Sosok hitam itu terus berjalan dan mengawasi kami dari jauh dalam mimpi aku ini. Tapi aku tidak dapat melihat seperti apa wajah dia. Saat aku terus memperhatikan dia, datang seorang pria menghampiri dia. Pria itu juga tidak jelas seperti apa wajahnya.
"Bagaimana? Apa kamu sudah mengawasi mereka semua?" tanya pria itu.
"Sudah Yudi, mereka sedang mencari keberadaan kamu. Kamu harus lebih waspada sebab aku melihat ada seorang wanita yang istimewa. Aku yakin dia adalah anak pembawa perdamaian. Jadi, dia akan terus mencari kami tanpa henti. Aku bisa melihat betapa keras usaha dia untuk mencari keberadaan kamu." Kata sosok hitam itu.
Ternyata pria yang sedang berbicara dengan sosok hitam itu adalah Yudi. Tapi aku tetap tidak bisa melihat wajah dia seperti apa. Aku hanya melihat dia memakai pakaian serba hitam. Tapi aku juga tidak tahu siapa sosok hitam itu. Sepertinya dia adalah pengikut Yudi. Mungkin Yudi memerintahkan dia untuk mengawasi aku dan semua te
Kami melanjutkan perjalanan mencari keberadaan Yudi. Aku terus memperhatikan jalan yang berada di hutan ini. Mungkin dengan begitu aku bisa mengingat tempat keberadaan Yudi seperti dalam mimpi aku itu. Saat terus berjalan aku mendengar ada tangisan anak kecil. "Apa kalian mendengar tangisan anak kecil itu?" tanyaku. "Benar, sudah jangan didengar. Itu mungkin hanya ingin mengalihkan perhatian kita saja. Supaya kita tidak fokus mencari Yudi." Jawab Ilham. "Benar juga yang dikatakan oleh Ilham." Kata Daffa. "Suapa tahu dia mengetahui tentang Yudi?" tanya Vita. "Kamu tidak ingat yang dikatakan oleh Nyai Sri terhadap kita semua. Dia mengatakan bahwa kita tidak boleh mempercayai yang berada di hutan ini. Mungkin saja mereka ingin menebak kita semua." Jawab Rafael. "Benar juga." Kata Daffa. "Mungkin saja anak kecil itu akan jujur terhadap kita semua. Kita tidak tahu dia itu jahat atu tidak." Kata Vita.&nb
"Apa kamu malu?" tanya Daffa."Tidak, aku biasa saja." Jawab Vita."Mengaku saja, tidak apa apa." Kataku."Sudah kita lanjutkan saja perjalanannya." Kata Ilham.Aku dan semua teman aku melanjutkan perjalanan. Aku mendengar lagi suara tangisan itu. Tapi aku tidak ingin mengatakan itu kepada semua teman aku. Aku tidak ingin ada keributan lagi diantara kami semua.Tapi ternyata mereka semua juga mendengar suara tangisan anak kecil seperti aku. Mereka langsung beri kepada aneh dan merasa bingung. Mereka berpikir jika itu hanya suara tidak jelas saja. Tapi suara itu semakin keras dan mereka bertanya kepada aku."Apa kamu mendengar suara tangisan anak kecil itu?" tanya Rafael."Jadi, kamu juga mendengar suara tangisan anak kecil itu?" tanyaku."Benar, aku mendengar suara tangisan anak kecil itu. Tapi ini aneh sekali pahala kemarin kita tidak melihat ada maka kecil di hutan ini. Mendadak suara tangi
"Tidak perlu mengatakan terima kasih terhadap aku, memangnya aku orang lain apa?" tanya Rafael. "Bukan begitu." Jawabku. "Sudah tidur saja sana." Kata Rafael. Aku mulai tertidur dan aku bermimpi lagi. Di dalam mimpi aku itu menceritakan tentang Yudi lagi. Tempat persembunyian Yudi mulai sedikit terlihat. Aku terus mengingat tempat itu dengan baik. Yudha sedang berbicara dengan seorang pria. "Bagaimana ini?" tanya Yudi. "Bagaimana apanya?" tanya pria itu. "Sepertinya mereka akan mengetahui tempat kita ini. Aku tidak akan ama berada di tempat ini." Jawab Yudi. "Kenapa mereka bisa mengetahui tempat ini?" tanya pria itu. "Kata kamu anak pembawa perdamaian itu bisa mengetahui apa pun." Jawab Yudi. "Benar juga tapi dia itu masih belum datang kemari. Itu artinya mereka belum mengetahui tempat ini." Kata pria itu. "Tapi dia bisa saja mengetahui dan dia sedang
Aku dan semua teman aku berpikir cara untuk keluar dari pintu gaib ini. Tapi aku tidak menemukan cara dan bingung harus melakukan apa. Aku sudah mencoba terus mantra itu tapi tetap saja tidak dapat terbuka. Semua teman kau juga sedang memikirkan cara untuk keluar. Lalu, ada suara tangisan anak kecil lagi. Aku mendengar suara tangisan itu dengan sangat jelas. Tapi aku tidak ingin ada keributan lagi. Jadi, aku tidak membahas suara tangisan anak kecil itu. Tapi semua teman aku membahas suara tangisan anak kecil itu. "Apa kalian mendengar suara tangisan anak kecil itu lagi?" tanya Daffa. "Benar, aku mendengar dengan sangat jelas." Jawab Vita. "Apa maksud dari suara tangisan anda kecil itu? Kenapa suara tangisan dia selalu terdengar oleh kita disaat kita sedang mencari keberadaan Yudi?" tanya Rafael. "Aku juga tidak mengerti dengan suara tangisan anak kecil itu." Jawabku. "Apa dia memiliki maksud terhadap kita semua? Jadi, i
Suara tangisan anak kecik itu menghilang. Aku merasa tenang. Dari jiah aku melihat ada seseorang yang datang ke arah aku. Dia terus mendekat kemari. Saat dia berada di depan aku, aku sangat terkejut dan merasa sangat takut. Sampai aku berteriak dengan sangat keras. "Ah!" teriakku. "Apa kakak takut terhadap aku?" tanya Gadis kecil itu. Ternyata dia adalah seorang gadis kecil. "Tidak, aku hanya merasa saat terkejut saja. Kamu datang dengan mendadak dan tidak bersuara sedikit pun." Jawabku. "Ternya begitu." kata gadis kecil itu. Aku merasa bingung dengan gadis kecil itu. Tapi dia pasti hantu juga. Seperti semua makhluk yang ada di kampung Lamuna ini. Lalu, aku mencoba bertanya tentang Yudi terhadap dia. "Apa kamu mengenal seseorang yang bernama Yudi?" tanyaku. "Tidak, aku tidak mengenal dia." Kata gadis kecil itu. Aku mulai berpikir tentang apa yang dikatakan oleh Nyai Sri.
Malam hari, aku ingin isa langsung tertidur. Tapi aku selalu saja merasa tidak bisa tidur. Perkataaan gadis kecil itu juga selalu teringat di kepala aku. Aku tidak dapat menghilangkan apa yang dia katakan terhadap aku. Bagaimana jika itu benar, setiap anak pembawa perdamaian akan mati dan tidak bisa mengalahkan semua yang ada di sini. Itu artinya albumnya hanya nyawa aku yang terancam tapi juga nyawa semua teman aku. Dan dunia internasional tidak ada pernah terlepas dari dendam dan pertengkaran. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Yang bisa aku harapkan adalah mimpi aku sendiri. Mungkin ini yang menjadikan aku sebagai seorang anak pembawa perdamaian. Akhirnya aku mulai merasa mengantuk dan tertidur. Aku bermimpi tentang pintu gaib ini. Ternyata berawal dari kisah gadis kecil yang tadi aku temui. Dia mengalami sebuah pengalaman yang sangat menyakitkan. Berawal dari saat dia tinggal di kampung Pokuta. Dia adalah gadis kecil yang sangat ceria. Tapi setelah banyak terjadi pertengk
Kami Pergi dari pintu gaib itu dan terus berjalan menelusuri hutan ini. Aku mengatakan kepada mereka bahwa aku hanya mengetahui keberadaan Yudi bukan mengetahui sosok wajah dia. Jadi, aku belum tentu akan menemukan dia sebelum mengetahui wajah dia yang sebenarnya seperti apa."Aku tidak mengetahui sosok wajah Yudi dan hanya tahu jika dia bersembunyi di pasar setan saja." Kataku."Tidak apa apa, kita bisa mencari dia bersama." Kata Ilham."Benar itu, kamu tidak perlu memikirkan itu. Kita bisa menanyakan itu saat sampai di pasar setan nanti." Kata Rafael."Tapi mereka pasti tidak akan memberitahukan itu terhadap kita semua. Mereka pasti membantu menutupi keberadaan Yudi. Sebab tidak ingin berhubungan dengan Nyai Sri." Kata Daffa."Benar itu, mereka tidak akan berbicara terhadap kita. Aku juga sangat takut sekali pergi ke pasar setan itu." Kata Vita."Jika kita tidak pergi ke sana, bagaimana caranya menangkap
Aku dan semua teman aku meminum air yang dibawakan oleh Ilham. Aku merasa sedikit segar saat meminum air. Ternyata hanya dengan air bisa sedikit menenangkan pikiran aku tentang semua yang aku alami di kampung Lamuna ini. Tapi aku merasa tidak enak terhadap Ilham. Aku seperti sudah menyakiti perasaan dia dengan bersikap baik terhadap dia tapi aku bersama Rafael. Tapi aku juga tidak ingin pertemanan aku hancur hanya dikarenakan cinta. Itu tidak adil untuk yang lainnya. Aku juga ingin menjaga perasaan Rafael. Ternyata bersikap baik itu tidak mudah. Aku hanya ingin menjaga perasaan mereka berdua."Airnya segar sekali." Kataku."Benar, sungai itu juga terlihat sangat jernih. Jadi, air itu juga juga terasa sangat segar." Kata Ilham."Benar, ini air yang jernih dan segar. Aku merasa sejuk saat meminum air ini." Kata Vita."Berbeda dengan air yang berada di kampung Lamuna itu." Kata Daffa."Benar, air ini memang berbeda sekali