Dengan terpaksa Tsamara harus mengerjakan banyaknya tumpukan dokument yang di berikan Mahendra pada dia. Tsamara yang dokumen itu langsung berlalu dari hadapan Mahendra. "Mau kemana kau?" tanya Mahendra membuat langkah Tsamara kembali terhenti dan menghadap Mahendra. "Kenapa bertanya. Bukankah aku harus mengerjakan apa yang kau suruh?"Tsamara kembali bertanya. "Kerjakan di sana!" titah Mahendra menunjuk Sofa. Mata Tsamara langsung melihat ke arah sofa itu. "Aku tidak nyaman harus mengerjakan sesuatu dan ada kau di sini," protes Tsamara menolak permintaan Mahendra. "Cih!" Mahendra mengendus nafas ke samping lalu berdiri dari tempat duduknya. Mahendra berjalan menghampiri Tsamara dengan melipat kedua tangan didanya. Mahendra yang berdiri di depan Tsamara dengan menyunggingkan senyum dengan tatapan mata yang tidak lepas dari menatap Tsamara dengan tatapan berbeda. "Kau bilang apa barusan, kau tidak nyaman. Apa aku tidak salah dengar dengan apa yang kau katakan hah!" "Aku memang
Mobil yang di kendaraan Tsamara berhenti di perusahaan Loyal. Tsamara dengan buru-buru keluar dari mobil yang memasuki Perusahaan itu. Tsamara terlihat bukan datang untuk bekerja sebagai karyawan. Tetapi karena permasalahan yang baru saja terjadi. Begitu memasuki Perusahaan. Tsamara yang langsung bertemu dengan Lusi sekretaris Mahendra. "Lusi!" panggil Tsamara."Bu Tsamara! ada apa?" tanya Lusi."Saya mau bertemu dengan Mahendra. Apa dia sudah datang?" tanya Tsamara yay terkesan sangat buru-buru."Pak Mahendra baru saja tiba," jawab Lusi."Saya harus menemuinya," ucap Tsamara yang langsung masuk begitu saja."Eh tunggu dulu Bu!Pak Mahendra ada tamu di dalam!" Lusi yang turun bisa mencegah karena Tsamara yang sudah masuk begitu saja."Astaga bagaimana ini?" Lusi menepuk jidatnya dengan menghela nafas Bruk.Pintu ruangan Mahendra yang di buka begitu saja tanpa ada yang mengetuk pintu."Apa yang kau lakukan!" ucap Tsamara yang langsung masuk.Tsamara di kejutkan dengan Mahendra yang m
Setelah cukup mengatakan hal seperti itu kepada Mahendra. Tsamara langsung pergi dari hadapan Mahendra. "Kurang ajar!" umpat Mahendra terlihat tidak terima dan langsung menghampiri Tsamara yang ingin membuka pintu. Mahendra mendorong pintu kembali dan langsung tertutup yang membuat Tsamara kaget. Tsamara lebih kaget lagi saat tiba-tiba tangannya ditarik dan tubuhnya dibenturkan dorong kedingding. "Apa yang kau lakukan lepaskan aku!" berontak Tsamara yang berusaha untuk kabur dari Mahendra benar-benar mengunci dirinya sehingga dirinya tidak bisa kemana-mana. "Kau berani sekali menamparku! kau pikir kau siapa hah!" umpat Mahendra yang benar-benar emosi tingkat dewa. "Kau memang pantas di tampar. Kau itu bukan manusia dan hal seperti itu akan lebih Kau dapatkan jika kau berani merendahkan diriku!" tegas Tsamara. "Kau memang rendah Tsamara!" kecam Mahendra. "Kau itu benar-benar bajingan!" Tsamara yang masih ingin sekali lagi menampar Mahendra namun di tahan Mahendra dan tiba
"Tsamara!" tegur Amel"Iya," sahut Tsamara yang terbuyar dari lamunannya.Amel yang terlihat bingung melihat Tsamara yang tidak merespon apapun "Kamu kenapa?" "Oh tidak apa-apa," jawab Tsamara bohong."Kamu tidak senang dengan Perusahaan kita yang akhirnya mendapatkan dana?" tanya Amel heran."Aku senang, mana mungkin aku tidak senang," jawab Tsamara."Apa yang kamu lakukan Tsamara. Kenapa Perusahaan itu langsung mencairkan dana Perusahaan pada kita?" tanya Amel."Aku tidak melakukan apapun sama sekali. Aku hanya mencoba untuk berbicara dengan mereka baik-baik," jawab Tsamara."Begitu rupanya," sahut Amel."Ya sudah Amel. Aku kekamar dulu. Nanti kita akan bicarakan bagaimana lanjutan untuk berdiskusi masalah Perusahaan itu," ucap Tsamara.Amel hanya mengangguk saja yang melihat kepergian Tsamara. *********Tsamara memasuki kamar yang terlihat lelah dengan duduk di pinggir ranjang. Tsamara mengusap wajahnya dengan kedua tangan sampai kerambutnya sembari menghembuskan nafas berat."Si
"Kamu kenapa Karin?" tanya Rora heran melihat Karin."Aku! memang aku kenapa?" Karin balik bertanya. "Tiba-tiba jadi bengong gitu. Kamu lagi mikirin sesuatu?" tanya Rora yang merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Karin. "Apaan sih Rora, memang aku memikirkan apa," sahut Karin yang tiba-tiba jadi kesal. "Karin Kamu kenapa sih akhir-akhir ini suka banget sensian. Lagi pula Rora itu hanya bertanya kan kamu langsung seperti itu. Aneh!" sahut Amel."Apaan sih kalian berdua, kalian itu kenapa memojokkan aku terus-menerus. Aku padahal tidak berbuat apa-apa," kesal Karin."Udah dong, kenapa dari tadi kan itu tidak ada habis-habisnya bertengkar. Please kita itu lagi makan dan kita jarang ketemu. Kalau kita ketemu terus hanya untuk bertengkar dan berdebat seperti ini untuk apa kita bertemu," sahut Tsamara yang selalu menjadi penengah. "Ya habisnya ngeselin," kesal Karin."Ya kamu sangat mudah baper," celetuk Rora."Udah ya please stop!" tegas Tsamara.Akhirnya Karin terdiam yang langsu
Tsamara memberitahu keberadaannya kepada Mahendra. Mahendra yang memang sudah tahu di mana Tsamara dan langsung menjemput Tsamara yang masih berada di halte bis. Mobil Mahendra sudah berhenti di depan Tsamara. "Dia benar-benar datang!" batin Tsamara yang terlihat begitu kesal. Tin-tin-tin-tin-tin. Mahendra membunyikan klakson. Karena Tsamara yang juga tidak kunjung memasuki mobil. Tsamara menghela nafas yang mau tidak mau langsung lari menghampiri mobil Mahendra. Tsamara ingin membuka pintu belakang. Tetapi tidak terbuka sama sekali dan tiba-tiba pintu depan sudah. Tsamara hanya berdecak dan mau tidak mau harus duduk di samping Mahendra. Bruk. Tsamara menutup pintu mobil dan Tsamara cepat sedikit basah. "Kenapa kau lama sekali untuk masuk mobil saja. Apa sengaja membuatku kesal!" oceh Mahendra. Tsamara diam saja yang tidak menjawab apapun pertanyaan Mahendra. Wajah Tsamara yang menunjukkan ketidaksukaan berada di dalam satu mobil dengan Mahendra. "Selalu saja m
"Tsamara tidak tahu. Jika Tante berada di rumah sakit," ucap Tsamara. "Tsamara tante kami memang tidak ingin membuat kamu khawatir dan maka dari itu kami sengaja tidak memberitahu kamu," sahut Bayu. "Iya Tsamara lagi pula tante tidak apa-apa sama sekali, kamu lihat sendiri, Tante baik-baik saja. Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa dan sebentar lagi juga akan pulang dari rumah sakit," sahut Rima. "Syukurlah kalau begitu Tante," sahut Tsamara. "Oh iya Tsamara aku waktu itu kamu ke apartemen Tante. Om kamu bilang kamu malam itu tiba-tiba menghilang, padahal kamu sudah akan diantarkan om kamu pulang," ucap Mira yang tiba-tiba mengingat kejadian yang sudah berlalu. "Kamu kemana malam itu?" tanya Mira. Mahendra yang sepertinya mengetahui situasi yang dimaksud kesulitan menelan salivanya. Dia malah terlihat sangat gelisah dan panik di wajahnya. "Benar Tsamara, kamu malam itu pergi begitu saja," sahut Bayu yang sangat menunggu jawaban dari Tsamara. Tsamara melihat ke arah Mah
Tsamara terus memperhatikan pintu itu yang membuat dia benar-benar sangat penasaran. Tsamara melangkahkan kakinya menghampiri pintu itu yang sudah di masukin Mahendra. Tsamara yang sudah berada di depan pintu yang tertutup itu. "Apa yang dia lakukan di dalam sana?" batin Tsamara. Dengan keberanian Tsamara memegang kenopi pintu dan mendorong pelan. Pintu yang terbuka sedikit itu di manfaatkan Tsamara untuk melihat masuk ke dalam. Mahendra yang terlihat memeluk seorang wanita yang tidak dapat diketahui siapa wanita itu. "Siapa dia?" tanya Tsamara dengan rasa penasaran. Mahendra yang sudah melepas pelukan itu memegang kedua pipi wanita cantik tersebut. "Aku berjanji tidak akan membiarkan semua ini terjadi. Semua akan kembali seperti dulu lagi," ucap Mahendra yang terlihat begitu tulus mengusap-usap rambut wanita itu. "Apa wanita itu kekasihnya?" Tsamara hanya bisa menduga-duga. Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt. Ponsel Tsamara yang tiba-tiba berdering membuat Tsamara k
Setelah menghabiskan malam pertama mereka berdua Mahendra dan Tsamara yang melanjutkan dengan bermain-main di pinggir pantai. Tsamara yang tampil begitu anggun menggunakan dress putih sampai mata kakinya yang sekarang berlari-lari dikejar-kejar Mahendra yang juga menggunakan setelan kemeja berwarna putih dengan celana pendek berwarna coklat susu. Pasangan itu sama sekali tidak hentinya saling bercanda satu sama lain.Sekarang Mahendra yang memutarkan tubuh sang istri dengan menggendongnya yang membuat Tsamara terus saja berteriak dengan kedua tangannya berada di leher Mahendra.Kedua tangan Mahendra yang berada di bawah pantat Tsamara yang menggendong istrinya itu dan sesekali Tsamara merentangkan tangannya dan sampai akhirnya menempelkan dahinya di dahi Mahendra. "Kamu sangat bahagia?" tanya Mahendra.Tsamara menganggukkan kepalanya."Bagaimana mungkin aku tidak bahagia dan aku juga tidak bisa menggambarkan kebahagiaanku seperti apa," jawab Tsamara."Aku juga sangat bahagia," sahut
Acara pernikahan yang telah selesai. Mahendra dan Tsamara yang sekarang berada di dalam kamar Hotel. Kamar pengantin pada umumnya yang penuh dengan suasana romantis. Tempat tidur king size dengan sprei berwarna putih yang ditaburi dengan kelopak mawar yang dibentuk dengan love dan di bagian tengahnya terdapat dua angsa yang saling berhadapan. Selain itu juga terdapat banyak tangkai mawar yang berada di atas lantai yang menambah suasana kamar tersebut yang semakin romantis dan belum lagi dengan lampu yang tidak terlalu terang dan juga tidak terlalu gelap. Di tambah dengan aroma kamar tersebut yang begitu khas dan sangat menyejukkan. Tsamara yang duduk di depan cermin yang sedang menyisir rambutnya. Setelah acara pernikahan yang sangat melelahkan itu selesai. Tsamara langsung membersihkan diri agar terlihat fresh. Dia sudah mandi dan tidak lupa keramas yang juga sudah melepas gaun pengantinnya dengan baju tidur berwarna merah mencolok yang panjang sampai mata kaki. Krrekkk Su
"Itu calon istrimu!" tunjuk Andre yang membuat Mahendra langsung menoleh. Mahendra melihat calon istrinya berjalan begitu cantik dan anggun yang didampingi oleh sahabat-sahabatnya. Tsamara terlihat sangat tenang dengan memegang buket bunga di tangannya. Mahendra sampai tidak berkedip melihat calon istrinya yang benar-benar seperti bidadari yang sangat cantik.Bukan hanya mata calon suami yang tidak berkedip melihat pengantin yang sangat cantik itu. Semua tamu undangan juga langsung tertuju pada Tsamara yang benar-benar harus memuji kecantikan Tsamara. Mereka tidak tanggung-tanggung yang pasti berbisik-bisik membicarakan Tsamara yang pasti mengagumi calon pengantin tersebut. "Ngedip woy!" tegur Andre yang membuat Mahendra tersentak dengan dirinya yang tersenyum geleng-geleng. Bagaimana dia bisa berkedip jika calon pengantinnya saja seperti itu."Tenang bentar lagi kamu akan bisa menatapnya secara dekat dan tidak perlu khawatir akan hal apapun," sejak tadi Andre terus saja menggoda Ma
Hari Pernikahan. Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu datang juga. Hari pernikahan Tsamara dan Mahendra. Pernikahan mereka yang diadakan secara order di salah satu tempat yang sudah di dekor dengan seindah mungkin yang sesuai dengan keinginan Tsamara dan Mahendra. Tempat pernikahan itu sudah mulai dikunjungi para tamu yang berdatangan yang turut menghadiri acara sakral tersebut. Dengan susunan bangku yang rapi yang berwarna putih yang sudah disusun sedemikian rupa. Tidak lupa dengan paduan dekorasi yang indah dengan bunga berwarna putih yang dipadukan dengan pink. Para tamu undangan yang benar-benar dimanjakan dengan pemandangan yang sangat indah itu. Sementara Tsamara yang masih berada di salah satu ruangan yang khusus untuk pengantin wanita yang masih sedang di make up. Tsamara juga terlihat sangat cantik menggunakan gaun panjang berwarna putih tanpa lengan. Gaun Indah itu sampai menyapu lantai. Tsamara yang berdiri dengan memegang bunga dan menatap dirinya di cermin. Ame
Tsamara yang berada di dalam kamar yang baru saja selesai dari kamar mandi dan menghampiri cermin yang seperti biasa sebelum tidur memakai skin care terlebih dahulu. Ponsel Tsamara yang berdering membuat Tsamara yang langsung melihat panggilan masuk tersebut yang ternyata dari Mahendra. "Kenapa dia menelpon? apa ada sesuatu?" tanyanya dengan rasa penasaran. Tanpa berpikir panjang yang akhirnya Tsamara mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo!" sapa Tsamara."Kamu sedang apa?" tanya Mahendra dengan suara yang sangat lembut. Tsamara pasti sangat merindukan suara yang berbicara itu. "Ingin tidur," jawab Tsamara."Kamu bisa tidur dan kamu tahu tidak tahu, bahwa aku sama sekali tidak bisa tidur," ucap Mahendra."Oh iya. Memang kenapa?" tanya Tsamara "Bagaimana aku bisa tidur jika beberapa hari ini kita tidak pernah bertemu dan bahkan baru kali ini aku menelpon kamu. Walau dilarang berkomunikasi dengan kamu. Ternyata hal itu membuatku tidak tahan dan mau tidak mengulur menghubungi
Tsamara begitu sangat bahagia mendapatkan kejutan dari sahabatnya. Tsamara sampai meneteskan air mata yang mungkin tidak bisa berkata-kata dengan apa yang telah diberikan sahabatnya kepada dia. Sangat wajar dalam situasi seperti itu dia sangat terharu."Kamu oke Tsamara?" tanya Rora yang mendapati sang sahabat menegaskan air mata.Tsamara hanya menganggukkan kepala dengan terharu."Tapi aku melihat kamu tidak baik-baik saja. Kamu sampai meneteskan air mata. Apa kita melakukan kesalahan?" tanya Rora dengan panik.Tsamara menggelengkan kepala, "kalian sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun. Bagaimana aku tidak meneteskan air mata dengan keadaan yang sekarang aku dapatkan. Selama ini aku hanya punya kalian bertiga. Aku bersama dengan Amel perjuangan kami yang besar dan perjuangan itu juga tidak mudah. Aku mengenal kamu Rora yang selalu memberikan dukungan kepadaku. Kamu juga Karin. Di luar semua yang terjadi. Kamu adalah orang satu-satunya yang sangat mengerti aku dan terus memberi
Setelah melakukan semua kegiatan Mahendra dan Tsamara yang akhirnya hari ini Tsamara dan Mahendra yang sudah sampai di depan rumah Tsamara dengan mereka berdua yang masih berada di dalam mobil. Mahendra memegang tangan Tsamara dengan tersenyum pada Tsamara."Sebentar lagi kita berdua akan menikah," ucap Mahendra yang membuat Tsamara menganggukkan kepala."Kata kak Indah menjelang hari pernikahan kita tidak boleh bertemu dulu," ucap Tsamara yang membuat Mahendra mengkerutkan dahi."Kita tidak boleh bertemu!" tanya Mahendra memastikan. Tsamara menganggukkan kepala."Kak Indah mengatakan jika hal itu pamali menghindari hal-hal yang tidak terduga. Jadi kita berdua jangan bertemu sampai pernikahan minggu depan dan lagi pula persiapan pernikahan kita sudah sampai 95%. Kita sudah menyiapkan lokasi pernikahan, undangan pernikahan, catering dan hal-hal lainnya," ucap Tsamara."Tapi masa iya kita tidak bertemu selama satu minggu," sahut Mahendra yang sangat keberatan dengan keinginan Tsamara.
Setelah seharian Mahendra dan Tsamara bersama mengurus segala persiapan pernikahan mereka berdua yang akhirnya sekarang pasangan itu yang berada di dalam mobil yang berhenti di kediaman Mahendra."Ayo turun!" ajak Mahendra."Memang kita harus mampir lagi ya?" tanya Tsamara yang mungkin terlihat begitu capek dan rasanya ingin pulang saja. "Sebentar saja Tsamara. Ada yang ingin dikatakan mama kepada kamu dan mungkin saja mama harus mengatakan sekarang," ucap Mahendra yang membuat Tsamara menghela nafas.Mahendra yang langsung meraih tangan kekasihnya itu."Kamu capek ya seharian?" tanya Mahendra yang membuat Tsamara menganggukkan kepala dan memang benar-benar begitu capek dan sangat melelahkan."Bagaimana? kalau kamu menginap saja di rumah. Besok kamu baru pulang?" tanya Mahendra memberikan saran. "Mana boleh seperti itu," sahut Tsamara membuat Mahendra mengkerutkan dahi. "Kenapa?" tanya Mahendra heran."Kita belum menikah dan aku tidak mau menginap di rumah calon suamiku," ucap Tsam
Tsamara yang tiba di rumahnya dan ingin memasuki kamar yang bersamaan dengan Amel yang juga baru pulang. "Aku pikir kamu sudah kembali sejak tadi," ucap Tsamara yang memang tadi Amel duluan pulang terlebih dahulu bersama dengan Mahendra dan ternyata mereka bahkan malah sampai berbarengan dan padahal Tsamara dan Mahendra tadi tidak langsung pulang. "Iya aku memang baru sampai," jawab Amel."Memang kamu habis dari mana?" tanya Tsamara kebingungan."Tadi aku sama Andre mampir sebentar ke minimarket. Aku membeli beberapa cemilan yang memang stoknya sudah habis," jawab Amel "Hmmm, aku lihat kamu dan Andre belakangan ini sangat dekat. Apa akan ada hilal setelah ini," ucap Tsamara yang menatap curiga sahabatnya itu. "Hilal apa maksud kamu Tsamara. Kamu itu ada-ada saja!" ucap Amel dengan geleng-geleng kepala."Ya, hubungan kalian berdua itu sangat tidak biasa dan bukankah wajar aku mempertanyakan hal itu dan siapa tahu saja kalian berdua memiliki hubungan yang spesial yang tanpa aku keta