jangan pukul-pukul saya dengan kencang, saya sedang hamil." Kutepis tangan wanita itu yang mulai terlihat ingin melecehkanku padahal dia sendiri adalah seorang wanita. Mungkin tersinggung kutepis demikian sehingga dia memelintir pergelangan tanganku, lalu menguncinya ke belakang punggungku. Lantas dia mendorong wajah ini ke dinding. "Dengar ... aku hanya memperingatkanmu, jangan coba-coba membantah atau melawan kami karena meski kau punya banyak pelindung, hidup ditempat ini tidak seaman yang kamu kira," gumamnya sambil menepuk pipiku. "Baiklah, jika

    Last Updated : 2025-01-25
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   74, sel

    "Bagaimana perasaanmu?" tanya Roni ketika sidang berakhir, dia menemuiku di meja terdakwa dekat dengan pengacaraku."Sedikit lega, mungkin aku punya harapan baru Ron._""Bukan kemungkinan harapan Sayang, tadi pasti aku akan berusaha agar kau bisa bebas dan melahirkan anak kita dengan nyaman di rumah sakit terbaik," jawabnya sambil mengelusi perutku dengan lembut."Makasih ya, Roni." Kupeluk dia dengan penuh cinta dan berterima kasih padanya, sementara suamiku membelai punggung ini dengan lembut sebelum polisi membawaku kembali ke lapas."Ron, kapan aku akan terbebas dari tempat itu. Mengapa jalannya kasus lamban sekali, yang ada hanya sidang tanpa kesudahan lalu aku kembali ke tempat mengerikan yang dipenuhi penjahat itu. Andai aku tidak hamil, mungkin mudah mengatasinya, tapi karena keadaanku payah, aku sangat tidak tahu apa yang harus kulakukan." Aku mengeluh dengan air mata menggenang di pelupuk mata."Sabar ya, aku sedang berusaha melepasmu."Dia menggenggam tanganku dengan penuh

    Last Updated : 2025-01-26
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   75 sidang terakhir

    *Ini adalah hari persidangan terakhir, persidangan yang akan menentukan apakah aku harus kalah atau menang. Apakah perjuanganku akan berhenti sampai di sini atau hari-hari panjang masih tetap akan kulalui di balik jeruji besi.Sejak pagi aku sudah menyiapkan pakaian, mandi dengan bersih dan merapikan rambutku. Kenakan jaket untuk melindungi diri ini dari pendingin cuaca karena sejak hamil aku menjadi mudah kembung dan kedinginan.Pukul delapan pagi, mobil tahanan yang akan membawaku ke persidangan, terdengar menjemput, bunyi sirene panjang tanda pintu sudah terbuka menjadikan itu sebagai isyarat bahwa sipir akan mengantarku ke pintu luar dan memastikan aku telah naik ke mobil tahanan dengan aman."Berikan tanganmu." Sipir memerintahkanku untuk menunjukkan kedua tanganku karena dia akan menggelangi borgol."Sebenarnya tanpa itu pun saya tidak akan ke mana-mana.""Kita ikuti prosedur saja," jawab wanita yang terbentuk bersikap tegas dan sedikit kasar karena selalu berhubungan dengan p

    Last Updated : 2025-01-27
  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   76

    *Pagi itu pintu selku dibuka dengan kencang, terali digeser lebar, beberapa sipir datang menemuiku dengan wajah dingin mereka yang tanpa ekspresi. Mereka berempat berdiri sementara aku meringkuk di sudut ruangan melindungi diri dari dingin dan serangan nyamuk yang tanpa ampun terus menerus datang dan menghisap darah ini."Kamu ...!" Mereka menudingku dengan tongkat kayu dan menatapku dengan pelototan tajam.Aku yang merasa kaget dan sadar tidak melakukan kesalahan apapun, mulai was-was dan khawatir, takut mereka menyeretku ke sel isolasi atau menyiksa diri ini dengan siksaan yang pedih."Ada apa?""Keluar dan ikut bersama kami!""Ke-kemana?""Ikut saja," ujar salah seoranh sipir sambil menghampiri dan menyeret lengan bajuku."Iya-iya, saya akan ikut, jangan seret saya, nanti saya terjatuh," jawabku sambil berusaha menetrasilir kekhawatiran dalam hati. Apa gerangan yang terjadi ketika pada sipir kejam berhati dingin ini mencariku, membawaku dengan pengawalan ke arah gerbang tanpa men

    Last Updated : 2025-01-28

Latest chapter

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   101

    Apa? yang benar saja, kakek ingin mengembalikan semua yang sudah kami rampas dengan darah dan keringat untuk alasan nego? tidak! tidak, tidak boleh semudah itu."Maaf aku tidak setuju Kek, maafkan aku.""Kamu tidak takut ya, kalau ternyata semua yang kau lakukan, dukunganku dan entah kenapa anak buah bendi tidak mengamankan kapal kargo itu, hanya sebuah jebakan saja. Termasuk percakapan kita sekarang?""Apa kakek akan melakukan itu padaku?" tanyaku balik menunjukkan wajah curiga."Di dunia ini tidak ada manusia yang benar benar hidup dengan hati murni dan tidak punya kemungkinan berkhianat," jawabnya terkekeh penuh misteri."Jadi termasuk kakek juga?" tanyaku penuh selidik."Sudah begini saja, katakan padaku di mana kau letakkan emasnya, aku akan meminta anak buah Erika untuk menjemputnya dan masalahmu akan selesai dengan cepat.""Maaf sebenarnya, emas itu tidak bersamaku. kami membuangnya karena situasi sangat kacau, kami diburu tembakan dan nyaris meregang nyawa. Karenanya, aku memi

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   100

    "Kau pasti sudah gila," ucapku terbelalak."Aku bersikap sangat baik padamu imelda, jangan sampai aku kehilangan kesabaranku, jangan sampai kedua orang tua, mertua dan keluargamu harus membayar apa yang kau lakukan."Tidak. aku tidak akan membiarkan itu terjadi, aku harusnya lebih tegas pada pria itu, aku tidak mau diintimidasi dan diancam-ancam lagi seperti dulu, jadi akan kutebalkan perlawananku."Kau ingin bunuh semua orang? lakukan saja, aku tidak takut. asal tahu saja, aku sudah merekam percakapan ini. Jadi kalau aku masuk penjara lagi kau pasti akan ikut denganku. Kuyakin ini insiden terakhir yang akan menggerus kekebalanmu pada hukum.""Sudah kubilang kalau aku bayar jaminan?""Apa kau tidak ingat kasus seorang gembong narkoba terbesar di Indonesia, dia punya akses pada kartel luar negeri, bisnisnya sangat besar dan nyaris seluruh provinsi tersebar anak buah yang siap mengedarkan barang haram. Kau tahu, pada akhirnya pria itu tertangkap, bukti-bukti terungkap dan pada akhirnya

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   99

    "Baiklah, baiklah aku minta maaf," ucapku sambil menahan langkah Roni ketika ingin meninggalkan rumah.Pria yang kutahan langkahnya itu hanya berhenti sambil tertawa sinis dan memicingkan mata seakan-akan dia sudah tidak punya kepercayaan padaku."Sudah empat kali kau minta maaf padaku dan tidak ada pengakuan sedikit pun, tolong jangan mengulur-ngulur waktu aku sibuk dan harus kembali ke kantor!" tegasnya sambil menampik tanganku yang ada di bahunya."A-aku memang bersalah," ucapku lirih."Lalu?" Roni mengangkat alisnya sebelah menunggu jawabanku."Aku keliru dan khilaf," lanjutkan."Lantas?" Suamiku semakin memicingkan mata dengan curiga."A-aku ... uhm, entah apa yang harus kukatakan tapi aku memang tidak sengaja .....""Tidak sengaja bagaimana jika kau sudah membuat rencana dan melakukannya! ayo jujur saja apa yang kau lakukan!""Aku tergiur, maafkan aku," jawabku sambil menunduk lirih."Hah, terserah kau saja," balasnya sambil melepas dirinya meninggalkan diriku yang tidak tahu ha

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   98

    "Itu bohong kan, kamu hanya mencoba untuk menghentikanku," desis Bendi."Itu yang dikatakan Mama, itu hasil kliniknya! Tolong lepaskan aku," pintaku dengan kalimat yang tegas."Tidak takutkah kamu bawa aku akan membunuh kalian, minimal salah satu dari kalian.""Cukup dengan omong kosongmu, Bendi, aku harus pergi. Aku harus melihat Kakek mertuaku," jawabku sambil menggandeng Roni."Roni ... pengkhianatan yang kau lakukan takkan pernah kumaafkan. Kau menusukku dari belakang dan merebut istriku!""Terserah aku tak peduli," jawab Roni."Dengar Imel, dalam kisah pernikahan kita yang jadi perebut bukan Irina, tapi Roni!" teriak Bendi memecah keheningan dan desau angin di sekitar tempat pembuangan itu. Kali ini sakit hatinya amat terlihat dari sorot matanya yang berkaca-kaca."Dia tak merebut, kami jalin hubungan sesaat setelah kau mencampakkanku, salahmu membiarkanku terombang-ambing dengan perasaan dan harapan palsu, sementara kau tidak kunjung datang menjemputku."Pria itu terduduk lesu d

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   97

    "Apa yang terjadi di sini?" tanya suamiku dengan tatapan terkejut."Roni, tolong aku," ucapku yang terlepas dari belenggu bendi dalam keadaan pakaian yang sudah berantakan."Apa-apaan ini Imelda? kamu dua hari gak pulang hanya untuk bersama Bendi?" tanya suamiku dengan mata membelalak."Astaga, tidak mungkin itu terjadi, aku ada urusan Ron!""Dia bohong, kami sedang melepas rindu dan saling berbagi cinta. Saking mesranya aku lupa kalau ini ruang tamu," jawab Bendi sambil merapikan pakaiannya."Dia sedang berusaha memperkosa diriku!""Percayalah apa yang ingin kamu percayai, aku akan pergi," jawab Bendi dengan senyum miring. Suamiku terlihat langsung geram dan memandang kami bergantian.Bugh!Ketika Bendi melewatinya priaku langsung melayangkan tinju ke arah rahang mantan suami."Lancang sekali," desis Roni, tapi Bendi malah tertawa saja sambil memegang wajahnya."Apa hanya ini yang bisa kamu lakukan sebagai pria, hahahah, kamu lemah!""Apa kamu mencoba merayu istriku?""Justru sebalik

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   96

    Teet ...teet ...Suara bel gerbang dipencet, aku tersentak dan bingung harus berbuat apa. Di saat seperti ini, andai bisa aku ingin punya ilmu menghilang dan kabur dari tempat ini sesegera mungkin, atau kuputuskan untuk lenyap dari dunia untuk dua menit saja. Tapi, aku sadar bahwa mental semacam ini adalah mental pengecut, aku harus bertanggung jawab atas apa yang kulakukan.Teet ... Sekali lagi bunyi pintu gerbang seakan menusuk nusuk pendengaran, memaksaku untuk segera menemui orang yang ada di pintu depan. Kuganti segera pakaian dengan dress rumahan model payung dengan lengan yang agak panjang, kugerai rambut dan memulas riasan tipis agar aku terlihat sedikit pucat dan polos. Dan ya, sebelum turun ke sana, aku akan selipkan pistol kecil ke bawa bagian short yang kukenakan, tepatnya di bagian paha. Jadi, jika bendi macam-macam, akan kutembus dadanya dengan peluru panas."Ma, ada yang pencet Bel tuh ...."Tidak ada sahutan dari mama atau papa karena ternyata setelah kuperiksa kam

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   95

    "Kalau enggak Mau, kenapa berbuat sejauh ini Mel? kamu tahu kamu pertaruhkan nyawa semua orang! kita akan berurusan dengan gangster terkejam dan sampai hari ini Mama masih menyimpan trauma mendalam. Kau pikir mudah berurusan dengan para pembunuh yag kejam itu, kau pikir kalian tidak akan diburu dan dibunuh?" "Kami tahu.""Kalau tahu kenapa nekat begitu?! Apa karena kau tahu persis bahwa Bendi mencintaimu, ingat tabir Antara cinta Dan benci itu sangat tipis, cinta yang besar tiba-tiba akan menjadi kebencian dan dendam yang akan membuat tamat riwayatmu.""Tidak juga karena aku merasa nyaman Bendi tidak membunuhku karena cinta.""... atau ... kau merasa nyaman karena aku dan Roni akan selalu berada di belakangmu untuk mendukungmu! bayangkan saja Apa reaksi Roni ketika tahu bahwa kau pergi menjarah mantan suami sendiri!" Ucapan dan tatapan mama semakin tajam."Maaf ...""Apa semua perbuatanmu akan bisa terbayarkan dengan kata maaf? kerugian kapal, para mafia akan dendam dan terus mencari

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   94

    Setelah mengakhiri percakapan dengan suamiku, kuletakkan kembali ponsel ke dalam tas lalu kupandangi adikku yang sedang sibuk dengan roda kemudi dan senandung kecil di bibirnya."Gawat Sis.""Hah, gawat kenapa?""Bendi menelpon Roni dan bercerita tentang apa yang terjadi, lalu dia menanyakan keberadaanku.""Lalu apa jawaban suamimu?""Dia bilang kalau aku tidak di rumah. itu anggapan Bendy akan mengerucut pada diri ini bahwa ...""Tunggu-tunggu ... jangan berpikiran liar dulu. Mantan suamimu belum punya bukti. Malam ini kau bermalam denganku di rumah Mama dan hanya itu yang terjadi. selain dari itu anggap tidak terjadi.""Iya, benar, tapi, bagaimana dengan emasnya?""Jika tak bisa menjemputnya dengan kapal kita bisa menggunakan penyelam robotik dengan pengendali jarak jauh atau mengambilnya secara manual dengan Seabob. Tim kita adalah tim yang handal, kamu tak perlu khawatir, Mel.""Iya, juga.""Jangan beri Bendi alasan untuk semakin mencurigaimu.""Tidak."Sebelum kembali ke rumah, S

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   93 season 3

    Kami memang merayakan malam itu dengan gembira, anggur dituangkan dan gelembung campagne dilayangkan ke udara tanda selebrasi bahwa kami berhasil memenangkan sesuatu yang besar dalam hidup, untuk pertana kalinya aku berhasil dalam rencanaku, dan aku bangga dengan pencapaian sendiri. "Antar aku pulang, suamiku sudah menunggu di rumah, aku harus sampai dalam tiga puluh menit," ujarku."Kau sedang terluka, Roni harusnya tidak menyadari luka yang kau alami sebab jika dia menyadarinya, maka dia akan tahu kalau kamu sebenarnya habis menjarah mafia," jawab adikku."Uhmm, aku bisa bilang kalau aku kecelakaan," jawabku."Luka akibat gesekan akan beda dengan luka bekas tembakan, Aku yakin Roni menyadarinya sebab dia adalah jaksa yang sering bersinggungan dengan masalah hukum dan penjahat, ayolah, pikirkan ide lain.""Belum lagi jika luka itu akan tertekan dan berdarah lagi, lalu bengkak dan infeksi ketika tidak dirawat," timpal Diki."Mungkin aku akan minta izin untuk menginap dulu di rumah Ma

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status