Share

Move On

Menjelang tidur, aku masih kepikiran dengan ucapan Arya. Begitu perhatiannya pada Mas Fahmi, sampai bisa berkomentar seperti itu.

Memang benar, wajah Mas Fahmi terlihat lebih tua dari usianya. Banyak kerutan di wajahnya. Pandangannya seperti kosong karena selalu menerawang jauh. Kadang tidak fokus dengan lawan bicaranya. Aku yakin beban pikiran Mas Fahmi sangat berat. Tentu saja sekarang saatnya ia menuai apa yang selama ini ia tabur.

Seharusnya aku sangat bahagia melihat Mas Fahmi terpuruk seperti itu. Tapi tetap saja, hati kecilku merasa sedih melihatnya. Semoga saja ia benar-benar berubah dan menjalani hidup dengan baik.

Klunting, sebuah pesan masuk ke ponselku.

[Udah tidur Sayang?] Aku tersenyum membaca pesan dari Mas Ray.

[Sudah.]

[Tidur kok bisa balas pesan.]

[Hehe.]

[Mas baru pulang dari klinik.]

Mas Ray memang praktek di tiga tempat. Pagi di rumah sakit pemerintah, siangnya di rumah sakit swasta dan malamnya di klinik. Seorang dokter memiliki izin praktek di tiga tempat. Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
langsung di skakmat oleh Rey noh si Jesika yg g bisa move one
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status