Tidak ingin merugi, Sherly menghabiskan seluruh hidangan di atas meja. Hingga bumbu-bumbu dan toping yang menempel di piring pun disikat habis.Sementara Aarav sedang mencuci tangan, Sherly mengeluh sendiri. "Sayang sekali kalau sampai ada yang tersisa. Sudah bayar mahal, masak iya dibuang percuma," gumam Sherly sambil meraih sisa di piring putranya.Tagihan hari itu sudah setara gaji Sherly dalam satu bulan. Namun, dia tidak terlalu khawatir lagi, karena Reynand sudah membalas pesannya.Pada saat Sherly tengah menikmati buah cery, sesosok pria muncul di hadapannya. Perlahan, Sherly mengangkat wajahnya dan berharap jika pria yang mendatanginya adalah Reynand."Ha ... Hansel ...!" ucap Sherly terputus putus. Dia memang berencana untuk menghubungi pria itu, namun bukan pada saat ini. Setelah Aarav puas bersamanya, dan meminta pulang, Sherly akan menghubungi Hansel. Sherly melakukan itu, karena tidak ingin menggangu Hansel yang menurutnya tengah menghabiskan waktu dengan Vonny.Begitu na
Semua pengunjung terperangah melihat kelakuan Vonny dan Sofia. Lebih-lebih ketika Sofia menyebut Sherly sebagai jalang, lalu menyiramnya dengan segelas jus, wanita malang itu sontak jadi perhatian dan bahan gosip hari itu.Beberapa di antara pengunjung sempat mengabadikan momen memalukan itu ke dalam rekaman ponsel, lalu mengunggahnya ke laman media sosial.Saat Vonny melihat Hansel berlari ke arah mereka, dia segera menarik lengan Sofia. "Hansel datang, ayo kabur!" Vonny sudah merencanakan niat itu sebelumnya. Begitu Hansel melihat ulahnya dan Sofia, mereka akan langsung melarikan diri.Hansel ingin mengejar dan memberi pelajaran pada kedua wanita itu, namun Sherly sudah lebih dulu mencegahnya."Biarkan saja, jangan diperpanjang lagi!" Dalam kondisi menyedihkan, Sherly menatap kebingungan di wajah Aarav. Sang anak pasti terkejut dengan penyerangan yang datang secara tiba-tiba."Kenapa kamu hanya diam saja?" Hansel marah dengan sikap Sherly yang mudah menyerah. Sherly merasa tidak p
Begitu mendengar suara mobil Hansel memasuki pelataran rumah, Lolita langsung berdiri. Wanita yang menggunakan gaun brokat hijau lumut itu meninggalkan ruang keluarga untuk menyambut Prau yang masih berstatus sebagai suaminya.Hannah ikut bergerak, mengikuti Lolita untuk memastikan keadaan sang cucu. Meski Hansel mengatakan jika Aarav baik-baik saja, rasa khawatir masih saja menyertai Hannah.Bukan tanpa alasan jika Hannah mulai resah. Pasalnya, Lolita telah menanyakan hal hal yang aneh padanya ketika mereka bercerita tentang Hansel dan Aarav.Lolita bahkan memaksa bu Nining untuk mengakui siapa saja yang menjemput Aarav ke rumah. Bu Nining hanya takut terjadi keributan, maka dia mempertahankan jawaban awalnya jika hanya Hansel yang menjemput Aarav."Akhirnya kamu pulang juga, Hansel." Hannah berkata, lalu mengedarkan pandangannya. Bukannya menyahuti sang ibu, Hansel justru melirik Lolita. "Sejak kapan kamu pulang ke sini?" Kata-kata yang dilontarkan Lolita terakhir kali masih memb
Sherly berhenti di depan pintu. Sembari memegangi knop pintu, dia menempelkan kuping di badan pintu berwarna coklat tua itu.Tidak ada suara ketukan lagi. Penasaran, Sherly mengintip dari sebuah lobang kecil yang ada di badan pintu. Tidak ada siapa pun di depan pintu. Suara ketukan itu pun sirna seperti tiupan angin yang berlalu begitu saja."Apa aku hanya bermimpi, ya?" gumam Sherly sambil menggaruk kepalanya.Tepat ketika Sherly berbalik menuju tempat tidur, suara hantaman keras terdengar dari luar. Sherly buru-buru menempelkan kupingnya di badan pintu, menajamkan pendengarannya. Beruntung sang anak tidak terganggu dengan bunyi keras yang berasal dari luar.Plak . Brugh. Bamb.Hanya suara suara aneh itu yang terdengar oleh Sherly. Tidak ada suara orang yang bicara atau pun ribut lainnya."Apa ada orang berkelahi di luar?" Tubuh Sherly gemetaran. "Bagaimana ini?" Sherly semakin panik, karena suara pukulan itu terdengar jelas di dekat kamarnya. Dia hanya seorang perempuan bersama d
"Kamu menyuruhku tidur di sebelahmu?" Hansel memastikan.Sherly mengangguk yakin. Biar bagaimana pun, Hansel berada di kamar itu karena khawatir tentang ancaman Ronald yang bisa saja datang kembali dengan segudang aksi nekatnya.Tidak tega melihat Hansel dalam kondisi kesulitan saat beristirahat, Sherly berkata lagi, "Tidurlah di sini, aku tidak masalah kok."Seketika mata kantuk Hansel berbinar. Dalam hitungan detik, dia sudah melompat ke ranjang, menyatu dengan Sherly di bawah selimut yang sama."Hanya tidur saja!" Setelah mengultimatum Hansel, Sherly pun berbaring dengan tenang. Dia tidak merasa bersalah lagi.Binar keceriaan di wajah Hansel perlahan pudar. Awalnya pria itu sudah berharap ada peningkatan dalam hubungan mereka. Paling tidak, ada ciuman dan pelukan hangat. Namun, sepertinya itu hanya mimpi saja. Sherly sukar untuk berbagi hal semacam itu. Ditambah Hansel juga kurang berpengalaman untuk merayu wanita. Di depan umum, Hansel tampak tegas dan tidak tersentuh, namun beru
Hari itu, Sofia tidak seperti biasanya. Wanita yang menggunakan blezer hitam itu tidak menanggapi ucapan Sherly. Seperti tidak pernah terjadi apapun di antara mereka, Sofia dengan acuh memulai pekerjaan barunya. Wanita itu mengambil alih semua tugas yang biasa dikerjakan Sherly.Sherly mengira jika Sofia tengah memberinya pelajaran keras dengan cara mengabaikannya. Tidak tinggal diam, Sherly pun menjelaskan keadaannya. "Aku sudah meminta izin pada pak Reynand, Bu Sofia. Ada urusan penting yang harus diselesaikan, makanya aku tidak bisa datang tepat waktu," Sherly menerangkan, meski dalam hati, dia beranggapan jika Sofia sukar untuk mempercayai kata-katanya.Siapa Sherly? Apa jabatannya? Berani pulang lebih awal pada jam kerja, datang terlambat, kemudian dengan entengnya memberi alasan sembari membawa bawa nama atasan.Sofia masih membisukan mulutnya. Namun dadanya sudah terlihat naik turun karena deru napasnya semakin cepat. Ketika menoleh pada Sherly, raut wajah Sofia yang semula dat
Setelah pengakuan Hansel, Hannah tidak bisa bernapas dengan tenang. Janda beranak satu itu tidak rela, jika perselingkuhan yang pernah dilakukan mantan suaminya kini terulang pada sang anak. Meski hubungan terlarang anaknya telah terjadi, Hannah bersikeras untuk memisahkan Hansel dan wanitanya. Tidak boleh ada wanita kedua dalam pernikahan sang anak seperti yang pernah dialaminya.Sejak malam itu, ketika Hansel meninggalkan rumah, pikiran Hannah selalu dipenuhi wanita bernama Sherly yang juga merupakan ibu kandung dari cucunya.Sebuah ide pun muncul di kepala Hannah tatkala Lolita mengingatkan kondisi Farah saat ini. Mertua dan menantu itu pun menyusun rencana untuk mengunjungi Farah di rumah sakit. Keduanya bahkan berniat terlebih dulu mendekatkan Sherly dan ibunya Santos."Bagaimana hubunganmu dengan Sherly?"Sebelum Santos menjawab, Hannah sudah menoleh pada Farah. Dia harus meyakinkan temannya itu untuk menjadikan Sherly sebagai menantu."Farah, apa kamu tahu tentang Santos dan S
Karena selama ini Sherly kerap menolak panggilan telepon darinya, Santos berpikir jika wanita itu sudah tidak ingin bertemu dengannya lagi. Kini, ketika sang ibu kembali mendesak dan berharap bertemu kembali dengan Sherly, Santos ragu untuk meminta ulang."Apa dia sedang sibuk?" Farah sudah mengetahui jika Sherly bekerja di perusahaan yang sama dengan putranya. "Harusnya ibu tidak berbaring di sini, jadi kalian tetap bisa bertemu setiap hari. Itu akan berdampak bagus pada hubungan kalian.."Mengetahui ibunya masih berharap, Santos tidak sampai hati untuk menolak. "Aku akan menghubunginya lagi." Setelah itu, Santos pun keluar dari ruangan ibunya.Setelah berpikir lama, Santos memutuskan untuk meminta bantuan pada Reynand. Berharap sepupunya itu mungkin bisa memberi alasan pada Sherly agar mau bertemu dengannya.Santos baru saja menemukan kontak Rey di ponselnya, ketika sebuah suara sudah menegurnya lebih dulu."Santos ...!" Sherly berdiri sekitar dua meter dari pria itu. Dia juga menen
Hansel ingin mengejutkan istrinya setelah mereka kembali, namun kejutan itu satu persatu telah datang dengan sendirinya.Ya, orang tua Sherly lebih dulu masuk ke dalam ruangan itu. Rosali langsung memeluk Sherly, diikuti Selvi serta keluarga kecilnya. Sedangkan Morgu terlihat menunduk malu setelah memasukkan ruangan tersebut. Dia bahkan tidak berani menyaksikan kedekatan antara Sherly dan Selvi, juga dengan istrinya yang sangat menyayangi Sherly."Ayah ...!" Sherly menyebut panggilan itu pada Morgu. Meski pria tua itu bukan ayah biologisnya dan terang-terangan memutus hubungan dengannya, namun Sherly tetap menganggapnya sebagai ayah."Ayah, kemarilah!"Seketika Morgu terharu dengan panggilan itu. Dia langsung memeluk Sherly. "Ayah minta maaf, ayah sangat jahat padamu, ayah egois telah memanfaatkanmu selama ini," ucapnya dengan penuh penyesalan."Aku sudah melupakannya," balas Sherly dengan ikhlas. "Bagiku, kamu tetaplah ayahku."Saat itu, Rosali kembali mengusap rambut Sherly. Dia jug
"Sherly ...!" Hansel berbisik di telinga istrinya untuk membangunkan wanita itu. "Sherly ... bangunlah, ini aku datang."Perlahan, Sherly mengerjapkan matanya dengan malas. Pada kehamilan yang kedua ini, dia mudah mengantuk. Matanya sudah tidak bisa diajak kompromi. Tubuhnya juga letih selama perjalanan. Itu sebabnya Ronald membiarkan Sherly beristirahat untuk malam ini saja, tapi dengan tangan yang terikat."Hansel ...." Dengan sebelah tangannya, Sherly mengucek mata. Dia masih ragu dengan penglihatannya yang samar-samar. "Kamu datang, ini benar benar kamu yang datang?" dia bertanya untuk memastikan apa yang dilihatnya bukanlah bagian dari mimpi."Ya, ini aku datang," Hansel membenarkan. Untuk meyakinkan Sherly, dia mengecup bibir wanita itu sebanyak tiga kali. "Tetap tenang di sini!"Seterusnya, Hansel langsung mencari cara untuk melepaskan ikatan tangan Sherly. "Apa kamu tahu kuncinya diletakkan di mana?" tanya Hansel setelah berusaha mencari kunci borgol yang mengikat tangan She
Setelah mendapatkan serangan dari anak buah Yoga, Hamza masih tidak menyesali perbuatannya. Alih-alih melarang atau meminta penjelasan secara detail, dia justru mendorong para penjahat itu agar melanjutkan misi mereka."Bawa saja dia pergi, terserah kalian ingin melakukan apa, aku tidak peduli dengan keselamatan wanita pembawa sial ini!" Hamza membiarkan, bahkan senang melihat Sherly digotong oleh orang yang tidak mereka kenal."Ayah, kenapa kamu begitu tega pada Sherly?" Lolita tak berdaya karena ruang geraknya dihalangi oleh Hamza dan orang suruhan ayahnya. Pada saat Sherly dibawa oleh sekelompok penjahat itu, Lolita terduduk lemas di atas lantai. Untuk beberapa menit lamanya, dia menangis sejadi-jadinya. Dia berteriak, merasa buruk karena tidak dapat memberi bantuan pada adiknya yang tengah hamil.'Cepatlah datang, Hansel!' ujar Lolita dalam hati. Dia telah mengirimkan pesan pada Hansel sebelum memasuki gedung tersebut."Sudahlah , jangan bertingkah bodoh seperti ini seolah-olah d
"Bagaimana bisa kalian gagal mendapatkan Sherly?" Ronald murka mengetahui dua orang suruhannya telah didahului oleh orang lain. "Kalian sudah lebih dulu berada di sana, bahkan sejak pagi telah memasuki rumah itu, apa kalian tidak melihat ada orang yang mencurigakan?" "Maaf, Pak Ronald, kami tidak mengetahui jika pria itu juga menginginkan Sherly." Salah satu dari kedua pria itu menjawab. "Terlalu banyak yang melihat ke arah Sherly, kami kesulitan untuk menebak siapa saja yang ingin menculiknya malam itu.""Bodoh ...! Kalian memang bodoh, tidak berguna!" bentak Ronald. Tidak terima dengan alasan itu. Seandainya, tidak ada yang mengikuti langkah Ronald setiap saat, dia sudah mengambil tindakan sendiri. Kebencian Ronald terlalu tinggi untuk Sherly dan Hansel membuat pria itu rela mengeluarkan uang yang banyak hanya untuk membalaskan dendamnya."Jangan gegabah seperti itu, Ronald!" Yoga tiba-tiba muncul di ruangan itu. Dia menepuk pundak Ronald, lalu berkata lagi. "Aku sudah tahu siapa
Mansion mewah dengan fasilitas terlengkap di kota itu mendadak mengalami masalah internal dalam hal penerangan. Hal itu tentu menumbuhkan kecurigaan bagi para penghuni rumah atau tamu malam itu.Terutama Hansel yang telah kehilangan Sherly dalam hitungan detik. Begitu cahaya lampu kembali menerangi ruangan demi ruangan, hal pertama yang Hansel lakukan adalah mencari keberadaan istrinya."Sherly ... Sherly ...!" Hansel memanggil manggil istrinya sembari berjalan mondar mandir. Dengan wajah panik, dia menyusuri setiap ruangan terdekat dari tempat awal mereka berdiri.Sebagai pemilik mansion, Hilman langsung memberi perintah pada orang kepercayaannya untuk memeriksa kondisi keamanan di rumah tersebut. "Periksa semua di sekitar rumah, jangan ada satu pun yang terlewat! Jika ada yang mencurigakan, segera melapor!"Sang asisten bergerak melaksanakan tugasnya. "Kenapa dia bisa menghilang sendiri?" Alexander keheranan. "Di antara sekian banyak orang yang ada di ruangan ini, kenapa hanya wani
Sherly berusaha menarik tangannya dari genggaman Hansel, namun pria itu tidak membiarkannya lepas. "Hansel ... semua orang melihat kita. Tolong lepaskan tanganku, yakinkan keluargamu dan aku akan menjaga Aarav!" dia mencari aman.Hansel tidak setuju. Dia justru bersemangat untuk membawa Sherly dan Aarav menuju keluarganya. "Kita hadapi bersama!" ujarnya."Apa maksudnya ini?" Meski paham dengan tujuan Hansel, Hilman tetap bertanya, dan dia melakukan itu hanya untuk menjaga wibawanya yang terkenal tegas di depan rekan rekan keluarga mereka.Hansel sama sekali tidak gentar menghadapi Hilman. Ketika sudah berdiri tepat di hadapan sang kakek, dia memperkenalkan istrinya lebih dulu. "Wanita yang aku bawa ini namanya Sherly. Bukankah Kakek ingin bertemu dengannya? Aku sudah membawanya, tolong terima dia menjadi menantu di keluarga ini sebagai istriku!" pinta Hansel dengan suara yang datar. Tidak ada keraguan, namun dia masih terlihat waspada jikalau Hilman tidak menerima kehadiran Sherly.B
Setelah beberapa hari berlalu, Vonny masih tidak bisa menerima kehadiran Sherly sebagai adiknya. Dia terlalu benci dengan wanita itu, lalu bagaimana caranya untuk melupakan permusuhan mereka?Kemarahan dalam diri Vonny semakin meledak tatkala mengetahui jika Sherly sudah melaksanakan pernikahan dengan Hansel dan mereka juga sudah memiliki anak yang selama ini diasuh oleh Lolita. "Aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan semua yang harusnya menjadi milikku, Sherly. Aku akan menghancurkan hidupmu." Vonny menatap gambar gambar Santos ketika bersama dengan Sherly. Foto itu terlihat intim, berpelukan, berciuman, membuat siapa pun yang melihatnya akan percaya jika keduanya tengah menjalin hubungan serius."Dengan semua ini, aku akan mempermalukanmu di depan keluarga Hansel. Lihat saja, Sherly, semua orang akan semakin jijik melihatmu. Dan aku yakin Hansel tidak akan menerimamu lagi." Vonny menganggap Sherly memiliki keberuntungan hanya karena kemiripan mereka. "Jangan harap aku akan mengan
Ketika Santos bergerak ke arahnya, Sherly langsung mengangkat kedua tangannya untuk menghentikan pria itu. "Berhenti di situ, jangan mendekat!" dia masih trauma dengan perlakuan Santos padanya."Aku hanya ingin bicara sebentar, Sherly, aku tidak ingin berbuat kasar padamu." Santos diam di tempat. "Tolong beri aku kesempatan untuk meminta maaf padamu. Aku sangat menyesali kebodohanku itu.""Bukankah Hansel menyuruhmu untuk menyelesaikan masalahmu di perusahaan ini?" Sherly mengingatkan Santos dan mengabaikan ucapan pria itu. "Tolong segera keluar dari sini!" pintanya lagi.Untuk meyakinkan Sherly, Santos segera berlutut di hadapan Sherly. Dia mengatupkan kedua tangannya, merendahkan diri agar Sherly percaya padanya. "Tolong maafkan aku, Sherly, aku tidak akan bisa tenang sebelum mendapat maaf darimu. Tujuanku datang hari ini juga hanya ingin mendapat maaf darimu.""Aku bersumpah atas nama ibuku, aku sudah menyesali semua perbuatanku waktu itu. Aku khilaf, Sherly, tolong maafkan aku!"
Sembari meletakkan botol minumannya di atas meja, Sherly memberi kode pada Hansel agar tidak buru-buru mengungkapkan hubungan mereka di depan wanita paruh baya itu.Mereka berdua sama sama tahu jika kondisi Farah tidak terlalu bagus untuk menerima berita yang mengejutkan. "Aku paham," ucap Hansel dengan suara yang pelan. Setelah itu, dia lebih dulu berdiri untuk menyambut Santos dan Farah."Selamat siang, Hansel!" Farah terlihat lebih bersemangat, maka dia lebih dulu menyapa. "Apa kedatangan kami mengganggumu?""Tidak sama sekali, Bibi," sambut Hansel dengan ramah. "Ayo duduk dulu!"Saat itu Sherly juga mendekat, namun dia tidak ingin bicara pada Santos. Kemarahannya terhadap pria itu belum sepenuhnya hilang. Maka dia hanya bertegur sapa dengan Farah, dan membantu wanita itu untuk duduk di sofa tepat di sebelahnya. Santos mengikutinya. Rasa bersalah terhadap Sherly membuat pria itu diam seribu bahasa. Hingga detik ini, dia belum mendapat kesempatan untuk meminta maaf secara langsung