Share

67. Ancaman Rama

last update Last Updated: 2025-04-18 19:49:42

Suara ketukan di kaca mobilnya yang semakin keras menyadarkan Rama dari lamunannya. Dilihatnya wajah mungil Chiara menempel di kaca mobilnya, dan Cinta tampak berdiri di belakangnya.

“Om Rama!”

Beberapa kali Rama menghela napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Dia merapikan penampilannya, berharap dirinya tidak terlalu berantakan, padahal Cinta meninggalkannya tidak terlalu lama.

Tadi, setelah Cinta turun dari mobil, dia mengamati dengan saksama langkah anggun Perempuan pujaan hatinya, tetapi hal itu sudah cukup membuat imajinasinya melanglang buana mendaki gunung dan menyusuri lembah kenikmatan.

Setelah merasa tenang dan penampilannya lebih baik, Rama membuka pintu mobil dengan senyum lebar. Dia membungkuk, menyambut tubuh kecil itu ke dalam pelukannya. Dia menggendong Chiara dengan lembut.

"Maaf, Om ketiduran."

"Om Rama, capek?" tanya Chiara dengan wajah yang terlihat khawatir. "Kalau begitu biar Mama yang saja yang menyetir," sambungnya dengan polos.

“Tidak perlu, Om masih kuat.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    68. Harus Rujuk

    “Percayalah padaku,” ujar Rama lirih, berusaha meyakinkan Cinta. “Aku akan membereskan ini. Semua. Aku tidak akan membiarkan Chiara mendengar satu pun berita buruk tentang mamanya. Tidak sekarang, tidak selamanya.”“Terima kasih.”Rama masih menggenggam tangan Cinta dengan hangat, seolah ingin memindahkan semua kekuatan dan ketenangannya lewat sentuhan itu.Cinta menunduk, menahan air matanya agar tidak jatuh. Ia tahu Rama tidak hanya bicara, tapi berjanji. Dan janji dari pria seperti Rama bukan sembarang kata-kata.Rama melirik ke arah Chiara yang sedang tertawa kecil karena sushi kesukaannya disajikan dengan potongan wajah kartun lucu. Gadis kecil itu begitu polos, tak tahu badai tengah mengintai. Dia begitu bahagia di dunianya sendiri. Dunia yang ingin Rama lindungi mati-matian.“Ayo!” ajak Rama lembut. “Kita kembali ke meja. Jangan sampai Chiara tahu kita sedang dalam masalah. Dia butuh kita, tapi lebih dari itu, dia butuh bahagia.”Cinta mengangguk pelan. Mereka kembali berjalan

    Last Updated : 2025-04-19
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    69. Menyingkirkan Benalu

    Lilian menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu saat mendengar pertanyaan Kevin. Ia berbalik perlahan, matanya menyala tajam. Sepatu hak tingginya berdecit halus saat ia kembali masuk ke dalam ruangan, menghampiri meja kerja Kevin dengan tatapan menyala-nyala.“Ulangi!” ucap Lilian lirih, bernada memerintah dan penuh amarah. “Ulangi apa yang baru saja kamu katakana, Kev.”Kevin mengangkat kepalanya. “Mama benar-benar ingin aku rujuk dengan Cinta, meski Mama tahu dia pernah jadi….”“Cukup!” bentak Lilian, suaranya menggema di ruangan berlapis kaca dan kayu mahal itu. “Kamu pikir kamu suci? Kamu pikir kamu lebih baik darinya? Dia seperti ini juga karena kamu!”Kevin terdiam. Matanya menatap mamanya, tak menduga akan mendapat semburan amarah yang begitu dahsyat.“Berapa kali mama harus menjelaskan kepadamu, Kevin? Kamu tahu alasan mama, dan tidak perlu kamu pertanyakan lagi.”Kevin memutar kursi, membelakangi sang mama, lalu menatap kota dari jendela besar di belakangnya. Ada banyak

    Last Updated : 2025-04-19
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    70. Suara Hati Chiara

    Di sudut kafe yang mulai lengang, aroma kopi dan wangi kue-kue panggang menyelimuti ruangan. Tiara duduk bersandar di kursinya, memperhatikan Chiara yang duduk di seberangnya. Gadis kecil itu tampak begitu ceria, matanya berbinar-binar saat menceritakan petualangannya hari ini.“Tadi Om Rama jemput aku lagi. Kak. Terus aku diajak makan sushi!” ujar Chiara sambil mengayun-ayunkan kaki kecilnya. Ia mengeluarkan boneka baru, lalu meletakkannya di atas meja. “Ini dikasih Om Rama juga. Lucu, kan?”Tiara tersenyum lembut, tangannya terulur membelai rambut Chiara yang halus. “Lucu banget. Namanya siapa?”“Belum aku kasih nama. Tapi mungkin... Shushi, biar kayak makanan tadi,” katanya sambil tertawa geli, lalu menirukan gaya Om Rama saat menyuapi sushi dengan sumpit.Tiara ikut tertawa pelan, meskipun hatinya terasa sedikit menghangat bercampur perasaan getir. Ia senang melihat Chiara begitu bahagia, tapi di balik sorot mata anak itu, ia bisa merasakan kerinduan yang tak pernah benar-benar pa

    Last Updated : 2025-04-19
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    71. Lawan yang Sebenarnya

    Di sebuah rumah megah yang terletak di perumahan elite, Mama Lisa mondar-mandir dengan wajah pucat. Tangannya gemetar memegang ponsel, beberapa kali dia mencoba menghubungi orang-orang penting yang selama ini menjadi tameng untuk bisnis gelapnya.Matanya menatap layar televisi yang menayangkan berita soal penggerebekan besar-besaran terhadap jaringan prostitusi kelas atas. Wajah-wajah para pria yang biasa bermain aman kini tersebar di layar, buram, tapi Mama Lisa tahu pasti siapa mereka.“Astaga… ini gak mungkin. Ini gak pernah terjadi sebelumnya…” gumamnya. Dia menjatuhkan diri di sofa, napasnya terengah.Di meja ruang tamu, puluhan dokumen dan catatan transaksi tercecer. Mama Lisa menatap semua itu dengan pandangan cemas. Ini bukan hanya soal uang. Ini soal nyawa. Orang-orang yang dia layani bukan sembarang orang. Sekali saja mereka merasa tidak puas, hidupnya bisa tamat.Mama Lisa meraih ponselnya lagi, kali ini dengan tangan yang benar-benar gemetar. Dicarinya satu nama di daftar

    Last Updated : 2025-04-20
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    72. Kehilangan Sinyal

    Ini bukan pertama kalinya bisnis kotor Mama Lisa bermasalah. Tapi yang membuat kali terasa lebih berat, karena sang jendral yang biasa membeckingnya angkat tangan. Selain itu pemberitaan yang begitu cepat menyebar di era media sosial saat ini, membuatnya seolah tidak punya tempat lagi untuk bersembunyi.Tangannya masih memegang map yang terbuka, namun matanya kosong menatap dinding. Dia tidak pernah menduga urusan asmara di masa lalu antara klien dan perempuan yang dia sediakan akan menghancurkan bisnisnya.Rama. Nama itu jadi kunci dari kekacauan ini. Mama Lisa terlalu buta untuk menyadarinya sejak awal, karena mengira pria itu hanya klien biasa yang membutuhkan pelampiasan saja.“Mam, kita harus kabur sekarang, sebelum mereka datang ke rumah ini.”Mama Lisa mengangkat tangan, menyuruh Nora diam. “Mau lari juga harus pakai strategi, lari tanpa rencana itu bunuh diri. Kita belum tahu seberapa besar pengaruh dia.”Mama Lisa mendengus kasar, jika sampai sang jendral angkat tangan sudah

    Last Updated : 2025-04-20
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    73. Pengejaran

    “Apa kemungkinan mereka dibantu pihak ketiga?” tanya Rama sambil mencoba tetap tenang meski merasa kecewa.“Sangat mungkin. Rutenya bukan rute acak. Mereka menuju arah selatan, dan ada kemungkinan masuk wilayah perlindungan milik salah satu penguasa lama yang masih main kotor. Kemungkinan besar, Lisa masih punya koneksi yang kita belum tahu.”Rama diam sejenak. Lalu bertanya, “Seberapa jauh kita bisa menekan tanpa menimbulkan kegaduhan publik?”Selo menarik napas. “Kalau aku dorong lebih dalam, kita akan masuk ranah yang bisa ganggu kredibilitas aparat. Lisa punya simpanan nama-nama besar. Kita perlu bukti kuat kalau mau jerat dia tanpa adu backingan.”Rama menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Dalam waktu dekat dia harus melakukan pertemuan dengan klien penting.“Masalah ini aku percayakan kepadamu,” ucap Rama sambil merapilkan jasnya. “Setelah pertemuan nanti aku ingin mendengar kabar baik darimu.”“Siap!” sahut Selo Ardi penuh keyakinan.Tanpa banyak bicara Ra

    Last Updated : 2025-04-20
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    74. Tak Ada Pertolongan

    Selama hidupnya Nora tidak mengetahui keluarganya. Sama seperti Cinta, dia sudah berada di panti asuhan sejak bayi. Sehingga dia tidak tahu harus lari kemana dan meminta bantuan kepada siapa saat menghadapi masalah seperti ini.Tatap mata Nora beralih ke jalanan yang gelap, seperti esok hari yang tanpa kepastian. Semakin jauh perjalanan, terasa semakin terasa sunyi dan mencekam.Sopir fokus pada jalanan yang membutuhkan konsentrasi lebih di malam hari. Sementara itu Mama Lisa mulai tertidur, di hantam rasa kantuk dan Lelah.Dengan tangan gemetar Nora membuka ponselnya, lalu membuka layar pesan dan mengetik. Selain kabur, Nora mencoba cara lain untuk bisa lepas dari masalah yang menghantamnya."Tolong aku Ta, aku butuh bantuanmu. Aku tidak tahu harus minta tolong ke siapa lagi." Seperti orang yang tidak punya rasa malu, akhirnya Nora meminta bantuan pada orang yang dia ancam.Pesan itu terkirim. Nora menatap layar, menunggu balasan. Detik terasa seperti menit, dan menit terasa seperti

    Last Updated : 2025-04-21
  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    75. Penangkapan

    Dari dalam mobil, Mama Lisa menatap keluar. Bukan hanya pada polisi yang sudah berdiri di sekitar mobilnya, tetapi juga beberapa ikon kota yang memperlihatkan jika mobil yang dia tumpangi sudah melaju terlalu jauh. Karena tertidur, dia lupa memberi instruksi kepada sopir untuk berhenti di kota sebelumnya, tempat beberapa teman lama bisa memberikan bantuan dan perlindungan.Dalam situasi seperti ini Mama Lisa sadar jika dia sudah tidak bisa berkelit lagi. Akhirnya dengan tangan gemetar dia membuka pintu mobil.Lampu kamera menyala serentak saat pintu mobil terbuka. Suara klik shutter dan teriakan wartawan memecah malam yang dingin. Sungguh sesuatu yang di luar perkiraan Mama Lisa, jika berita sudah viral, tentu tidak mudah baginya untuk lepas dari jeratan hukum.“Bu Lisa! Apa benar Anda yang selama ini mengelola jaringan prostitusi kelas atas?”“Benarkah Anda terlibat dalam perdagangan manusia?”“Benarkah BLK yang Anda dirikan adalah kedok untuk merekrut gadis-gadis yang akan Anda jual

    Last Updated : 2025-04-21

Latest chapter

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    88. Sedikit Tentang Masa Lalu

    Sore itu langit berwarna kelabu, dan udara terasa lembab seperti habis diguyur hujan sebentar. Di halaman panti asuhan sederhana yang dikelilingi pagar hijau tua, suara tawa anak-anak terdengar dari arah belakang bangunan. Bunda Aminah tengah merapikan berkas donatur saat tatap matanya teralihkan ke mobil mewah yang memasuki halaman panti asuhan.Meski sudah lama tidak datang, tapi Bunda Aminah masih sangat mengenali mobil tersebut. Jenis mobil yang tidak pasaran dan sangat jarang dia lihat.Bunda Aminah bangkit dari duduknya, Bersiap menyambut tamu agung yang datang. Ada senyum santun di wajah tenangnya, menutupi gejolak lain di dadanya.Pintu mobil terbuka perlahan. Sosok perempuan yang berpenampilan elegan turun dari mobil. Rambutnya tersisir rapi, blus krem mahal membalut tubuhnya yang masih terlihat bugar meski usia tidak lagi muda. Aroma parfum mahal samar tercium di udara, meski jarak mereka masih jauh.“Selamat datang bu Widya.” Dengan ramah dan santun Bunda Aminah menyapa tam

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    87. Cinta adalah Tujuan

    Ruang kerja Cinta yang berada di lantai dua menjadi tempat yang dipilih Rama untuk bicara berdua dengan Cinta.Cinta berdiri membelakangi jendela, sinar matahari menyinari sebagian wajahnya, memperjelas sorot mata yang sendu tapi mantap. Rama maju selangkah, ingin rasanya memeluknya dari belakang mencium harum aroma tubuhnya. Tapi Rama berusaha mengendalikan diri, dan hanya menggenggam tangan Cinta.“Cinta…” ucap Rama pelan, tapi tegas, “aku ingin kau jadi istriku. Menjadi ibu untuk anakku, untuk Chiara juga. Aku bersungguh-sungguh dengan segenap hatiku.”Cinta diam beberapa saat. Matanya tertuju ke luar jendela, melihat gedung-gedung lain di hadapannya. Lalu perlahan ia menarik tangannya dari genggaman Rama.“Maaf, Rama…” ucap Cinta lirih, “aku nggak bisa menerima lamaranmu.”Rama terdiam. Seolah angin pun berhenti bergerak. Dadanya terasa sesak.Setelah penantian yang begitu lama, dan segala pengorbanan yang dia berikan, ternyata tidak bisa meluluhkan hati perempuan pujaan hatinya.

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    86. Jawaban yang Ditunggu

    Kevin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, menembus jalanan kota yang mulai dipadati kendaraan. Pikirannya tak sepenuhnya fokus pada kemudi. Bayangan Cinta dan Chiara terus memenuhi benaknya, wajah ceria Chiara, suara tawanya yang riang, dan Cinta yang kini terasa semakin jauh.Merasa bersalah? Tidak.Kevin hanya bingung bagaimana memberi penjelasan kepada Lilian. Tentu akan banyak penjelasan yang dituntut oleh sang mama atas kegagalannya membawa kembali Cinta dan Chiara.Dalam suasana kebatinan yang sedang tidak baik-baik saja, ponsel Kevin yang terletak di konsol tengah bergetar. Sebuah panggilan masuk, dan tampak nama Maira yang terpampang di layar. Dengan satu tangan tetap di setir, Kevin menekan tombol speaker.“Iya, Maira?”“Maaf mengganggu, Pak.” Kali ini suara Maira terdengar formal, itu artinya ada hal penting yang berhubungan dengan pekerjaan.“Saya hanya ingin mengingatkan, malam ini Bapak ada jadwal makan malam dengan Pak Arvino dari Singapura. Kita akan bahas kelan

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    85. Waktu yang Singkat

    Di tempat berbeda, sinar matahari pagi menari pelan di antara tirai vila yang setengah terbuka. Cinta sedang merapikan koper kecil berisi pakaian dan alat bantu jalan milik Chiara.Di sampingnya, bocah perempuan itu duduk di sofa, menggenggam boneka kelincinya erat-erat. Matanya menatap pintu, seolah berharap sosok yang ia nanti tiba-tiba muncul dan membawanya pulang.“Mama,” suara Chiara lirih, nyaris seperti bisikan. “Papa mana? Kok belum jemput kita?”Cinta terdiam sejenak, lalu menoleh lembut. Sebelum ia sempat menjawab, Rama muncul dari dapur kecil dengan dua gelas susu di tangannya. Ia meletakkan satu di hadapan Chiara dan satu lagi di dekat Cinta.“Papa Kevin sedang ada urusan penting, Chia,” ujar Rama pelan, suaranya hati-hati. “Tadi malam dia harus pergi duluan.”Chiara menunduk. Jemarinya bermain di telinga bonekanya, mencoba menahan sesuatu yang tak ia mengerti sepenuhnya.“Tapi Chia belum main sama Papa…” gumam Chiara pelan, terdengar penuh kecewa. “Chia masih kangen, tapi

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    84. Pelarian Kevin

    Rama tersenyum tipis. “Maaf, reflek. Tapi tenang saja, itu tidak akan membuatmu demam.”Meski Rama yakin saat ini hati Kevin sedang panas dingin dengan berbagai praduga yang disulut oleh rambut basahnya.Kevin mendekat, wajahnya makin tegang. “Kau pikir kau sudah menang?”“Menang?” Rama mendongak sedikit, seolah berpikir. “Aku tahu datang bukan tanpa tujuan. Bukan karena kau merindukan anakmu, tapi kau menginginkan ibunya.”“Asal kau tahu, Cinta adalah ibu dari anakku, dan itu akan menghubungkan kami selamanya.”“Tapi Cinta adalah mantan istrimu, jangan lupakan itu!” Tegas Rama membalas menatap langsung ke mata Kevin. “Aku hanya mengisi ruang yang kau tinggalkan. Menyembuhkan lukanya. Mengisi kesepiannya. Menghilangkan rasa takutnya. Semua yang kau abaikan, aku peluk. Itu bedanya kita.”Kevin mengatupkan rahangnya.“Kau bisa meniduri Cinta malam ini, Rama. Tapi dia tetap ibu dari anakku. Aku punya ikatan darah dengan Chiara, dan kau tak bisa beli itu.”Rama tertawa pendek. “Kau benar.

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    83. Rama... Oh Rama

    Di kamar yang temaram hanya diterangi cahaya dari lampu tidur, Chiara telah tertidur pulas. Nafasnya tenang, tubuh kecilnya terbungkus selimut hangat. Cinta membelai rambut putrinya pelan, lalu perlahan ingin merebahkan tubuh di sampingnya.Namun sebelum tubuhnya menyentuh kasur, pintu kamar terbuka perlahan. Rama berdiri di ambang pintu. Pandangannya jatuh pada Chiara sejenak, lalu pada Cinta.“Dia sudah tidur?” bisik Rama.Cinta mengangguk. “Pulas sekali. Kelelahan.” Suaranya nyaris tak terdengar.Tanpa banyak bicara, Rama melangkah masuk. Dengan hati-hati, ia meraih tubuh Cinta dan mengangkatnya. Terkejut, Cinta berusaha menolak, tapi Rama tidak menggubris.“Rama, turunkan aku…,” ucap Cinta, panik.“Temani aku malam ini. Seperti dulu,” bisik Rama lirih, dengan langkah lebar dia membawa Cinta ke kamarnya.Sejak terakhir kali menyentuh Cinta, Rama belum lagi melampiaskan hasratnya. Setelah sekian lamanya berpuasa, kini dia mendapat kembali kesempatan itu.Rama merebahkan Cinta di at

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    82. Bermalam di Villa

    82.Rencana makan bersama yang awalnya Kevin bayangkan akan menjadi kesempatan hangat untuk mendekatkan diri kembali pada Cinta dan Chiara, justru berubah menjadi pukulan pelan tapi menyakitkan.Restoran tepi pantai yang mereka datangi begitu indah, dengan suara debur ombak dan aroma laut yang menyatu dengan sajian seafood segar. Meja bundar telah mereka tempati, tapi Kevin sadar sejak langkah pertama mereka masuk, dia terasa seperti tamu tak diundang.Chiara duduk di antara Cinta dan Rama. Bocah itu tertawa riang setiap kali Rama menyuapkan potongan cumi goreng atau membantu Chia menikmati kerrang saus tiram. Sesekali, Rama menyeka sisa saus di pipi Chiara dengan tisu, lalu tertawa kecil sambil mencubit gemas pipi anak itu.Kevin hanya bisa tersenyum kaku. Ia duduk tepat di seberang mereka, mengambil udang satu-dua dan lebih banyak mengaduk saus di piringnya tanpa selera. Tatapannya tertuju pada kebersamaan yang kini terasa asing baginya, padahal dulu, itu adalah dunianya.Setelah me

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    81. Rama Bersiasat

    Langit sore mulai berubah warna, semburat jingga melapisi awan tipis yang berarak. Udara sejuk membelai kulit, dan di depan kafe yang mulai lengang, keempat orang itu keluar bersamaan.Para karyawan Cinta yang melihat kejadian itu hanya diam, tak memberi komentar. Yang mereka tahu, ada hubungan rumit di antara mereka. Dan Chiara dengan segala kepolosannya justru terlihat sangat menikmati kebersamaan yang sebenarnya penuh bara dan gemuruh di dada.Kevin menggendong Chiara, ingin menunjukkan kepada dunia jika dia adalah seorang ayah yang menyayangi anaknya, berusaha menutupi noktah dan cela yang berhasil menghancurkan keluarga bahagianya.Sesekali Kevin mencium pipi Chiara yang tergelak karena geli. Chiara memeluk leher ayah kandungnya erat. Wajahnya di penuhi binar Bahagia, kerinduan yang sudah lama dia pendam akhirnya bisa terluapkan.Sementara itu, di belakang mereka, Rama dan Cinta berjalan pelan sambil bergandengan tangan. Lebih tepatnya Rama yang menggenggam tangan Cinta dengan er

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    80. Sumpah Rama

    Cinta terdiam. Pandangannya turun ke lantai, lalu ke meja, dan berakhir pada wajah tampan di hadapannya, sosok pria yang selama ini secara terang-terangan menyusun harapan untuk hidup bersamanya. “Kevin baru datang," ucap Cinta sama sekali tidak menjawab pertanyaan. "Chiara sudah lama tidak bertemu papanya, aku tidak tega merusak kebahagiaannya.” "Kau belum menjawab pertanyaanku." Tatap mata tajam dan suara bernada dingin dari Rama, membuat Cinta mengalihkan pandangannya. Sulit bagi Cinta memberi jawaban, bukan karena dia berkeinginan untuk kembali pada Kevin, tapi tidak ingin memberi harapan pada Rama. Untuk alasan, tidak bisa dia ungkap di hadapan Rama. “Jawab aku, Ta!” Lirih, tapi penuh penekanan Tak ada jawaban. Semakin dipaksa, Cinta justru semakin bungkam. Rama menyipitkan mata. “Bagaimana dengan aku?” tanyanya, nyaris berbisik. “Apa kamu juga butuh waktu untuk tahu perasaanku?” Cinta memejamkan mata sejenak. Berat. Semua ini terlalu rumit. Ada Chiara. Ada masa lalu. Ad

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status