Zack terpaku saat melihat Aurora berkunjung didampingi para sahabatnya. Matanya menatap Aurora yang sedang menggigit bibir.“Maaf. Aku harus meminta bantuan karena tidak bisa sendirian. Aku tidak sanggup.” Dengan nada bergetar, Aurora berkata pelan pada Zack.Senyum tipis di bibir Zack membuat Aurora lega. Ia tau sang kakak angkat tidak marah.“Sepertinya aku memang memberimu tekanan yang tinggi, Adik Manis. Tak apa.” Zack berkata sambil mengelus kepala Aurora.Mereka kemudian duduk di ruang khusus.“Kau tampak kacau, Zack.” Vigor menggeleng mengamati penampilan Zack.“Jangan perdulikan penampilanku. Ceritakan mengenai si Trevor brengsek itu,” tukas Zack.Louis yang memulai cerita. Menurut William, Daddy-nya, Wintaken memiliki lima orang anak. Semuanya lelaki. Trevor adalah anak bungsu.Selama ini, Trevor tidak memiliki track record yang buruk. Memang senang berfoya-foya. Kehidupan hedonnya memang terkenal di kalangan para pejabat.“Salah satu pengawal Daddy kenal dengan pengawal Wint
“Mommy Key,” sapa Louis yang menjulurkan kepalanya di pintu ruang praktek Keyna.Keyna tersenyum geli melihat tingkah Louis. “Hai, Lou. Kenapa pakai ngintip segala. Masuk saja.”Louis masuk, masih dengan senyum menyeringai. Keyna yang sedang memeriksa data pasien yang akan dioperasi langsung menduga ada yang ingin putra tirinya itu ungkapkan.“Ada apa?” Keyna menutup berkas dan memberikan perhatian pada Louis.“Emm … Ini.” Louis meletakkan sebuah map di depan Keyna. “Tolong periksa data pasien ini, dong.”Dengan dahi berkerut Keyna membuka berkas tersebut. Dahinya tambah berkerut setelah membaca lebih banyak.“Ini tidak dibenarkan dalam kedokteran. Kenapa dokternya menyetujui prosedur ini? Siapa pasiennya? Temanmu?” Keyna memberondong Louis dengan banyak pertanyaan.Secara singkat, Louis bercerita. Keyna mengangguk mengerti. Sebenarnya, ia juga pernah mendengar kisah Zack ini dari William.“Kasihan sahabatmu itu.” Keyna mengembalikan berkas pada Louis.“Jadi, dengan data ini, sudah bi
Dengan gelisah, Aurora menunggu di depan sebuah gerbang besar. Hanya ada satu pintu kecil yang tertutup rapat di sana. Aurora bersama beberapa orang yang berkumpul tak lepas menatap pintu tersebut.Saat pintu terbuka, semua serentak menatap siapa yang keluar. Mereka yang menunggu memang sedang menanti kerabat yang akan dibebaskan dari rumah tahanan pagi ini.Aurora menatap pemandangan di depannya. Laki-laki yang tidak muda lagi dipeluk oleh dua orang wanita yang ia perkirakan sebagai istri dan anak si lelaki. Mereka tampak terharu.Hingga hampir dua jam, Aurora masih bersandar pada badan mobil. Para penunggu sudah pergi satu-persatu. Apa Zack tidak jadi dibebaskan hari ini? Wanita itu membalik tubuh dan tersedu di balik mobil.“Kenapa menangis?”Dengan cepat, Aurora menoleh. Zack telah berdiri di belakangnya. Spontan ia memeluk tubuh besar Zack dan melanjutkan isakannya di dalam dada lelaki tersebut.Zack terkekeh pelan. Tangannya mengusap lembut kepala Aurora. Ia menenggelamkan wajah
“Maksudnya kamu masih merasa kekurangan uang?” Zack mengangkat kedua alisnya sedikit.Dengan cepat, Aurora menggeleng. “Bukan begitu. Gaji darimu lebih dari cukup. Aku tidak membutuhkan biaya hidup yang banyak. Hanya saja …. “Aurora bercerita dengan nada menyesal. Bahwa ia sudah menanamkan modal pada perusahaan konstruksi Trevor untuk rumah warisan papi. Dan sekarang, pekerjaan itu mangkrak, karena pemborongnya pergi setelah Trevor masuk rumah sakit.Walaupun kesal, namun Aurora tidak berniat mencari pekerja-pekerja yang menghilang itu. Ia tidak mau lagi berurusan dengan Trevor. Otomatis, Aurora merugi puluhan juta.Zack mengembuskan napas berat. Seandainya ia tau, sudah sejauh itu kerjasama antara adiknya dengan Trevor, ia mungkin akan ikut campur. Namun kini, ia setuju, lebih baik merelakan uang yang hilang itu daripada menuntut pada perusahaan Trevor.“Aku akan bantu dan …. ““Tidak,” potong Aurora cepat. “Aku tidak mau merepotkanmu.”“Anggap saja aku berdonasi, bukan?”Hembusan n
Aurora masuk tergesa ke dalam ruang kerja Zack. Ia baru saja melihat pengumuman di layar bahwa Brenda dikeluarkan secara tidak hormat dari perusahaan The Morgan.“Brenda adalah salah satu orang yang bersalah pada pengerjaan proyek pertamamu. Kamu gagal bukan karena tidak becus. Tetapi karena Brenda dan beberapa orang lainnya memang berniat membuat buruk namamu.” Zack menjelaskan pada Aurora.Melalui cerita Zack, Aurora mengangguk mengerti. Sejak awal, Zack memang seringkali mengingatkan Aurora untuk berhati-hati dan tidak percaya begitu saja pada tim-nya.Ketika Aurora gagal, Zack segera menyelidiki penyebabnya. Ia menemukan berbagai kecurangan yang dibuat-buat.“Sudah. Tidak perlu kamu pikirkan lagi. Yang penting sekarang, fokus pada proyek selanjutnya.” Zack menenangkan Aurora.Kepala wanita cantik itu mengangguk.“Oh ya, nanti malam, aku dan sahabat-sahabatku akan merayakan kebersamaan kami lagi. Kamu mau ikut?” Zack menawarkan.“Ke mana?”“Kafe langganan kami.”“Hmm … aku mau mene
Sepertinya ini adalah tempat favoritmu." Zack duduk di sebelah Aurora.Wanita cantik itu sedang menatap kolam renang. Telinganya tertutup earphone, tetapi ia masih mendengar apa yang diucapkan Zack.Tangan Aurora melepas earphone. Ia lalu memberikan senyum pada Zack."Apa yang menarik di sini, Aurora? Kenapa kamu senang sekali duduk sambil memandangi wajah di kolam begini?"Sambil berkata, Zack mengikuti apa yang dilakukan Aurora.Terkekeh pelan, Aurora menjawab," Aku tidak tau. Tapi wajahku di air itu terlihat hanya bayang-bayang, bukan? Antara ada dan tiada."Cepat, Zack menoleh menatap sang adik angkat. "Kamu nyata, Aurora. Kamu hidup.""Ada kalanya aku bertanya-tanya, kenapa aku hidup. Aku merepotkan banyak orang. Bahkan orang tuaku sendiri tidak mengharapkan kehadiranku dan memilih menyerahkanku pada yayasan yatim piatu."Kepala Zack menggeleng. Ia tidak setuju dengan pernyataan Aurora. Sepengetahuannya, keluarga Morgan merasa sangat beruntung bisa mengadopsi Aurora.Bahkan menur
“Ini sangat mudah.”Regina menerima tas perlengkapannya dari seorang pegawai. Wanita cantik itu memakai kacamata khusus. Lalu dengan serius menempelkan berlian yang baru saja ditemukan kembali ke mahkota kosong di gelang Aurora.“Selesai!”Wanita cantik itu bahkan yang memasangkan gelang ke tangan Aurora. Kemudian ia kembali mengamati wajah cantik Aurora. Bibirnya tersenyum manis.“Gelangnya sangat cocok di kulitmu yang mulus,” puji Regina.“Anda bisa saja, My Lady.” Aurora tersipu mendapat pujian dari seorang wanita cantik yang berwajah ningrat itu.Pertemuan Aurora dan Regina meninggalkan kesan mendalam bagi Aurora. Baru kali ini ia melihat seorang wanita bangsawan. Selain sangat cantik, ternyata, ia sangat ramah dan baik hati.“Dia mirip seperti putri-putri yang tinggal di istana, ya, Zack.” Aurora mengomentari penampilan Regina saat mereka telah berdua saja.“Memang kenyataannya begitu. Regina dan James tinggal di sebuah istana di negara mereka.”“Wow, ternyata orang seperti merek
Zack tercengang melihat banyak mobil di halaman rumah. Vigor berdiri didampingi dua orang pengawal. Sahabatnya ini tidak pernah datang dengan serius seperti ini.“Zack. Ada yang ingin bertemu denganmu.” Vigor menjulurkan tangan ke arah pintu mobil mewah.Yang pertama kali Zack lihat adalah sebuah tongkat berlapis emas. Kemudian, keluarlah seorang lelaki tua berpakaian jas lengkap. Wajah ningratnya menatap Zack dengan pandangan berwibawa.Hanya satu kali Zack bertemu dengan lelaki tua ini. Kakek Viscout, kakek sahabatnya—Vigor. Orang tua yang umurnya hampir delapan puluh tahun, namun masih tetap gagah.“Tuan Viscout,” sapa Zack sambil menunduk santun.Viscout mengulurkan tangan. Mereka berjabatan. Zack lalu membawa tamu-tamunya masuk ke dalam rumah.Sekilas ia melihat rombongan yang mendampingi Viscout dan Vigor. Satu mobil mewah di apit dua mobil Jeep yang berisi lelaki-lelaki gagah berotot.“Ini suatu kejutan. Saya tidak mengira mendapat penghormatan atas kunjungan Anda, Tuan Viscout