"Reno akur banget sama istrinya. Katanya mereka sudah bersama sejak masih kuliah. Reno juga dikenal sebagai tipe suami yang sangat sayang istri."Alyana sengaja menyelidiki soal Reno supaya bisa mendapatkan kesempatan untuk mengajukan kerja sama dan memberikan kesan baik kepada Reno.Hari ini, entah kenapa dia merasa agak iri setelah melihat hubungan Reno dan Andini secara langsung.Alyana menghabiskan sekian tahun hidupnya mencintai Harison karena terobsesi mendapatkan hubungan yang tulus. Dia berpikir suatu saat nanti mereka juga bisa menjadi pasangan yang membuat orang lain iri.Pada akhirnya, hubungan mereka justru menjadi sebuah lelucon yang bisa digunakan untuk selalu menertawakan Alyana.Ternyata nasib Alyana sial sekali. Setelah puluhan tahun hidup, dia tidak memiliki kisah cinta yang romantis ataupun hubungan keluarga yang hangat.Sayang sekali dia harus meninggal dalam kondisi seperti ini.Nathan bisa melihat rasa kecewa dalam sorot tatapan Alyana, dia pun berbisik, "Kamu bis
Usulan Nathan itu sukses menarik minat Alyana."Ayo!" jawab Alyana dengan gembira. "Tunggu sebentar, aku ganti baju dulu."Setelah Alyana berbalik badan dan kembali ke kamarnya, Nathan langsung mengeluarkan ponselnya untuk mencari rekomendasi makanan khas setempat. Dia segera menemukan salah satu tempat makan yang diberikan peringkat tinggi.Ucapannya tadi setengah benar.Dia memang sering datang ke sini, tetapi bukan untuk urusan mencari makan. Nathan sering ke daerah ini untuk menjalin koneksi, jadi mana mungkin dia tahu tempat yang menjual makanan setempat yang lezat?Namun, Alyana yang memercayai ucapan Nathan pun mengikuti pria itu turun menggunakan lift dengan penuh harap.Akan tetapi, mereka secara kebetulan malah bertemu dengan Harison dan Alina yang sedang mendaftar di meja resepsionis."Kak!"Alina memanggil dengan kaget, lalu bergegas menghampiri Alyana. "Syukurlah Kakak baik-baik saja! Aku harus kasih tahu Ayah dan Ibu supaya mereka juga ...."Begitu Alina mengulurkan tanga
Setelah meninggalkan hotel, Nathan pun mengemudi sesuai dengan arahan navigasi. Setibanya di tempat tujuan, dia refleks mengernyit.Alyana juga memandang ke luar jendela mobil dan refleks bertanya, "Kamu benar-benar sudah pernah makan di sini?"Tempat makan yang Nathan tuju terletak di sebelah pasar sayur, desainnya sangat kuno dan sederhana. Lalat juga tampak beterbangan. Dari luar saja sudah terlihat bahwa ini bukanlah tempat yang akan Nathan datangi."Ya."Nathan menjawab, lalu membuka sabuk pengamannya dengan santai. "Ayo, kuajak kamu mencobanya."Alyana memperhatikan Nathan yang melangkah turun dari mobil, terlihat jelas pria itu sebenarnya tidak mau.Alyana refleks tertawa, lalu berkata dengan peka, "Tuan Nathan, aku mendadak nggak mau makan di sini. Ayo kita cari restoran yang lain."Nathan langsung menoleh ke belakang. "Sungguh?"Alyana mengangguk. "Biar aku yang cari.""Oke."Nathan berbalik dan masuk lagi ke dalam mobil. Serangkaian manuvernya yang halus membuat mobilnya sege
Nathan tidak menyukai keramaian, jadi pihak penyelenggara sudah menyiapkan ruang privat khusus untuknya di lantai dua. Melalui jendela yang terbentang dari langit-langit, dia bisa menikmati pemandangan di panggung lelang secara menyeluruh.Alyana memperhatikan sekelilingnya dengan penasaran, dia tidak menyadari ada seorang pegawai pelelangan yang mencondongkan tubuhnya dan berbisik kepada Nathan.Nathan refleks melirik ke arah Alyana, lalu mengisyaratkan pegawai itu untuk pergi menggunakan sorot tatapannya.Setelah pintu ditutup, Nathan menyerahkan selembar brosur kepada Alyana sambil berkata, "Ini informasi tentang barang lelang malam ini. Coba lihat-lihat dulu. Kalau ada barang yang membuatmu tertarik, kamu boleh menawar."Alyana mengambil brosur tersebut dan mulai melihat isinya. Dia bahkan sudah tertarik terhadap beberapa barang walaupun baru membaca setengah. Saking terbawa suasana, dia sampai tidak ambil pusing ada berapa banyak uang yang dia bawa.Alyana pun menutup brosur itu t
Tiba-tiba, sebuah sosok melesat dan menendang lutut Harison.Harison sontak menjerit. Dia refleks melepaskan tangannya dan jatuh berlutut ke atas lantai.Alyana pun terhuyung dan terjatuh ke dalam pelukan Nathan. Barulah setelah itu dia bisa melihat dengan jelas bahwa sesosok orang itu adalah pengawal Nathan, Steven.Steven langsung menghujani Harison dengan pukulan dan tendangan tanpa belas kasihan. Alhasil, Harison hanya bisa terkapar tidak berdaya di atas lantai sambil muntah darah.Alina yang ketakutan pun buru-buru melangkah maju untuk memohon, "Pak Nathan, tolong ampuni dan lepaskan Kak Harison! Dia bertindak seperti tadi cuma karena lagi terbawa emosi ...."Nathan bahkan tidak memandang Alina, dia terus menatap Harison dengan dingin.Steven juga tidak kunjung berhenti menghajar. Dia mencengkeram kerah baju Harison dan berulang kali meninju perut pria itu dengan kencang.Harison sama sekali tidak bisa melawan. Tubuhnya meringkuk menahan rasa sakit, rasanya organ-organnya remuk.A
Harison kembali teringat akan penghinaan yang dia alami saat pelelangan. Amarahnya pun tersulut, ekspresinya menjadi lebih gelap dan mengerikan."Kak Harison, tindakan kakakku sudah sejauh ini ..." bisik Alina. "Apa Kak Harison masih ingin memaafkannya? Mungkin saja kakakku sudah berpindah hati ...."Alina sontak terkejut saat Harison menggebrak tepi tempat tidur."Dia nggak akan mungkin berpindah hati."Dia adalah yang paling mengenal Alyana, dia tahu betul hanya ada dirinya dalam hati Alyana. Mana mungkin Alyana bisa berubah pikiran semudah itu?Sorot tatapan Harison yang penuh tekad membuat Alina jadi merasa kesal. "Tapi, tadi dia menggunakan uang dari Kak Harison untuk ....""Dia tahu aku ada di sana, mereka sengaja melakukannya untuk memprovokasiku.""Aku sudah menyelidiki soal Alya dan Nathan, mereka memang nggak punya hubungan apa-apa," kata Harison sambil mengepalkan tangannya. "Walaupun mereka satu rumah, mereka menjalani hidup masing-masing.""Lagian, tadi Alyana juga membant
Harison dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Setelah mengetahui bahwa Alyana dan Nathan sudah pulang ke Kota Anjelo, dia langsung mengurus prosedur kepulangannya agar lebih cepat.Kabar bahwa dia sudah menyinggung Nathan diterima lebih dulu oleh Keluarga Gandhi dibandingkan dengan kepulangannya.Itu sebabnya begitu Harison masuk, suasana yang mencekam langsung menyambutnya.Janet bergegas menghampiri Harison sambil berpura-pura menyeretnya ke atas. "Aduh, kasihan anakku! Sini Ibu mau lihat seberapa parah lukamu ....""Berhenti!"Rekasa berseru dengan marah dan menatap Harison dengan tajam. "Kalau dia masih bisa jalan masuk ke rumah, itu berarti lukanya nggak begitu parah."Rasanya jantung Janet seperti berhenti berdetak selama sepersekian detik. Dia buru-buru berujar memohon, "Tuan Besar, Harison masih muda dan perlu banyak belajar. Tolong Tuan Besar ....""Dia sudah punya karier dan hampir menikah, tapi masih perlu banyak belajar? Kalau gitu sih dia memang harus diberi pelajaran."
"Mau ke mana kamu!" bentak Rekasa.Harison pun berhenti berjalan dan menggertakkan giginya. "Aku nggak akan pernah menemui Alyana lagi. Kalau memang bisa, biarkan saja dia mati di luar sana.""Kamu ...."Rekasa yang merasa sangat murka pun langsung melemparkan tongkatnya, lalu menunjuk-nunjuk Janet sambil mengumpat, "Lihat itu anakmu! Memang buah nggak pernah jatuh jauh dari pohonnya!"Janet merasa sangat sedih, dia hanya menundukkan kepalanya dan tidak berani menjawab. Dia benar-benar membenci Alyana.Mau sampai kapan sih wanita itu menyiksa putranya!...Di sisi lain, Alyana belum mengetahui perihal ini. Dia bahkan belum menyentuh ponselnya semenjak bangun.Andreas sudah datang ke vila pagi-pagi sekali dan menghabiskan sepanjang pagi bermain gim bersama Alyana di ruang tamu. Setelah menerima telepon, dia langsung mengajak Alyana ke lokasi syuting.Alyana duduk di dalam mobil van sembari mendengarkan permohonan sepenuh hati dari agennya Andreas."Tuan Muda, bisakah lebih serius sediki
Kualitas makanan toko itu sesuai dengan reputasinya, tetapi Alyana sudah tidak nafsu makan.Andreas tahu suasana hati Alyana sedang kurang baik, jadi dia mengantar Alyana pulang ke Vila Mimosa lebih cepat."Kak."Andreas menatap Alyana yang turun dari mobil dengan ragu-ragu, lalu bertanya, "Apa Kakak jadi marah pada Paman gara-gara ucapan Harison?""Nggak kok. Kamu hati-hati di jalan, ya."Alyana langsung berjalan menuju vila.Andreas pun menundukkan kepalanya dan mengirim pesan kepada Nathan untuk melaporkan secara singkat apa yang terjadi di toko makanan penutup.Nathan melirik pesan yang baru masuk ke ponselnya itu bertepatan dengan bunyi Alyana yang mendorong pintu dan berjalan masuk.Alyana sedang mengganti sepatu di pintu masuk. Dia sontak terkejut saat melihat sepatu kulit pria di lemari sepatu. Ternyata hari ini Nathan pulang cukup cepat.Begitu memasuki ruang tamu, Alyana langsung disambut oleh tatapan Nathan.Mereka berdua pun terdiam.Alyana mengangguk dan hendak naik ke ata
Harison tidak bisa lagi mengendalikan emosinya yang seolah mendidih. Dia pun berjalan menghampiri Alyana, lalu menggebrak meja dan mencondongkan tubuhnya menatap Alyana. "Seru?""Menarik juga melihat mantan pacarku pergi kencan buta," jawab Alyana dengan santai.Kata-kata "mantan pacar" itu menusuk ulu hati Harison dengan tepat.Dia mencengkeram pergelangan tangan Alyana dengan kuat, lalu berkata sambil menggertakkan gigi, "Alyana, kamu mau melangkah sejauh apa sebelum sudi kembali? Kamu tahu nggak kamu nyaris menghancurkan perusahaan?"Alyana sontak kebingungan.Bukankah Harison sendiri yang hampir menghancurkan perusahaan?Harison sendiri yang mengambil jalan pintas dan melakukan pembongkaran menggunakan kekerasan, semua itu tidak ada hubungannya dengan Alyana."Harison, bisa nggak sih kamu nggak usah selalu menuduh orang? Kayak anjing gila saja main gigit orang," sahut Alyana dengan ekspresi dingin."Oh.""Kamu masih mau berpura-pura?" cibir Harison. "Kalau bukan kamu yang memberi t
Sesampainya di toko makanan penutup, Andreas memesan sesuai dengan panduan yang dia baca secara daring. Dia juga berkata dengan bangga kepada Alyana, "Kak, kujamin Kakak bakal suka banget sama makanannya!""Kalau gitu, aku ucapin terima kasih dulu," kekeh Alyana.Suasana di Vila Mimosa sangat tenang dan jarang kedatangan tamu, tetapi tetap saja rasanya agak terlalu sepi.Nathan selalu pergi pagi dan pulang larut malam. Alyana sendiri tidur lebih cepat dan bangun siang demi menjaga kesehatannya. Itu sebabnya mereka jarang bertemu walaupun tinggal serumah.Untungnya, Andreas akan selalu datang bermain dengannya setiap kali sedang luang. Dengan begitu, Alyana tidak mati bosan di dalam rumah yang besar itu.Pokoknya, hari ini Alyana bertekad mentraktir Andreas.Setelah memutuskan, Alyana pun pergi ke kasir untuk membayar tagihan sementara Andreas pergi ke kamar mandi.Saat berbalik, Alyana secara tidak sengaja menabrak seseorang. Tepat saat dia hendak meminta maaf, dia justru mencium aroma
Royan pun menghela napas dan berkata, "Anggap saja ini adalah kompensasi dari Keluarga Imano untuknya."Alina memeluk Royan yang mengalah dengan gembira, lalu berkata dengan manja, "Sudah kuduga, Ayah memang pengertian banget!"...Seminggu kemudian, Alyana akhirnya mendapatkan kabar itu juga.Asisten Harison-lah yang meneleponnya.Alyana sendiri yang merekrut asisten itu, jadi asisten itu juga tahu bahwa usaha dan kerja keras Alyana-lah yang membesarkan perusahaan selama ini.Asisten itu berpikir sejenak sebelum melaporkan kabar itu kepada Alyana."Apa ... Kak Alyana akan menyesal?"Waktu itu Alyana begitu bertekad untuk mendapatkan pembagian saham sehingga sekarang Alina-lah yang menjadi pemegang saham terbesar perusahaan dalam sekejap.Alina juga tidak perlu membantu Harison dari balik layar seperti yang Alyana lakukan. Alina dapat berdiri di samping Harison untuk mengelola perusahaan bersama-sama secara sah.Asisten itu merasa kasihan kepada Alyana, itu sebabnya dia bertanya sepert
Setelah mengantar Alyana ke Vila Mimosa dengan selamat, Andreas pun mengirim pesan dan melapor kepada Nathan.Nathan melirik ponselnya dengan sedikit acuh tak acuh."Berbeda dari rencana kita, perusahaannya Harison nggak menerbitkan saham baru.""Untuk saat ini, kondisi perusahaan Harison berhasil stabil berkat investasi pribadi Alina," ujar asisten Nathan melaporkan hasil penyelidikannya."Nominalnya cukup besar, jadi seharusnya nggak bisa Alina tarik sekaligus. Aku sudah memeriksa catatan transaksi di rekening pribadinya, ternyata ada rekening luar negeri yang mentransferkan uang padanya belum lama ini."Asisten itu mengangguk sedikit. "Sayangnya, kami nggak bisa menemukan informasi yang lebih mendetail karena rekening ini memiliki tingkat kerahasiaan yang sangat tinggi.""Sepertinya Alina bukan orang sembarangan."Nathan mengetuk-ngetukkan ujung jarinya ke atas laporan.Di rencana awalnya, Nathan memprediksi Harison yang sudah tidak mampu lagi menahan tekanan akan menerbitkan saham
Mana mungkin ucapan Alyana tadi adalah sebuah fakta? Tentu saja itu semata-mata adalah titik sensitif bagi Janet maupun Alina....Setelah keluar dari rumah sakit, Alyana melihat Andreas yang sedang memegang sebuket bunga besar di kejauhan. Pemuda itu sedang tersenyum padanya di bawah sinar matahari.Mawar merah yang Andreas bawa tampak hangat, tetapi justru senyuman Andreas-lah yang terlihat lebih cerah dan cemerlang.Alyana berjalan menghampiri Andreas dan tersenyum dengan tidak berdaya. "Apa kamu harus heboh begini?""Tentu saja! Setiap kali Kakak keluar dari rumah sakit setelah kemoterapi, aku akan membelikan Kakak bunga. Kalau kondisi Kakak sudah benar-benar membaik, nanti kubawakan sekeranjang bunga!"Andreas menjejalkan buket bunga itu ke dalam pelukan Alyana. "Kak, Kakak lebih cantik daripada bunga."Alyana hanya balas tersenyum.Dia tahu betul seperti apa penampilannya. Dia menyadari bahwa Andreas berkata seperti itu demi menghiburnya.Tenaga dan semangat Alyana sudah banyak t
"Cuma hampir."Alyana tetap menyahut dengan cuek, lalu menoleh menatap Jacob. "Aku pulang dulu, Dokter Jacob.""Oke."Jacob mengiakan, lalu hendak mengantar Alyana keluar.Namun, Janet bergegas melangkah maju dan menghalangi mereka. "Jangan mencoba kabur, Dokter Jacob! Aku sudah sampai mengejarmu ke sini, jadi hari ini kamu harus melakukan pemeriksaan!""Alyana, aku tahu kamu sengaja melakukan semua ini karena kamu kesal gagal memiliki Harison!"Janet tersenyum dengan puas, lalu berkata dengan nada sinis, "Nggak usah dibawa sedih, kamu harusnya bahagia. Orang bilang yang namanya mencintai itu nggak harus memiliki. Kamu juga berharap Harison dapat menjalani hidup yang lebih baik, 'kan?"" ... "Jacob akhirnya mengerti apa yang sedang terjadi.Tentu saja Jacob juga sudah mendengar tentang kericuhan yang Alyana sebabkan dengan merusak pesta pertunangan dan menyebabkan keributan besar di perusahaan.Wanita di depan mereka ini adalah ibu dari si bajingan itu.Jacob pun mengernyit dan hendak
Jika bukan karena takut menakuti Alyana, kadang Nathan merasa ingin mengikat wanita itu dan langsung mengirimnya ke rumah sakit untuk menjalani kemoterapi.Nathan memang tidak pandai bicara, tetapi dia punya banyak tenaga dan sarana. Masalahnya, Nathan enggan menggunakan sumber dayanya itu terhadap Alyana, itu sebabnya dia terus menunda hingga sekarang."Terlepas dari kamu setuju atau nggak, pokoknya kamu harus menjalani kemoterapi."Nathan sengaja menggunakan nada mengancam, dia tidak menerima kata "tidak".Meskipun Alyana tidak mengerti, hatinya terasa hancur saat melihat orang-orang di sekitar tempat tidurnya.Di saat pria yang dia cintai dan keluarganya berharap dia mati, orang luar justru yang berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tetap hidup.Ibarat sedang tergantung di tebing, Alyana mengulurkan tangannya ke atas dengan putus asa sambil mengira orang-orang di atas akan menariknya. Pada kenyataannya, mereka justru malah menginjaknya.Saat terjatuh, Alyana baru menyadari bahwa a
Di Rumah Sakit Alanda.Jacob membaca hasil pemeriksaan yang baru saja dia terima di ruangannya, ekspresinya berubah menjadi agak serius. "Kondisi Nona Alyana makin parah."Nathan hanya diam, auranya terasa begitu mencekam sampai-sampai satu ruangan itu terasa lebih dingin.Andreas berdiri diam di samping, dia tidak berani bernapas kencang-kencang.Padahal selama ini Alyana sehat-sehat saja, bahkan beberapa waktu lalu sempat dinas bersama Nathan.Terkadang dia lupa Alyana itu sedang sakit.Namun, dia malah tertampar kenyataan.Saat membawa Alyana ke rumah sakit, Andreas yang setinggi 180 cm itu seolah menjelma menjadi anak kecil. Pemuda itu bahkan nyaris menangis.Mana mungkin Andreas tidak panik di saat orang yang awalnya baik-baik saja mendadak pingsan?"Kok dia bisa pingsan?"Begitu mendengar nada bicara Nathan yang serius, Andreas pun buru-buru menjawab, "Hari ini ... aku mengajak Kakak ke tempat pemotretan. Ternyata kami malah bertemu Alina di studio ....""Aku meminta Kakak untuk