Share

Bab 118

"Jangan pergi!"

Febi buru-buru mengejar Leo dan menangkapnya.

"Ke mana lagi aku bisa pergi kalau aku nggak pergi ke sana?" tanya Leo.

Febi terdiam. Sekarang, ada pengawal dan preman di mana-mana, hingga bahkan ada banyak murid sekte.

Orang-orang ini pasti dipanggil oleh orang di aula untuk menghajar Leo.

Sekarang apalagi manusia, seekor lalat pun akan kesulitan untuk terbang keluar.

"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Badut-badut itu nggak akan bisa membunuhku sama sekali."

Leo mencium kening Febi, lalu berbalik dan pergi.

Febi ragu-ragu sejenak, lalu mengikutinya.

Saat ini, di aula bawah. Semua orang masih berlutut di sana. Tidak ada seorang pun yang berani berdiri.

Kata-kata Dewa Perang Zeva adalah perintah kekaisaran bagi mereka. Mereka tidak berani melanggarnya sedikit pun.

Meskipun lutut semua orang sakit seakan hendak patah, mereka tetap harus menahannya dengan seluruh kekuatan mereka.

Namun, yang paling parah adalah beberapa orang yang ingin buang air kecil. Mereka menaha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status