Share

Bab 6

Author: Pena_kinan
last update Last Updated: 2023-01-05 13:18:09

Kehilangan arah

Rendi tertunduk. Matanya mengembun, dia tidak pernah mengira jika kata talak benar-benar sudah diucapkan. 

Dia harus bisa menerima semuanya. Hidup sendiri tanpa ada orang yang menemani. 

Meskipun pernikahan yang ia bangun masih seumur jagung. Namun dia harus bisa menerima. Jika Clara bersamanya terus bukan hanya Rendi yang akan terluka tapi Clara juga akan terluka. Dia butuh sentuhan butuh nafkah batin. Sedangkan Rendi, dia tidak bisa memberikannya. 

Rendi sudah memikirkan matang-matang keputusannya ini. Selama ini dia cukup pandai mengurus hidupnya sendiri. Jadi jika tidak ada lagi Clara dia sudah bisa menjalani hidupnya seperti biasa.

Meskipun tak pernah ia pungkiri. Dia masih menyimpan cinta itu untuk Clara. Tapi luka yang diberikan wanita itu juga terlalu dalam. Cukup untuk mengubur rasa itu dalam-dalam.

****

"Bu, kamu itu jangan tertipu dengan muka Rendi yang sok lugu itu. Dia memang begitu kok!" ucap Ana sembari memberikan kode pada Clara.

Clara hanya diam dia memainkan sendok makanan yang berada di depannya. Nafsu makannya benar-benar sudah menguar begitu saja.

"Ow, saya pikir. Mbak Clara pergi ninggalin Mas Rendi karena dia nggak bisa ngasih nafkah batin."

Uhuk … uhuk …

Ana tersedak ketika mendengar sang pemilik warung mengatakan alasan kenapa Clara pergi. 

Dia benar-benar tidak pernah menyangka jika tetangganya bisa berpikir demikian. Padahal mereka jarang sekali mengumbar masalah kepada tetangga. 

"Pelan-pelan, Jeng. Kalau toh ucapanku benar. Itu biar menjadi rahasia kita, ya kan Mbak Clara?" Wanita itu mengedipkan satu matanya ke arah Clara. Sedangkan Clara hanya membalas dengan senyuman yang dipaksakan.

"Sudah jadi rahasia umum kali, Jeng! Kalau sebentar lagi ada yang bercerai karena nafkah batin. Ih, jadi perempuan kok gitu amat ya? Padahal dulu pas masih sehat baik-baik. Eh, setelah sakit ketahuan tu belangnya. " Tiba-tiba beberapa tetangga mulai berdatangan.

Clara pura-pura tuli mendengar ucapan dan sindiran para tetangga.

Warung pun semakin ramai.

Ada yang sekedar membeli sabun tapi ada juga yang memutuskan makan di tempat. Benar-benar membuat Ana dan Clara malu dan juga salah tingkah. Dia bingung harus pergi kemana? 

Pemilik warung itu pun akhirnya pergi melayani pembeli. Meskipun masih ada banyak tanya dalam pikirannya. Jelas saja dia selalu mengatakan bahwa Rendi lelaki yang baik. Memang benar, dia saja yang tidak tahu bahwa Clara wanita liar.

Ana hanya bisa menatap netra Clara. Dia memang seperti itu bukan.

Keduanya hingga akhirnya berpamitan. Setelah membayar makanan yang ada di depan mereka.

Lantas menyeret koper pergi meninggalkan warung tersebut yang cukup ramai pembeli.

"Kamu telpon pacarmu itu sekarang! Mau tidur dimana kita malam ini? Ibu nggak mau kita tidur di jalanan ya!" Ana murka dengan anak semata wayangnya. Meskipun tadi dia berkata ingin keluar rumah segera tapi tak ia pikirkan kemana malam ini mereka akan tidur.

"Gara-gara Ibu kita harus diusir sama Mas Rendi. Seharusnya kita baik-baik dulu. Setelah aku bisa membawa sertifikat rumah dan aset lainnya baru kita pergi!"

"Halah, kelamaan. Ibu sudah muak dengan lelaki Caca* itu. Sombongnya kebangetan. Ibu nggak suka!"

"Yang sombong tu Ibu bukan Mas Rendi!"

"Ow, jadi kamu nyesel pergi dari rumah itu sama Ibu?"

"Ya nggak gitu juga, tapi kan kita bisa menyusun rencana tho, Bu. Gimana kedepannya, nggak kek gini. Berantakan!"

"Jadi kamu mau nyalahin Ibu begitu?!"

Clara menculas, dia gak ingin lagi berdebat dengan wanita yang sudah melahirkannya itu. Dia akan terus disalahkan, meskipun tidak semua salah Clara.

Akhirnya mobil lelaki tua itu datang. Menghampiri mereka dan membawa mereka pergi dari komplek itu. 

Sepanjang perjalanan Clara hanya diam. Dia menatap jauh keluar jendela. Dia tidak menyangka akan secepat ini bercerai dengan Rendi.

"Aku harus bagaimana? Agar bisa masuk kedalam rumah itu lagi?" ucap Clara dalam hati. 

***

Rania terus memeluk anaknya. Tidak mungkin dia tega membiarkan anaknya kelaparan. Tapi bagaimana dia bisa membeli makanan? Uang satu sen pun dia tak punya.

Setelah Salsa terlelap dia menidurkannya di kamar. Lalu dengan menguatkan hati dia memberanikan diri pergi ke warung yang tak jauh dari rumahnya. 

Meminta belas kasih agar diperbolehkan berhutang beras. Namun naas sang pemilik warung tidak mengizinkan Rania berhutang. Masih banyak hutang yang belum dibayar olehnya. 

Rania pulang dengan kekecewaan. Tubuhnya ia hempaskan di kursi teras depan rumah. Berdoa agar sang pemberi hidup mengirimkan bantuannya padanya. 

Doanya terkabul, dia melihat sang pemilik warung berjalan menghampiri. Membawakan satu karung beras. Dan juga mengatakan bahwa hutang-hutangnya sudah lunas. Rania bahagia meski dia harus mengesampingkan malu.

Tak henti-hentinya dia mengucap syukur. Berdoa agar sang pemurah hati itu selalu dilimpahkan kebahagiaan dan keselamatan.

Rania berniat mengucapkan terima kasih. Namun sayang kedatangannya di waktu yang tidak tepat.

Dia dituduh selingkuh dengan Rendi padahal dia baru saja mengenal Rendi. Tidak masuk akal bukan. Tapi tak pernah Rania masukan dalam hati. Karena dia yakin jika Rendi baik

Rania pulang dengan membawa Salsa. Memeluknya dan mendekapnya erat. Disaat-saat seperti ini dia merindukan suaminya. Suami yang begitu dicintai. Mereka berpisah karena maut, karena Allah yang telah memisahkan mereka. 

"Mbak Sulis? Kok ada disini?" Kakak ipar Rania datang. Dia sudah duduk di kursi teras. 

"Mana uang yang diberikan ibu pada kamu!" Rania tak menyangka jika kedatangan Sulis hanya karena uang semata. Bukan karena ingin melihat keadaan dirinya dan Salsa.

"Uang itu tidak ada, Mbak."

"Jangan bohong kamu! Kamu pikir aku tidak tahu, kalau Ibu memberikan uang padamu untuk menghidupi Salsa? Mana sini uangnya!"

"Nggak ada, Mbak. Lagian Mbak Sulis tidak malu meminta uang pada janda sepertiku? Bagaimana reaksi Ibu jika dia tahu Mbak Sulis ke sini?!"

"Kenapa? Kamu mau ngadu? Kamu mau ngadu sama dia?"

Tiba-tiba Salsa menangis ketika mendengar Mbak Sulis berbicara sedikit keras. Iparnya satu ini memang tidak tahu malu. Meminta uang dengan seorang perempuan yang sudah tak memiliki suami, dan bertambah miris jika status mereka hanyalah Ipar saja. 

"Kamu harus cepet-cepet nikah biar hidupmu nggak berantakan seperti ini!" ucap Sulis sembari meninggalkan Rania yang mencoba menenangkan Salsa. Netranya terus saja melihat kepergian Sulis. 

Jika dia harus memilih dia juga ingin suaminya tetap hidup.

Dia sangat mencintai Putra, suami yang sudah pergi terlebih dahulu menghadap sang pencipta.

Tapi Tuhan mempunyai alasan, memberi takdir yang tidak pernah diketahui seperti apa. Yang pasti Rania yakin jika dia akan mendapatkan pengganti yang lebih baik lagi. 

Kring … kring

Benda pipih yang sudah lama tak berbunyi itu akhirnya bersuara juga. Segera ia menjawab telepon dari nomor tak dikenalnya.

Seseorang memberikan Rania sebuah pekerjaan. Dengan senang hati dia menerimanya. 

Related chapters

  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 7

    Putus AsaIni malam pertama bagi Rendi tanpa Clara tanpa Ana. Dia benar-benar sendiri. Benar-benar merasakan sepi. Rendi kembali menatap kakinya. Dia benar-benar putus asa. Tanpa ada satu orang pun yang menguatkannya. Lelaki itu malam ini begitu lemah. Hingga dia berpasrah kepada Allah. Mencurahkan segala gundah dalam hati. Meminta diberikan kekuatan dan juga kesabaran.Rendi duduk termenung di sisi Ranjang. Dia benar-benar berusaha keras melakukan semuanya sendiri. Meskipun baginya begitu luar biasa sulitnya.Bayangan Clara sekelebat terbesit dalam pikirannya. Clara yang cantik, anggun dan juga cerdas. Dia wanita yang mengagumkan. Hingga akhirnya Rendi jatuh hati pada wanita itu.Dulu dia berharap Clara adalah wanita terakhir untuknya. Wanita terbaik dan juga wanita tercantik yang ia miliki. Namun sayang, takdir membuat Clara berkhianat. Ketika Rendi tak lagi bisa memberi nafkah batin.Kini takdir benar-benar berjalan. Takdir yang akan memisahkan mereka. Tak pernah ada rencana maupun

    Last Updated : 2023-01-05
  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 8

    Rania menyelesaikan tugasnya di depan rumah. Kini dia berniat mencuci baju di halaman belakang. Satu persatu baju dia pisah lalu ia masukan dalam mesin cuci. Sesekali matanya melirik di celah-celah pagar besi yang menjadi pembatas antara rumah Bu Husen dengan Rendi. Entah mengapa perasaannya selalu tertuju pada rumah orang baik yang sudah membantunya tempo hari. Matanya membulat sempurna karena mendapati sosok yang ia cari sedang menangis sesenggukan. Rania kembali menajamkan indera penglihatannya agar bisa jelas melihat Rendi sedang melakukan apa? Mata Rania memindai, melihat tangan Rendi sedang memegang sebotol obat nyamuk. "Astagfirullahaladzim, Mas … Mas Rendi, mau ngapain?" Rania menggedor-gedor pagar besi. Berharap Rendi mau merespon panggilannya. Namun sayang, Rendi masih fokus dengan barang ditangan. Seperti kehilangan arah, lelaki itu kembali menangis tersedu-sedu. Padahal semalam dia sudah mencurahkan isi hatinya pada Tuhan. "Ya Allah, Mas Rendi. Istighfar," teriak

    Last Updated : 2023-01-05
  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 9

    Kejutan besar"Lihat, Pak RT. Mereka sedang berzina. Jangan buang-buang waktu. Kita arak saja, seperti kebanyakan pelaku zina yang sudah tertangkap basah. Daripada nanti mereka kabur!" tutur Clara dengan nada bicara menggebu-gebu. Wanita itu benar-benar lupa, lelaki yang dia fitnah baru saja adalah suaminya sendiri. "Sabar … sabar, Mbak Clara. Semua bisa dibicarakan baik-baik, kita akan mengambil keputusan jika semua sudah jelas.""Lho Pak RT ini bagaimana? Mereka ini jelas-jelas berzina, nggak bisa dimaafkan. Menjijikan!" sahut Ana dengan lantang. Wanita tua itu berusaha mengompori warga. Namun sayang, tak ada satupun yang mengucapkan sepatah kata. Mereka hanya terdengar saling kasak-kusuk dari belakang."Ayo kita duduk dulu, tolong Pak, Mas Rendi di bantu ke ruang tamu. Kita bicara baik-baik disana." jawab Pak RT dengan penuh ketenangan. Beruntung tadi Pak RT sedang berada di rumah, jika tidak mungkin akan berbeda cerita."Sekarang Mbak Clara silahkan menjelaskan kronologinya. Baga

    Last Updated : 2023-01-08
  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 10

    POV RendiAku masih tidak percaya dengan apa yang akan aku lakukan. Sepertinya aku sudah kehilangan akal. Hingga berniat mengakhiri hidup.Tapi niatku itu urung kulakukan ketika Rania, wanita yang pernah aku tolong malah menghentikannya.Entah dari mana hati wanita itu? Dia rela difitnah untuk menyelamatkan hidupku. Kini kami di sidang oleh Bapak RT maupun warga terdekat. Banyak yang menyayangkan perbuatanku. Tapi mereka tidak tahu apa yang aku rasakan. Mereka hanya melihat sisi dimana aku begitu putus asa.Beruntung para tetangga dan juga Pak RT yakin jika kami tidak melakukan zina. Seperti apa yang dituduhkan Clara pada kami. Dia hanya menuduh tanpa memberi barang bukti. Aku bernafas lega, akhirnya semua pergi dari rumahku. Tapi tidak dengan Clara dan ibu mertua. Mereka masih disini. Mencibir dan juga terus saja menjatuhkan mental. Bayangkan, aku seorang laki-laki yang semula normal menjadi lumpuh alias cacat karena sebuah kecelakaan. Apa kalian tidak bisa merasakan apa yang aku

    Last Updated : 2023-01-08
  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 11

    POV Author"Sah," ucap para saksi lantang dan keras. Pernikahan yang digelar Rendi dan juga Rania begitu sederhana. Hanya ada beberapa warga dan juga kerabat. Itu pun bisa dihitung dengan jari."Ih, paling ini cuma akal-akalan si Rania. Dia kan janda, mana mungkin ada wanita yang mau menikah dengan pria Caca* kek dia," ucap para tetangga dengan sedikit berbisik. Meskipun demikian indera pendengaran Rania masih bisa mendengar dengan jelas."Iya, lagian nggak mungkin kalau dia mau menikah tanpa ehem-ehem. Ye kan?""Ehem-ehem apaan sih, Jeng?""Itu belah duren.""Ow, itu. Kan yang penting dapet duit. Model-model kek Rania kagak tahu aja!"Kasak-kusuk omongan para tetangga terdengar juga di telinga Rendi. Dia masih diam, dia menerima permintaan Rania. Entah karena apa? "Lagian, Jeng. Surat perceraian sama si Mbak Clara kan belum turun. Eh, dah kawin lagi, doyan banget nikah. Emangnya nggak takut kalau dikhianati lagi?" "Namanya juga laki, Jeng. Kayak gak pernah aja! Hahaha." Suara itu t

    Last Updated : 2023-01-08
  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 12

    Kedatangan mertua terdahulu"Kamu dengar sendiri apa kata istriku! Aku ini sudah mempunyai istri baru. Seharusnya kamu menghormati itu. Tapi jika kita berpisah bukannya itu lebih baik buat kamu? Agar bisa leluasa menjalin hubungan dengan pacar tuamu itu?""Aku dah ninggalin dia, Mas. Aku pengen kita rujuk lagi. Seperti dulu, kita akan jalani ini sama-sama." Clara mencoba mendekati Rendi. Namun dengan cepat Rania menghalangi. Wanita itu benar-benar menjaga suaminya agar tak tersentuh oleh tangan calon mantan istri."Mbak Clara telat, Mas Rendi sudah memilih saya. Jadi … Mbak Clara seharusnya nggak mengganggu hubungan kami. Silahkan Mbak Clara pergi! Mbak Clara sudah tahu dimana pintunya kan?" "Pelakor, kamu itu pelakor. Mencuri lelaki dari suami orang!""Saya tidak pernah mencuri. Saya hanya mengambil sesuatu yang gak pernah dianggap olehmu! Saya hanya ingin menjaga lelaki hebat yang kau anggap hina ini!"Clara mencebik lalu pergi meninggalkan Randi maupun Rania. Clara benci akan sika

    Last Updated : 2023-01-11
  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 13

    BAB 13Perhatian RaniaRendi menyesap kopi yang sudah disiapkan istrinya.Sruttt ….Rasa pahit kopi beradu dengan manis gula yang pas. Tak terlalu pahit dan juga tak terlalu manis. Rania memang pintar membuat kopi. Pagi ini Rendi merasakan betul bagaimana diperhatikan istri. Dibuatkan sarapan, dibuatkan kopi. Dan tunggu sedang apa Rania itu? Membawa sebuah pencukur rambut atau pencukur kumis? Ternyata keduanya."Mas, kamu kok nggak rapi sih? Sini biar aku cukur kumis sama jambang kamu yang seksi itu." Rania tersenyum lalu kembali meletakan Salsa di stroller. Mengambil perlengkapan mencukur yang sudah disiapkan."Nggak perlu, sudah jam delapan nanti telat!""Ndak papa, sebentar saja." Rania memaksa. Rania mendorong Rendi sedikit menjauh dari meja makan. Menutupi badan Rendi dengan kain yang dililitkan di leher. Rania benar-benar niat mencukur Rendi. Dia sudah menyiapkan semua alatnya dengan lengkap."Apa yang akan kamu lakukan?""Sudah Mas Rendi diam saja. Nanti pasti tambah ganteng

    Last Updated : 2023-01-11
  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 14

    DilabrakClara segera membuka pintu kontrakannya dengan penasaran. Seketika matanya membulat sempurna melihat sesosok wanita yang tengah berdiri dihadapannya. Dia tahu itu siapa.Plak ….Tamparan cukup keras mendarat di pipi mulus Clara."Wanita mura*an!" ucap wanita yang umurnya sebaya dengan Ana dengan berapi-api. Tangannya mengepal sedangkan rahangnya mengeras. Seluruh giginya gemeretak menahan amarah."Ma-maksud Anda apa?" Ana mencoba bertanya. Meskipun dia tahu wanita ini siapa."He, kamu memang bod*h atau sengaja pura-pura bod*h. Anak perempuanmu ini bermain api dengan suamiku. Bermain api dengan lelaki yang pantasnya dianggap bapak olehnya!" "Maksud Ibu apa? Anda tidak ada bukti ya?" Suara Clara ikut meninggi. Membuat para warga yang tinggal di samping kanan maupun kiri keluar untuk sekedar melihat kerusuhan yang ada. Tak sedikit mereka saling berbisik."Inikan yang katanya bercerai karena nggak dikasih jatah sama suami itu kan?""Iya, dia kurang jatah dari suaminya. Jadi mint

    Last Updated : 2023-01-14

Latest chapter

  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 19

    EndingRania kembali ke rumah Rendi pada akhirnya. Mereka mencoba memulai dari awal. Rania juga lebih berhati-hati dalam bertindak. Tingkahnya beberapa hari lalu dengan Rendi justru menjadi bahan gunjingan para tetangga. Hingga dia dipertanyakan apakah akan bercerai atau tidak? ***"Hari ini kita akan survei rumah. Rumah yang seperti apa yang kamu inginkan?" tanya Rendi pada Rania ketika mereka tengah duduk di kursi teras. "Terserah Mas Rendi aja, yang penting nyaman untuk kita." Rania menyuapi Salsa dengan telaten."Mam … mam ...mam." Bocah berumur dua tahun itu berceloteh. Meski masih belajar, Salsa rupanya sudah cukup pintar. Dia sudah bisa memanggil Ibunya dan juga Ayahnya. Ah, benar-benar bayi menggemaskan.Srutt Rendi menyesap kopi yang hampir habis.Lalu meletakan kembali gelas itu di atas meja. Pandangan Rendi kini tertuju pada tanaman yang subur dan juga segar. Rania ke warung sebentar ya, Mas." Rania beranjak dari duduknya namun dicegah Rendi."Mau beli apa? Biar Mas aja

  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 18

    KembaliRania membereskan piring dan gelas kotor setelah selesai menikmati sarapan pagi. Reni pergi meninggalkan mereka bertujuan agar mereka bisa berbicara dari hati ke hati.Rendi melangkah pelan. Mendekati wanita yang masih sah sebagai istrinya.Berdiri di depan wastafel sedang mencuci piring."Maaf, untuk kemarin. Seharusnya Mas bisa mengontrol emosi.""Ndak papa, Mas. Rania juga salah, Rania seharusnya tidak menyimpan dendam apalagi niatan untuk membalasnya.""Kamu nggak papa?""Nggak kok, Mas. Rania nggak papa.""Maaf, seharusnya aku jelaskan semuanya.""Rania sudah tahu semuanya. Seharusnya Rania mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu. Bukan malah menyalahkan Mas Rendi."Rania selesai mencuci lantas mengeringkan tangannya dengan lap bersih. Lalu pandangannya beralih pada lelaki yang berdiri dihadapannya.Rendi membuka tangannya, memeluk sang istri untuk menguatkannya. Rendi tidak akan bisa membayangkan betapa terlukanya hati Rania saat ini. Andai dia tahu suaminya telah berk

  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 17

    Rendi mencoba memahamiRendi duduk termenung. Pikirannya memang sedang kalut. "Astagfirullahaladzim," ucap Rendi sembari beranjak dari duduknya. Mengambil wudhu lalu bersimpuh memohon ampun pada Allah. Tetesan bening meluncur begitu saja di pipi tanpa dikomando. Semua keluh dan juga risau nya ia curahkan pada sang Khalik. Segera ia meletakan sajadah dan juga saring beserta peci. Menjatuhkan bobot tubuhnya di sisi ranjang. Amarah sesaat membuatnya tak karuan. Semua bukan salah Rania sepenuhnya. Dia juga salah kenapa tidak mau menjelaskan secara rinci. Agar sang istri bisa menerima dan sama-sama saling memaafkan. Rendi melirik jam yang berada di atas nakas. Jam menunjukan angka delapan belum terlalu malam jika dia ingin pergi ke rumah Rania.Tak lupa Rendi membersihkan semua sudut ruangan yang tadi ia lempar dengan membabi buta. Lalu berganti pakaian berniat pergi ke rumah Rania. Senyumnya selalu mengembang ketika berpapasan dengan para tetangga. "Mas Rendi mau kemana?" tanya sala

  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 16

    Nasib Clara"Kamu ini gimana sih, Clara? Sekarang jadi janda. Malah tua bangka itu juga ikut-ikutan ninggalin kamu. Terus kita mau makan apa? Arisan Ibu juga banyak yang belum dibayar!""Bu, kan Ibu sendiri lihat istrinya datang ngelabrak Clara. Di depan para tetangga pula. Sekarang mana berani Clara nyamperin dia. Lelaki tua itu sekarang kemana-mana sama bininya, Bu!""Haist, kamu itu kurang pintar. Kurang menggoda. Terus kita mau hidup pake apa? Ha? Ibu nggak mau ya kalau kita melarat!""Terus Clara mesti gimana, Bu?""Ya kerja lah! Apa cari laki yang kaya. Gimana sih kamu ini? Punya ot*k tu buat mikir jangan cuma dandan aja yang menor.""Clara capek, Bu!""Capek? Ibu juga capek jadi orang miskin!""Salah Ibu juga kenapa sama Mas Rendi nggak mau baik?!""He, Clara. Baik gimana? Wong orang cac*t nggak guna gitu. Nyusahin," ucap wanita tua itu dengan mata berapi-api. Entah mengapa setelah kepergian Clara dan juga ibunya dari rumah Rendi. Kehidupan mereka semakin ruwet. Ditambah Clara

  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 15

    Kesembuhan Rendi"Minta kecup sini boleh?" Rania memainkan bibirnya dengan jari telunjuk."Haist …." Lelaki yang ada di hadapannya bergidik ngeri melihat mantan janda yang ada di sisi ranjang sedang merayu.Rendi berusaha menetralisir pikirannya yang sudah keliling dunia.****Dua bulan kemudianSetiap hari Rania menyiapkan jus. Berganti buah dan juga menyediakan Rendi segelas susu. Rania hanya meminta Rendi setiap pagi berolahraga. Meskipun dalam keadaan duduk. Rendi semakin dekat dengan Salsa. Apalagi balita mungil itu sangat menggemaskan dengan pipi yang chubby.Rendi juga memutuskan pergi ke rumah sakit. Menjalankan terapi yang dulu pernah ia lakukan namun berhenti ditengah jalan karena putus asa. Kini Rania dan juga Salsa adalah penyemangat baru untuk Rendi menghadapi kenyataan. Keputusan terbesar Rendi adalah berkata jujur pada Rania. Bahwa dia masih melakukan pekerjaan di rumah dan mendapatkan gaji lumayan besar.Dan juga dia mengatakan masih memiliki beberapa aset tanpa dike

  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 14

    DilabrakClara segera membuka pintu kontrakannya dengan penasaran. Seketika matanya membulat sempurna melihat sesosok wanita yang tengah berdiri dihadapannya. Dia tahu itu siapa.Plak ….Tamparan cukup keras mendarat di pipi mulus Clara."Wanita mura*an!" ucap wanita yang umurnya sebaya dengan Ana dengan berapi-api. Tangannya mengepal sedangkan rahangnya mengeras. Seluruh giginya gemeretak menahan amarah."Ma-maksud Anda apa?" Ana mencoba bertanya. Meskipun dia tahu wanita ini siapa."He, kamu memang bod*h atau sengaja pura-pura bod*h. Anak perempuanmu ini bermain api dengan suamiku. Bermain api dengan lelaki yang pantasnya dianggap bapak olehnya!" "Maksud Ibu apa? Anda tidak ada bukti ya?" Suara Clara ikut meninggi. Membuat para warga yang tinggal di samping kanan maupun kiri keluar untuk sekedar melihat kerusuhan yang ada. Tak sedikit mereka saling berbisik."Inikan yang katanya bercerai karena nggak dikasih jatah sama suami itu kan?""Iya, dia kurang jatah dari suaminya. Jadi mint

  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 13

    BAB 13Perhatian RaniaRendi menyesap kopi yang sudah disiapkan istrinya.Sruttt ….Rasa pahit kopi beradu dengan manis gula yang pas. Tak terlalu pahit dan juga tak terlalu manis. Rania memang pintar membuat kopi. Pagi ini Rendi merasakan betul bagaimana diperhatikan istri. Dibuatkan sarapan, dibuatkan kopi. Dan tunggu sedang apa Rania itu? Membawa sebuah pencukur rambut atau pencukur kumis? Ternyata keduanya."Mas, kamu kok nggak rapi sih? Sini biar aku cukur kumis sama jambang kamu yang seksi itu." Rania tersenyum lalu kembali meletakan Salsa di stroller. Mengambil perlengkapan mencukur yang sudah disiapkan."Nggak perlu, sudah jam delapan nanti telat!""Ndak papa, sebentar saja." Rania memaksa. Rania mendorong Rendi sedikit menjauh dari meja makan. Menutupi badan Rendi dengan kain yang dililitkan di leher. Rania benar-benar niat mencukur Rendi. Dia sudah menyiapkan semua alatnya dengan lengkap."Apa yang akan kamu lakukan?""Sudah Mas Rendi diam saja. Nanti pasti tambah ganteng

  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 12

    Kedatangan mertua terdahulu"Kamu dengar sendiri apa kata istriku! Aku ini sudah mempunyai istri baru. Seharusnya kamu menghormati itu. Tapi jika kita berpisah bukannya itu lebih baik buat kamu? Agar bisa leluasa menjalin hubungan dengan pacar tuamu itu?""Aku dah ninggalin dia, Mas. Aku pengen kita rujuk lagi. Seperti dulu, kita akan jalani ini sama-sama." Clara mencoba mendekati Rendi. Namun dengan cepat Rania menghalangi. Wanita itu benar-benar menjaga suaminya agar tak tersentuh oleh tangan calon mantan istri."Mbak Clara telat, Mas Rendi sudah memilih saya. Jadi … Mbak Clara seharusnya nggak mengganggu hubungan kami. Silahkan Mbak Clara pergi! Mbak Clara sudah tahu dimana pintunya kan?" "Pelakor, kamu itu pelakor. Mencuri lelaki dari suami orang!""Saya tidak pernah mencuri. Saya hanya mengambil sesuatu yang gak pernah dianggap olehmu! Saya hanya ingin menjaga lelaki hebat yang kau anggap hina ini!"Clara mencebik lalu pergi meninggalkan Randi maupun Rania. Clara benci akan sika

  • KUTINGGALKAN ISTRI TAK TAU DIRI   Bab 11

    POV Author"Sah," ucap para saksi lantang dan keras. Pernikahan yang digelar Rendi dan juga Rania begitu sederhana. Hanya ada beberapa warga dan juga kerabat. Itu pun bisa dihitung dengan jari."Ih, paling ini cuma akal-akalan si Rania. Dia kan janda, mana mungkin ada wanita yang mau menikah dengan pria Caca* kek dia," ucap para tetangga dengan sedikit berbisik. Meskipun demikian indera pendengaran Rania masih bisa mendengar dengan jelas."Iya, lagian nggak mungkin kalau dia mau menikah tanpa ehem-ehem. Ye kan?""Ehem-ehem apaan sih, Jeng?""Itu belah duren.""Ow, itu. Kan yang penting dapet duit. Model-model kek Rania kagak tahu aja!"Kasak-kusuk omongan para tetangga terdengar juga di telinga Rendi. Dia masih diam, dia menerima permintaan Rania. Entah karena apa? "Lagian, Jeng. Surat perceraian sama si Mbak Clara kan belum turun. Eh, dah kawin lagi, doyan banget nikah. Emangnya nggak takut kalau dikhianati lagi?" "Namanya juga laki, Jeng. Kayak gak pernah aja! Hahaha." Suara itu t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status