Share

Permintaan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-20 07:16:13

“Papi, apa Papi tidak bisa temui Kakak Cantik lalu bilang kalau aku kangen. Atau kalau tidak, antar aku temui dia, ya.”

Emily menatap Ansel dengan tatapan sendu. Dia ingin menemui Aruna, tapi sopir dan baby sitter tidak berani mengantar tanpa persetujuan dari Ansel.

Siang itu Ansel memang sengaja menjemput Emily karena baru saja menghadiri rapat di luar.

“Mungkin dia sedang sibuk, Emi. Kita juga tidak bisa mengganggunya begitu saja,” ujar Ansel mencoba menjelaskan dengan perlahan dan hati-hati.

Raut wajah Emily berubah muram. Dia hanya bisa menunduk karena tidak bisa bertemu Aruna yang beberapa hari ini sudah mengabaikan dirinya.

Ansel menoleh Emily yang terlihat sedih. Namun, meski begitu Ansel tidak bisa begitu saja menuruti keinginan Emily yang ingin bertemu Aruna, apalagi sebelumnya Aruna berkata akan menjauhi Emily, mungkin karena itu Aruna mengabaikan pesan atau panggilan dari Emily.

“Jika dia sudah tidak sibuk, pasti akan segera menghubungi Emi. Emi yang sabar, ya.” Ansel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
cuma runa yg bisa bikin keputusan buat tetap dekat sama emi atau terus kasih jarak buat emi
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
runa jadi serba salah
goodnovel comment avatar
Adeena
Jd serba salah kan Jd Runa perhatian sama Emi di kira mau balas dendam di jauhi kasihan...Jd karepmu dewe lah Ans...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Sudah Cukup

    “Daddy sudah membatalkan kontrak kerjasamanya.” Aruna terkejut mendengar ucapan Langit. “Apa Daddy sudah memikirkan konsekuensinya?” tanya Aruna yang syok dengan ucapan Langit. Langit sedang menyuapkan makanan ke mulut saat mendengar pertanyaan Aruna. Dia lantas memandang sang putri yang sudah menatapnya dengan ekspresi wajah panik. “Tidak ada yang boleh mempermainkan keluarga kita, Runa. Apalagi putri-putriku. Perpanjangan kontrak itu belum dilegalkan, pihak mereka belum memberikan royalti, sah saja jika daddy membatalkannya,” jawab Langit dengan santainya. Aruna berpikir ayahnya akan memberi pelajaran dengan cara apa, ternyata dengan cara tak memperpanjang kontrak kerjasama. Padahal jika dipikir perusahaan akan kehilangan klien jika ayahnya melalukan itu. “Sudah, kamu jangan memikirkan hal itu. Biar ini jadi urusan daddy,” ucap Langit saat melihat Aruna malah berpikir. Aruna pun menganggukkan kepala, lantas menyantap hidangan yang disiapkan ayahnya. Aruna kembali ke ruang ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Siapa yang Bohong?

    “Apa salahnya menikah tanpa cinta? Bahkan dulu mama dan Papa pun menikah tanpa cinta, nyatanya kami bisa dan hidup bahagia sampai sekarang. Tolong pikirkan dengan baik masalah ini, Ans.” Ansel terkejut hingga bangun dari tidurnya. Dia bermimpi yang seperti sangat buruk, hingga saat terbangun yang diingatnya hanya kalimat yang pernah dilontarkan sang mama. “Sial!” gerutunya sambil mengusap wajah dengan kasar. Ansel duduk sambil menetralkan detak jantungnya. Dia diam mengingat kejadian di masa lalu, hingga akhirnya memilih turun dari ranjang. Ansel pergi ke balkon kamar. Dia berdiri di sana, meski embusan angin malam yang menerpa begitu dingin hingga menusuk kulit. Ansel memejamkan kelopak mata sejenak, hingga mengingat kalimat yang pernah dilontarkannya ke Aruna. “Aku tidak membuat lelucon, Runa. Aku serius mengatakan ini semua. Citra membutuhkanku. Dia sedang hamil dan aku akan menikahinya minggu depan.” Ansel langsung menarik napas panjang lantas mengembuskan kasar setelah meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Seperti Dulu

    “Sial! Kenapa harus kempes di sini?” Bumi mengguyar kasar rambut ke belakang saat melihat ban mobilnya kempes. Dia menengok ke kanan dan kiri, tapi tidak ada tambal ban yang dekat dengan tempatnya berhenti sekarang. Saat Bumi hendak menghubungi bengkel, ada mobil yang berhenti tepat di depan mobilnya, membuat pria itu langsung mengamati mobil yang baru berhenti itu. “Mogok?” tanya Ansel yang memang kebetulan lewat jalan itu. “Bukan, aku sedang mau piknik,” balas Bumi sarkas karena Ansel malah bertanya padahal jelas-jelas dirinya sedang kebingungan. Ansel mencebik mendengar ucapan Bumi, hingga baru menyadari jika ban mobil sahabatnya itu kempes. “Punya ban serep?” tanya Ansel dengan kedua tangan berkacak pinggang, tapi tatapannya tertuju ke ban mobil yang kempes. “Kalau ada serep, aku tidak akan bingung,” jawab Bumi. Ansel melirik Bumi yang berdiri di sampingnya. Sahabatnya itu sepertinya masih menaruh rasa kesal karena kejadian enam tahun lalu. “Ada dongkrak?” tanya Ansel lag

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Dibuat Mabuk

    “Aku turut berduka istrimu meninggal,” ucap Bumi lantas menenggak minuman yang ada di gelas. “Terlambat,” balas Ansel yang kemudian juga menenggak minumannya. “Kamu berkata seperti itu untuk meledekku, hm?" Ansel menoleh Bumi yang masih menenggak minuman alkohol yang mereka pesan. Mereka pergi ke klub malam dan memboking ruang pribadi agar bisa minum berdua. Bumi menghela napas kasar mendengar ucapan Ansel, lantas menoleh temannya itu. “Bukan meledek. Aku benar-benar turut berduka saat tahu kalau dia ternyata meninggal setelah melahirkan,” ujar Bumi bersungguh-sungguh. Ansel pun tak menganggap serius ucapan Bumi. Dia kembali menenggak alkohol, padahal baru siang tadi dilarang dokter karena kondisi kesehatan. “Aruna kembali, kamu pun sudah bertemu dengannya. Apa kamu tidak berniat memperbaiki hubungan kalian lagi?” tanya Bumi sambil memandang cairan coklat yang ada di gelas, lantas menoleh Ansel yang diam. “Kamu duda, bebas tanpa ikatan. Kenapa tidak mencoba menjalin hubungan ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Duda Tak Masalah

    “Sudah bangun?” Ansel terkejut saat ada yang mengajaknya bicara, padahal baru saja terbangun di tempat yang entah belum diketahuinya. Dia merasa kepalanya pusing, bahkan pandangannya pun masih kabur hingga dia harus memulihkan seluruh kesadarannya. “Ini minum.” Ternyata Bumi yang ada di kamar itu. Dia mengulurkan segelas jus lemon untuk Ansel. Ansel menatap Bumi yang berdiri sambil mengulurkan segelas jus lemon. Dia pun menerima jus yang diberikan Bumi meski matanya masih susah untuk terbuka. “Terima kasih,” ucap Ansel lantas meminum jus itu. Bumi masih berdiri sambil memperhatikan Ansel minum, hingga setelah Ansel selesai minum, dia baru kembali bicara. “Semalam kamu mabuk berat sampai tak sadar. Aku mau mengantarmu pulang, tapi bingung cara menghadapi orang tuamu, jadi aku terpaksa mengajakmu ke sini. Lagian orang tuamu tidak akan menghukummu karena tidak pulang semalaman, kan?” Jelas di kalimat Bumi mengandung nada ledekan. Ansel hanya mencebik mendengar ucapan Bumi. Dia pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Emily Hilang

    “Ada apa, Ans?” tanya Bumi sambil membersihkan tangan. Bumi melihat Ansel yang panik setelah menerima panggilan. Dia pun memilih mendekat ke sahabatnya itu. “Emi hilang dari sekolah. Pengasuhnya dan guru juga bingung, aku harus ke sana untuk memastikan apa yang terjadi,” jawab Ansel yang terlihat tenang meski raut wajahnya seperti panik. Bumi melihat Ansel yang seperti bingung, dia pun mencoba untuk ikut membantu. “Biar aku antar kamu ke sekolah dan mencari putrimu. Jangan sampai kamu mengemudikan mobil dalam kondisi panik,” ujar Bumi. Ansel menatap Bumi yang dengan tulus ingin membantunya. Dia pun menganggukkan kepala setuju menerima tawaran Bumi. Mereka pun pergi ke sekolah Emily bersama. Di sana baby sitter dan guru sedang berada di ruang keamanan untuk mengecek Cctv sekolah. “Bagaimana bisa Emi hilang?” tanya Ansel begitu menemui guru dan baby sitter Emily. Semua yang ada di sana terkejut mendengar suara Ansel. Hingga guru Emily langsung mencoba menjelaskan. “Tadi Emi bil

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Hanya Ingin Mami

    Ansel memperhatikan Bumi yang sedang menghubungi Aruna, hingga akhirnya sahabatnya itu selesai bicara. “Runa bilang semalam putrimu memang menghubunginya, tapi karena Runa sudah tidur, jadi dia tidak menanggapinya,” ujar Bumi menjelaskan setelah bicara dengan Aruna. Ansel pun diam mendengar ucapan Bumi. Dia lantas kembali memperhatikan jalan, berharap bisa menemukan Emily segera. “Putrimu sangat menyukai Runa?” tanya Bumi lantas menoleh sekilas ke Ansel. “Mungkin karena Runa terlalu baik hingga Emi nyaman bersamanya,” jawab Ansel tanpa menoleh Bumi. Bumi kembali menoleh Ansel, lantas fokus lagi ke jalanan yang mereka lewati. “Aku tidak berusaha membujuk Runa untuk mau menemui Emi yang selalu menanyakannya. Bukan tidak ingin, tapi aku menjaga perasaan Runa sendiri. Bagaimana kalau dia menganggap jika aku hanya ingin memanfaatkannya sedangkan aku ini sangat buruk di matanya,” ucap Ansel tak terduga sama sekali. Bumi langsung menoleh mendengar ucapan Ansel yang terkesan terbuka tap

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Maunya Kakak Cantik

    Ansel dan Bumi berjalan cepat keluar dari lift. Aruna menghubungi mereka jika Emily ada di kantor Aruna, membuat dua pria itu langsung pergi ke sana. Bumi dan Ansel masuk ruang kerja Aruna, hingga melihat Aruna yang sedang menyelimuti Emily. “Runa.” Bumi memanggil Aruna, sedangkan Ansel hanya diam memandang tanpa berani menyapa. Aruna menoleh ke Bumi, hingga melihat Ansel yang berdiri di samping Bumi. Dia menatap sejenak ke Ansel, hingga kemudian langsung mengalihkan pandangan ke Bumi. “Dia baru saja tidur karena kelelahan,” ucap Aruna lantas menjauh dari sofa. Ansel mendekat ke sofa untuk melihat Emily. Dia pun merasa sedih dan bersalah, meski berusaha bersikap biasa. Aruna pun memilih mundur menghampiri Bumi untuk memberikan ruang ke Ansel. Ansel berlutut di samping sofa sambil memandang Emily. Dia benar-benar merasa bersalah karena membuat Emily sampai kabur dari sekolah. “Di mana kamu menemukannya?” tanya Bumi saat Aruna berdiri di sampingnya. “Dia jalan kaki ke sini. Tad

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22

Bab terbaru

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Akhir

    Aruna dan yang lain buru-buru pergi ke rumah sakit setelah mendapat kabar jika Winnie mau melahirkan, tapi siapa sangka saat masuk ruangan malah melihat Hanzel juga, membuat semua orang bingung.“Hanz, kenapa kamu di sini?” tanya Aruna bingung.“Milea melahirkan,” jawab Hanzel.“Lah, bukannya ini kamar Winnie?” tanya Aruna bingung.“Ya, mereka berdua di sini. tuh!” Hanzel menunjuk ke dalam.Ternyata Bumi dan Hanzel setuju jika istri mereka satu kamar agar bisa saling bantu menjaga.Aruna, Ansel, dan kedua orang tuanya terkejut mendengar ucapan Hanzel. Mereka buru-buru masuk untuk melihat apakah yang dikatakan Hanzel benar.“Kalian benar-benar janjian. Hamil dan melahirkan bisa barengan,” cerocos Aruna sangat tak menyangka.“Kebetulan saja, aku masuk duluan baru Winnie,” balas Milea.Semua orang yang ada di sana terlihat sangat bahagia, belum lagi setelah itu datang keluarga Hanzel dan Milea karena ingin menyambut cucu mereka.“Anak kalian seperti kembar.” Aruna dan yang lain memandang

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Milea & Winnie

    “Mama, tadi Emily bantu gambar ini, lho.” Kai memperlihatkan gambar yang dibawanya.“Mana coba lihat.” Milea mengambil buku gambar dari tangan Kai.Milea sudah ambil cuti melahirkan karena usia kandungannya memasuki sembilan bulan. Dia fokus dengan kesehatan kehamilan dan Kai yang sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar.“Yang mewarnai siapa?” tanya Milea sambil memperhatikan gambar itu.“Kai dong. Kai pintar ‘kan?” Kai menjawab dengan bangga.“Iya, pintar,” balas Milea.Kai sangat bangga dapat pujian dari sang mama, hingga melihat Milea yang meringis.“Mama kenapa?” tanya Kai sambil menggenggam telapak tangan Milea.“Tidak kenapa-napa,” ucap Milea sambil tersenyum meski perutnya mendadak kencang.“Mama yakin?” tanya Kai yang cemas.Belum juga Milea menjawab, dia merasa kalau perutnya semakin sakit seperti mengalami kontraksi, tentu saja hal itu membuat Kai cemas.“Bibi! Mama sakit!” teriak Kai karena di rumah itu hanya ada dirinya, kedua orang tuanya, dan pembantu.Milea dan Han

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Aku Terima

    “Pernyataanmu tadi, apa bisa aku anggap benar?”Jean tertegun hingga menoleh Raja yang duduk di belakang stir. Dia mengulum bibir menunjukkan kalau sedang dalam kondisi panik dan bingung.“Aku tidak tahu harus menyebutmu apa? Adik tidak mungkin, teman terlalu aneh.”Jean mencoba sedikit mengelak dari pengakuannya ke Milea.“Berarti memang bagus pacar. Jadi, apa bisa jadi pengakuan untuk seterusnya?” tanya Raja lantas menoleh Jean.Jean benar-benar salah tingkah mendengar pertanyaan Raja. Dia memberanikan diri menoleh ke pemuda itu.“Jangan berharap banyak kepadaku. Aku memiliki banyak kekurangan termasuk mungkin takkan bisa memberikan cinta yang sempurna untukmu,” ucap Jean takut Raja kecewa.“Kamu tahu, tidak ada yang namanya cinta sempurna. Yang ada, saling melengkapi kekurangan masing-masing. Asal kamu mengizinkan, aku akan menerima semua kekurangan itu.”Raja menatap Jean penuh harap. Dia menyadari jika Jean seperti tidak tertarik dengan sebuah hubungan percintaan, tapi dia pun ta

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Berkumpul Bersama

    “Apa kamu tidak merasa aneh jalan denganku?”Jean mengamati sekitar, banyak remaja memperhatikannya yang sedang jalan dengan Raja.“Kenapa aku harus merasa aneh?” tanya Raja balik dengan santai.“Karena kamu jalan dengan wanita yang layak jadi kakak, tante, mungkin mama.”Jean menjawab sambil menoleh Raja.Raja tertawa mendengar ucapan Jean, lantas membalas, “Untuk apa memikirkan pandangan orang yang tidak ada habisnya. Yang menjalani aku, kenapa mereka yang repot?”“Lagi pula sekarang kita hanya jalan, kalau kamu menerima perasaanku, aku malah akan menggandeng tanganmu lantas memberitahu mereka kalau kamu kekasihku, bukan kakakku, tanteku, atau mamaku,” ujar Raja lagi memberi clue ke Jean untuk merepon perasaan yang diungkapkan sebelumnya.Jean langsung berdeham mendengar ucapan Raja, bahkan mengulum bibir sambil memalingkan muka.Raja menoleh Jean yang memalingkan muka darinya, dia pun lantas kembali berkata, “Apa kamu yakin belum mau memutuskan? Tapi kalau belum juga tidak apa, aku

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Restu Tanpa Minta

    “Jean,” panggil Ive saat melihat putrinya sedang menuruni anak tangga.Jean yang sedang ingin ke dapur mengambil minum, akhirnya berbelok ke ruang keluarga untuk menghampiri sang mama dan papa.“Ada apa, Ma?” tanya Jean.“Duduklah sini,” pinta Ive sambil menepuk sofa di sampingnya.Jean menuruti ucapan sang mama, lantas menatap kedua orang tuanya bergantian.“Apa ada masalah, Ma?” tanya Jean agak cemas karena tak biasanya kedua orang tuanya memanggil sambil memperlihatkan ekspresi serius seperti itu.“Apa kamu sebelumnya menolak kencan buta karena sudah punya pacar dan pacarmu itu yang tadi pagi jemput?” tanya Ive memastikan sebelum bicara ke pembahasan lebih lanjut.Jean sangat terkejut mendengar pertanyaan Ive, membuatnya gelagapan karena bingung harus menjawab apa.Ive dan Alex saling tatap, mereka pun semakin yakin kalau memang benar pria yang menjemput Jean adalah pacar putrinya.“Sebenarnya, asal kamu suka, tidak masalah kamu mau pacaran sama siapa, mau nikah sama siapa. Mama da

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Jean Untukku

    “Lain kali jangan mendatanginya dengan alasan kamu merasa bersalah! Bukankah kamu seharusnya merasa bersalah karena mendekati kekasih adikmu sendiri.”Raja baru saja sampai rumah saat sang kakak juga sampai di rumah. Dia memperingatkan kakaknya itu agar tak mendekati Jean lagi.Saat Arthur hendak membalas ucapan Raja, Amanda sudah lebih menegur mereka berdua.“Kenapa kalian bersitegang lagi?” tanya Amanda sambil menatap kedua putranya itu.Raja dan Arthur menoleh bersamaan ke Amanda. Raja terlihat tak senang karena menyadari jika sang mama pasti akan membela kakaknya.Amanda menatap Arthur yang hanya diam, hingga tatapannya tertuju ke Raja.“Raja, mama mau bicara denganmu sebentar, bisa?” tanya Amanda dengan suara halus agar putranya tak salah paham kepadanya.Raja menatap sang mama, lantas mengangguk karena tak bisa menolak permintaan wanita itu.Raja pun mengikuti sang mama yang berjalan lebih dulu di depannya. Dia mengikuti hingga sang mama masuk ke ruang kerja ayahnya.“Mama mau b

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Tak Senang

    “Yang ini nanti kamu kirim ke bagian marketing. Jangan lupa minta untuk dicek ulang,” perintah Jean ke sekretarisnya.“Baik, Bu.” Sekretaris Jean mengangguk.Jean memberikan berkas yang baru dicek. Dia lantas kembali mengurus berkas lainnya yang bertumpuk di mejanya.Saat sedang fokus ke berkas, tiba-tiba saja telepon kabel di mejanya berdering, membuat Jean menjawab panggilan itu lebih dulu.“Selamat siang Bu Jean, ada seseorang yang ingin menemui Anda tapi belum membuat janji. Anda ingin menemuinya atau tidak?” tanya staff resepsionis dari seberang panggilan.Jean mengerutkan alis mendengar pertanyaan resepsionis.“Siapa?” tanya Jean penasaran hingga dia terdiam mendengar nama yang disebutkan resepsionis.Jean menutup panggilan itu, lantas memilih keluar dari ruangannya untuk menemui orang yang mencarinya.Jean pergi ke lobi, hingga melihat pria yang berdiri membawa sebuah paper bag.“Mau apa kamu menemuiku?” tanya Jean sambil menatap Arthur yang datang menemuinya.Arthur membalikka

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Hanya Memastikan

    Raja tersenyum melihat Jean keluar memakai celana. Dia tidak menyangka kalau wanita itu mau berganti pakaian hanya karena dirinya memaksa ingin mengantar.“Besok aku akan membawa mobil,” ucap Raja sambil menyodorkan helm ke Jean.“Kamu tidak perlu menjemputku setiap hari,” balas Jean sambil menerima helm dari Raja lantas memakainya.Siapa sangka Raja mendekat ke Jean, lantas membantu memasang tali pengaman helm.Jean cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Raja, tapi dia berusaha untuk tenang.“Aku suka melakukannya,” balas Raja setelah selesai memasang tali helm sambil menatap Jean.Jean mengalihkan pandangan dari pemuda itu, bahkan menggeser posisi agar tak terlalu dekat dengan Raja.“Bisa kita berangkat sekarang?” tanya Jean karena mulai salah tingkah melihat tatapan Raja.Raja hanya mengulum senyum, lantas naik ke motor disusul Jean. Pemuda itu pun melajukan motor meninggalkan rumah Jean.Di rumah, ayah Jean keheranan karena mobil putrinya masih di garasi.“Jean ke kantor naik ap

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Menepati Ucapan

    [Jill, jika ada yang menyukaiku, tapi tak sesuai ekspektasiku. Apa yang harus aku lakukan?]Jean mengirimkan pesan ke Jill karena tak tahu harus bagaimana mengatasi masalah yang sedang dialaminya.Jean duduk di kasur sambil menatap pesan yang baru saja dikirimkan ke Jill. Hingga beberapa saat kemudian pesan itu dibaca sepupunya itu.[Fokus pada keinginan awalmu, Jean. Baru kamu bisa memutuskan apa yang kamu inginkan.]Jean membaca pesan dari Jill, memang tak banyak membantu tapi setidaknya itu bisa membuatnya tenang. Dia pun mengirimkan balasan terima kasih ke sepupunya itu, lantas mengembuskan napas kasar.Hari berikutnya, Jean sarapan bersama kedua orang tuanya seperti biasa.Ive terlihat menatap Jean yang makan tanpa bicara, banyak perubahan yang membuat wanita paruh baya itu sedih.“Akhir minggu ini, bagaimana kalau kita Me Time bersama, Jean?” tanya sang mama ingin kembali mempererat hubungan keduanya.Jean memandang sang mama, lantas menganggukkan kepala sambil tersenyum tipis.

DMCA.com Protection Status