Kemana lagi si amat? Vote dan komen ya, biar ramai hehe terima kasih
“Kang Amat.... Kang, Kang Amat! ” Kata Bagja yang sedang mencari ku pada saat itu. Mereka kini terlihat sangat kelelahan, wajah-wajah kusut dan kusam kini terlihat jelas ketika mereka berjalan mencariku kembali ke dalam hutan. Wajah yang merasa putus asa akan semua kejadian yang membuat mereka sangat frustasi dan ketakutan setengah mati atas kejadian yang mereka alami semalaman, membuat mereka hanya bisa berharap bahwa semua kejadian ini akan cepat berakhir, dan ketika semuanya ini selesai. Mereka berharap semuanya akan berakhir dengan baik. Meskipun, kini jiwa Iceu yang tadi dia bawa dengan paksa olehku. Kini tidak terlihat lagi oleh mereka semua ketika mereka sudah keluar dari tempat Nyi Mayang Sari dengan susah payah. Bahkan, tubuhku, yang seharusnya mereka jaga. Kini menghilang di dalam kegelapan malam Gunung Sepuh yang membuat mereka harus berbalik melewati jalanan setapak yang sudah mereka lalui sebelum sampai ke tempat ini. “Pokoknya, kita harus mencari Amat, minimal kita h
Malam masih menutupi langit, bintang-bintang masih berhamburan di angkasa, juga sinar bulan purnama masih menyinari malam yang tampak gaduh oleh sesuatu, sesuatu yang membuat beberapa orang kini tampak berlari dari dalam Gunung Sepuh dengan sekuat tenaga. Semuanya kini tampak lemas, dengan semua wajah-wajahnya yang sangat kusut, dan rambut yang berantakan. Keringat-keringat mereka mengucur deras bagai air hujan pada malam itu, juga dengan suara nafas yang berat yang terdengar dari paru-paru mereka ketika mereka sedang berlari keluar hutan. Tampak, ada sedikit senyum dari wajah mereka, senyuman dari apa yang sudah mereka lalui ketika berada di hutan Gunung Sepuh, yang membuat hal itu akan menjadi kenangan buruk setiap kali mereka mengingat kejadian tersebut. Karena, mereka tidak menyangka, Gunung Sepuh yang mereka kenal hanya dari mitos-mitos dan cerita-cerita masyarakat tentang semua keangkeran yang ada di dalamnya, kini mereka rasakan. Dan hal itu membuat mereka hingga seperti ini,
Setelah malam panjang yang menghiasi Kampung Sepuh dan kampung-kampung di sekitarnya, dengan kejadian yang tak mungkin bisa dilupakan oleh sebagian orang. Akhirnya, cahaya kemerah-merahan muncul di ufuk timur secara perlahan, sebuah cahaya yang menerangi langit dan menutup sinar-sinar dari bulan dan bintang yang menerangi kampung sepanjang malam. Terlihat awan hitam yang menutupi langit di Gunung Sepuh perlahan pudar, sinar matahari yang begitu kuat di pagi itu, mencoba mengusir keheningan malam dengan sinarnya yang menghangatkan. Kokok ayam di pagi hari terdengar, bersamaan dengan suara dari burung-burung pagi yang saling bersahutan satu sama lain. Membuat sebuah irama yang merdu dan menyejukan hati bagi siapa saja yang mendengarnya pada pagi itu. Hawa dingin yang menusuk kulit kini terasa hangat secara perlahan, bahkan kita bisa melihatnya dengan nafas yang terlihat seperti kepulan asap ketika dihembuskan keluar di pagi itu. Rumah-rumah di Kampung Sepuh yang awalnya hening kini
Kampung Parigi kini ramai kembali, setelah beberapa hari kemarin kampung mereka dilanda ketakutan yang mendalam selama beberapa malam. Kini mereka kembali berbondong-bondong ke rumah Bagja, melihat proses pengangkatan jenazah Iceu yang sudah beberapa hari terkubur.Mereka kembali memadati kebun-kebun yang berada di sekitar rumah Bagja dan Iceu, mereka berkerumun dan satu sama lain berbicara tentang apa yang terjadi pada hari itu.Banyak obrolan-obrolan yang menyudutkan Iceu, ketidaksukaan mereka kepada Iceu yang seringkali membuat para suami mereka tergoda ketika Iceu melintas di depan rumah-rumah mereka, membuatnya tak habis untuk dibicarakan, bahkan ketika dirinya sudah meninggal, karena sebuah keputusan yang berkaitan dengan sesuatu yang dia lakukan di Gunung Sepuh.Wajar, Nyi Mayang Sari memasuki tubuh Iceu dan bergentayangan di Kampung Parigi ini ketika dia meninggal. Karena sakit hatinya Iceu terhadap para warga yang seringkali berbicara tentang dirinya.Mau bagaimanapun hal it
Tak terasa, kasus Iceu yang semula menghebohkan kedua kampung, yaitu Kampung Parigi dan Kampung Sepuh, kini sudah satu tahun terlewati.Iceu mulai sedikit terlupakan oleh para warga Kampung Parigi, apalagi rumah yang Bagja bangun kini dirobohkan kembali menjadi kebun. Karena selama rumah itu masih berdiri disana, para warga masih menganggap Iceu bergentayangan di rumah itu sehingga mereka tidak mau melintas ketika ke sawah dan ke ladang.Semua jejak-jejak tentang Iceu dan Bagja sengaja dihapus, rumah mereka sengaja dia hancurkan, dan kini sudah menjadi kebun jambu, bahkan Bagja pun kini merantau kembali ke kota. Bekerja kembali di pabrik dengan Darman dan Rusdi yang kini sudah hampir satu tahun lamanya menetap di kota.Darman dan Rusdi rupanya baru mengetahui bahwa Iceu adalah istri dari Bagja yang kini menjadi junior di tempat kerjanya, mereka berdua awalnya tidak menyangka, Bagja yang seorang preman sekolah, bisa mendapatkan wanita yang cantik jelita di angkatannya, ya meskipun hubu
Sebuah malam yang panjang, biasanya seringkali membuat kita tertutup oleh kegelapan yang tidak bisa kita hindari pada saat itu. Seperti yang aku lakukan kini, aku tiba-tiba berdiri di tengah jalan depan warung, melihat warung yang kini tampak berbeda.Ada sebuah cahaya putih yang menyala di langit-langit warung, sebuah cahaya yang tampak terang dengan kabel yang menjulur ke arah rumah, dan menyambung kembali ke arah tiang-tiang yang berjejer di depan jalan.Warung yang awalnya aku tempati kini tampak sangat kokoh, kayu-kayu hutan yang awalnya menjadi dinding dari warung itu kini telah berganti dengan papan kayu yang halus, juga dengan banyaknya poster-poster dagangan yang menempel di depan warung tersebut.Kini, Kampung Sepuh tidak segelap dulu, cahaya-cahaya kecil berwarna kuning mewarnai Kampung Sepuh sehingga tampak terang. Meskipun, tetap saja, Kampung Sepuh terasa sangat sepi, karena tidak ada satupun manusia yang keluar rumah.“Ini adalah Kampung Sepuh,” Pikirku.“Kok rasanya be
Perkotaan seringkali menjadi magnet bagi beberapa pendatang yang berasal dari kampung, mereka semua yang datang ke kota mempunyai sebuah mimpi, mimpi untuk hidup lebih baik dari sebelumnya.Mereka rela berjalan berpuluh-puluh kilometer, naik angkutan kota dengan waktu yang berjam-jam lamanya. Semata-mata untuk bisa mencari pekerjaan di kota.Mereka yakin, perkotaan adalah surga bagi mereka, rumah-rumah mewah, dengan segala fasilitas yang gampang untuk di akses, juga standar kehidupan yang tinggi menjadi alasan mereka untuk mencari peruntungan di kota.Apalagi, dengan banyak pabrik-pabrik yang kini berdiri di daerah Kabupaten Bandung di tahun tersebut. Membuat semua orang berbondong-bondong pergi meninggalkan kampung halamannya dan mencari peruntungan di sana.Bahkan, saking banyaknya pabrik yang muncul dan beroperasi di tahun tersebut, ada salah satu tempat di Kabupaten Bandung yang disebut dengan Kota Dollar, kota yang berisi pabrik-pabrik yang berjejer, memproduksi barang-barang bra
Pesugihan, tidak hanya sekedar melakukan ritual kepada para makhluk dan nantinya para makhluk tersebut akan membantu kita untuk mencapai kekayaan dan kejayaan, seperti halnya para makhluk-makhluk di Gunung Sepuh, yang seringkali melakukan hal yang menyesatkan manusia agar mereka bisa mengikat dan mengambil jiwanya ketika sudah kita meninggal dalam keadaan yang sangat menyiksa.Ada juga cara-cara yang lain, cara-cara yang tentang sebuah pertukaran suatu benda ataupun barang yang nantinya benda tersebut akan menjadi sebuah benda yang bertuah, sebuah benda biasa yang dianggap magis, dan bisa membuat kita kaya secara perlahan.Seperti layaknya Iceu, yang ditanami susuk oleh Nyi Mayang Sari agar dia bisa lebih cantik dan mempesona dari biasanya, lebih menggoda, dan suaranya lebih merdu dari biasanya.Mereka biasanya tidak akan sadar akan hal itu untuk pertama kali, hingga setelah beberapa lama mereka memakai benda itu, mereka akan mengetahui bahwa ada yang berbeda dalam diri mereka, bahkan