Share

MENGUPING OBROLAN

Penulis: Vira Noviyanti
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-20 19:28:02

KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 7

"Maksudnya gimana, Dek?" tanya Mas Raka yang sudah lebih tenang sedikit.

"Kita balas kesombongan keluargamu, Mas. Pantas aja kamu menyuruhku untuk tidak memberitahu keluargamu kalau keluargaku memiliki beberapa kontrakan, dan memiliki rumah makan Padang," ujarku.

"Dek, aku sendiri hampir lupa kalau kamu dari keluarga yang cukup berada. Ya Allah ... maafin suamimu ini, Dek. Di keluargaku kamu malah diperlakukan seperti pembantu. Bapak dan ibumu pasti sangat marah kalau mengetahui ini semua," lirih Mas Raka.

Ya, sewaktu kami masih pacaran Mas Raka pernah bilang jangan menceritakan tentang keluargaku pada keluarganya. Yang mereka tahu bapakku hanyalah seorang buruh pabrik biasa, dan ibuku hanyalah ibu rumah tangga saja.

"Emangnya kenapa kalau jujur aja sama keluargamu, Nak?" tanya Bapak kala itu keheranan.

"Nggak papa, Pak. Keluargaku suka minderan orangnya," jawab Mas Raka.

"Loh, kok gitu. Tapi ya udah kalau itu maumu," ujar Bapak.

Selama ini aku diam tak pernah menceritakan soal rumah tanggaku pada Bapak. Ya, memang rumah tanggaku dan Mas Raka baik-baik saja. Yang tak baik itu keluarganya.

"Malam ini kita ke rumah orang tuaku aja, Mas. Sementara kita tinggal di sana sampai dapat tempat tinggal yang baru. Aku juga berencana ingin membuka usaha dari hasil menulisku, Mas," jelasku.

"Tapi nggak enak kalau sampai orang tuamu tau, Dek. Aku malu sama orang tuamu. Mau usaha apa, Dek?" tanya Mas Raka.

"Aku mau buka butik, Mas."

"Buka butik perlu modal yang lumayan besar, Dek." Mas Raka serius menatapku.

"Insya Allah cukup uangku, Mas. Uang hasil menulisku selama ini kukumpulkan, buka kecil-kecilan aja dulu," jelasku.

"Ya udah kalau itu memang maumu. Mas akan mendukungmu, nanti Mas juga mau cari kerjaan lagi. Doakan, Mas, ya, Dek. Biar dapat pekerjaan lagi."

Kutelepon adikku Arbi dan memberitahunya bahwa aku dan Mas Raka malam ini ingin menginap di rumah Ibu dan Bapak.

Kini kami bersiap untuk keluar dari rumah ini, rumah yang selalu membuatku merasa terhinakan. Sudah cukup rasanya menjadi pembantu gratisan untuk mereka. Saatnya untuk bangkit dan membalas kesombongan serta keangkuhan mereka.

"Dek, almarhum mamaku dulu punya kebun sawit di Jambi. Sekarang yang urus adiknya Mama. Apa kita jual aja kebun sawit itu untuk modal buka usaha butikmu?" ujar Mas Raka.

"Lho, kamu punya kebun sawit, Mas?"

"Iya, Dek. Itu harta peninggalan Mama untukku." Mas Raka menghela napasnya sambil merebahkan diri di atas kasur.

"Jangan dijual, Mas. Biar butik pakai uangku aja," tolakku halus.

"Minggu kemarin pamanku telepon, katanya selama ini hasil penjualan buah sawit ia taruh di bank. Paman nggak mau pakai uang itu, katanya uang hasil panen sawit itu hakku. Padahal Paman yang mengurus semuanya," jelas Mas Raka.

Aku menoleh ke arah pintu karena ada suara bisik-bisik di luar sana. Apa mereka sedang menguping pembicaraan kami.

"Mas, sepertinya ada yang sedang menguping pembicaraan kita," bisikku.

Mas Raka terdiam dan ikut menoleh ke arah pintu. Pelan-pelan Mas Raka berjalan dan membuka pintu. Benar saja ada Mbak Desi dan Arman yang sedang menguping.

"Kamu mau pergi Raka? Maafin Abang sama yang lainnya, ya. Kami memang keterlaluan sama kalian."

Tiba-tiba saja sikapnya Arman berubah 180 derajat pada kami. Apa karena mereka mendengar semua obrolanku dan Mas Raka, makanya mereka jadi baik seperti ini.

Tetap saja aku akan pindah dari sini, nggak sudih aku lama-lama satu atap sama manusia benalu.

"Iya, kami mau pindah. Kenapa memangnya?" ketus Mas Raka.

"Jangan pindah, tetap tinggal di sini. Kami memang salah. Ayo, kita mulai semuanya dari awal dan berbaikan. Kita ini keluarga lho, masa musuhan."

Mbak Desi berbicara sangat manis sekali. Ia mencoba menggapai tanganku, namun cepat kutepis. Jijik rasanya dipegang kuman.

"Ayo kita keluar, tadi Mas Arman udah pesan makanan online. Mas Arman order seafood, ayo kita makan malam bersama. Maafkan aku ya, Dev, udah bersikap kaya gitu sama kamu."

Mbak Desi merangkul pundakku dan menuntunku ke meja makan. Di sana sudah ada seafood dan juga donat seperti yang tadi aku beli untuk Shaka.

Huh, ternyata mau baik-baikin kami kalian karena sudah menguping obrolanku dan Mas Raka.

Jangan mimpi aku tetap bertahan di sini. Jangan juga berharap bisa mencicipi uangku dan Mas Raka.

Bersambung ....

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Memang keluarga gak ada akhlak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   SALAH SASARAN

    KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 8"Sini duduk, Dev, Raka. Kita makan malam bersama," ajak Mas Arman dan Mbak Desi.Mas Raka bergeming, ia malah menatap satu persatu wajah kami. Lalu tiba-tiba tersenyum, tapi senyumnya lain. Seperti merencanakan sesuatu."Ini ceritanya makanan sogokan untuk kami, ya?" tanya Mas Raka sambil berjalan ke arah meja makan."Bu-bukan kok. Ini makanan sebagai bentuk permintaan maaf kami sama kalian," jelas Mbak Desi.Mbak Desi meraih jemari Mas Raka dengan lembut lalu menarik tangannya dan menyuruh Mas Raka duduk. Apa-apaan dia seperti itu pada suamiku."Duduk, Raka. Mau aku ambilin makanannya?" Mbak Desi menyodorkan piring kosong pada Mas Raka."Nggak usah, Mbak. Dia suamiku, urus saja suamimu!" ketusku.Mas Raka melirikku dan tersenyum penuh arti. Ia menghampiriku dan malah mengambilkan makanan untukku. "Ini gratis, Sayang. Disediakan khusus untuk kita. Jadi, ayo makan yang banyak." Mas Raka mencium pipiku lembut.Mbak Desi tersenyum sin

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20
  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   PURA-PURA PINGSAN

    KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 9"Iya, kakiku, Mbak. Kakimu nggak punya mata, ya, makanya ngelus-ngelus kaya orang gatel!" sindirku padanya."Kenapa, Sayang?" tanya Mas Raka."Itu, Mas. Ada yang salah sasaran," ujarku sambil melirik Mbak Desi.Mbak Desi semakin salah tingkah aku sindir seperti itu. Wajahnya memerah, entah antara malu atau marah padaku.Ponselku berdering ada telepon masuk dari Arbi adikku."Kak, aku udah di depan nih. Jadi mau menginap di rumah nggak?" tanya Arbi."Jadi, kamu bawa mobil 'kan? Masuklah ke dalam, bantuin kami masukin barang ke bagasi.""Oke, Kak, aku masuk ya."Arbi menutup sabungan teleponnya. Selang beberapa menit suara ketukan pintu di luar terdengar.Saat aku beranjak dari kursi dan ingin membuka pintu. Tapi sudah keduluan oleh Bunga yang berjalan untuk membuka pintu."Eh, ngapain kamu ke sini?" tanya Bunga sambil menelisik penampilan Arbi.Wajahnya seketika berubah ramah saat melihat mobil Pajero Sport putih terparkir di halama

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   KOMENTAR PEDAS DI F******K

    KUTAMP*R KESOMBONGAN KEKUARGAMU DENGAN UANGKU part 10"Biar bentuknya seperti rumah kontrakan, tapi keberadaan kami di sana jauh lebih dihormati!" ketus Mas Raka pada Mas Naldi."Halah, belagu banget kamu punya mertua miskin aja!" sengit Mas Naldi."Nggak sadar diri kamu, Mas. Kamu bisa seperti ini juga berkat orang tuanya Mbak Rani. Macam-macam kamu sama Mbak Rani, tinggal ditendang sama orang tuanya. Kamu pikir aku nggak tau busuknya kamu!" Mas Raka tersenyum penuh arti pada Mas Naldi.Mas Naldi langsung terlihat kikuk dan salah tingkah. Lalu membahas topik yang lain."Ini, Bu. Aku bawakan makanan enak buat Ibu. Ini makanan mahal, yang miskin pasti nggak sanggup buat membelinya."Lagi-lagi Mas Naldi menyindirku dan Mas Raka. Mbak Rani menarik napas dan mengembuskannya kasar melihat tingkah suaminya."Ayo, Sayang kita pergi. Nambah nggak waras kalau lama-lama di sini!" ajak Mas Raka."Mbak kami pamit pergi, ya." Mbak Rani mengangguk tersenyum sedih melihatku yang akan pergi dari sin

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   DESI TERUS MENGGATAL

    KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 11[Maaf ya, Mbak. Kita nggak saling kenal, jangan memfitnah berita yang tidak benar!] balasku pada komenan Mbak Desi.Sebagian pembaca membelaku dan menghujat Mbak Desi, tapi tak sedikit juga yang terprovokasi padanya.Aku harus sabar dan elegan membalas perlakuan Mbak Desi. Hanya karena aku dan Mas Raka tetap ingin pindah, mereka malah semakin menjadi gila.[Hei, kalian tau nggak? Author ini pelakor, dia merebut calon suamiku. Suaminya ini adalah mantanku, dia tega merebutnya hanya karena calon suamiku itu kaya raya. Punya perkebunan sawit!] tulis Mbak Desi lagi di kolom komentar.Astaghfirullah, semakin tak waras saja si Desi ini kelakuannya. Mengaku-ngaku Mas Raka itu calon suaminya. Jelas-jelas itu adik iparnya. Memang umur Mbak Desi dan Mas Raka lebih dewasa Mas Raka. Mereka hanya berselisih dua tahun.Kuusap dada dan beristighfar melihat kelakuan gila keluarga suamiku.[Nggak usah didengerin omongan orang gila!][Dasar cewek n

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   BERTEMU DESI DENGAN PRIA LAIN?

    KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 12Pagi ini setelah habis sarapan bersama, Mas Raka mengajak keluargaku untuk berkumpul di gazebo belakang rumah.Katanya ia ingin memberitahu keluargaku jika pamannya mengirimkan uang hasil kebun sawit selama ini. Mas Raka juga berencana ingin membuat kontrakan dan kosan seperti Bapak, juga ingin membuka butik untukku."Pak, Bu. Sebelumnya aku mau ngucapin terima kasih atas kebaikan kalian selama ini. Dan maaf, aku baru akan menceritakan ini sekarang pada kalian."Mas Raka menceritakan satu persatu secara detail pada keluargaku. Mulai dari Ibu Delima bukan Ibu kandungnya, tentang warisan perkebunan sawit yang selama ini dikelola oleh pamannya. Dan hasil uang sawit yang selama ini ditabung oleh pamannya untuk masa depan Mas Raka.Bapak, Ibu dan Arbi terkejut ketika tahu bahwa Ibu Delima bukan Ibu kandungnya. Juga Mas Raka yang mendapatkan warisan kebun sawit dari Ibu kandungnya."Aku mau kelola uangku, Pak, Bu, dengan bikin kontrakan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   BERKENCAN DENGAN OM-OM BUNCIT

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 13Kubiarkan Mbak Desi terus berteriak memanggil namaku, namun aku tak mempedulikannya. Pasti Mbak Desi sedang ketar-ketir sekarang karena kepergok selingkuh denganku. Sekarang kartu As-nya ada padaku."Itu Kakak iparmu kenapa teriak-teriak begitu, Dev? Kaya kebakaran jenggot aja," tanya Ibu."Biasalah, Bu, udah ketahuan belangnya," jawabku santai.Setelah Ibu dan Shaka sudah naik, kulajukan motor dan meninggalkan taman ini dengan Mbak Desi yang masih saja berteriak memanggil namaku."Bu kita ke mall dulu yuk. Sudah lama aku nggak beli baju baru, sekalian ngajak main timezone Shaka sebentar," imbuhku."Terserah kamu, Dev. Lagian Bapak sama Raka belum pulang 'kan? Arbi juga masih kuliah," sahut Ibu.Ya sudah, kini aku tancap gas ke mall. Aku ingin membeli barang-barang yang aku inginkan dari dulu. Sewaktu tinggal di rumah Mas Raka aku benar-benar tidak bisa membeli barang-barang, atau hanya sekedar jalan-jalan. Uang kerja suamiku dira

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   FITNAH

    KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 14Tidak kubalas pesan Bunga, hanya diread saja biar dia kebakaran jenggot. Tapi, apa perlu aku memberitahukan soal ini pada Mas Raka. Biar bagaimanapun Mas Raka ini kakak kandungnya, mereka satu ayah."Dek," panggil Mas Raka yang masuk ke dalam kamar.Aku menoleh dan mangangkat wajahku untuk melihatnya yang sedang berdiri."Selain uangnya kita belikan rumah dan buat usaha, sebagian lagi mending dibelikan emas, Dek. Ya itung-itung kita investasi emas untuk masa depan dan hari tua juga," saran Mas Raka."Duduklah, Mas. Jangan berdiri seperti itu, kepalaku pegal mendongak ke atas terus," imbuhku.Mas Raka pun menurutiku dan duduk sejajar denganku."Boleh juga saranmu, Mas," ujarku menyetujui sarannya.Kemudian Mas Raka bangkit dan berjalan ke arah lemari baju untuk mengambil sesuatu di dalam.Sebuah amplop cokelat tebal ia berikan padaku."Ini uang buat kamu beli emas. Kalau bisa kamu belinya besok saja. Sekalian belikan juga untuk ibu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   KE RUMAH BU DELIMA

    KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 15"Jangan percaya sama omongan olang tadu, mungkin tuh olang stress," bela Koh Alvin padaku pada orang-orang."Makasih banyak, Koh. Aku pamit dulu ya," ucapku berpamitan.Aku berjalan ke depan mencari kendaraan umum. Di depan sana banyak ojek online yang tengah berkumpul mencari orderan masuk, agar cepat sampai rumah lebih baik aku naik ojek online saja tanpa harus menggunakan aplikasi. Biar saja nanti pakai harga ojek pengkolan."Mas, mau ngojek tanpa aplikasi nggak? Saya lagi buru-buru nih, soal bayaran cincailah. Nggak jadi masalah," ujarku pada mereka yang tengah menyeruput kopi hitam."Wah, ke mana, Mbak?" tanya tiga orang."Ke Tulip," jawabku cepat."Oke deh saya aja yang antar buat penglaris," ucap Mas satunya."Yuklah, nanti saya kasih ongkos lebih."Setelah sepakat soal bayaran aku pun segera naik ke motor tak lupa memakai helm. Motorpun jalan membelah kemacetan di tengah ibu kota.Sampailah di halaman rumah, aku segera me

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09

Bab terbaru

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   TAMAT

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU pqrt 37Bu Delima mengalami stroke ringan saat jatuh dari kamar mandi, sebelah kaki kanan serta tangan kanannya tak dapat digerakkan.Mulutnya pun sedikit mencong membuat ia agak kesulitan untuk berbicara serta makan. Hal ini membuat Bunga makin tertekan.Kini Bu Delima hanya mampu terbaring di atas kasur, segala sesuatu harus diambilkan atau dibantu oleh Bunga."Kenapa hidupku jadi seperti ini," lirih Bunga.Hatinya pun was-was dengan hasil lab penyakitnya. Ia berharap bahwa hasilnya akan negatif.Bu Delima mencoba untuk berbicara sesuatu, namun Bunga tak dapat mengerti denga apa yang diucapkan oleh ibunya."Aku nggak ngerti Ibu ngomong apa," bentak Bunga frustasi.Rasa nyeri di bagian perut nya kini mulai terasa lagi. Nyeri seperti orang yang tengah sembelit, darah pun kembali keluar dari kewanitaannya. Semakin hari tubuhnya semakin melemah."Bu, apa ini ganjaran buat kita karena sudah terlalu dzalim sama Mas Raka dan Mbak Devina?" lirih

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   SATU PERSATU HANCUR

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 36Bu Delima berteriak seperti orang kesetanan karena kepergian Arman. Ia membanting apa saja yang dekat dalam jangkauannya."Kurang ajar anak itu, dia mulai tak sopan pada ibu kandungnya sendiri!" teriak Bu Delima.Bunga menarik napasnya dalam-dalam, kini kehancuran keluarganya sudah di depan mata. Dua anak sudah keluar dari dalam rumah ini, yang lainnya mendekam di dalam penjara."Keluarga kita hancur Bunga, ini semua karena Devina. Kalau saja dia tidak masuk ke dalam keluarga kita, pasti saat ini semuanya masih baik-baik saja!" tukas Bu Delima, matanya nyalang menatap lurus ke depan.Segala umpatan serta caci makian ia keluarkan semua untuk Devina. Ia juga terus-terusan memukul robot milik Shaka yang tertinggal di rumahnya, ia beranggapan kalau itu Devina dan anaknya.Robot itu menjadi sasaran kemarahan Bu Delima, dipatahkannya kedua tangan robot itu, lalu bergantian mematahkan kedua kaki robot."Andai saja aku bisa melakukan ini k

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   GUGAT CERAI

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 35Bu Delima dan Bunga nekat datang ke kantor untuk menemui Raka dan juga ingin melabrak Devina.Kedatangannya ke kantor membuat semua karyawan menatap mereka tak suka."Di mana ruangan Raka dan Devina?" tanyanya pada salah satu karyawan dengan angkuh.Kebetulan Devina keluar dari ruangannya ingin pergi ke toilet. Ia melihat ada Bu Delima dan juga Bunga."Kenapa cari aku?" tanya Devina melipat kedua tangannya di dada.Bu Delima mendecih, tatapan tak suka ia perlihatkan pada menantu tirinya itu.Bunga berjalan mendekati Devina dengan angkuhnya."Pakai pelet apa kamu untuk mencuci otak kakakku dan menghancurkan keluargaku?" bentak Bunga dengan mata yang mulai berembun.Bu Delima tersenyum miring melihat anaknya kini melabrak Devina di depan banyak karyawan.Dibiarkannya emosi Bunga meluap-luap, ia senang jika ada kekacauan di kantor ini. Membuat image Devina jadi buruk di mata Pak Hidayat. Padahal itu tak berpengaruh sama sekali, karena

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   MENDEKAM DI PENJARA

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 34"Maksudmu apa, hah?" tanya Bu Delima geram.Polisi langsung memberikan surat penangkapan untuk Naldi dan juga Desi. Semuanya tercengang, wajah Desi dan Naldi berubah pucat.Gemetar badannya menahan rasa takut setelah membaca surat penangkapan dari kepolisian."Saya difitnah!" tukas Desi."Siapa yang mau memfitnah wanita setan sepertimu?" sahut Rani dengan menantap tajam padanya."Mari ikut kami ke kantor polisi, nanti kalian bisa jelaskan di sana."Polisi lantas memborgol kedua tangan Naldi dan juga Desi. Mereka sempat berontak, namun langsung kembali ciut saat dibentak polisi dengan badan besarnya.Devina tersenyum sinis melihat Desi dan Naldi digiring polisi memasuki mobil calon narapidana."Keterlaluan kalian. Kau, aku berjanji akan membuat hidupmu berantakan!" tukas Naldi mengancam Devina."Lihat 'kan, Pak, bagaimana cara dia mengancam saya? Jadi cepatlah bawa mereka ke dalam sel penjara," ujar Devina.Dengan terpaksa mereka me

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   SUDAHI DRAMA KALIAN, MARI MASUK PENJARA

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 33Sekarang keadaannya dibuat berbalik arah. Dari kemarin Naldi dan Desi terus menghubungi dan menanyakan kabar Devina dan Raka pada anak buahnya Fikram. Apakah semuanya berjalan dengan lancar.Namun anak buahnya Fikram tak merespon, ya, begitulah yang disuruh Fikram. Kali ini Fikram langsung yang menghubungi mereka.'Semua yang Anda mau sudah beres, wanita dan lelaki yang ada di foto itu sudah tewas mungkin waktu kami tabrak,' ujar Fikram pada sambungan telepon.'Ini siapa?' tanya Desi.'Fikram, kepala preman atau algojo dari orang-orang yang Anda suruh kemarin,' sahut Fikram.'Jangan lupa untuk memberikan bonus seperti yang Anda janjikan tempo hari pada anak buah saya. Kalau bisa langsung transfer sekarang!' Fikram langsung menutup sambungan telepon itu secara sepihak. Desi yang belum puas dengan laporan Fikram pun emosi, ia segera mengirim pesan pada Fikram menanyakan tentang kebenarannya. [Saya minta bukti kalau mereka benar suk

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   MARAHNYA ORANG PENDIAM

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 32Fikram amat geram dengan orang yang ingin sekali Devina dan keluarganya tewas."Terus gimana nih, Bos?" tanya Didi meringis."Kasih tau gue siapa orang yang mau mencelakai Devina, kemarin 'kan yang nyari orderan kalian bukan gue!" tukas Fikram.Terakhir kali Fikram masih menjalin komunikasi dengan Devina pada acara pernikahan Devina dan Raka. Lepas itu mereka putus komunikasi, lebih tepatnya Fikram yang memutuskan kontak karena tak enak dengan Raka.Yanto menunjukkan foto Desi dan Naldi pada Fikram."Jadinya gimana, Bos?" tanya Didi lagi."Ambil duitnya, nggak usah dikerjain perintahnya!" tegas Fikram.***Desi tersenyum membayangkan tentang kematian Devina dan juga Raka. Jika itu terjadi, maka ia dan Naldi bisa menguasai harta miliknya.Kini ia berlagak seperti seorang sosialita, berjalan dengan sepatu hak tinggi juga dress berwarna merah."Tuh si Rani waktu kemarin datang ke sini menagih utang. Jika nggak dibayar akan dibawa ke j

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   PEMBUNUH BAYARAN

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 31"Ancamanmu tak akan menyiutkan nyaliku!" tukas Naldi sembari berontak dalam genggaman Aldi.Devina tersenyum kecut menatap Naldi sembari mendekatkan dirinya.Srek!Sekali hentakan baju Naldi robek oleh Devina, lantas Devina mengelap wajahnya dengan robekan baju Naldi.Aldi dan Raka terdiam melihat aksi Devina, baru pertama kali Raka melihat istrinya seperti ini. Biasanya Devina selalu lemah, lembut dan sopan. Tapi tidak untuk kali ini, ia melihat sisi lain dalam diri istrinya.Naldi pun terkesiap dengan tindakan Devina yang bar-bar."Ludahmu terlalu najis untuk hinggap di wajahku!" runtuk Devina.Naldi mengacungkan jarinya telunjuknya pada Devina dengan gigi yang gemeretak."Sialan!" Naldi berontak sampai Aldi terjerembab.Ia berdiri dan membenahi bajunya yang sudah robek serta acak-acakan. Matanya sibuk mencari seseorang, mungkin ia mencari Rani atau Pak Hidayat.Dengan kasar Naldi membanting pintu ruangan dengan amat kencang, mem

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   ANCAMAN DEVINA

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 30Tiga hari setelah perbincangan sewaktu di acara fashion show itu, kini di hari senin Rani mengajak Devina dan juga Raka pergi bertemu dengan orang tuanya, terutama ayahnya Rani untuk membahas lebih dalam lagi tentang perusahaan yang mereka akan gabung di dalamnya."Pagi, Pak Hidayat." Devina dan Raka menyapa ayah dari Rani."Pagi, Nak, silakan masuk."Sambutan hangat langsung mereka dapatkan dari Pak Hidayat, mereka pun masuk ke dalam ruangan.Bersalaman dan duduk berhadapan."Sebelumnya Rani pasti sudah menjelaskan semuanya pada kalian 'kan?" Pak Hidayat membuka obrolan lebih dulu.Devina dan Raka menganggukan kepala pelan dan tersenyum ramah."Ya, jadi saya dan Rani mengajak kalian untuk gabung di perusahaan kami. Kalian juga bisa menaruh beberapa persen saham di sini, dan soal Naldi. Saya juga baru mengetahuinya dari Rani kalau dia bukanlah saudara kandungmu, pantas saja sifatnya berbanding terbalik denganmu, Raka."Pak Hidayat

  • KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU   BERGABUNG DI PERUSAHAAN

    KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 29Desi begitu kesal dengan komentar Devina pada videonya. Kali ini ia pun dibikin terkejut dengan komentar dari Rani. Dan sebuah pesan WA dari Rani pun masuk ke ponselnya.[Jangan harap bisa berlaga bak ratu kamu. Sekali valakor burik, tetap valakor!] isi pesan dari Rani disertai beberapa buah foto koper milik Naldi.Desi tak berani membalas pesan itu, ia hanya membacanya saja. Tergesa, ia mengetuk pintu kamar mandi dan segera masuk ke dalamnya."Kamu ngapain masuk? Mau mandi bareng?" tanya Naldi genit."Bukan, ini si Rani ngirim pesan WA dan komentar di video yang aku upload di TikTak, dia kayanya tau deh kalau kita lagi bersama," ujar Desi panik.Naldi mendelik menatap pesan dari Rani pada layar ponsel milik Desi. Wajahnya berubah pias seketika."Semua barangku sudah dimasukan ke dalam koper," gumam Naldi.Cepat ia menuntaskan mandinya dan Desi keluar dari kamar mandi, ia menunggu dengan gelisah di kamar.***Orang tua Rani begitu

DMCA.com Protection Status