Setelah pulang dari Lithemba Resort, masih ada hari libur yang tersisa saat Golden Week, aku berencana untuk menghabiskan musim panas bersama Danny-kun. Aku pun segera menelepon Danny-kun.
"Moshi..moshi ... ada apa Mei?" tanya Danny-kun lewat telepon.
"Danny-kun, Sabtu besok sibuk tidak?" jawabku.
"Tidak kok ... ada apa?" tanya Danny-kun lagi.
"Apa kamu mau pergi ke festival bersamaku?" tanyaku.
"Boleh..," jawab Danny-kun.
Aku pun tersenyum kegirangan.
"Kalau begitu, kita jumpa di dekat air mancur Kibou Gamine Gakuen jam 5 sore ya..," ucapku lagi.
"Okey.," jawab Danny-kun.
Aku pun segera menutup teleponku dan segera bersiap-siap karena hanya tinggal 3 jam lagi aku bertemu dengan Danny-kun.
"Aku memilih yukata yang akan kupakai nanti, namun entah mengapa yukata yang biasanya kupakai sudah sedikit sempit ... apa dadaku bertambah besar ya?" gumamku sambil melihat dadaku.
Pagi ini aku tersenyum tersipu karena tadi malam aku mencium pipi Danny-kun. Membuat wajahku bersemu memerah seperti buah apel yang ranum. Untungnya hari ini adalah hari Minggu setelah kulihat di kalender, karena kalau hari biasa entah apa yang akan kulakukan ketika ku berjumpa dengan Danny-kun disekolah.Setiap saat ku selalu ingat kejadian tadi malam dan membuatku sulit berkonsentrasi saat menari Kagura. Dan pada akhirnya aku memutuskan untuk beristirahat hari ini. Dan tak lama kemudian, datanglah tukang pos membawa sebuah surat untukku. Aku menerimanya, menandatangani penerimaannya, dan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada tukang pos.Di ruang tamu, ku buka surat itu dan ku baca. Namun aku terkejut ketika surat itu berisikan "MATI KAU SANA!!!". Aku berpikir sejenak, siapa orang yang mengirimkan surat kaleng tersebut. Karena kumerasa tidak ada orang yang membenciku seperti ini.Apakah ada seseorang yang bisa kucurigai? Jawaban yang bisa kuperoleh adalah :
"Mei..," ucap seorang lelaki didekat pintu.Aku menoleh ke belakang. Dan aku melihat Danny-kun disitu."Apa yang kamu lakukan disini, Mei?" tanya Danny-kun."Aku sedang mencari seorang gadis yang menggodamu..," jawabku dengan menoleh ke arah gadis itu dengan wajah merendahkan."Siapa yang menggodaku?" tanya Danny-kun."Da-kun..," ucap gadis itu."Hinada-san?" ucap Danny-kun.Danny-kun menolong gadis itu untuk berdiri, namun aku tidak menyukainya."Apa yang sebenarnya terjadi disini?" tanya Danny-kun."Sebenarnya..," jawabku."Da-kun ... perutku sakit ... bisa kamu gendong aku?" ucap Hinada dengan menggoda."Hinada-san ... bukankah lebih baik aku bantu kamu duduk dulu?" tanya Danny-kun."Hi ... na ... chan.," ucap Hinada.Mendengar kata menjijikkan itu, aku mengepalkan tanganku agar aku bisa meninjunya sekali lagi."Hinada-san ... bukan
Hari pertama tanpa bertemu Danny-kunDisebuah taman, aku menyandarkan kepalaku di paha Danny-kun. Kepalaku diusap-usap berulang kali meski aku sudah tertidur. Nyaman sekali rasanya hingga membuatku ingin tidur lebih lama. Namun tiba-tiba rubah betina itu mendatangi Danny-kun dan membawa Danny-kun pergi. Aku terjatuh dari tempat tidurku, namun anehnya tubuhku tidak terasa sakit tetapi hatiku yang sakit. Aku bangun pagi yang biasanya berwajah ceria, kini aku bangun dengan wajah sedih. Aku mandi dengan wajah yang lesu, aku makan sambil melamun, dan bahkan ketika aku pergi ke sekolah hampir saja menabrak pohon ketika hendak ke kelas. Teman sekelasku melihatku sedang dirundung kesedihan, mereka mencoba mengajakku bicara namun aku tidak menghiraukan mereka karena yang ada dikepalaku saat ini adalah kalimat Danny-kun tidak menyayangiku lagi. Hal ini terus berlanjut hingga aku sampai dirumah dan tidur.Hari kedua tanpa bertemu Danny-kunAku
"Bagaimana menurutmu, rubah betina? Apa kamu sepakat dengan ideku?" tanyaku memastikan."Tidak mau..," jawab Hinada."Mengapa kamu tidak mau, Hinada-san?" tanya Hatsuki."Siapa yang akan percaya dengan hal bodoh seperti itu..," jawab Hinada."Aku juga tidak mau, aku hanya ingin cinta Danny-kun untukku..," lanjutku."Kalau begini, sepertinya tidak ada kata sepakat ya..," ucap Nozomi."Bukankah sejak awal, memang tidak ada kata sepakat?" ucap Hinada dengan tenang."Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, karena aku masih ada kencan dengan Da-kun..," ucap Hinada sambil berdiri dari kursinya.Aku memegang tangan Hinada untuk membuatnya menjelaskan maksud dari kalimatnya."Bisakah kamu menceritakan mengapa kamu mengatakan kalau Danny-kun adalah pacarmu?" tanyaku sambil tersenyum."Memang benar kan?!?!" jawab Hinada dengan nada tidak suka."Apa kamu mimpi di siang bolong, rubah betina? Atau kamu mau aku
"Ugggghhh..," ucap seorang gadis sedang tergeletak di tengah ring tinju."1..," wasit menghitung."2..," wasit menghitung lagi."3..," wasit menghitung lagi."4..," wasit menghitung lagi."5..," wasit menghitung lagi.Di pertandingan tinju kali ini aku melawan Hinada si rubah betina. Dia menjatuhkan aku lewat pukulan hooknya ke arah pipi kananku. Aku mencoba untuk berdiri namun mataku berkunang-kunang. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Aku akan menceritakannya.Dua hari yang lalu saat pagi hari, aku dan Danny-kun sedang lari pagi. Udara sejuk saat itu dan aku merasa bahagia karena aku lari pagi bersama Danny-kun. Walaupun hanya sebuah rutinitas biasa, aku merasa menjadi gadis yang paling bahagia sedunia."Bagaimana kalau kita istirahat dulu, Danny-kun..," saranku."Baiklah..," jawab Danny-kun.Kami berdua duduk di sebuah taman dan menikmati udara pagi yang segar."A
Seminggu lagi Danny-kun akan berulang tahun ke-17, aku akan membuat sebuah kejutan untuk Danny-kun. Aku akan merayakan ulang tahun Danny-kun hanya berdua saja. Namun entah mengapa tidak sesuai dengan keinginanku.Karena ketiga gadis sedang berada di rumah masing-masing mau merayakan ulang tahun Danny-kun bersama-sama."Kira-kira apa yang Da-kun sukai ya? Apa aku langsung berikan tubuhku saja? Tapi itu kan terlalu cepat..," gumam Hinada tersipu malu."Kalau kuberikan sebuah buku puisi apa Danny-san suka?" gumam Hatsuki."Hmmm ... hmmmm ... hmmm..," ucap Nozomi bersenandung sambil membuat origami."Entah mengapa tahun ini adalah tahun yang menyebalkan untukku..," kesalku.Esoknya, aku datang ke apartemen Danny-kun dan disana juga ada ketiga gadis itu."Apa yang kalian lakukan disini?" tanyaku."Memangnya aku perlu menjawabnya..," ucap Hinada dengan ketus."Baiklah kalau begitu, bisakah kamu minggir?
Seminggu setelah Danny-kun sembuh dari sakitnya, tibalah saatnya Danny-kun berulang tahun. Kali ini, yang menghadiri ulang tahun Danny-kun hanya kami berempat. Namun yang bisa hadir hanyalah aku sendiri, selebihnya aku sudah membuat mereka tidak bisa datang ke acara ulang tahun Danny-kun.Karena aku sudah mengatakan kalau ulang tahun Danny-kun adalah esok hari. Sedangkan mereka tidak tahu kalau ulang tahun Danny-kun adalah hari ini. Ini adalah strategi perangku untuk tidak membiarkan mereka menghabiskan hari ini bersama kami berdua. Sekarang kami berada di sebuah taman bermain daerah dekat rumahku. Dan tempat ini tidak berubah sedikitpun walau taman bermain ini sudah berusia 40 tahun. Wahananya pun, ada yang masih tetap sama dan ada juga beberapa tambahan wahana yang belum pernah kami sempat mainkan sewaktu kami kecil. Dulu aku suka sekali bermain komidi putar, melihat pertunjukan lumba-lumba, namun aku belum pernah bermain wahana roller coaster dikarenakan aku takut ketinggia
Sebentar lagi natal, aku ingin menghabiskan waktu bersama Danny-kun. Betapa senangnya aku sudah mencium bibir Danny-kun saat di ferris wheel. Kini akan tetap kurahasiakan momen saat itu dalam hatiku rapat-rapat terutama dari Rubah Betina itu yang akan mengacaukan segalanya."Sebentar lagi natal, apa kita akan mengadakan pesta natal?" tanya Canis."Ide bagus itu ... karena kita hanya merayakannya setahun sekali..," jawab Mihoshi dengan senang."Tapi kita akan merayakan pesta natal dimana? Karena tidak ada yang mempunyai halaman yang luas kan?" tanya Ayako."Dimana ya?" ucap Ramaru sambil berpikir."Bagaimana kalau rumah Kanaya-san saja?" ucap Canis."Boleh juga idemu, Canis-san...," ucap Ramaru.Setelah mereka berlima menentukan dimana akan diadakan pesta natal, mereka juga bertanya kepada murid pria dan mereka juga setuju."Ada apa ramai-ramai begini? Apa ada sesuatu yang seru?" tanya Nozomi."Ternyata kamu baru tiba, Nozomi nee-
Mimi POVAku bertemu dengan Danny onii-chan 3 tahun lalu saat aku masih menjadi seseorang yang pemalu diantara teman-temanku. Namun semua itu berubah berkat adanya Danny onii-chan yang telah merubahku menjadi lebih baik dari sebelumnya.Suatu hari Danny onii-chan sedang duduk di sebuah kafe dimana aku bernyanyi disitu."Suaramu bagus..," ucap Danny onii-chan sambil tersenyum."Te ... terimakasih..," balasku dengan gugup."Apakah kamu sering bernyanyi disini??" tanya Danny onii-chan.Aku mengangguk."Ini hadiah cincin untukmu..," ucap Danny onii-chan."Stooooopppp!!!" ucapku."Hei ... mengapa kamu berhentikan aku disaat sedang bagus-bagusnya bercerita..," ucap Mimi dengan kesal."Sejak kapan Danny-kun memberikan cincin kepadamu, huh?!?!" ucapku dengan nada kesal pula."Tentu saja sejak awal..," ucap Mimi dengan bangga."Baiklah kalau itu maumu ... aku akan melenyapkanmu sekarang juga..," ucapku sambil tersenyum dengan kepala berkedut."Ayo maju sini!?!" ucap Mimi dengan menantangku.Hi
Di sebuah ring tinju pada malam sebelum tahun baru, aku dan Mimi akan bertarung. MC tinju pun mulai memperkenalkan kami berdua. "Di sudut merah, dengan tinggi 158 cm, memakai pakaian santa, dan memakai sarung tinju berwarna pink, Kanaya Meiiiiisa..," ucap MC tinju. "Di sudut biru, dengan tinggi 148 cm, juga memakai pakaian santa, namun memakai sarung tinju berwarna pink, Tendou Mimi..," ucap MC tinju lagi. Lalu kami berdua menuju ke tengah ring untuk mendengarkan arahan dari wasit. "Baiklah, aku ingin pertarungan yang bersih ... tidak boleh menendang, tidak boleh menyikut, tidak boleh menyundul, dan tidak boleh menggigit..," ucap wasit. "Apakah kalian berdua sudah mengerti?" tanya wasit. Kami berdua mengangguk. "Sebelum dimulai pertandingannya, ada yang ingin kalian sampaikan?" tanya wasit lagi. "Pendek..," ejekku. "Bucin..," balas Mimi. "Setan kecil..," ejekku lagi. "Mata sipit..," balas Mimi lagi. Lalu kami pun menuju ke sudut ring untuk memasang mouth piece kami, dan ron
"Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa berduaan dengan Da-kun?" gumam Hinada."Bukankah sebentar lagi Halloween?" gumam Hinada lagi."Aku rasa inilah saatnya untuk berduaan dengan Da-kun..," gumam Hinada lagi.Lalu 1 hari sebelum perayaan Halloween, Hinada memulai rencananya."Apakah aku bisa meminta tolong kepada kalian berempat?" tanya Hinada."Memangnya kamu mau minta tolong apa?" tanya Hatsuki."Aku ingin merayakan Halloween disini, tapi kita kekurangan bahan..," jawab Hinada."Mengapa tidak pakai yang ada saja?" tanyaku penasaran."Bukankah kalian ingin membuat Da-kun senang? Kalau iya, berarti kalian akan setuju dengan ideku ini..," jawab Hinada sambil tersenyum."Kelihatannya dia ini jujur..," gumam kami berempat secara serentak."Mana daftar bahannya?" tanya Nozomi."Sebentar..," jawab Hinada.Hinada lalu ke kamarnya untuk mengambil daftar bahan yang perlu dibeli, namun yang kami tidak tahu adalah, bahan tersebut sudah pasti sulit didapatkan, apalagi apabila bahan tersebut
"Sekarang saatnya bicara, Akuma Milku..," ucapku.Nozomi masih mengunyah makanannya lalu menelannya."Kalau kamu mau berbicara denganku, tunggu aku selesai makan..," ucap Nozomi."Mengapa kita tidak berbicara sambil makan saja?" tanyaku sambil tersenyum."Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu, kalau kamu berbicara sambil makan itu sungguh tidak sopan..," jawab Nozomi.Aku hanya diam saja mendengarnya. Aku duduk menunggunya hingga selesai makan. Setelah Nozomi selesai makan, maka obrolan kami pun dimulai."Ada perlu apa, Meigomi? tanya Nozomi."Apa kamu menyebarkan kabar hoax ke Danny-kun??" tanyaku."Apa maksudmu??" tanya Nozomi lagi.Aku berdiri lalu mendekati Nozomi sambil menatapnya dengan tajam."Kamu tidak usah berpura-pura ... aku ada buktinya..," ucapku."Apa buktinya..," ucap Nozomi membalas tatapanku.Aku pun memberitahunya apa yang aku tahu, lalu Nozomi pun keringat dingin. Lalu aku menarik kerah baju Nozomi."Ternyata kamu kurang ajar ya ... kamu memfitnahku sehingga membua
"Kita putus..," ucap Danny-kun.Aku bingung harus merespon apa yang baru saja dikatakan oleh Danny-kun. Danny-kun lalu meninggalkan ruang tamu. Aku hanya bisa terdiam karena tidak mengerti apa yang telah terjadi. Aku lalu mencubit pipiku untuk mengetahui apakah kejadian ini hanya mimpi atau tidak.Namun ternyata terasa sakit, hal ini menunjukkan bahwa aku masih sadar."Mungkin aku terlalu lelah, lebih baik aku beristirahat saja ... siapa tahu saja, esok Danny-kun mengatakan tadi hanya bercanda semata.," gumamku.Aku pun kembali ke kamarku dan tidur. Didalam mimpi, perkataan Danny-kun masih terasa sakit karena Danny-kun tidak mencintaiku lagi. Aku pun merasa gelisah karena perkataan Danny-kun tadi. Esok paginya, saat aku hendak sarapan, aku melihat Nozomi sedang ngobrol bersama Danny-kun. Aku pun duduk diantara Nozomi dan Danny-kun agar Danny-kun hanya melihatku saja."Selamat pagi, Danny-kun..," ucapku dengan tersenyum manis."Selamat pagi juga, Mei..," balas Danny-kun sambil tersenyu
Aku dan seorang wanita bernama Sekar sedang berada di tengah ring dengan saling berhadapan. Sebelum memulai pertarungan, kami memakai name tag yang dikalungkan di leher kami.Aku melihat name tag punya gadis itu.Nama : Sekar Maharani ZeskiUmur : 29 tahunTinggi : 172 cmBerat badan : 60 kgUkuran payudara : F cupWarna sarung tinju : merahDan dia pun juga melihat name tagkuNama : Kanaya MeissaUmur : 18 tahunTinggi : 158 cmBerat badan : 48 kgUkuran payudara : B cupWarna sarung tinju : biru"Ternyata kamu kecil dan kurus juga ya ... tinggi 158 cm dengan berat badan 48 kg..," ucap Sekar dengan nada mengejek."Disamping itu juga, ukuran payudaramu itu kecil ya ... mungkin lebih baik kamu minum susu dulu sana..," ucap Sekar sambil mengejekku lagi."Dan umurmu itu baru 18 tahun ... lebih baik, kamu pulang saja ... siapa tahu ibumu mencarimu..," ucap Sekar sambil mengejekku sekali lagi.Aku langsung tersenyum dengan kepala yang berkedut."Ternyata kamu tinggi dan gendut juga ya ...
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, Hope Peak's Academy selalu mengadakan ujian untuk kenaikan kelas. Aku dan teman-teman sekelasku seperti biasa, merasa gugup ketika melakukan ujian tersebut."Aku gugup sekali..," ucap Mihoshi dengan gemetar."Tenang saja, ujiannya sama seperti tahun lalu kok..," ucap Canis untuk menenangkan Mihoshi."Kalau aku, aku sangat percaya diri..," ucapku sambil tersenyum."Kamu hebat sekali, Kanaya-san..," ucap Ramaru dengan kagum."Tapi tahun ini sepertinya suram sekali..," ucapku."Mengapa kamu berkata begitu, Kanaya-san?" tanya Mizuno."Karena aku tidak melihat Danny-kun lagi disini..," jawabku dengan bersedih hati."Danny senpai kan sudah lulus tahun lalu..," ucap Nala."Aku tahu ... hanya saja, sepi rasanya..," ucapku sambil menghela nafas.Aku melihat murid-murid lain, namun kali ini yang aku lihat adalah Nozomi dan Mimi. Aku langsung saja membuang muka ke arah lain dikarenakan aku tidak ingin melihat mereka. Setelah beberapa orang selesai melakukan uji
3 hari lagi, aku berulang tahun. Namun entah mengapa tahun ini adalah tahun terburuk untukku. Di kamarku, aku menulis apa saja yang ingin aku lakukan di tahun ini pada secarik kertas. Aku menulis :1. Aku harus membuat dadaku lebih besar dari para gadis hama itu;2. Aku harus lebih imut dari para gadis hama itu;3. Aku harus membuat Danny-kun tersenyum kepadaku setiap hari;4. Aku harus membuat tubuhku lebih seksi dari para gadis hama itu;5. Aku harus melayani calon suamiku setiap hari;6. Aku harus menghajar para gadis hama;7. Aku harus mencium Danny-kun didepan para gadis hama itu.Itulah daftar yang aku inginkan untuk tahun ini. Lalu setelah aku selesai menulisnya, aku keluar dari kamarku untuk belanja makan malam. Namun ada sesosok gadis misterius memasuki kamarku yang tidak aku kunci, karena aku hanya pergi sebentar saja. Dia melihat daftar yang aku inginkan, lalu ia memotretnya dengan smartphone miliknya. Lalu ia pun keluar dari kamarku dan menemui ketiga sosok gadis yang lain
"Sebentar lagi perayaan Halloween akan tiba, namun bagaimana caranya aku bisa merayakan Halloween berdua saja dengan Danny-kun?" gumamku."Kalau begitu, aku harus membuat mereka berempat menjauh terlebih dahulu..," gumamku lagi."Mengapa kamu bergumam sendiri, kucing bau?" tanya Hinada."Bukan urusanmu, rubah betina..," jawabku."Haaaaa..," ucap Hinada dengan nada kesal."Apa...," ucapku dengan nada menantang.Aku dan Hinada saling bertatapan dengan wajah kesal sehingga menimbulkan aliran listrik."Bukankah sebentar lagi itu ada perayaan Halloween?" tanya Mimi."Memangnya ada apa dengan perayaan Halloween?" tanya Hatsuki."Kebetulan sekali, aku ingin merayakan Halloween dirumahku..," ucap Hinada."Aku tidak ikut..," ucapku datar."Tidak ada yang mengajakmu kok..," ucap Hinada dengan ketus."Aku hanya mengajak, Hatsuki-san, Nozomi-san, Mimi-chan, dan Da-kun..," lanjutnya."Kalau begitu, aku ikut..," ucapku sambil tersenyum."Karena kalau Danny-kun ikut, berarti aku sebagai tunangannya