"Seenaknya muntah di jas ku!" umpat Mahendra yang tetap terlihat sangat kesal dengan Tsamara. "Untuk apa dia masuk ke dalam ruangan kelas yang tiba-tiba ingin menyentuhkan tangannya pada laptop ku. Apa yang ingin dia lakukan," batin Mahendra dengan rasa penasaran. Matanya tidak buta dan melihat sangat jelas dengan apa yang di lakukan Tsamara. ********* Tsamara yang merasa tidak enak badan memilih pulang kerumah. Mobil Tsamara yang sudah terparkir di depan toko. Tsamara yang merasa sangat tidak enak pada perutnya langsung keluar dari mobil dan memasuki tokoh itu. "Kamu sudah pulang Tsamara?" tanya Indah yang duduk di kasir. "Iya kak. Tiba-tiba saja merasa tidak enak badan Jadi Tsamara pulang terlebih dahulu," jawab Tsamara. Indah juga bisa melihat kondisi Tsamara yang memang terlihat tidak baik-baik saja, wajah itu tampak pucat dan suara Tsamara juga yang serak. "Ya sudah kalau begitu kamu sebaiknya istirahat, nanti biar kakak antarkan sup untuk kamu," ucap Indah. "T
"Sudah cukup hentikan!" tegas Karin menegaskan "Tante apa maksud Tante dengan dia yang akan tinggal di rumah ini? ini tidak mungkin Tante," ucap Karin yang seperti sangat tidak menyukai hal itu. "Apa yang tidak mungkin, Kak. Ini adalah keluargaku dan kakak tidak punya hak untuk protes," sahut Silvia. "Aku tidak menyuruhmu untuk bicara!" tegas Karin menunjuk Silvia. Lidya yang benar-benar berada di antara pertengkaran kakak beradik itu dengan penuh kebingungan yang sebentar-sebentar melihat Karin yang terus marah dan sebentar-sebentar melihat Silvia yang tidak mau kalah. Karin dan Yura terus berperang mulut dan sama-sama keras kepala. "Sudah-sudah hentikan!" tegas Lidya dengan mengangkat tangan memisahkan kakak beradik itu. "Sudah cukup hentikan! apa-apaan kalian berdua ribut seperti ini hah!" tegas Lidya yang berada di tengah di antara kedua kakak beradik itu yang sekarang baru biasa diam. "Karin, Silvia berhak untuk tinggal di sini dan kamu juga Silvia jangan terlalu bi
Mata Tsamara terus menatap bibir Dokter yang akan menjawab pernyataannya. Jantungnya yang berdebar dengan kencang yang tidak karuan."Benar Nona, Nona sedang mengandung," Bagai tertembak peluru sampai menusuk dalam Tsamara yang benar-benar sangat terkejut mendengar pernyataan yang dua kali itu.Dunia Tsamara seolah berhenti dengan apa yang dia dengar dan sangat tidak terduga dengan semua itu.Bukan seperti wanita pada umumnya yang pasti sangat bahagia mendengar kehamilan yang merupakan anugrah dari sang pencipta.Tetapi, di mana letak rasa syukur Tsamara, saat anak yang ada di dalam kandungannya. Anak seorang pria yang kejam yang sudah merenggut kehormatannya."Selamat ya Nona Tsamara!" Dokter tersenyum memberikan ucapan selamat itu, tanpa peduli dengan raut wajah Tsamara yang sama sekali tidak bahagia."Ini resep obatnya, jadi di minum teratur agar mual-mualnya berkurang dan jangan lupa untuk istirahat yang cukup," Dokter terus saja memberikan saran yang sama sekali tidak di pedulik
"Tidak membahas hal itu. Ada apa sebenarnya apa ada yang tidak aku ketahui di rumah ini," batin Silvia yang semakin penasaran dan apalagi melihat ekspresi Mahendra yang tampak dingin ekspresi Lidya yang gelisah dan Karin yang tampak panik. "Kayra ada di rumah sakit jiwa," suara berat itu terdengar yang berasal dari mulut Mahendra. Silvia cukup kaget mendengar pernyataan Mahendra yang sama sekali tidak pernah dia duga. "Rumah sakit jiwa?" "Kok bisa?" Silvia benar-benar sangat schok sampai mata itu terbuka lebar. "Dan iya, aku juga tidak melihat di mana Kak Alex," ucap Silvia. Karin menelan salivanya yang terlihat semakin panik dan bahkan langsung minum. "Dia sudah pergi setelah berhasil menghancurkan hidup kak Kayra," jawab Mahendra. "What kok bisa?" tanya Silvia dengan wajah terkejut. Mahendra terdiam seakan sulit untuk menceritakan semua itu. Mungkin Mahendra akan merasakan kembali sakit saat mengingat Bagaimana penderitaan sang kakak. Sementara Silvia sangat menunggu seka
Mahendra yang memasuki ruangannya dengan membuat kancing jasnya dan berkacak pinggang yang terlihat begitu kesal dan emosi dengan apa yang terjadi. "Berani sekali wanita itu ingin menabrakku. Dia pikir aku tidak tahu, jika dia sengaja melakukan hal itu," umpat Mahendra yang terlihat masih sangat kesal dengan Tsamara. "Sial. Kau lihat saja apa yang akan aku lakukan kepadamu, semakin aku membiarkanmu kau semakin berani kepadaku," gumam Mahendra dengan nafas berat. Wajah itu memerah dengan apa yang telah terjadi. Mahendra yang tidak terima dengan semua yang di lakukan Tsamara yang menurut dia adalah kesengajaan. Mahendra yang memang begitu terserah emosi dengan apa yang telah terjadi barusan. Dia jelas sangat meyakini jika Tsamara memang hanya alasan saja dan memang ingin menabrak dia. ********** Tsamara yang berada di dalam kamar mandi mencuci wajahnya di wastafel yang beberapa kali mengehela nafas berat. Tsamara yang belum bisa mengontrol dirinya karena masih terbawa emosi seh
"Bukankah barusan kau mengatakan ingin melakukan kembali!" jawab Tsamara."Kau sama sekali tidak pernah puas dengan apa yang sudah kau lakukan kepadaku. Jadi lakukan dengan sesukamu sampai kau benar-benar sudah tidak menginginkanku lagi!" ucap Tsamara yang kembali melanjutkan untuk membuka kancing kemeja itu sampai akhirnya sampai bawah. Tiba-tiba Mahendra mengalihkan pandangannya dan ternyata dress yang dikenakan Tsamara sudah turun ke lantai. Tsamara yang benar-benar sangat nekat melakukan hal itu dan tidak peduli lagi dengan harga dirinya karena memang harga dirinya sejak awal sudah diinjak-injak oleh Mahendra. "Keluar dari ruanganku!" usir Mahendra dengan suara rendah yang menunjuk ke arah pintu. Pertama dia yang menginginkan untuk melakukan hal itu dan di saat ditantang balik oleh Tsamara pindahkan sudah memperlihatkan dirinya yang tanpa dress dan hanya menggunakan pakaian dalam yang dilapisi dengan pen top dan juga sop sepahanya membuat Mahendra malah tidak melihat wanita yan
"Mereka berdua tidak pacaran?" tanya Mahendra yang langsung pada inti.Respon dari Olla yang terlihat bingung dengan mengkerutkan dahi. Dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di katakan Mahendra."Pacaran! maksud kamu Tsamara dan Andre?" Olla bertanya sekali lagi.Mahendra menganggukkan kepala."Hehehehe!" Olla mala tertawa-tawa mendengar apa yang di katakan Mahendra."Kamu itu aneh sekali, mana mungkin mereka pacaran. Mereka itu hanya tinggal 1 rumah dengan Amel, kak Indah, anak kak Indah sudah itu saja dan tidak lebih sama sekali," ucap Olla yang masih terkekeh."Jangankan untuk pacaran. Asal kamu tahu saja. Jika mereka berdua itu juga tidak pernah mengobrol dan memang seperti orang asing," lanjut Olla."Seperti orang asing. Lalu kenapa dia sampai menerima kontrak itu hanya untuk membela laki-laki itu. Saat aku melakukan penyerangan kepada Andre. Tsamara juga rela terluka," Mahendra bergerutu sendiri di dalam hati.Olla yang sejak tadi memperhatikan ekspresi wajah Mahendra m
Tsamara yang menyelidiki Mahendra dan ternyata Mahendra yang masih menyelidiki Tsamara yang mengikuti Tsamara. Mobil Mahendra yang sekarang berada di belakang Tsamara."Mau kemana dia?""Apa akan ke Perusahaan?" Mahendra bertanya-tanya dengan kebingungan yang sangat penasaran dengan apa yang di lakukan Tsamara hari ini.Macet yang sudah berakhir membuat Tsamara yang merasa lega dan akhirnya menjalankan mobilnya dan sama dengan Mahendra yang juga melakukan mobilnya yang masih mengikuti Tsamara di belakang.Entahlah mau sampai kapan Mahendra akan mengikuti Tsamara.***********Lama mengikut mobil Tsamara yang ternyata berhenti di rumah sakit. Bukan rumah sakit jiwa. Tsamara yang langsung keluar dari mobil yang memasuki rumah sakit itu.Mahendra yang masih berada di dalam mobilnya yang masih mengawasi Tsamara melihat dengan penuh tanya."Untuk apa dia kerumah sakit," batin Mahendra penasaran."Apa dia sakit?" "Atau Tantenya yang kemarin itu sakit kembali?"Mahendra yang bertanya-tanya s
Setelah menghabiskan malam pertama mereka berdua Mahendra dan Tsamara yang melanjutkan dengan bermain-main di pinggir pantai. Tsamara yang tampil begitu anggun menggunakan dress putih sampai mata kakinya yang sekarang berlari-lari dikejar-kejar Mahendra yang juga menggunakan setelan kemeja berwarna putih dengan celana pendek berwarna coklat susu. Pasangan itu sama sekali tidak hentinya saling bercanda satu sama lain.Sekarang Mahendra yang memutarkan tubuh sang istri dengan menggendongnya yang membuat Tsamara terus saja berteriak dengan kedua tangannya berada di leher Mahendra.Kedua tangan Mahendra yang berada di bawah pantat Tsamara yang menggendong istrinya itu dan sesekali Tsamara merentangkan tangannya dan sampai akhirnya menempelkan dahinya di dahi Mahendra. "Kamu sangat bahagia?" tanya Mahendra.Tsamara menganggukkan kepalanya."Bagaimana mungkin aku tidak bahagia dan aku juga tidak bisa menggambarkan kebahagiaanku seperti apa," jawab Tsamara."Aku juga sangat bahagia," sahut
Acara pernikahan yang telah selesai. Mahendra dan Tsamara yang sekarang berada di dalam kamar Hotel. Kamar pengantin pada umumnya yang penuh dengan suasana romantis. Tempat tidur king size dengan sprei berwarna putih yang ditaburi dengan kelopak mawar yang dibentuk dengan love dan di bagian tengahnya terdapat dua angsa yang saling berhadapan. Selain itu juga terdapat banyak tangkai mawar yang berada di atas lantai yang menambah suasana kamar tersebut yang semakin romantis dan belum lagi dengan lampu yang tidak terlalu terang dan juga tidak terlalu gelap. Di tambah dengan aroma kamar tersebut yang begitu khas dan sangat menyejukkan. Tsamara yang duduk di depan cermin yang sedang menyisir rambutnya. Setelah acara pernikahan yang sangat melelahkan itu selesai. Tsamara langsung membersihkan diri agar terlihat fresh. Dia sudah mandi dan tidak lupa keramas yang juga sudah melepas gaun pengantinnya dengan baju tidur berwarna merah mencolok yang panjang sampai mata kaki. Krrekkk Su
"Itu calon istrimu!" tunjuk Andre yang membuat Mahendra langsung menoleh. Mahendra melihat calon istrinya berjalan begitu cantik dan anggun yang didampingi oleh sahabat-sahabatnya. Tsamara terlihat sangat tenang dengan memegang buket bunga di tangannya. Mahendra sampai tidak berkedip melihat calon istrinya yang benar-benar seperti bidadari yang sangat cantik.Bukan hanya mata calon suami yang tidak berkedip melihat pengantin yang sangat cantik itu. Semua tamu undangan juga langsung tertuju pada Tsamara yang benar-benar harus memuji kecantikan Tsamara. Mereka tidak tanggung-tanggung yang pasti berbisik-bisik membicarakan Tsamara yang pasti mengagumi calon pengantin tersebut. "Ngedip woy!" tegur Andre yang membuat Mahendra tersentak dengan dirinya yang tersenyum geleng-geleng. Bagaimana dia bisa berkedip jika calon pengantinnya saja seperti itu."Tenang bentar lagi kamu akan bisa menatapnya secara dekat dan tidak perlu khawatir akan hal apapun," sejak tadi Andre terus saja menggoda Ma
Hari Pernikahan. Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu datang juga. Hari pernikahan Tsamara dan Mahendra. Pernikahan mereka yang diadakan secara order di salah satu tempat yang sudah di dekor dengan seindah mungkin yang sesuai dengan keinginan Tsamara dan Mahendra. Tempat pernikahan itu sudah mulai dikunjungi para tamu yang berdatangan yang turut menghadiri acara sakral tersebut. Dengan susunan bangku yang rapi yang berwarna putih yang sudah disusun sedemikian rupa. Tidak lupa dengan paduan dekorasi yang indah dengan bunga berwarna putih yang dipadukan dengan pink. Para tamu undangan yang benar-benar dimanjakan dengan pemandangan yang sangat indah itu. Sementara Tsamara yang masih berada di salah satu ruangan yang khusus untuk pengantin wanita yang masih sedang di make up. Tsamara juga terlihat sangat cantik menggunakan gaun panjang berwarna putih tanpa lengan. Gaun Indah itu sampai menyapu lantai. Tsamara yang berdiri dengan memegang bunga dan menatap dirinya di cermin. Ame
Tsamara yang berada di dalam kamar yang baru saja selesai dari kamar mandi dan menghampiri cermin yang seperti biasa sebelum tidur memakai skin care terlebih dahulu. Ponsel Tsamara yang berdering membuat Tsamara yang langsung melihat panggilan masuk tersebut yang ternyata dari Mahendra. "Kenapa dia menelpon? apa ada sesuatu?" tanyanya dengan rasa penasaran. Tanpa berpikir panjang yang akhirnya Tsamara mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo!" sapa Tsamara."Kamu sedang apa?" tanya Mahendra dengan suara yang sangat lembut. Tsamara pasti sangat merindukan suara yang berbicara itu. "Ingin tidur," jawab Tsamara."Kamu bisa tidur dan kamu tahu tidak tahu, bahwa aku sama sekali tidak bisa tidur," ucap Mahendra."Oh iya. Memang kenapa?" tanya Tsamara "Bagaimana aku bisa tidur jika beberapa hari ini kita tidak pernah bertemu dan bahkan baru kali ini aku menelpon kamu. Walau dilarang berkomunikasi dengan kamu. Ternyata hal itu membuatku tidak tahan dan mau tidak mengulur menghubungi
Tsamara begitu sangat bahagia mendapatkan kejutan dari sahabatnya. Tsamara sampai meneteskan air mata yang mungkin tidak bisa berkata-kata dengan apa yang telah diberikan sahabatnya kepada dia. Sangat wajar dalam situasi seperti itu dia sangat terharu."Kamu oke Tsamara?" tanya Rora yang mendapati sang sahabat menegaskan air mata.Tsamara hanya menganggukkan kepala dengan terharu."Tapi aku melihat kamu tidak baik-baik saja. Kamu sampai meneteskan air mata. Apa kita melakukan kesalahan?" tanya Rora dengan panik.Tsamara menggelengkan kepala, "kalian sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun. Bagaimana aku tidak meneteskan air mata dengan keadaan yang sekarang aku dapatkan. Selama ini aku hanya punya kalian bertiga. Aku bersama dengan Amel perjuangan kami yang besar dan perjuangan itu juga tidak mudah. Aku mengenal kamu Rora yang selalu memberikan dukungan kepadaku. Kamu juga Karin. Di luar semua yang terjadi. Kamu adalah orang satu-satunya yang sangat mengerti aku dan terus memberi
Setelah melakukan semua kegiatan Mahendra dan Tsamara yang akhirnya hari ini Tsamara dan Mahendra yang sudah sampai di depan rumah Tsamara dengan mereka berdua yang masih berada di dalam mobil. Mahendra memegang tangan Tsamara dengan tersenyum pada Tsamara."Sebentar lagi kita berdua akan menikah," ucap Mahendra yang membuat Tsamara menganggukkan kepala."Kata kak Indah menjelang hari pernikahan kita tidak boleh bertemu dulu," ucap Tsamara yang membuat Mahendra mengkerutkan dahi."Kita tidak boleh bertemu!" tanya Mahendra memastikan. Tsamara menganggukkan kepala."Kak Indah mengatakan jika hal itu pamali menghindari hal-hal yang tidak terduga. Jadi kita berdua jangan bertemu sampai pernikahan minggu depan dan lagi pula persiapan pernikahan kita sudah sampai 95%. Kita sudah menyiapkan lokasi pernikahan, undangan pernikahan, catering dan hal-hal lainnya," ucap Tsamara."Tapi masa iya kita tidak bertemu selama satu minggu," sahut Mahendra yang sangat keberatan dengan keinginan Tsamara.
Setelah seharian Mahendra dan Tsamara bersama mengurus segala persiapan pernikahan mereka berdua yang akhirnya sekarang pasangan itu yang berada di dalam mobil yang berhenti di kediaman Mahendra."Ayo turun!" ajak Mahendra."Memang kita harus mampir lagi ya?" tanya Tsamara yang mungkin terlihat begitu capek dan rasanya ingin pulang saja. "Sebentar saja Tsamara. Ada yang ingin dikatakan mama kepada kamu dan mungkin saja mama harus mengatakan sekarang," ucap Mahendra yang membuat Tsamara menghela nafas.Mahendra yang langsung meraih tangan kekasihnya itu."Kamu capek ya seharian?" tanya Mahendra yang membuat Tsamara menganggukkan kepala dan memang benar-benar begitu capek dan sangat melelahkan."Bagaimana? kalau kamu menginap saja di rumah. Besok kamu baru pulang?" tanya Mahendra memberikan saran. "Mana boleh seperti itu," sahut Tsamara membuat Mahendra mengkerutkan dahi. "Kenapa?" tanya Mahendra heran."Kita belum menikah dan aku tidak mau menginap di rumah calon suamiku," ucap Tsam
Tsamara yang tiba di rumahnya dan ingin memasuki kamar yang bersamaan dengan Amel yang juga baru pulang. "Aku pikir kamu sudah kembali sejak tadi," ucap Tsamara yang memang tadi Amel duluan pulang terlebih dahulu bersama dengan Mahendra dan ternyata mereka bahkan malah sampai berbarengan dan padahal Tsamara dan Mahendra tadi tidak langsung pulang. "Iya aku memang baru sampai," jawab Amel."Memang kamu habis dari mana?" tanya Tsamara kebingungan."Tadi aku sama Andre mampir sebentar ke minimarket. Aku membeli beberapa cemilan yang memang stoknya sudah habis," jawab Amel "Hmmm, aku lihat kamu dan Andre belakangan ini sangat dekat. Apa akan ada hilal setelah ini," ucap Tsamara yang menatap curiga sahabatnya itu. "Hilal apa maksud kamu Tsamara. Kamu itu ada-ada saja!" ucap Amel dengan geleng-geleng kepala."Ya, hubungan kalian berdua itu sangat tidak biasa dan bukankah wajar aku mempertanyakan hal itu dan siapa tahu saja kalian berdua memiliki hubungan yang spesial yang tanpa aku keta