Beranda / Thriller / KUTUKAN LELUHUR / BAB 250-CAHAYA BIRU

Share

BAB 250-CAHAYA BIRU

Penulis: pujangga manik
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di kontrakan yang berjejer panjang, hiduplah beberapa orang yang menjadi suatu karyawan di beberapa pabrik yang ada di komplek pabrik yang ada di dekat kontrakan tersebut berdiri.

Memang wajar, pabrik-pabrik yang berdiri dengan begitu kokohnya, biasanya terdapat banyak sekali kontrakan yang berjejer dibelakang pabrik untuk hidup sementara para karyawan yang tinggal disana.

Mereka menjadikan kontrakan itu adalah tempat sementara sebelum nantinya mereka akan pulang ke rumah-rumah mereka ketika libur di akhir pekan. Apalagi, kerja shift yang menuntut mereka mendapatkan jadwal kerja yang tidak menentu, bahkan bisa mendapatkan jadwal kerja malam hingga pagi tiba.

Membuat hidup dikontrakan adalah solusi yang pas bagi mereka semua.

Kini, salah satu dari karyawan tersebut tampak sedang berjalan ke arah kontrakan dengan kondisi yang lelah dan capek karena shift keduanya yang berlangsung dari jam dua siang hingga jam sepuluh malam. Dia berjalan dengan setengah mengantuk sambil membawa satu buah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ubie Aqeela
ka. klo abis kutukan leluhur cerita nya apa lagi selain kampung halimun sama harusnya ikut mati. semua nya udah aku baca ... tolong cerita yg kebih seru lagi dong ka .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 251-EMPAT PASANG MATA

    Apa yang terjadi denganku, tampaknya membuat Gunung Sepuh semakin riuh. Terutama bagi para makhluk yang seringkali bersinggungan denganku pada saat itu. Semakin lama, semakin banyak makhluk yang berkumpul untuk melihatku di dalam gunung. Mata-mata merah yang menyala dalam kegelapan malam semakin terlihat dengan sangat jelas meskipun dari kejauhan. Mereka menyeringai, tertawa, bahkan mencoba mencemoohku atas apa yang aku lakukan disana. Mereka terlihat sangat heboh seperti sedang melihat pertarungan judi ayam yang sering dilakukan oleh para manusia pada saat itu. Apalagi aku yang kini melawan Buta Langkir tampak sangat kesusahan, dan berusaha sekuat tenaga agar aku bisa menumbangkannya pada saat itu. “Gusti!” Nyi Laras yang masih berdiri di belakang Kala terlihat lebih khawatir dari sebelumnya, dia tahu betul perjanjian antara tuannya dengan Ki Wisesa yang sudah terjadi beberapa puluh tahun yang lalu. Sesuatu yang sangat dijaga oleh tuannya, sebuah perjanjian yang membuat para makhl

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 252-BALA BANTUAN

    Aku yang bisa leluasa bertarung dengan ketiga makhluk yang tadi, rupanya berbanding terbalik dengan Sima. Dia merasa kewalahan ketika menghalau benda-benda pusaka dan asap hitam yang berisi banaspati yang berusaha menyantet orang-orang yang ada di dalam rumah. Menjaga para manusia rupanya lebih sulit dari yang diperkirakan, Sima yang harus menjaga tuannya, dia rela mengorbankan tubuhnya agar para makhluk itu tidak mendekati manusia yang dipercayakan untuk dia jaga. Baju hitamnya yang panjang kini terlihat terbakar, sisa-sisa api berwarna merah yang membekas di bajunya terlihat dengan jelas dari kejauhan. Setengah wajahnya terlihat terbakar hebat, bahkan rambutnya yang putih pun kini menghitam karena luka bakar yang dia derita. Belum lagi luka sayatan dari benda-benda pusaka yang dengan gampangnya bisa menggores tubuhnya karena benda pusaka itu di khususkan untuk bisa melukai para makhluk atas perintah dari manusia yang memerintahnya. Namun, Sima tidak gentar, meskipun dia sudah be

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 253-KELERENG

    Kembali beberapa waktu yang lalu, dimana matahari sedang terbenam dengan indah melewati cakrawala yang luas di ujung lautan sana.Terlihat, dua orang sedang berhadap-hadapan. Mereka sedang berdebat akan sesuatu yang menyangkut tentang salah satu anaknya yang sudah mereka anggap sebagai anak mereka berdua.“A Uki, sudah hampir sepuluh tahun A Uki tinggal disini, setiap sore menjelang malam A Uki seringkali duduk dan bertapa menghadap laut.”“Apakah A Uki ingin mempelajari lagi keilmuan dari keluarga kita?” Kata Mang Ba'a yang kini menemani sang kakak yang hampir sepuluh tahun menghilang dan menyepi di rumah sang adik yang ada di selatan.“Aku tahu A Uki masih marah, karena aku juga yang mengizinkan Esih untuk menikah dengan Amat.”“Namun, Esih terlihat bahagia sekarang, apalagi malam ini dia akan melahirkan seorang anak, yang secara otomatis akan membuat A Uki menjadi kakek.”“Kali ini aku datang ke A Uki, karena mungkin ada sesuatu yang diluar kendali mereka pada malam ini.”“Dan aku

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 254-MEMUKUL MUNDUR

    Tampaknya, pertarungan Buta Langkir dan aku belum mencapai babak akhir, aku sendiri belum bisa menjatuhkan makhluk besar itu dengan kekuatanku pada saat ini.Meskipun, aku sudah bisa membuat salah satu tangannya putus, namun dia masih bisa bertahan dan tetap berdiri tegak tanpa pernah bisa terjatuh ke tanah. Bukannya aku tidak ingin mengeluarkan kekuatanku sepenuhnya, namun aku harus bisa menghemat semua tenagaku karena selain dirinya ada dua makhluk lain yang sama kuatnya di dekat portal.Mereka berdua masih terdiam, dengan wajah-wajahnya yang menyeramkan, mereka hanya menunggu giliran tanpa sekalipun mengganggu pertarunganku dengan Buta Langkir yang masih berdiri tegak di hadapanku.Hah, hah, hahNafasku semakin lama semakin berat, aku tidak bisa terus-menerus seperti ini. Aku mencoba menahan kekuatanku, namun hal itu tidak bisa aku lakukan terus-menerus, karena semakin lama aku berdiam diri disini maka energiku semakin terkuras habis.Tampaknya, Buta Langkir pun terlihat sama, dia

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 255-MUNCUL

    Lampu lima watt yang menerangi rumahku kini menjadi saksi bisu, atas perjuangan Esih ketika sedang melakukan proses persalinan yang baru dia rasakan untuk pertama kalinya.Esih yang kini memakai baju kebaya dengan jaket yang tebal serta kain jarik yang menutupi kedua kakinya dengan darah yang mengucur di sana, membuat suasana di dalam rumahku menjadi sangat tegang.Esih dengan cekatan mengatur nafas, kelahiran bayi pertama kami pada saat ini terlihat sangatlah susah.Bu Sonah yang menjadi Paraji (dukun bayi) tampaknya sangat kewalahan. Begitu pula dengan Bu Lela yang membantunya di belakang, bahkan Bu Lela pun sampai menekan perut Esih agar bayi yang ada di dalam kandungannya bisa keluar dengan membantu mendorongnya. Bersamaan dengan Esih yang mendorong bayi tersebut dengan segenap kekuatannya yang kini sudah mencapai batasnya.BruaaaaaakkkProses kelahiran mereka pun sedikit terganggu, dengan suara-suara gaduh yang ada diluar sana. Bu Lela yang baru pertama kali mendengar gangguan ya

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 256-TERIAKAN

    Malam itu, Doni yang masih duduk di atas kursinya di dalam villa dengan pintu yang terbuka ke arah luar. Kini mulai resah, karena melihat para dukun suruhannya kini mulai tumbang satu persatu.Dari beberapa orang yang bisa dia bayar untuk membantunya, kini hanya tinggal setengahnya lagi yang masih bertahan. Beberapa dari mereka bahkan bekerja sama untuk memanggil tiga makhluk yang memerlukan pengorbanan manusia agar apa yang sedang mereka kerjakan bisa cepat selesai.Sedangkan sisanya, sudah terkapar dan tidak berdaya, mulutnya mengeluarkan darah segar dengan tubuhnya yang terbanting beberapa meter dari tempatnya setelah makhluk suruhannya tiba-tiba lenyap dan menghilang, sehingga hal itu bisa membuat luka di dalam bagi tubuhnya sendiri.Memang, inilah pertarungan antara dua orang yang mempunyai sebuah keilmuan, mereka hanya terlihat seperti seseorang yang sedang silat apabila mata kita tidak bisa melihat apa yang sedang mereka lakukan.Tapi, bagi orang yang bisa melihat hal-hal gaib,

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 257-IKUT CAMPUR

    Apa yang terjadi di dalam rumahku, sepertinya membuat semua orang yang mengetahuinya tidak bisa tertidur pulas pada malam ini. Bagaimana tidak, suara-suara gaduh dan dentuman-dentuman yang terjadi di depan rumah, membuat mereka tidak bisa tidur dengan nyenyak, terutama bagi para warga Kampung Sepuh yang pada malam itu mengetahui tentang apa yang sedang terjadi di dalam rumahku sekarang. Parman, Rusdi, Asep bahkan para warga yang lainnya terlihat masih berjaga di ruangan tengah rumahnya. Dengan lampu lima watt yang menyala di atas rumahnya, mereka menunggu dan menunggu tanpa sekalipun memejamkan mata. Menunggu sebuah kabar baik atau sebuah kabar buruk yang akan mereka terima, di depan sebuah pintu dan jendela yang tertutup rapat pada saat itu. Darman juga sepertinya merasakan hal yang sama, hidup bertahun-tahun di kota membuatnya kini terlihat lebih khawatir. Karena hal-hal seperti ini sudah jarang dia temui di kota-kota besar. “Man, kamu mendingan tidur aja duluan, biar Bapak yang

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 258-HARGA DIRI

    Plak, Plak,Di tengah-tengah ruangan di villa, terlihat dengan samar-samar Pak Uki yang sedang menampar Doni beberapa kali di tengah malam. Lampu yang awalnya padam kini mendadak menyala kembali, meskipun kini lampu tersebut tampak redup sehingga memberikan kesan yang penuh kesuraman atas apa yang terjadi kepada Doni saat ini.“Kadieu maneh! (Kesini kamu!)”Pak Uki dengan kasarnya menyeret Doni dari tempat dia bersembunyi, dia terus-menerus menampar Doni dengan sekuat tenaga atas apa yang dia lakukan kepada keluarganya, sehingga membuat kegaduhan di Kampung Sepuh pada saat ini.Salah satu tangannya menjambak rambutnya dan menyeretnya ke ruangan tengah, lalu ketika sampai disana, Pak Uki mulai menginjak-injak tubuh Doni tanpa ampun.“Aku gak akan memakai keilmuan ku untukmu, manusia biasa harus diberi pelajaran dengan cara manusia biasa juga, sedangkan manusia-manusia seperti mereka yang ada di luar, harus diberi pelajaran sesuai dengan keilmuan mereka.”PlakBeberapa kali tamparan ker

Bab terbaru

  • KUTUKAN LELUHUR   Extra bab-TAMAT

    Pemakaman Kampung Sepuh kini lebih ramai daripada biasa, meskipun sekarang sudah masuk hari kedua lebaran di tahun 2022. Namun masih banyak orang-orang yang berdatangan dan berziarah ke makam keluarga dan teman mereka di kampung ini. Kampung Sepuh yang awalnya sepi tiba-tiba mendadak ramai, para warga yang bekerja di kota-kota besar kini kembali pulang untuk menikmati suasana lebaran yang kini lebih bebas dari dua tahun sebelumnya, sehingga para warga yang dulu tidak bisa mudik akibat pandemi kini bisa pulang ke rumah dan berkumpul kembali dengan keluarga mereka yang menunggunya di kampung. Sedangkan aku (penulis), kini sedang duduk di samping makam Bu Esih, Pak Amat, juga Pak Darsa dan leluhurnya di pemakaman Kampung Sepuh. Ku lihat pula beringin yang di dalam cerita Warung Tengah Malam terbakar habis kini sudah mulai tumbuh daun-daun baru, dan mungkin saja beberapa tahun lagi beringin yang ada di pemakaman itu sudah kembali tumbuh dan rindang seperti sedia kala. “Oh jadi begitu Ma

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 283-WARUNG TENGAH MALAM

    Beberapa kali aku mengalami kejadian yang seperti ini, batuk-batuk dan muntah darah, lalu dibarengi oleh mata yang berkunang-kunang dan akhirnya aku terjatuh dan tidak sadarkan diri di tanah.Tubuhku semakin menua, staminaku tidak lagi seperti dulu, mungkin inilah kekurangan dari manusia. Mereka tidak bisa mempertahankan stamina ketika umurnya sudah semakin tua. Sehingga, sehebat apapun mereka, tetap saja apabila stamina mereka di kuras habis maka akan ambruk juga.Esih yang curiga dengan keadaanku kini semakin khawatir akan keadaanku menyarankan aku untuk tidak terus-menerus mencari jawaban dari misteri ini ke Gunung Sepuh.Namun, meskipun aku sudah melepas Ujang untuk tinggal di kota besar dan tidak mengharapkan dia pulang kembali ke Kampung Sepuh ini. Tetap saja, rasa khawatir akan kutukan ini masih saja memenuhi pikiranku pada saat itu.Meskipun kondisiku semakin melemah, tapi aku tidak putus asa. Apalagi kini aku mempunyai teman sekaligus sahabat, yaitu Aki Karma. Pemimpin sebuah

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 282-BEKERJA KERAS

    Tak terasa, obrolan yang terjadi di warung itu kini aku simpan dalam pikiranku. Rasa ingin menyelesaikan sesuatu yang seharusnya aku selesaikan dengan segera akhirnya membuatku semakin memaksakan diriku untuk masuk ke dalam Gunung Sepuh di setiap harinya. Bahkan saking seringnya, ketika ada tamu yang meminta bantuan untuk permasalahan yang dia miliki, dia harus menungguku pulang terlebih dahulu atau nanti aku akan mendatangi rumahnya ketika mereka tidak menemukanku di warung atau dirumah pada saat itu. Hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun tak terasa aku lewati. Aku sudah mencoba berbagai cara, bahkan kini warung seringkali aku tinggalkan dan ketika aku pulang ketika pagi tiba, aku melihat warung tampak berantakan, karena mungkin para makhluk yang datang tidak menemukan ku di dalam warung untuk aku layani pada malam itu. Aku yang kini lebih bisa menerima para makhluk yang ada tinggal di luar Gunung Sepuh, aku seringkali bertanya kepada mereka tentang situasi Gunu

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 281-SEKOLAH

    Ujang, anak yang aku sayangi rupanya tumbuh dengan sehat dan kuat. Aku dan Esih sepakat untuk tidak memberitahu kepadanya tentang warung ini yang sebenarnya.Dia yang selalu bertanya setiap malam ketika dirinya tidak boleh ke warung ketika malam tiba, dan pertanyaan itu dijawab oleh Esih bahwa aku yang menjaga warung setiap malam harus berjuang keras untuk bisa menyekolahkan dirinya sehingga membuka warung di pagi dan siang hari pun tidaklah cukup untuk bisa menyekolahkan dia ke jenjang yang lebih tinggi.Apalagi, ketika malam tiba, Esih seringkali memberikan cerita pengantar tidur, mencoba memberinya cerita-cerita seram seperti tentang tuyul, genderuwo, pocong, kuntilanak, juga para makhluk-makhluk yang seringkali menculik manusia, ketika Ujang masih belum tidur di dalam rumah meskipun malam sudah larut.Esih tahu, bukannya dia menakut-nakuti Ujang, tapi Esih sengaja memberikan cerita itu agar Ujang bisa tertidur dan tidak menanyakan lagi tentang kondisi warung serta kejanggalan-keja

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 280-GELANG

    Malam ini, aku sengaja keluar meninggalkan warung dan membiarkannya tampak kosong. Aku sudah tidak tahu terakhir kali aku meninggalkan warung. Terakhir kali aku meninggalkan warung, ketika Wawan menghilang di persawahan ketika sedang bermain dengan teman-temannya, dan akhirnya aku menemukan tubuhnya yang tampak sedang di asuh oleh salah satu makhluk yang bernama kalong wewe yang menganggap Wawan adalah anaknya. Aku berusaha mengambilnya kembali, meskipun perjuangan tampak tidak mudah, karena aku harus melewati Leuwi Jurig yang dipenuhi oleh makhluk yang bernama lulun samak ketika malam tiba. Meskipun begitu, akhirnya Wawan selamat. Aku menggendongnya ke Kampung Sepuh tepat ketika pagi menjelang, ketika para kelelawar kembali ke Gunung Sepuh untuk beristirahat dan mentari pagi dengan sinarnya yang merah ke kuning-kuningan muncul di belakang Gunung Sepuh yang menjulang di pagi itu. Kini, aku kembali keluar. Mencoba sesuatu yang mungkin saja bisa membantuku untuk mencari keberadaan ma

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 279-BERTAHAN

    Kehidupan Kampung Sepuh akhirnya berjalan kembali seperti biasa, para warga kembali ke ladang dan sawahnya setiap pagi, dan akan mampir ke warung untuk mengobrol dan bercengkrama tentang apa yang terjadi di hari itu, pada sore harinya sepulang dari ladang dan sawah. Banyak hal yang mereka ceritakan, tentang kejadian-kejadian yang ada di sekitar mereka, tentang berita-berita politik yang susah sekali sampai ke tempat mereka, juga tentang gosip-gosip yang ada di sekitar mereka. Rokok dan kopi serta jajanan dan cemilan-cemilan menemani mereka ketika berkumpul di depan warung di sore itu. Rusdi, Darman , Parman, juga warga lainnya berkumpul dan saling bercengkrama satu sama lain. Sebuah hal yang jarang terjadi di kota-kota besar menurut Darman. Darman yang kembali lagi setelah bertahun-tahun tinggal di kota kini merasakan kembali kehangatan warga Kampung Sepuh yang masih akrab dengannya, Darman pun seringkali membicarakan situasi politik pada saat itu yang kacau balau, banyak pabrik ya

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 278-PUAS

    Rasa dingin yang menusuk kulit kini aku rasakan kembali di depan warung yang sangat sunyi dan sepi ini, kejadian yang terjadi dalam seminggu yang lalu membuatku banyak berpikir tentang apa yang aku hadapi di dalam Gunung Sepuh yang gelap itu. Fuhhhhhhhh Asap tebal mengepul keluar dari mulutku, aku yang kembali beraktifitas seperti biasa kini duduk di depan warung seperti biasa. Menikmati suasana malam yang ada di depan warung ini sambil menghisap rokok kretek yang menjadi teman satu-satunya bagiku di setiap malamnya. Aku kembali banyak melamun atas kejadian yang menimpaku pada saat itu, keilmuan yang aku pelajari dan aku asah, rupanya masih belum cukup untuk menjaga keluargaku, bahkan untuk menjaga Kampung Sepuh yang sudah dipercayakan oleh leluhurku sewaktu dia mendapatkan kutukan ini. Apalagi, dibalik rasa senang dan haru ketika Ujang lahir di dunia ini, ada rasa khawatir yang semakin lama semakin besar, rasa yang muncul apabila dia harus menjadi seseorang yang sepertiku, terkeka

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 272-BUKAN MIMPI

    “Enggak, enggak, enggak, kamu bukan manusia, kamu bukan karyawanku!”“Mana karyawanku semua, karyawan yang shift malam yang seharusnya bekerja di tempat ini sekarang?”Doni benar-benar panik karena di depannya terlihat sebuah sosok yang tidak dia kenali, wajahnya yang tampak hancur kini terlihat jelas ketika cahaya dari korek apinya menyinari dirinya dari dekat.Doni beberapa kali berteriak memanggil karyawan yang seharusnya bekerja di shift malam pada malam ini, tubuhnya yang awalnya tidak bergerak kini mendadak kaku sehingga dia tidak melarikan diri dan keluar dari ruangan produksi tersebut.“Kenapa, Bapak tidak mengakui kami sebagai karyawan lagi?” Kata sosok itu yang kini tersenyum dengan giginya yang hancur dan menyisakan beberapa gigi yang masih tersisa di dalam wajahnya yang remuk dan tidak berbentuk itu.“Bapak tidak ingat, aku adalah orang yang terkena mesin ini Pak sehingga wajahku hancur, aku seperti didorong oleh sesuatu yang membuat kepalaku terkena mesin press dan mening

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 271-PABRIK

    Sudah beberapa hari ini, Doni termenung di meja kerjanya, surat-surat resign yang dia terima dari bagian HRD pabriknya kini berserakan di mejanya.Semenjak kejadian itu, karyawan Doni banyak sekali yang mengundurkan diri, tidak hanya karyawan produksi yang selama ini mengawasi mesin-mesin besar untuk pabriknya, namun banyak juga staf-staf di divisi tertentu yang tiba-tiba resign dengan berbagai alasan.Meja Doni kini tampak berantakan, kertas-kertas coretan yang bertumpuk dengan file-file berkas tentang laporan penjualan yang kini menurun akibat kekurangan staf dan pekerja kini memenuhi sebagian meja kerjanya pada saat itu.Alat-alat tulis yang awalnya rapi pun kini berserakan tidak karuan, Doni yang awalnya menyukai kerapihan dan kesempurnaan kini mendadak tidak peduli dengan ruangan kerjanya sendiri. Bahkan, dia lebih banyak termenung sekarang, menyesali semua perbuatannya yang dia lakukan beberapa hari yang lalu.Jujur, dia bukan menyesal karena dia melakukan hal itu, namun dia men

DMCA.com Protection Status