Home / Pernikahan / Kamu Pasti Menyesal, Mas! / Bab 14. Menghasilkan Lagi

Share

Bab 14. Menghasilkan Lagi

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Ide Cemerlangku Menghasilkan Lagi

Untuk membuat hatiku makin bahagia, maka kuputuskan untuk shoping-shoping. Kubeli banyak pakaian baru, yang nantinya akan menggantikan pakaian kebesaranku-daster-agar tak terus di bilang kayak pembantu, hehehe.

Setelah puas shoping, aku pun menuju ke rumah Ibu, untuk sekedar bercengkrama dengan keluargaku.

"Kamu kok senyam-senyum gitu, Vin? Habis menang lotre ya!?" Canda Mas Vino yang saat itu tengah duduk di teras bersama Bapak.

"Lotre? Lebih dari itu dong. Aku hari ini dapat uang banyak banget loh! Hampir satu milyar loh!" jawabku girang sambil duduk dan bergabung dengan mereka.

Bapak hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Bagus tuh Vin, laki-laki yang ngeduain wanita kayak gitu memang harusnya cepat di kasih pelajaran!" sahut Mas Vino berapi-api.

"Loh Ibu dimana, Pak? Kok nggak ikut duduk-duduk di sini?" tanyaku.

Memang sudah menjadi kebiasaan di keluargaku dari dulu, sambil menunggu magrib tiba, kami akan duduk-duduk di teras sambil ngeteh.
Anggrek Bulan

Selamat pagi, semoga suka dengan cerita saya yang baru ini ya.

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
angel azzahra
ni tukang selingkuh royal bgt ya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 15. Feli Hanya Korban

    Feli Hanya Korban?Hari pun telah malam, dan sekitar pukul tujuh, aku segera akan kembali pulang ke rumah. Setelah tadi banyak berbincang dengan Bapak dan Mas Vino."Nduk, apa nggak sebaiknya kamu itu ngomong sekarang saja, sama Bambang, kalau kamu itu tahu tentang semua kebohongannya dab juga kamu sudah mendaftarkan gugatan cerai untuknya?" tanya Ibu saat aku sudah di dalam mobil."Nggak, Bu. Nanti dulu, aku belum puas dengan ini, aku masih ingin menghabiskan semua miliknya. Nanti kalau sudah habis semua hartanya, barulah aku akan memberitahukan semua itu padanya, Bu. Dan ini masih kurang enam hari lagi dia pulang, saat pulang dia akan mendapatkan semua kejutan ini," jawabku."Kalau menurut Ibu sih, sebaiknya sudahi semuanya, lalu kamu pulang ke sini lagi saja, sudah banyak kan yang kamu dapat? Kalau kamu terusin, kesannya kok kamu itu jahat banget, sama jahatnya dengan si Bambang itu, Nduk," kata Ibu lagi, mengingatkanku."Kalau aku berhenti sampai di sini nanggung, Bu. Sekalian ku

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 16. Kerjasama Dengan Feli

    Kamu Pasti Menyesal, Mas 16[Fel, kamu bisa jaga rahasia nggak sih?] Aku akan coba memberi sebuah penawaran pada gadis tengil itu. [Rahasia? Rahasia ap nih?] Balas Feli. [Jawab dulu, kamu bisa nggak jaga rahasia? Kalau bisa aku akan memberitahu kepadamu sebuah hal.] [Bisa...bisa. Aku dari sekarang sudah menganggap Mbak Vivin ini kakakku kok, kakak madu maksudnya, hehehe.] [Haduh kamu becanda melulu sih! Ya udah nggak jadi deh, aku bilang padamu tentang rahasia ini!] Aku berpura-pura ngambek, aku yakin hal ini akan mampu membuatnya makin penasaran. [Ya ampun, Mbak. Jangan gampang marah dong, malah wajahmu akan menjadi kelihatan tua loh. Ya sudah cepat cerita, meski celamitan gini, aku adalah seorang sahabat yang baik kok.] [Oke deh. Aku pegang ya ucapanmu!] [Iya Mbak, kita ini kan senasib sekarang, sama-sama diselingkuhi oleh Mas Bambang, jadi kita harus kompak lah!] Dih, gadis yang satu ini benar-benar percaya diri banget sih. Masak iya aku mau senasib dengan pelakor kayak di

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 17. Ria Tak Berkutik

    Ria Tak Berkutik"Memangnya kenapa kalau namaku Vivin ada masalah?" jawab Feli."Nggak juga sih Mbak, aku kan cuma nanya saja. Kamu diam aja sih Ria? Kok nggak melakukan pembelaan sama sekali?," ucap Dewi terlihat kesal pada Ria."Begini saja, mari kita selesaikan masalah ini ke rumah saya. Biar semua jelas, jangan di pinggir jalan seperti ini." Bu RT kini juga ikut bicara, dan warga mengamini ucapannya itu."Ayo, siapa takut! Aku aku jelaskan semuanya di sana. Berapa kali juga si janda gatel ini menggoda suamiku!" ucap Feli sombong.Tanpa di sangka, Ria segera menandatangani surat perjanjian itu. Semua warga jadi bengong, kenapa kok Ria langsung menyetujuinya?"Bu RT dan Dewi, tolong tanda tangan di sini sebagai saksi, sementara saya akan ke rumah sebentar mengambil motor dulu," ujar Ria sambil berlalu setelah memberikan kertas dan bolpoint itu pada Bu Rt.Dua orang yang dimintai tanda tangan, masih terdiam sambil menyaksikan kepergian Ria."Aduh, ayo dong Bu, lekas di tanda tangani,

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 18. Aku Kapok

    POV RiaPerkenalkan nih, namaku Ria Ayu, aku seorang janda kembang dengan satu orang anak, dan saat ini aku masih berusia dua puluh empat tahun. Anakku Dewi, yang kini berusia lima tahun, ikut ayahnya, karena katanya aku tak bisa merawatnya dengan baik, tapi hal itu tak masalah buatku, aku malah senang, jadi aku bisa bebas kemanapun pergi tanpa adanya gangguan.Sudah empat tahun aku hidup menjanda, suamiku yang dulu menceraikanku karena aku ketahuan selingkuh dengan teman baiknya, Rudi namanya. Hehehe jujur saat itu, aku tak bisa menahan godaan teman suamiku yang tampan itu. Sebenarnya aku dan Rudi sudah menjalin hubungan selama enam bulan sebelum ketahuan oleh suamiku itu.Setelah perceraian itu, aku bekerja di Jakarta, karena memang keadaan keluargaku yang miskin, jadi aku juga harus membantu menyekolahkan adikku yang masih SMA. Awalnya di sana aku bekerja sebagai pekerjaanku adalah pegawai toko. Namun setelah sebulan bekerja, seorang kenalan menawariku menjadi pemandu lagu, di sa

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 19. Cinta Buta

    Cinta Buta (Pov Feli)Yuhuuu...ada yang ingin tahu tentang aku nggak sih? Si Feli, yang katanya tetangga dan para mantanku sih, punya kecantikan paripurna ini, hehehe.Aku selalu bangga saat melihat foto-fotoku sendiri, rambut cat pirang ,hidung mancung, mata belok, bibir tebal, dan senyum seksi menawan, membuat wajahku bak barbie hidup, ditambah lagi bentuk badanya yang super langsing. Siapapun laki-laki yang kusenyumi pasti langsung klepek-klepek meski tanpa memakai ajian Jaran Goyang.Umurku memang masih bau kencur, namun jangan tanya, aku sudah memiliki mobil pribadi loh, meski itu kudapat dari menjual keperawananku pada seorang Om-om, atau istilah kerennya sugar daddy itu. Tak hanya mobil sih, ada juga sepetak tanah dari orang yang sama, Om Bambang namanya, tapi aku lebih senang manggilnya Mas Bambang sih, lebih ada gregetnya gitu sih kurasa.Aku bertemu Mas Bambang saat usiaku masih delapan belas tahun, tepatnya satu tahun yang lalu. Saat itu aku baru lulus sekolah menengah atas

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 20. Menjual Isi Rumah

    Tiga hari lagi Mas Bambang akan pulang kembali, rasanya menunggu waktu itu sangatlah lama. Aku sudah tak sabar lagi bercerai darinya. Hari ini rencananya aku akan meminta uang lagi padanya. Sekalian aku juga aku akan menjual semua barang yang ada di rumah ini, kebetulan aku kemarin juga sudah janjian dengan pemilil usaha barkas di kota ini -Pak Udin-namanya. Dia bilang mau memborong seluruh isi rumahku ini, lumayan kan perabotan rumahku ini banyak yang berasal dari kayu jati asli jadi harganya semua pasti lumayan.Setelah membuat sarapan sederhana, aku lantas membersihkan dan duduk di teras, sembari memandang aneka koleksi bungaku itu. Biasanya jika jam segini melihat aku duduk di teras, maka Ria akan langsung nyelonong masuk dan mengajakku bergosip sampai siang hari.Tapi setelah insiden kemarin, rumahnya terus di tutup, dia tak nampak keluar sama sekali. Entah dia ada di dalam atau mungkin sudah keluar rumah saat aku tak tahu. Di grup WA RT, dia juga sejak kemarin tak berkomentar s

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 21. Mertua yang Baik

    Rumah tanpa perabotaan ini terasa lenggang dan tak enak dipandang, namun aku harus tetap di sini, hingga esok hari tiba. Besok rencananya aku akan menempati salah satu rumah yang telah kubeli dari hasil menjarah suamiku yang tukang selingkuh itu. Sore ini aku ingin berkunjung ke rumah orang tua Mas Bambang, yang jaraknya sekitar satu jam dari siniSudah hampir tiga bulan aku nggak ke sana, dan kuharap ini adalah kunjungan tetakhirku. Tepat di samping rumah mertuaku itu, terdapat rumah adik iparku, Bella. Kedua mertua dan adik iparku itu, sangatlah baik kepadaku, namun sayang Mas Bambang telah berkali-kali menghianatiku, jadi dengan berat hati, aku harus berpisah dengan mereka.Dalam perjalanan ke sana, aku melihat seperti Ria tengah berboncengan dengan seorang laki-laki, dia melingkarkan tanganya erat pada perut lelaki itu. Penampilannya kini pun nampak tak seperti biasanya saat dia berada di kompleks. Kali ini dia menggunakan hotpant jeans super pendek dipadu dengan atasan kaos sup

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 22. Bangkrut

    Pagi ini, rencananya aku akan pindah ke rumah baruku. Setelah shalat subuh, aku langsung memasukkan tas-tas berisi pakaianku ke dalam mobil, agar tak dilihat oleh para tetangga. Hari ini aku akan membuka lembaran baru, karena bagiku Mas Bambang itu sudah mati, hilang bersama semua kebohongannya.Sengaja aku nanti tak akan berpamitan kepada tetangga, karena nanti malah akan menjadi runyam dan ada yang mengadu ke Mas Bambang, seperti saat aku menjual perabotan kemarin. Biarlah seiring berjalannya waktu, mereka akan tahu sendiri apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tanggaku ini.Akan kutinggalkan semua kenangan manis, yang pernah terukir di rumah ini. Kenangan manis yang mungkin sesungguhnya hanyalah tipuan Mas Bambang belaka. Kenangan selamanya akan tertanam di hati, namun tidak untuk diulangi. Dan yang pasti, aku harus bisa mengambil pelajaran dari semua yang terjadi ini.Tepat pukul tujuh, aku telah bersiap berangkat, kebetulan aku juga kemarin telah meminta seorang asisten rumah ta

Latest chapter

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 31. Ending (Takdir Yang Tak Terduga)

    Ending - Takdir Yang Tidak TerdugaEnding - Takdir Yang Tidak Terduga*Terima kasih sudah membaca, meski sedikit, semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita ini. Mohon maaf jika ada salah kata, atau mungkin tak berkenan di hati teman-temab semuanya.Setelah melihat foto kiriman Bella yang menunjukkan Mas Bambang sedang sakit, aku langsung mencobaa meneelponnya, karena sepertinya saat ini suamiku itu sedang kritis, banyak selang di tancapakan pada tubuhnya. Satu kali panggilanku langsung diangkat oleh Bella, itu berarti dia saat ini pun sedang terjaga, mungkin sedang menunggui Mas Bambang. "Assalamualaikum, Bel. Mas Bambang kenapa? Maaf dari sore memang handphoneku mati, dan ini baru saja kunyalakan," ucapku cemas saat membuka percakapan melalui sambungan telepon ini."Waalaikumsalam Mbak. Mas Bambang saat ini sedang kritis Mbak. Tadi dia tadi sempat siuman dan memanggil nama kamu Mbak, kemudian kembali tak sadarkan diri," jawab Bella dengan suara parau mungkin habis memangis."

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 30. Mas Bambang Sakit

    Setelah menyelesaikan drama tidak jelas antara Feli dan Jonas tadi, aku pun langsung tancap gas pulang ke rumah, kebetulan waktu juga sudah pukul enam sore. Handphonekun yang dari tadi tertinggal di mobil ternyata habis baterainya, dan langsung kumasukkan ke dalam tas."Dari mana saja sih kamu itu, Vin? Seharian kok di rumah bentaran saja lalu pergi lagi, nggak capek kamu? Sudah sana pasti belum salat kan? Keburu waktunya habis!" Omel Ibu saat aku tiba di rumah."Ini tadi main ke supermarket sebentar, Bu. Eh ketemu teman, jadi tadi ngobrol bentar gitu Bu. Ini ada sedikit belanjaan buat Ibu. Aku salat dulu, ya," ucapku sambil berkedip pada Ibu."Ya sudah cepetan sana! Sudah besar kok masih kayak anak kecil kamu itu Vin. Setelah salat ngobrol sama Ibu dan Bapak di teras ya..." ucap Ibu yang hanya kujawab dengan anggukan.Aku pun kemudian masuk ke kamar, dan melaksanakan salat magrib, setelahnya aku langsung keluar untuk bercengkrama bersama orang tuaku di luar. Biasanya memang selepas

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 29. Kau Aman

    "Bu Vivin silahkan masuk!" ujar seorang perawat memanggil namaku.Aku segera masuk lagi ke ruangan dokter, tentunya dengan hati yang berdebar, menunggu hasil test tersebut. Kulupakan sejenak masalah Mas Bambang yang sempat kulihat di kamera pengintai itu. Karena sangat penting juga bagiku, untuk mengetahui apakah aku tehindar dari penyakit menular seks, karena Mas Bambang sudah sangat sering bergonta-ganti pasangan tanpa sepengetahuanku.Aku juga sempat berpikiran macam-macam dengan penyakit yang diderita oleh suamiku itu, adalah salah satu PMS yang dia dapat dari salah satu wanita yang pernah menjadi pasangan selingkuhannya."Alhamdulillah Bu Vivin, dari hasil tes pemeriksaan tadi, tak ada penyakit menular seksual yang berbahaya pada Ibu. Hanya Vaginosis Bacterial saja," ucap Bu dokter cantik itu sambil tersenyum."Alhamduliah. Eh maaf itu penyakit apaan ya Dok?" tanyaku polos."Vaginosis Bakterial adalah penyakit yang menyerang area kewanitaan, adalah suatu gejala klinis akibat p

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 28. Sakit Apa?

    [Justru yang telat tahunya itu kamu, Fel. Karena yang memberitahukan pada warga saat mereka berdua berzina, itu aku. Gimana, yakin masih ingin menikah dengan suamiku itu?][Bingung sih, aku Mbak. Bisa nggak sih Mas Bambang itu suatu saat nanti berubah? Atau bakal seperti itu terus sampai menua dan mati?][Wah, aku nggak tahu tentang hal itu, Fel. Itu 'kan rahasia Allah. Kalau kamu emang sudah mantap ya sudah jalanin saja, eh tapi jangan-jangan dia dinikahkan sama Ria oleh warga? Apa kamu nggak ingin cari tahu tentang hal itu? Masak iya kamu kalah sama janda jablay macam Ria itu?]Aku kini menggoda Feli, bisanya jika terpantik ucapan seperti itu, dia pasti langsung melakukan hal yang sedikit diluar kontrol, dan itu juga lucu untukku.[Waduh bisa jadi tuh, Mbak. Kenaoa aku nggak kepikiran kayak gitu ya?! Ya sudah deh kalau begitu aku mau balik ke kompleksmu sekarang juga, dah Mbak Vivin!][Yoi, hati-hati ya. Rebut Mas Bambang dari wanita mana pun yang mendekatinya, singkirkan sebelum di

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 27. Sedikit Bimbang di Hati

    Aku akhirnya sampai lagi di rumah dengan perasaan bahagia sekali. Entahlah, apakah aku ini termasuk wanita yang jahat, karena telah berbahagia atas kesedihan yang menimpa suami dan tetanggaku itu? Ah terserahlah mau di bilang apa, yang penting aku bahagia dan puas. Sesungguhnya ini bukan menjadi rencanaku, tapi mereka sendirilah yang membuat ulah, dan tak bisa menahan hawa nafsu setannya, jadi yah sukurin! Kapokmu kapan!"Kamu dari mana to, Vin? Kok pulang-pulang cengengesan gitu?" tanya Ibu yang menghampiri ke kamar."Ah, Ibu ini mesti kepo deh, hehehe. Aku amat sangat bahagia sekarang, Bu. Karena Allah telah mempermudah jalanku," ucapku sambil memeluk Ibu dari samping."Hemmm...memang ada apaan sih...?""Tau nggak, Bu. Barusan, Mas Bambang dan tetangga depan rumahku, Ria. Di grebek warga, dan di arak keliling kampung!" ujarku bersemangat."Ah jangan bercanda kamu, Vin!" ucap Ibu kaget sambil mengurai pelukanku, dan kini kami jadi duduk berhadap-hadapan."Ih Ibu nggak percayaan sih

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 26. Penggerebekan

    Kutengok jam di dinding, saat ini sedang menunjukkan pukul enam pagi, dan Ria datang tadi ke kamar Mas Bambang, sekitar pukul empat pagi. Aku putuskan untuk melihat lagi hasil kamera pengintai itu, dan mengaturnya menjadi waktu saat ini.Ternyata sesuai dugaanku, kedua makhluk berlainan jenis itu, kini masih terlelap dengan kondisi kamar yang berantakan akibat pertempuran mereka tadi subuh. Mereka tidur berpelukan tanpa menggunakan sehelai pakaianpun untuk menutupi tubuh polos mereka.Aku harus bergegas, menuju ke sana, aku akan mengajak para warga untuk menyaksikan pemandangan yang amat menjijikan antara suamiku dan tetangga depan rumahku itu."Vin, kamu mau ke mana? Masih pagi ini, sarapan dulu nanti baru keluar," kata Ibu saat tahu aku sudah siap keluar."Sarapan bisa nanti Bu, ini hal penting sekali, dan harus di selesaikan pagi ini juga, Bu. Doakan agar hasilnya sesuai dengan apa yang kupikirkan ya Bu . Assalaamualaikum.""Iya...pasti! Ya sudah kamu hati-hati loh. Nyetirnya jang

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 25. Benar-benar Sampah

    subuh di rumah orang tuaku ini amat khas, mengingatkan dengan masa kecilku dulu. Sebelum azan subuh berkumandang, Ibu pasti akan mengetuk pintu kamarku, agar segera mandi sebelum melaksanakan salat subuh berjamaah di sebuah ruangan yang khusus hanya digunakan untuk salat saja.Setelah melaksanakan salat, kemudian membaca ayat suci alquran. Kemudian kami akan jalan-jalan bersama mengitari kampung. Karena memang suasana pagi hari di kampung ini, udaranya masih sangat fresh dan sejuk. Jadi banyak warga dari kampung lain yang setiap pagi datang ke sini hanya untuk jalan-jalan saja.Setelah selesai jalan-jalan, aku pun membersihkan diri, dan siap membantu Ibu memasak dan membersihkan rumah. Meski telah ada Bik Lastri, rasanya tetap tak afdol jika tak ikut membantu memasak di pagi hari. Tapi sebelumnya, kubuka dulu handphoneku, ternyata banyak sekali chat dan panggilan tak terjawab dari Mas Bambang. Chat tak kubuka dulu, namun aku penasaran dengan hasil pengintaian kamera yang ada di rumah

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 24. Melenceng dari Perkiraan

    Pagi hari di rumah baru ini, kurasakan sedikit berbeda, karena letak muhalla yang jauh dari rumah, maka mulai sekarang aku shalat subuh di rumah saja bersama Bik Lastri, kebetulan dia tadi mau saat kuajak shalat berjamaah, Alhamdulillah.Hari ini, rencananya aku tak akan pergi kemana-mana, karena kondisi rumah juga masih berantakan, dan banyak perabot yang belum tertata pada tempatnya. Tapi orang tuaku janji nanti mereka akan datang ke sini. Aku juga nanti malam akan mengadakan sedikit syukuran atas pindahan rumah ini. Dengan memberikan bingkisan pada tetangga, kemarin aku juga sudah memesan catering, untuk ini.Saat akan mulai bersih-bersih, aku menengok sebentar handphoneku yang sudah sejak sore kemarin kubiarkan begitu saja di dalam tas. Ternyata banyak sekali panggilan tak terjawab dan juga chat dari Mas Bambang, namun semua itu tak kuhiraukan. Untuk apa mengurusi hak tak penting seperti ini, karena bagiku dia itu kini hanyalah sampah, yang kini sudah kubuang pada tempatnya.Handp

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 23. Show Must Go On

    Show Must Go On"Tapi saat ini aku butuh uang Mas, nggak banyak sih cuma dua puluh juta saja. Aku juga punya hutang sama temanku, hari ini harus di kembalikan. Gimana kamu bisa ngasih nggak uang itu hari ini?""Uangku itu sudah habis, Dek. Paling di ATM juga cuma sisa satu juta saja, itu pun untuk pegangan dan transport besok. Apa temanmu itu nggak mau nunggu sampai aku pulang, setelah jual mobil 'kan bisa kota sisihkan sedikit buat nyaur hutang temanmu itu, Dek. Eh iya kamu kemarin kan jualin perabotan,uangnya lebih dari dua puluh juta kan? Pakai itu saja nanti pasti kuganti." Bujuk Mas Bambang.Hem...memangnya kau pikir aku ini Vivin yang dulu? Yang nurut saja sama semua maumu? Semua manusia itu berubah jadi yang lebih baik Mas, bukan jadi yang lebih bodoh."Uang jualin perabotnya kan uda aku buat beli perabotan baru, Mas. Pokoknya kalau kamu hari ini nggak bisa ngasih aku dua puluh juta, lusa aku juga nggak akan maulah minjemin mobil buat kamu Mas. Males banget deh, mending sekaran

DMCA.com Protection Status