Share

Aden vs Nugi

Author: greyy2
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Yang diucapkan Nugi benar. Besoknya, Aden berada di kelas yang sama dengan Jin dan Nugi. Ini hanya sementara, kalau Edgar sudah selesai dengan urusannya maka Aden dilatih langsung olehnya.

Untuk tahun ini, jumlah murid hanya tiga puluh orang. Sangat sedikit ketimbang tahun yang lalu. Sudah jelas ini disebabkan ujiannya. Kalau ditotal dari keseluruhan, murid yang diterima kurang dari sepuluh persen.

Seperti yang dikatakan kemarin, mulai sekarang mereka akan berlatih. Entah bisa dibilang keberuntungan atau kesialan, murid baru yang sekarang diajar oleh Zidi.

Jubang merahnya dia tepuk-tepuk sebentar, kemudian menaruh kedua tangannya di belakang. Menghitung berapa murid yang sudah duduk.

Matanya agak menyipit kala melihat tiga orang yang menonjol datang. Ya, siapa lagi kalau bukan Aden, Nugi, dan Jin. Mungkin kelihatannya Jin hanya pelengkap, namun Jin juga memiliki latar belakang dari keluarga kerajaan meski bukan pangeran. Bangku yang tersisa ada lima. Dua

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kaisar Naga Langit   Token

    "Lili." gadis itu memperkenalkan diri. Senyum manis lagi-lagi tak pernah luput dia sunggingkan."Apa kita pernah bertemu?" tanya Aden.Lili terlihat syok karena Aden tidak mengingatnya, sementara Jin menatap keduanya bergantian. Apakah si Lili salah satu fans Aden?Aden benar-benar tidak ingat siapa Lili. Baru saat Lili mengatakan mereka bertemu di padang rumput beberapa hari lalu, Aden ingat."Kita ternyata satu angkatan, ya." Lili mulai bicara karena ketiganya kompak tidak ada yang membuka percakapan. Daripada canggung, bukan?Jin mengiyakan. Dia menanyakan darimana asal Lili. Siapa tahu dia kenal. Lagipula mana bisa dia mengabaikan Lili yang cantik itu."Aku dari Kerajaan Sheng," sahut Lili.Mata Jin terbuka lebar, "Apa kau seorang putri?"Jin begitu terkejut saat Lili menganggukkan kepalanya. Bagaimana dia bisa melewatkan daftar gadis yang bisa menjadi calonnya?Tak!"Aduh!" Jin mengusap dahinya yang terkena r

  • Kaisar Naga Langit   Flashback

    Kirin melihat token itu sekali lagi, lalu bertanya, "Apa dia mengetahui tentang ini?""Tidak." jawab Edgar cepat, "Ah, namun dia memang ada di sana saat Emily memberikan token itu padaku. Meski begitu dia belum sempat melihatnya." tambah Edgar.Dahi Edgar berkerut, dia mencoba mengingat kembali kejadian dua malam yang lalu.FlashbackMalam ini, awan putih terlihat bergumul di langit. Awan-awan itu bergerak pelan tertiup angin. Udara malam ini tidak terlalu dingin, jadi menguntungkan bagi mereka yang bertugas jaga. Beruntungnya juga hujan tidak turun, padahal beberapa hari terakhir jam-jam segini sudah hujan deras.Kali ini giliran berjaga sampai dini hari merupakan tugas Edgar. Dia bersama dua guru lain dan lima murid senior dibagi menjadi empat kelompok. Kemudian mereka pergi ke arah yang sudah ditentukan.Hampir empat jam lamanya, mereka ke

  • Kaisar Naga Langit   Misi Pertama

    Suasana kelas pagi ini tidak berbeda seperti dua hari yang lalu. Zidi masih saja menyulitkan siswa baru dengan serangkaian tindakan yang didasarkan atas statusnya sebagai guru. Dan mereka sebagai murid tentu harus menurutinya. Hampir sepuluh hari mereka dilatih keras oleh Zidi. Banyak yang mengeluh karena latihannya berat. Bagaimana tidak, Zidi terus membuat mereka menggerakkan tiap bagian tubuh mereka. Alhasil tiap pulang mereka akan kelelahan. Meski begitu, mereka bisa dikatakan beruntung. Karena dari rumor yang ada, angkatan yang dilatih oleh Zidi kebanyakan menghasilkan murid yang hebat. Salah satunya Kirin. Oleh karena itu kemarin Kirin berani menghentikan Zidi yang hendak menampar Yilu. Bagi Zidi Kirin merupakan murid favoritnya, jadi dia tidak begitu perhitungan saat amarahnya mereda. Latihan-latihan yang diajarkan Zidi merupakan tingkatan ketiga dari tahap dasar. Seperti melihaikan gerakan senjata yang dipakai, menggunakannya untuk bertarung d

  • Kaisar Naga Langit   Munculnya Binatang Buas Level Dua

    Pagi ini, para siswa baru sudah berada di lapangan. Masing-masing membawa tas di punggung yang berisi senjata, bekal, serta obat-obatan. Kemarin Zidi berpesan agar mereka membawa obat untuk berjaga-jaga, karena setelah mereka masuk dia tidak mungkin membuntuti mereka dan menolong apabila sesuatu terjadi. Namun, untuk kasus tertentu mereka boleh menyalakan api warna sebagai tanda bahaya. Api warna itu semacam petasan kembang api, namun tidak meledak. Jika dilepaskan ke langit maka akan terlihat warna merah dan kuning. Sebelum mereka berangkat, Zidi memberi kantung penyimpanan untuk wadah tanaman obat yang mereka dapatkan. Batas waktu sampai pukul lima sore. Jadi mereka harus sudah berkumpul kembali di lapangan sebelum waktunya habis. "Siapa yang menjadi ketua?" tanya Mizu melihat kelompoknya. Matanya menilai mereka satu persatu, lalu menghembuskan napas. "Tidak ada yang pantas selain aku." ucap Mizu menunjuk dirinya sendiri. Rautnya agak terbebani, ked

  • Kaisar Naga Langit   Munculnya Binatang Buas Level Dua – bagian 2

    Aden, Nugi, dan Mizu bersiap. Ketiganya berdiri di depan Wuzu dan Lin. Aden mengacungkan pedang, menatap si pemimpin serigala. Serigala itu menggeram melihat mata Aden, merasa seolah-olah bisa mengalahkannya dengan mudah. Nugi dan Mizu saling lirik. Masing-masing membatin akan menunjukkan siapa yang bisa mengalahkan serigala itu lebih banyak lalu mengambil posisi sebagai ketua. Hanya dengan lirikan itu, keduanya seperti merasa sedang berlomba dan berlari maju bersamaan. Beberapa serigala itu pun maju. Mereka melewati Aden karena berpikir dia bagian sang pemimpin. Nugi mengeluarkan tombak serta cambuknya. Kali ini dia akan menggunakan dua senjata itu. Berbeda dari Aden, serigala itu tidak akan berpikir secerdas manusia. Mereka hanya mengandalkan kemampuan bertarung dan bertahan di alam bebas. Dari tiga serigala yang menyerangnya, Nugi berhasil menumpas dua diantaranya. Dia memakai trik yang sama sewaktu bertarung dengan

  • Kaisar Naga Langit   Kematian Aden

    Di ruang bawah tanah yang pengap dan minim cahaya, seorang pria yang tubuhnya dipenuhi luka diikat di kursi. Matanya ditutup dengan kain. Tetapi kain itu dengan cepat dilepas oleh pria yang berdiri di depannya dengan kasar."T-tuan ..." ucapnya tersengal karena napasnya terasa tercekat. Siksaan yang diberikan oleh pria yang dia panggil tuan itu nyaris membuatnya kehilangan nyawa.Tetapi dia belum mau mati sekarang ini. Dia harus meluruskan ah tidak meyakinkan tuannya itu."Sudah kubilang aku tidak mengizinkan siapa pun berkhianat. Dan meskipun kau tangan kananku sendiri aku tidak akan mengecualikannya!" Aden Tereo, seorang pengusaha kaya raya di negara Z itu menggeram marah."B-bukan ak-akhh!" pria itu kembali berteriak ketika Aden menancapkan pisau di paha kirinya. Darah segar pun mengucur.Pria itu meringis. Tubuhnya terasa hampir mati rasa. Oh god tolong jangan biarkan dia mati dahulu. Dia tidak bisa membiarkan Aden mengalami kejadian yang buruk

  • Kaisar Naga Langit   Bertemu Emily

    Suara jangkrik terdengar. Angin dingin berhembus menerpa kulit. Daun-daun berguguran. Aroma tanah yang basah setelah diguyur hujan menguar. Rumput tebal sebagai alas makin membuat tubuh merasakan dingin.Suara binatang yang mengaum samar-samar masuk ke indra pendengarannya. Batinnya kebingungan. Apakah kematiannya cuma mimpi? Tetapi mengapa rasanya benar-benar menyakitkan kala peluru itu menembus jantungnya?Lalu jika bukan mimpi apa yang baru saja dia dengar dan rasakan saat ini?Aden membuka kedua matanya. Dia tidak perlu menyesuaikan cahaya karena hari sudah malam. Hanya bulan sabit lah yang terlihat muncul dari balik awan.Setelah itu dia berusaha duduk dari posisi berbaringnya. Matanya melihat sekeliling. Ini di luar ruangan, lebih tepatnya bisa dibilang hutan karena banyaknya pepohonan dan semak-semak belukar. Dahinya mengernyit. Mengapa dia bisa berada di sini?Apakah orang dengan tangan kotor seperti dirinya tidak masuk ke dalam neraka? Ras

  • Kaisar Naga Langit   Daratan Genezula

    Daratan Genezula. Sebuah tempat yang sangat luas, di mana di dalamnya berdiri beberapa perguruan. Ada lima perguruan besar, dan kurang dari sepuluh perguruan kecil. Setidaknya itu untuk saat ini. Kalau ditanya mengapa jumlahnya tidak pasti, tentu saja itu karena sebuah pertarungan.Biasanya di dalam perguruan kecil tidak memiliki banyak kesatria di dalamnya. Meski terkadang ada yang memiliki jumlah hampir sama dengan perguruan besar, jarang ada yang mencapai level tinggi.Itulah sebabnya perguruan kecil jumlahnya sering berkurang. Tetapi bisa juga karena hal lain. Misalnya, sebagai benteng pertahanan mereka gabung ke perguruan besar. Tentu hal ini tidak bisa diremehkan, karena kelima perguruan itu sangatlah kuat.Dan sebagai bayaran, perguruan kecil tersebut berganti nama seperti perguruan yang diikutinya. Pada akhirnya, perguruan itu pun dianggap musnah.Di Daratan Genezula, tepatnya di ujung timur terdapat Hutan Saga yang kaya akan unsur-unsur yang bisa

Latest chapter

  • Kaisar Naga Langit   Munculnya Binatang Buas Level Dua – bagian 2

    Aden, Nugi, dan Mizu bersiap. Ketiganya berdiri di depan Wuzu dan Lin. Aden mengacungkan pedang, menatap si pemimpin serigala. Serigala itu menggeram melihat mata Aden, merasa seolah-olah bisa mengalahkannya dengan mudah. Nugi dan Mizu saling lirik. Masing-masing membatin akan menunjukkan siapa yang bisa mengalahkan serigala itu lebih banyak lalu mengambil posisi sebagai ketua. Hanya dengan lirikan itu, keduanya seperti merasa sedang berlomba dan berlari maju bersamaan. Beberapa serigala itu pun maju. Mereka melewati Aden karena berpikir dia bagian sang pemimpin. Nugi mengeluarkan tombak serta cambuknya. Kali ini dia akan menggunakan dua senjata itu. Berbeda dari Aden, serigala itu tidak akan berpikir secerdas manusia. Mereka hanya mengandalkan kemampuan bertarung dan bertahan di alam bebas. Dari tiga serigala yang menyerangnya, Nugi berhasil menumpas dua diantaranya. Dia memakai trik yang sama sewaktu bertarung dengan

  • Kaisar Naga Langit   Munculnya Binatang Buas Level Dua

    Pagi ini, para siswa baru sudah berada di lapangan. Masing-masing membawa tas di punggung yang berisi senjata, bekal, serta obat-obatan. Kemarin Zidi berpesan agar mereka membawa obat untuk berjaga-jaga, karena setelah mereka masuk dia tidak mungkin membuntuti mereka dan menolong apabila sesuatu terjadi. Namun, untuk kasus tertentu mereka boleh menyalakan api warna sebagai tanda bahaya. Api warna itu semacam petasan kembang api, namun tidak meledak. Jika dilepaskan ke langit maka akan terlihat warna merah dan kuning. Sebelum mereka berangkat, Zidi memberi kantung penyimpanan untuk wadah tanaman obat yang mereka dapatkan. Batas waktu sampai pukul lima sore. Jadi mereka harus sudah berkumpul kembali di lapangan sebelum waktunya habis. "Siapa yang menjadi ketua?" tanya Mizu melihat kelompoknya. Matanya menilai mereka satu persatu, lalu menghembuskan napas. "Tidak ada yang pantas selain aku." ucap Mizu menunjuk dirinya sendiri. Rautnya agak terbebani, ked

  • Kaisar Naga Langit   Misi Pertama

    Suasana kelas pagi ini tidak berbeda seperti dua hari yang lalu. Zidi masih saja menyulitkan siswa baru dengan serangkaian tindakan yang didasarkan atas statusnya sebagai guru. Dan mereka sebagai murid tentu harus menurutinya. Hampir sepuluh hari mereka dilatih keras oleh Zidi. Banyak yang mengeluh karena latihannya berat. Bagaimana tidak, Zidi terus membuat mereka menggerakkan tiap bagian tubuh mereka. Alhasil tiap pulang mereka akan kelelahan. Meski begitu, mereka bisa dikatakan beruntung. Karena dari rumor yang ada, angkatan yang dilatih oleh Zidi kebanyakan menghasilkan murid yang hebat. Salah satunya Kirin. Oleh karena itu kemarin Kirin berani menghentikan Zidi yang hendak menampar Yilu. Bagi Zidi Kirin merupakan murid favoritnya, jadi dia tidak begitu perhitungan saat amarahnya mereda. Latihan-latihan yang diajarkan Zidi merupakan tingkatan ketiga dari tahap dasar. Seperti melihaikan gerakan senjata yang dipakai, menggunakannya untuk bertarung d

  • Kaisar Naga Langit   Flashback

    Kirin melihat token itu sekali lagi, lalu bertanya, "Apa dia mengetahui tentang ini?""Tidak." jawab Edgar cepat, "Ah, namun dia memang ada di sana saat Emily memberikan token itu padaku. Meski begitu dia belum sempat melihatnya." tambah Edgar.Dahi Edgar berkerut, dia mencoba mengingat kembali kejadian dua malam yang lalu.FlashbackMalam ini, awan putih terlihat bergumul di langit. Awan-awan itu bergerak pelan tertiup angin. Udara malam ini tidak terlalu dingin, jadi menguntungkan bagi mereka yang bertugas jaga. Beruntungnya juga hujan tidak turun, padahal beberapa hari terakhir jam-jam segini sudah hujan deras.Kali ini giliran berjaga sampai dini hari merupakan tugas Edgar. Dia bersama dua guru lain dan lima murid senior dibagi menjadi empat kelompok. Kemudian mereka pergi ke arah yang sudah ditentukan.Hampir empat jam lamanya, mereka ke

  • Kaisar Naga Langit   Token

    "Lili." gadis itu memperkenalkan diri. Senyum manis lagi-lagi tak pernah luput dia sunggingkan."Apa kita pernah bertemu?" tanya Aden.Lili terlihat syok karena Aden tidak mengingatnya, sementara Jin menatap keduanya bergantian. Apakah si Lili salah satu fans Aden?Aden benar-benar tidak ingat siapa Lili. Baru saat Lili mengatakan mereka bertemu di padang rumput beberapa hari lalu, Aden ingat."Kita ternyata satu angkatan, ya." Lili mulai bicara karena ketiganya kompak tidak ada yang membuka percakapan. Daripada canggung, bukan?Jin mengiyakan. Dia menanyakan darimana asal Lili. Siapa tahu dia kenal. Lagipula mana bisa dia mengabaikan Lili yang cantik itu."Aku dari Kerajaan Sheng," sahut Lili.Mata Jin terbuka lebar, "Apa kau seorang putri?"Jin begitu terkejut saat Lili menganggukkan kepalanya. Bagaimana dia bisa melewatkan daftar gadis yang bisa menjadi calonnya?Tak!"Aduh!" Jin mengusap dahinya yang terkena r

  • Kaisar Naga Langit   Aden vs Nugi

    Yang diucapkan Nugi benar. Besoknya, Aden berada di kelas yang sama dengan Jin dan Nugi. Ini hanya sementara, kalau Edgar sudah selesai dengan urusannya maka Aden dilatih langsung olehnya.Untuk tahun ini, jumlah murid hanya tiga puluh orang. Sangat sedikit ketimbang tahun yang lalu. Sudah jelas ini disebabkan ujiannya. Kalau ditotal dari keseluruhan, murid yang diterima kurang dari sepuluh persen.Seperti yang dikatakan kemarin, mulai sekarang mereka akan berlatih. Entah bisa dibilang keberuntungan atau kesialan, murid baru yang sekarang diajar oleh Zidi.Jubang merahnya dia tepuk-tepuk sebentar, kemudian menaruh kedua tangannya di belakang. Menghitung berapa murid yang sudah duduk.Matanya agak menyipit kala melihat tiga orang yang menonjol datang. Ya, siapa lagi kalau bukan Aden, Nugi, dan Jin. Mungkin kelihatannya Jin hanya pelengkap, namun Jin juga memiliki latar belakang dari keluarga kerajaan meski bukan pangeran. Bangku yang tersisa ada lima. Dua

  • Kaisar Naga Langit   Pangeran Nugi

    Cuaca sore hari ini mendung dengan awan yang berwarna abu-abu lebih ke hitam. Mungkin tak lama lagi air yang ditampung akan turun menjadi hujan. Angin berhembus, menggoyangkan rerumputan serta dedaunan sehingga terlihat melambai indah. Suasana yang kontras sekali dengan cuaca pagi tadi yang terbilang sangat panas. Setelah ujian selesai, Aden dan Helda jalan bersama. Bukan berarti keduanya berteman sekarang, Helda cuma ingin melihat orang yang satu itu. Aden pun juga begitu, akhirnya mereka barengan saja. Beberapa orang bertegur sapa dengan Helda, Helda menjawab sekenanya. Sementara Aden, saat ada gadis yang malu-malu ataupun secara terang-terangan melirik ke arahnya, hanya cuek saja. Sewaktu Helda menyuruh agar Aden sedikit tersenyum saja, jawaban Aden membuatnya bungkam. "Banyak tersenyum membuat kulitmu cepat keriput." Mereka kembali ke rumah Helda, duduk di kursi bambu lagi. Mumpung suasananya begini Helda masuk ke rumah, mengambil

  • Kaisar Naga Langit   Curang?

    "Tanpa berbasa-basi maka ujian ini dimulai!" suara Zidi menggelegar.Semuanya memperhatikan apa yang dia katakan."Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini hanya ada satu tahap yang harus kalian selesaikan." Zidi menunjuk lingkaran batu, "Para peserta yang datang akan diuji di sana.""Kalian cukup meletakkan tangan kalian di bagian pusat, maka benda itu akan secara otomatis memberitahukan apakah kalian pantas."Selesai Zidi berbicara, baik yang hanya menonton maupun peserta saling bertanya. Batu itu dirasa tidak bisa memberikan keadilan, karena siapa yang tahu ada campur tangan orang lain. Ya misalnya jika ada orang berteriak mengatakan lolos?Bisa jadi bukan?Namun melihat para guru memasang raut seriusnya, agaknya tidak mungkin juga kecurangan terjadi. Atau bisa saja itu untuk menutupi yang sebenarnya."Mengapa mereka memilih ujian yang aneh ini? Lebih baik adu kekuatan saja seperti yang lalu," komentar Helda. Dia menoleh ke

  • Kaisar Naga Langit   Dimulai

    Selama tiga hari ini Aden menghabiskan waktunya berkeliling Perguruan Goya bersama Helda. Aden baru tahu kalau ternyata Helda itu seumuran dengannya. Itupun karena saat melakukan pendaftaran penerimaan murid baru dengan Edgar, ada alat yang bisa mengetahui fisik seseorang. Dan umur juga termasuk di dalamnya. Jadi sekarang sudah jelas kalau usia Aden lima belas tahun. Namun karena tingginya yang hanya sebatas telinga Helda, membuat wanita itu menganggap Aden lebih muda darinya. Tak jarang Helda sering memukul kepala Aden, yang pastinya dibalas kembali oleh Aden. Dari sekian banyak tingkah Helda, yang paling dibenci Aden adalah muka duanya yang muncul ketika ada Edgar. Helda terpaksa, ah tidak lebih tepatnya dia mengatakan secara tegas bahwa dia menyukai Edgar dan ingin dekat dengannya. Tetapi berhubung Edgar tidak terlalu suka jika berdekatan dengan wanita, Helda hanya bisa memberi perhatian dengan cara sering menyapa Edgar. Aneh memang. Terlebih lagi

DMCA.com Protection Status