Malam itu, Sherly tidak menyangka jika Hansel akan memberikan kejutan pernikahan untuknya. Meski tidak melakukan resepsi mewah, pria yang baru menikahinya itu telah menyiapkan acara romantis di sebuah pulau.Beberapa jam sebelumnya, Hansel mengajak Sherly menaiki speedboat menuju sebuah pulau. Tidak ada pembicaraan serius, membuat Sherly tidak menyadari jika Hansel memiliki rencana demikian.Begitu tiba di tempat tujuan, Sherly terharu dengan pemberian suaminya. "Kenapa tidak memberitahuku, siapa yang menyiapkan semuanya?"Hansel juga puas dengan bantuan dari teman temannya. "Nader dan Mahes yang membantuku mempersiapkan semuanya. Apa kamu senang?" Sherly mengangguk sembari menampilkan senyum terindahnya. "Ini sangat indah, Hansel." Matanya yang bulat terperangah menyaksikan dekorasi dan suasana pulau yang begitu indah. Tidak jauh dari tempat mereka berdiri, Sherly juga melihat sekelompok orang tengah menunggu kedatangan mereka."Aku punya banyak teman di sini dan akan aku perkenalk
Pada saat Hansel meminta, tangannya juga asyik mendekap erat tubuh Sherly. Ekspresi pria itu jelas terlihat, menggambarkan perasaannya yang seakan tidak rela berpisah dari wanita yang sangat dicintainya.Beruntung alunan musik masih menggema di tempat itu. Jadi kegiatan mereka tampak seperti pasangan kekasih yang sedang berdansa dengan gaya yang lebih romantis."Kita tidak mungkin meninggalkan para tamu secepat ini bukan?" Sherly memberi alasan, karena masih ingin membahas tamu yang membuatnya kehilangan mood malam itu. "Akan tidak sopan pergi sedangkan acara baru saja dimulai.""Mereka pasti akan paham," Hansel membalas, lalu mengecup bibir Sherly berulang kali. Ini adalah momen terindah dalam hidupnya, dan sikap posesif yang ditunjukkannya tentu saja membuat para tamu berbisik bisik dengan penilaian masing masing.Tidak terkecuali Sofia dan Vonny yang sudah murka dengan kejadian tersebut. Keduanya semakin dendam dan ingin menarik Sherly, lalu melemparkannya ke dalam laut untuk dijad
Di belahan bumi lainnya, terlihat Lolita tengah membuat sebuah perumpamaan di depan Aarav. Di hadapan putranya, dia akan mengatakan kebenaran tentang Sherly.Wanita itu terpaksa melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya karena takut kehilangan Hansel dan Aarav di waktu yang bersamaan. Dia harus mempertahankan apa yang telah didapatkan selama ini. Dengan dukungan sahabat dan keluarga, Lolita mantap dengan usahanya kali ini.Kehadiran Sherly telah mengubah sikapnya menjadi lebih mementingkan diri sendiri. Terlebih dia juga kerap mendengar pujian dari Aarav jika Sherly adalah sosok wanita yang lemah lembut dan disukai oleh Hansel.Hati Lolita memanas ketika Aarav tidak sengaja membandingkannya dengan Sherly."Apa yang kamu pikirkan tentang sampah yang baru saja kita buang?" tanya Lolita pada putranya sesaat setelah mereka membuang sampah bekas makanan."Sampah itu kotor dan harus segera dibuang," Aarav menjawab sesuai dengan pemikirannya yang polos."Sebenarnya, tidak han
"Ya, ini aku." Tidak peduli jika Sherly mengenalinya, tekad Sofia telah bulat. Tidak ada keraguan lagi untuk mencederai Sherly. "Kamu harus menerima konsekuensi karena telah berani bermain main denganku dan Vonny."Pandangan Sherly langsung tertuju pada botol di tangan Sofia. Dalam hati dia menebak nebak maksud kemunculan wanita itu. Sangat berhati hati, Sherly mundur selangkah untuk menghindar dari kemungkinan buruk yang akan terjadi.Dari kejauhan Hansel dapat melihat segerombolan wanita yang tengah berjalan ke arahnya. Tidak ada kecurigaan apa pun karena Sherly berada di antara sekumpulan wanita itu.Sofia adalah wanita sombong yang sangat membenci Sherly. Begitu juga dengan Mindy yang tengah berdiri di sebelah Sherly. Ketika keduanya bertemu dengan sang musuh, rasa ingin menyakiti selalu lebih dominan.Akan tetapi, posisi Sherly saat ini tidak terlalu buruk. Dia patut bersyukur karena Mindy sangat tergesa gesa untuk diperkenalkan dengan Hansel hingga menganggap Sofia sebagai peng
Untuk beberapa saat Sherly hanya bisa memandangi foto di dalam ponselnya. Dari gaya dan keintiman dalam gambar tampak jika keduanya memiliki hubungan yang sangat dekat. Tidak bisa dipungkiri jika Hansel terlihat sangat mengagumi atau bahkan mencintai Vonny. Sherly bisa memastikan itu dari cara Hansel menatap dan memperlakukan Vonny."Apa mungkin aku hanya dijadikan alat untuk membuat Vonny cemburu?" Sherly mulai ragu dengan cinta Hansel. Bagaimana tidak ragu? Selama ini Hansel memiliki banyak pengagum wanita. Juga memiliki seorang istri yang cantik dan baik hati. Namun semua itu tidak membuat Hansel terlena dan menjatuhkan pilihan pada seorang wanita saja. Pria itu justru menutup diri dari hubungan spesial bersama wanita hanya karena tersakiti oleh wanita yang sangat dicintainya. Dan kini, ketika Sherly datang dengan bermodalkan wajah yang nyaris mirip dengan Vonny, Hansel mendadak membuka hatinya kembali. Itu artinya Hansel belum bisa melupakan Vonny seutuhnya.Untuk memastikanny
"Apa sebenarnya yang kamu rencanakan? Apa yang kamu pikirkan tentang aku?" Hansel tidak bisa bersikap lembut lagi. Dia mengeraskan suara meski Sherly adalah wanita yang sangat dicintainya."Justru aku yang harusnya bertanya padamu," Sherly juga mengucapkan suara yang keras. "Apa yang kamu lihat dariku? Bukankah sangat banyak wanita cantik yang rela mengantri untuk mendapatkan perhatian darimu? Kenapa kamu malah memilih aku? Bagaimana pendapatmu saat pertama kali melihat aku?"Hansel tercegat, kesulitan menelan ludah. Dia bingung bagaimana cara untuk menjawab pertanyaan Sherly. Haruskah dia jujur dengan apa yang dirasakannya saat pertama kali mereka bertemu? Jika saat itu pikiran tentang Vonny sempat terlintas ketika pertama kali melihat Sherly hingga akhirnya berniat ingin memiliki wanita itu seutuhnya."Kenapa diam saja?" Sherly bertambah gusar. "Apa semua yang aku katakan itu benar? Kalau kamu mendekatiku hanya karena aku mirip dengan Vonny, wanita yang sangat kamu cintai di masa la
Harusnya hari itu Sherly dan Hansel telah berangkat kerja. Akan tetapi kelakuan liar Hansel membuat Sherly tak berdaya. Dia harus siaga melayani setiap keinginan Hansel yang tak berujung.Alih alih mendapat kemudahan untuk berpisah, kini Sherly justru harus siap menerima konsekuensi jika Hansel akan selalu meminta pelayanan terbaik dari istri sekaligus sekretaris pribadinya itu."Jangan coba coba untuk menghindar dariku lagi!" Hansel meraih tubuh Sherly ke dalam pelukannya usai bercinta di pagi hari itu. "Kamu istriku, sudah kewajiban bagimu untuk melayaniku," lanjutnya dengan penuh penekanan.Siang harinya.Atas permintaan Hansel, Reynand mendatangi apartment tersebut. Dia datang dengan membawa sebuah dokumen di tangannya.Sherly yang membukakan pintu untuk Reynand. Dia menatap pria itu dengan malas. "Selamat atas pernikahan kalian, Sherly, maaf, aku tidak bisa hadir, Hansel terlalu banyak memberi pekerjaan untukku!" Walau pun Reynand telah mendengar cerita Hansel, dia tetap saja be
"Pagi ... pagi ... pagi ...!" Sherly menyapa ramah satu persatu karyawan yang dikenal setelah tiba di perusahan tempatnya bekerja. Mengenakan rok span hitam yang dipadupadankan dengan kemeja putih lengan panjang, Sherly tampak berkelas ketika berjalan di atas high heels setinggi 10 centimeter.Pagi itu, Sherly diberi izin untuk berangkat kerja lebih dulu karena Hansel sedang mengadakan pertemuan dengan keluarga intinya. Dia bernapas lega setelah beberapa hari tidak mendapatkan ruang gerak yang bebas.Hansel terlalu posesif membuat Sherly terkadang tidak nyaman dengan setiap perlakuan pria itu.Ketika tiba di depan ruangan Hansel, Sherly berhenti sejenak. Dia teringat dengan kata kata Hansel pada malam sebelumnya. "Aku ingin tahu keputusannya, apa dia berani berkata jujur tentang hubunganku yang sebenarnya dengan Aarav?" gumam Sherly bermonolog sendiri.Sherly merogoh ponsel dari dalam tasnya. Dia ingin mengirimkan pesan pada Hansel, mengingatkan pria itu akan janji mereka tadi malam
Hansel ingin mengejutkan istrinya setelah mereka kembali, namun kejutan itu satu persatu telah datang dengan sendirinya.Ya, orang tua Sherly lebih dulu masuk ke dalam ruangan itu. Rosali langsung memeluk Sherly, diikuti Selvi serta keluarga kecilnya. Sedangkan Morgu terlihat menunduk malu setelah memasukkan ruangan tersebut. Dia bahkan tidak berani menyaksikan kedekatan antara Sherly dan Selvi, juga dengan istrinya yang sangat menyayangi Sherly."Ayah ...!" Sherly menyebut panggilan itu pada Morgu. Meski pria tua itu bukan ayah biologisnya dan terang-terangan memutus hubungan dengannya, namun Sherly tetap menganggapnya sebagai ayah."Ayah, kemarilah!"Seketika Morgu terharu dengan panggilan itu. Dia langsung memeluk Sherly. "Ayah minta maaf, ayah sangat jahat padamu, ayah egois telah memanfaatkanmu selama ini," ucapnya dengan penuh penyesalan."Aku sudah melupakannya," balas Sherly dengan ikhlas. "Bagiku, kamu tetaplah ayahku."Saat itu, Rosali kembali mengusap rambut Sherly. Dia jug
"Sherly ...!" Hansel berbisik di telinga istrinya untuk membangunkan wanita itu. "Sherly ... bangunlah, ini aku datang."Perlahan, Sherly mengerjapkan matanya dengan malas. Pada kehamilan yang kedua ini, dia mudah mengantuk. Matanya sudah tidak bisa diajak kompromi. Tubuhnya juga letih selama perjalanan. Itu sebabnya Ronald membiarkan Sherly beristirahat untuk malam ini saja, tapi dengan tangan yang terikat."Hansel ...." Dengan sebelah tangannya, Sherly mengucek mata. Dia masih ragu dengan penglihatannya yang samar-samar. "Kamu datang, ini benar benar kamu yang datang?" dia bertanya untuk memastikan apa yang dilihatnya bukanlah bagian dari mimpi."Ya, ini aku datang," Hansel membenarkan. Untuk meyakinkan Sherly, dia mengecup bibir wanita itu sebanyak tiga kali. "Tetap tenang di sini!"Seterusnya, Hansel langsung mencari cara untuk melepaskan ikatan tangan Sherly. "Apa kamu tahu kuncinya diletakkan di mana?" tanya Hansel setelah berusaha mencari kunci borgol yang mengikat tangan She
Setelah mendapatkan serangan dari anak buah Yoga, Hamza masih tidak menyesali perbuatannya. Alih-alih melarang atau meminta penjelasan secara detail, dia justru mendorong para penjahat itu agar melanjutkan misi mereka."Bawa saja dia pergi, terserah kalian ingin melakukan apa, aku tidak peduli dengan keselamatan wanita pembawa sial ini!" Hamza membiarkan, bahkan senang melihat Sherly digotong oleh orang yang tidak mereka kenal."Ayah, kenapa kamu begitu tega pada Sherly?" Lolita tak berdaya karena ruang geraknya dihalangi oleh Hamza dan orang suruhan ayahnya. Pada saat Sherly dibawa oleh sekelompok penjahat itu, Lolita terduduk lemas di atas lantai. Untuk beberapa menit lamanya, dia menangis sejadi-jadinya. Dia berteriak, merasa buruk karena tidak dapat memberi bantuan pada adiknya yang tengah hamil.'Cepatlah datang, Hansel!' ujar Lolita dalam hati. Dia telah mengirimkan pesan pada Hansel sebelum memasuki gedung tersebut."Sudahlah , jangan bertingkah bodoh seperti ini seolah-olah d
"Bagaimana bisa kalian gagal mendapatkan Sherly?" Ronald murka mengetahui dua orang suruhannya telah didahului oleh orang lain. "Kalian sudah lebih dulu berada di sana, bahkan sejak pagi telah memasuki rumah itu, apa kalian tidak melihat ada orang yang mencurigakan?" "Maaf, Pak Ronald, kami tidak mengetahui jika pria itu juga menginginkan Sherly." Salah satu dari kedua pria itu menjawab. "Terlalu banyak yang melihat ke arah Sherly, kami kesulitan untuk menebak siapa saja yang ingin menculiknya malam itu.""Bodoh ...! Kalian memang bodoh, tidak berguna!" bentak Ronald. Tidak terima dengan alasan itu. Seandainya, tidak ada yang mengikuti langkah Ronald setiap saat, dia sudah mengambil tindakan sendiri. Kebencian Ronald terlalu tinggi untuk Sherly dan Hansel membuat pria itu rela mengeluarkan uang yang banyak hanya untuk membalaskan dendamnya."Jangan gegabah seperti itu, Ronald!" Yoga tiba-tiba muncul di ruangan itu. Dia menepuk pundak Ronald, lalu berkata lagi. "Aku sudah tahu siapa
Mansion mewah dengan fasilitas terlengkap di kota itu mendadak mengalami masalah internal dalam hal penerangan. Hal itu tentu menumbuhkan kecurigaan bagi para penghuni rumah atau tamu malam itu.Terutama Hansel yang telah kehilangan Sherly dalam hitungan detik. Begitu cahaya lampu kembali menerangi ruangan demi ruangan, hal pertama yang Hansel lakukan adalah mencari keberadaan istrinya."Sherly ... Sherly ...!" Hansel memanggil manggil istrinya sembari berjalan mondar mandir. Dengan wajah panik, dia menyusuri setiap ruangan terdekat dari tempat awal mereka berdiri.Sebagai pemilik mansion, Hilman langsung memberi perintah pada orang kepercayaannya untuk memeriksa kondisi keamanan di rumah tersebut. "Periksa semua di sekitar rumah, jangan ada satu pun yang terlewat! Jika ada yang mencurigakan, segera melapor!"Sang asisten bergerak melaksanakan tugasnya. "Kenapa dia bisa menghilang sendiri?" Alexander keheranan. "Di antara sekian banyak orang yang ada di ruangan ini, kenapa hanya wani
Sherly berusaha menarik tangannya dari genggaman Hansel, namun pria itu tidak membiarkannya lepas. "Hansel ... semua orang melihat kita. Tolong lepaskan tanganku, yakinkan keluargamu dan aku akan menjaga Aarav!" dia mencari aman.Hansel tidak setuju. Dia justru bersemangat untuk membawa Sherly dan Aarav menuju keluarganya. "Kita hadapi bersama!" ujarnya."Apa maksudnya ini?" Meski paham dengan tujuan Hansel, Hilman tetap bertanya, dan dia melakukan itu hanya untuk menjaga wibawanya yang terkenal tegas di depan rekan rekan keluarga mereka.Hansel sama sekali tidak gentar menghadapi Hilman. Ketika sudah berdiri tepat di hadapan sang kakek, dia memperkenalkan istrinya lebih dulu. "Wanita yang aku bawa ini namanya Sherly. Bukankah Kakek ingin bertemu dengannya? Aku sudah membawanya, tolong terima dia menjadi menantu di keluarga ini sebagai istriku!" pinta Hansel dengan suara yang datar. Tidak ada keraguan, namun dia masih terlihat waspada jikalau Hilman tidak menerima kehadiran Sherly.B
Setelah beberapa hari berlalu, Vonny masih tidak bisa menerima kehadiran Sherly sebagai adiknya. Dia terlalu benci dengan wanita itu, lalu bagaimana caranya untuk melupakan permusuhan mereka?Kemarahan dalam diri Vonny semakin meledak tatkala mengetahui jika Sherly sudah melaksanakan pernikahan dengan Hansel dan mereka juga sudah memiliki anak yang selama ini diasuh oleh Lolita. "Aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan semua yang harusnya menjadi milikku, Sherly. Aku akan menghancurkan hidupmu." Vonny menatap gambar gambar Santos ketika bersama dengan Sherly. Foto itu terlihat intim, berpelukan, berciuman, membuat siapa pun yang melihatnya akan percaya jika keduanya tengah menjalin hubungan serius."Dengan semua ini, aku akan mempermalukanmu di depan keluarga Hansel. Lihat saja, Sherly, semua orang akan semakin jijik melihatmu. Dan aku yakin Hansel tidak akan menerimamu lagi." Vonny menganggap Sherly memiliki keberuntungan hanya karena kemiripan mereka. "Jangan harap aku akan mengan
Ketika Santos bergerak ke arahnya, Sherly langsung mengangkat kedua tangannya untuk menghentikan pria itu. "Berhenti di situ, jangan mendekat!" dia masih trauma dengan perlakuan Santos padanya."Aku hanya ingin bicara sebentar, Sherly, aku tidak ingin berbuat kasar padamu." Santos diam di tempat. "Tolong beri aku kesempatan untuk meminta maaf padamu. Aku sangat menyesali kebodohanku itu.""Bukankah Hansel menyuruhmu untuk menyelesaikan masalahmu di perusahaan ini?" Sherly mengingatkan Santos dan mengabaikan ucapan pria itu. "Tolong segera keluar dari sini!" pintanya lagi.Untuk meyakinkan Sherly, Santos segera berlutut di hadapan Sherly. Dia mengatupkan kedua tangannya, merendahkan diri agar Sherly percaya padanya. "Tolong maafkan aku, Sherly, aku tidak akan bisa tenang sebelum mendapat maaf darimu. Tujuanku datang hari ini juga hanya ingin mendapat maaf darimu.""Aku bersumpah atas nama ibuku, aku sudah menyesali semua perbuatanku waktu itu. Aku khilaf, Sherly, tolong maafkan aku!"
Sembari meletakkan botol minumannya di atas meja, Sherly memberi kode pada Hansel agar tidak buru-buru mengungkapkan hubungan mereka di depan wanita paruh baya itu.Mereka berdua sama sama tahu jika kondisi Farah tidak terlalu bagus untuk menerima berita yang mengejutkan. "Aku paham," ucap Hansel dengan suara yang pelan. Setelah itu, dia lebih dulu berdiri untuk menyambut Santos dan Farah."Selamat siang, Hansel!" Farah terlihat lebih bersemangat, maka dia lebih dulu menyapa. "Apa kedatangan kami mengganggumu?""Tidak sama sekali, Bibi," sambut Hansel dengan ramah. "Ayo duduk dulu!"Saat itu Sherly juga mendekat, namun dia tidak ingin bicara pada Santos. Kemarahannya terhadap pria itu belum sepenuhnya hilang. Maka dia hanya bertegur sapa dengan Farah, dan membantu wanita itu untuk duduk di sofa tepat di sebelahnya. Santos mengikutinya. Rasa bersalah terhadap Sherly membuat pria itu diam seribu bahasa. Hingga detik ini, dia belum mendapat kesempatan untuk meminta maaf secara langsung