"Kakak, kamu membunuh mereka?"
"Tentu saja, mereka benar-benar tidak enak untuk dilihat. Yah, benar-benar sekelompok sampah tidak terlalu di fikirkan. Kamu berdiri dan mendekatlah!" Ucap Long Chen membantu Jing Ling'er berdiri.
"Dimana tokenmu?" Tanya Long Chen.
"Disini."
Long Chen mengambil token Jing Ling'er lalu mendekatkan tokennya dengan token Jing Ling'er. Awalnya poin Long Chen lebih dari satu juta, tiba-tiba mulai turun menjadi dua ratus ribu poin. Dia benar-benar kaget dengan nilai poin dari sembilan orang dari suku elf benar-benat dapat mencapai poin setinggi itu. Padahal dia hanya mendapatkan poin sebesar seratus ribu dari membunuh beberapa Monster yang di tarik Putri monster.
"Yah, dengan begini posisiku aman." Ucap Long Chen dengan bangga.
"Kakak, kenapa kamu memberikan poinmu padaku?" Tanya Jing Ling'er bingung menatap Long Chen.
"Hahaha, tidak ada apa-apa. Dengan begini aku bisa bebas dan tidak terikat oleh orang tua bo
Long Chen telah menyelesaikan pendaftarannya sebagai murid luar sekte daun di bantu oleh Song Ji murid di peringkat lima puluh dalam rank murid dalam. Dan Sebelum itu, Long Chen telah berpisah dengan Jing Ling'er yang dibantu oleh murid perempuan yang ditugaskan mengantarkannga ke pekarangan dalam sekte Daun. Berjalan bersama Song Ji, Long Chen sedikit mengetahui kalau disini ada tiga rank setiap pelantaran. Rank murid luar terkuat, rank murid dalam terkuat dan murid inti."Saudara Long, kemana kita akan pergi? Apa langsung menuju ke tempat tinggalmu?" Tanya Song Ji."Em... Senior, aku ingin bertemu dengan master sekte. Apa itu bisa?" Tanya Long Chen karena ada yang ingin dia katakan kepada Tan Yun."Bisa, aku akan menunjukan jalannya. Mari saudara Long." Jawab Song Ji dengan tulus."Baiklah, tapi aku harus menutup wajah dulu sebelum itu. Bawa aku ke tempat yang sepi senior Song.""Ikuti aku." Song Ji membawa Long Chen ke tempat dimana para murid s
Ho? Aku menunggunya senior. Cobalah jika kamu bisa." Senyuman Long Chen tidak lepas dari topengnya."Ki Jo, aku harap kamu mundur sekarang sebelum terlambat." Ucap Song Ji mencoba membujuk Ki Jo untuk tidak berbuat terlalu jauh. Dia bukan takut Long Chen terluka tapi takut kalau Ki Jo akan kehilangan semangatnya dalam menjadi seorang kultivator."Hahaha, Song Ji lebih baik kamu diam dan tidak membantu bocah yang sombong ini.""Aku tidak akan membantumu kalau kamu sudah memilihnya. Tolong..." Ucap Song Ji mundur ke belakang dengan sangai tanpa sedikitpun rasa gugup. Ki Jo lalu tersenyum main-main menatap Long Chen, dia melepaskan auranya yang berada di ranah langit tingkat delapannya."Sepertinya Senior Ki Jo tidak tahu siapa pemuda bertopeng itu." Ucap We Meimei dengan tenang. Dia juga yakin kalau Ki Jo akan menderita karena berani melawan Long Chen yang bahkan membuat seluruh pasukan di benua timur tidak dapat melakukan apapun kepadanya. Terlebih bahkan
Long Chen berjalan masuk ke pintu istana besar itu. Di dalamnya, Tan Yun telah menunggu Long Chen sambil tersenyum padanya. "Kenapa adik tiba-tiba datang menemui ku?" Tanya Tan Yun. "Tidak ada, ada beberapa hal yang ingin aku perjelas dengan kakak senior dan guru." Jawab Long Chen serius. "Ho? Kalau begitu mari temui Paman Qin bersama." Long Chen mengangguk dan berjalan bersalam dengan Tan Yun menuju tempat Qin Yang tinggal. Tan Yun menanyakan alasan Long Chen tidak menggunakan identitasnya untuk menjadi murid dalam begitu ia datang. Malah susah payah mengikuti ujian murid baru, hal itu di jawab santai oleh Long Chen dengan jawaban yang sama seperti sebelumnya. Long Chen diam-diam memperhatikan setiap sisi dan sudut jalan yang ia lewati, ia juga mengingat beberapa tempat yang ada disana. "Ho? Kenapa kalian tumben menemuiku bersama?" Tanya Qin Yang saat melihat Long Chen dan Tan Yun datang. "Tua Bangka! Kau hidup dengan baik ternyata di
Setelah puas ketiga pria itu akhirnya berpisah. Long Chen kembali ke pekarangan murid luar dengan sembunyi-sembunyi. Melepas topeng dan mengganti pakaiannya dengan pakaian murid luar sekte Daun. Saat Long Chen kembali ke tempat tinggalnya, hari sudah pagi dan beberapa murid disana telah berlatih atau mengikuti kelas yang ada di hari itu.Long Chen yang masih terlihat malas memutuskan untuk tidur di dalam kamarnya karena tidak terlalu tertarik dengan kegiatan di hari itu. Apalagi ia juga sudah sedikit mabuk karena minum bersama Qin Yang dan juga Tan Yun."Haaa.... Hidup harus dinikmati." Ucap Long Chen tersenyum dan menutup matanya.BOOMMM..."Kalian semua yang ada di kamar keluar sekarang!" Suara yang cukup keras membuat Long Chen tersentak. Ia menjadi sangat kesal saat mendengar suara keras yang tiba-tiba saja mengganggu tidurnya."Sialan! Aku baru saja mau menutup mataku, dan sekarang malah sudah terjadi kehebohan."BOOMMM..."Ah!"
Angin besar yang ada di pekarangan murid luar mengundang banyak murid yang penasaran kesana. Bahkan beberapa tetua juga langsung menuju ke tempat Long Chen berada dengan terburu-buru. Dan betapa terkejutnya mereka saat melihat apa yang terjadi di tempat itu, seluruh senjor yang datang ke tempat murid baru tadi sudah tergeletak bersimbah darah. Bahkan beberapa di antara mereka sekarat disana, sedangkan murid baru yang melihat itu semua sudah mematung karena ngeri dengan semua itu."Sialan, waktuku yang baik dan tidak ada yang lebih buruk dari ini." Ucap Long Chen berjalan pergi tanpa mempedulikan apa yang terjadi disana."Ini..." Ada juga murid dalam dan inti yang tiba disana karena melihat angin besar itu saat mereka sedang kembali dari tempat tetua."Siapa yang melakukannya?" Tanya tetua yang bertugas sebagai tetua pengatur murid luar."Itu... Dia." Ucap salah satu murid baru menunjuk Long Chen tanpa sadar.Melihat siapa yang di tunjuk oleh murid
Aura Long Chen menyebabkan semua murid di sekte Daun merasa tercekik dan tidak dapat bergerak dari tempat mereka. Bahkan beberapa tetua yang hanya di ranah jiwa pun juga tidak bisa melakukan apapun meskipun mereka berada di tingkat sembilan ranah jiwa. "Pria ini.." Tetua yang ingin menyerang Long Chen langsung gemetar ketakutan saat merasakan aura kuat dari Long Chen. Bukan hanya takut saja, dia bisa melihat kematian sedang mendekati dirinya. Mata Long Chen yang sangat mematikan itu membuat dirinya seolah-olah telah jatuh dalam lubang tanpa dasar. "Tua Bangka, kau ingin mati? Sebelumnya aku berjanji tidak membuat masalah selama disini, tapi karena kamu benar-benar membuatku marah. Maka aku benar-benar tidak peduli lagi dengan semua itu. Perlakuan buruk murid senior, kesombongan murid-murid senior, keangkuhan seorang tetua dan juga tindakan semena-mena dari kalian para tetua tidak pantas untuk mendapatkan pujian dariku. Sebaiknya orang sepertimu aku lenyapkan dari dun
Tan Yun dan tetua lainnya berlutut di lantai aula itu sambil menunggu perintah Qin Yang untuk berdiri. Mereka tidak berani berdiri bahkan meskipun kaki mereka sakit karena telah duduk selama beberapa jam di lantai aula itu. Qin Yang masih diam memandang Tan Yun, dia bahkan tidak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya. "Kalian sudah melakukan hal yang baik." Kata-kata itulah yang keluar dari mulut Qin Yang pertama kali setelah beberapa jam. Tan Yun dan semua tetua itu langsung menundukan kepala mereka karena malu. "Paman Guru... Long Chen, Dia..." "Aku sudah tahu dan aku juga sudah mengerti apa yang terjadi sebenarnya. Lalu kenapa dia begitu marah juga aku sudah tahu, Nah! Tan Yun, apa menurutmu dan yang lainnya kalau Long Chen kejam?" Tan Yun dan semua tetua langsung mengangguk pertanda kalau memang apa yang dilakukan Long Chen itu kejam di mata mereka. Qin Yang tidak tergerak dari anggukan Tan Yun dan para tetua lainnya. Malah Qin Yan
"Paman Guru, kamu bercanda bukan?" Tan Yun seperti tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Qin Yang hanya tersenyum sambil membakar mayat tetua tersebut. Dia lalu duduk kembali dengan tenang tanpa mengizinkan tetua dan Tan Yun berdiri maupun pergi dari sana. Tidak lama, bahkan satu bulan berlalu dan masih tidak ada tanda-tanda kalau Qin Yang mengizinkan mereka untuk berdiri. Hingga beberapa dari mereka merasakan kalau dirinya tidak dapat bertahan untuk terlalu lama lagi. BOOMMM.. "Yah, bocah ini berhasil." Ucap Qin Yang melihat keluar. Di sebuah taman herbal sekte Daun, terlihat Long Chen dengan rambut acak-acakan serta pakaiannya yang sudah robek berdiri dengan senyum di wajahnya. Di tangannya ada sebuah Pill berwarna ungu melayang, Pill itu juga mengeluarkan bau yang wangi sehingga beberapa orang yang didekatnya dapat mencium bau Pill itu. Bahkan beberapa tumbuhan disana juga tumbuh akibat dari aura Pill tersebut. "Pill tingkat enam, Merid
"Kenapa kamu begitu yakin? Apakah kamu tidak ingin dia hidup?" Tanya Qin Yang dengan marah pada gurunya. "Aku bukan tidak ingin dia hidup. Tentu aku ingin dia hidup bahkan lebih dari dirimu! Aku ingin melihat dia tumbuh besar dengan mata kepalaku sendiri dan aku juga ingin melihat bagaimana cantik serta tampannya anak-anak bocah itu tapi apa? Aku tidak dapat mengubah takdir apapun.." Jawab Qin Fu membentak muridnya dan menyalahkan dirinya yang lemah. Melihat betapa sedihnya Qin Fu membuat Qin Yang merasa bersalah terhadap gurunya ini. Siapa yang tidak sedih di sekte langit sekarang? Semua murid-murid sekte tidak ada yang keluar bahkan tidak ada yang berlatih semenjak lima tahun mereka kembali. Awalnya para tetua ingin menutupi seluruh berita tapi bagaimana bisa itu di tutupi begitu mudah? Murid-murid itu masih dapat mengetahui kalau orang yang berjasa dan membuat mereka masih hidup sampai sekarang adalah Long Chen. Mengorbankan dirinya melawan kaisar naga dan Penguasa pertama dunia Xi
Long Ruolan yang telah mendapatkan kembali ke genangannya bicara perlahan mengenai mimpinya. Dia melihat Long Chen yang sedang bertarung dengan Kaisar naga mengalami kehilangan dari wanita yang dicintainya. Wanita itu juga adalah yang pernah diceritakan oleh Long Chen padanya. Demi melindungi Long Chen, wanita itu rela di tusuk oleh pedang dari seorang wanita yang belum pernah dilihat oleh Long Ruolan. Semuanya diceritakan Long Ruolan hampir persis sama dengan apa yang dialami oleh Long Chen. Hanya saja, perbedaannya Long Chen mengamuk dan menjadi naga hitam yang mengerikan. Dia melihat kalau Long Chen mengamuk dengan gilanya, menghancurkan seluruh yang dilihat dan ada di depan matanya. Tidak sampai disitu saja, dunia yang aturannya dilindungi malah hancur karena amukan Long Chen. "Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?" Tanya Hai Mingyue yang juga merasa cemas dengan Long Chen. "Long Chen dia mati. Mati di tangan serangan seluruh dewa dan para kultivator yang tersisa. Di saat terakhir
Sekarang aku punya tugas untukmu. Pergilah ke wilayah ashura dan catat semua yang terjadi disana, jangan pernah keluar dan usahakan untuk tidak ketahuan oleh orang-orang disana. Termasuk dengan tiga Dewi, kamu mengerti?"Tang Shu menjelaskan tugas yang dia berikan pada Tang Nan sambil memberikan buku yang mirip dengan bukunya. Itu adalah pecahan dari buku milik Tang Shu yang sering dia gunakan untuk membiarkan orang-orangnya mencatat semua yang dia perintahkan untuk mereka. "Tuan, apa aku boleh bertanya dulu?" Tampak Tang Shu masih tidak tahu apa misinya datang ke alam ashura yang bahkan dianggap alam tanpa tuan itu. Disana hanya ada kekacauan dan juga pembunuhan setiap hari, bisa dikatakan itu sama dengan sebuah negara bebas yang tanpa hukum sama sekali. Dimana membunuh, membantai, memperkosa wanita, judi bahkan seluruhnya di perbolehkan disana. Tuannya tiba-tiba meminta dia datang kesana bukankah ini sama saja membuatnya menjadi bingung. Apa yang tiba-tiba membuat tuannya tertarik
“Ha? Apa maksud dari ucapanmu itu?” Tanya Long Chen semakin bingung. Vermilion bird tidak dapat menyelesaikan ucapannya dan hanya ingin Long Chen sendiri yang merasakan semua yang terjadi selanjutnya. Long Chen menyadari kalau Vermilion bird telah menatapnya dengan tatapan yang tajam. “Halo!” Sapa Long Chen dengan gugup. “Sudah saatnya kamu merasakan apa itu kehidupan yang baru.” Ucap Vermilion bird menatap Long Chen penuh makna. Long Chen tidak tahu apa maksudnya dan sebelum ia dapat bertanya Vermilion bird memasuki tubuhnya dengan cepat. Saat itulah Long Chen merasakan panas yang membuat tubuhnya terbakar sampai ke tulang-tulangnya. “AHHHH!” Long Chen membuka matanya lebar-lebar karena tidak dapat menahan rasa sakit dari panas vermilion bird yang masuk ke tubuhnya, daging serta organ-organ Long Chen mulai meleleh secara perlahan. Roh Vermilion bird juga ikut masuk ke dalam tubuh Long Chen dan saat Long Chen sudah merasakan sakit karena terbakar, seluruh dagingnya sudah tidak ada
"suami, jangan bersikap seperti itu. Ini wilayah orang lain dan mari bersikap sopan." Ucap Ibu Long Chen yang tampak menegur Kaisar Long dengan sopan. "Ah! maaf, aku salah istriku. Aku benar-benar lupa cara bersikap sopan di hadapan beberapa musuhku. Apalagi aku datang juga bukan karena keinginanku." Jawab kaisar Long dengan begitu santainya sambil tertawa kecil. Mendengar ucapan santai dari kaisar Long membuat permaisuri Xie merasa ada hal yang aneh. Mengapa tiba-tiba saja kaisar Long yang dingin bersikap begitu tenang dan tidak dingin seperti sikap biasanya? Dan juga dari ucapan kaisar Long bisa dijelaskan kalau dia datang mungkin karena istrinya yang meminta bukan dia sendiri yang ingin datang. Tidak hanya dia saja tapi semua orang yang mendengar ucapan kaisar Long mengerti maksud ucapan mereka berdua."Jadi, sepertinya tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Kami pergi!" Ucap kaisar Long merangkul istrinya lalu dari tempat mereka berada sosok keduanya menghilang dalam angin. mMel
“Kalian tidak perlu menanyakan hal-hal lain kepada cucuku lagi. Dia memiliki alasan untuk melakukannya dan jika kalian benar-benar merasa ingin tahu alasannya, mari bahas setelah mengusir orang-orang yang datang ke tempat kita.” Ucap kakek Xie Hien memandang ke arah luar dari kekaisaran Xie. Akibat gerakan besar dari Vermilion Bird membuat banyak musuh ataupun teman yang bergerak ke arah wilayah mereka.Swisshh..Benar saja, tidak lama sosok pria berpakaian emas muncul menatap kekaisaran Xie. Auranya juga membuat seluruh orang-orang disana gemetar ketakutan. "Saudara, kamu masih sama seperti dulu. Bagaimana bisa kamu melepaskan tekanan seperti itu pada rakyat Kekaisaran Xie ini? Ayo, tarik kembali auramu." Ucap sosok yang tiba-tiba muncul dengan berdiri di atas pedang terbang. "Itu tidak ada urusannya dengan saudara bukan?" Ucap sosok yang berpakaian emas itu."Ah! Sekte pedang milikku benar-benar tidak sejajar dengan clan jiwamu. Tapi kami lebih peduli dengan hidup rakyat biasa dar
"Kakak Long? Apakah itu kamu?" Tanya Xie Hien menatap Blue Firebird yang juga menatapnya dalam diam. Blue Firebird menggerakkan kepalanya sedikit, saat dia melihat Xie Hien tidak ada tanda-tanda permusuhan padanya. Tapi berbeda dengan Xie Xi'er saat di tatap oleh Blue Firebird jelas ada rasa benci terhadap Xie Xi'er itu sendiri. Bahkan permaisuri Xie tahu ada rasa benci di tatapan Blue Firebird baik pada dirinya ataupun Xie Xi'er itu sendiri. Xie Hien malah memandang penuh harap melihat Blue Firebird tapi tidak ada respon bahkan meski Xie Hien menunggu selama setengah jam. Rrrrrrrr…Blue Firebird pada akhirnya memandang ke langit. Tatapannya seperti berada di luar dari dunia itu sendiri yang bahkan Xie Hien atau dua lainnya tidak dapat mengetahuinya. Di saat itu juga seluruh tubuh Blue Firebird di selimuti oleh api biru, bulu birunya berubah menjadi api biru yang berbeda dari bentuk biasa. RAAAARR…Blue Firebird mengibaskan sayapnya, dia benar-benar ingin keluar dari segel yang tela
"Obat? Kakak, sepertinya kamu yang telah salah minum obat bukan? Dari pikiranmu yang hanya peduli kekuasan mana mungkin mengerti pikiran kakak Long, dia tidak peduli dengan hal seperti kekuasaan. Kekuatan? Itu hanya untuk melindungi apa yang ingin dia lindungi." Jawab Xie Hien menatap permaisuri Xie dengan tajam. Meski itu kakak kandungnya sendiri, menghina Long Chen adalah penghinaan untuk dirinya juga. Apalagi kakaknya yang bahkan belum pernah melihat ataupun bertemu dengan Long Chen secara langsung. Permaisuri Xie menjadi semakin bingung melihat sikap adiknya ini, benar-benar terobsesi dengan pria bernama Long Chen itu daripada dengan dirinya sendiri membuat Permaisuri Xie tidak senang."Apa yang dapat di banggakan dengan makhluk rendahan seperti itu? Adik ketiga, apa kamu berpikir dia bisa mengubah nasibnya sendiri?" Tanya sosok Xie Xi'er muncul dan langsung menghina Long Chen di depan Xie Hien. Padahal dia tahu bahkan kakak tertuanya akan dimarahi oleh Xie Hien saat menghina Long
Di kekaisaran Xie, semua petinggi dari keluarga serta penasehat kekaisaran berkumpul di depan aula istana. Sosok wanita yang berpakaian layaknya kaisar duduk di kursi paling tinggi dalam aula tersebut. Kursi berhiaskan burung api yang menatap langit adalah simbol dari kekaisaran Xie. Mereka berkumpul bukan tanpa alasan, itu dikarenakan Blue Firebird yang baru-baru ini mengamuk menyebabkan beberapa kerusakan di kekaisaran mereka. Serta mengundang beberapa musuh yang berpikir itu adalah kelahiran sebuah artefak. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Xie Xi'er pada kakaknya yang diam di kursi kaisar. Permaisuri Xie menatap adiknya dengan pandangan tenang, sekarang dia pun tidak tahu harus melakukan apa. Dan di saat seperti ini juga tidak ada yang dapat membantunya memberi ide, adik kedua yang dia pikir dapat membantu dirinya memikirkan suatu ide pun malah bertanya kembali. Sedikit kesal muncul di hati Permaisuri Xie dengan Xie Xi'er, bagaimana pun adik keduanya ini kuat tapi jug