KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 11[Maaf ya, Mbak. Kita nggak saling kenal, jangan memfitnah berita yang tidak benar!] balasku pada komenan Mbak Desi.Sebagian pembaca membelaku dan menghujat Mbak Desi, tapi tak sedikit juga yang terprovokasi padanya.Aku harus sabar dan elegan membalas perlakuan Mbak Desi. Hanya karena aku dan Mas Raka tetap ingin pindah, mereka malah semakin menjadi gila.[Hei, kalian tau nggak? Author ini pelakor, dia merebut calon suamiku. Suaminya ini adalah mantanku, dia tega merebutnya hanya karena calon suamiku itu kaya raya. Punya perkebunan sawit!] tulis Mbak Desi lagi di kolom komentar.Astaghfirullah, semakin tak waras saja si Desi ini kelakuannya. Mengaku-ngaku Mas Raka itu calon suaminya. Jelas-jelas itu adik iparnya. Memang umur Mbak Desi dan Mas Raka lebih dewasa Mas Raka. Mereka hanya berselisih dua tahun.Kuusap dada dan beristighfar melihat kelakuan gila keluarga suamiku.[Nggak usah didengerin omongan orang gila!][Dasar cewek n
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 12Pagi ini setelah habis sarapan bersama, Mas Raka mengajak keluargaku untuk berkumpul di gazebo belakang rumah.Katanya ia ingin memberitahu keluargaku jika pamannya mengirimkan uang hasil kebun sawit selama ini. Mas Raka juga berencana ingin membuat kontrakan dan kosan seperti Bapak, juga ingin membuka butik untukku."Pak, Bu. Sebelumnya aku mau ngucapin terima kasih atas kebaikan kalian selama ini. Dan maaf, aku baru akan menceritakan ini sekarang pada kalian."Mas Raka menceritakan satu persatu secara detail pada keluargaku. Mulai dari Ibu Delima bukan Ibu kandungnya, tentang warisan perkebunan sawit yang selama ini dikelola oleh pamannya. Dan hasil uang sawit yang selama ini ditabung oleh pamannya untuk masa depan Mas Raka.Bapak, Ibu dan Arbi terkejut ketika tahu bahwa Ibu Delima bukan Ibu kandungnya. Juga Mas Raka yang mendapatkan warisan kebun sawit dari Ibu kandungnya."Aku mau kelola uangku, Pak, Bu, dengan bikin kontrakan
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 13Kubiarkan Mbak Desi terus berteriak memanggil namaku, namun aku tak mempedulikannya. Pasti Mbak Desi sedang ketar-ketir sekarang karena kepergok selingkuh denganku. Sekarang kartu As-nya ada padaku."Itu Kakak iparmu kenapa teriak-teriak begitu, Dev? Kaya kebakaran jenggot aja," tanya Ibu."Biasalah, Bu, udah ketahuan belangnya," jawabku santai.Setelah Ibu dan Shaka sudah naik, kulajukan motor dan meninggalkan taman ini dengan Mbak Desi yang masih saja berteriak memanggil namaku."Bu kita ke mall dulu yuk. Sudah lama aku nggak beli baju baru, sekalian ngajak main timezone Shaka sebentar," imbuhku."Terserah kamu, Dev. Lagian Bapak sama Raka belum pulang 'kan? Arbi juga masih kuliah," sahut Ibu.Ya sudah, kini aku tancap gas ke mall. Aku ingin membeli barang-barang yang aku inginkan dari dulu. Sewaktu tinggal di rumah Mas Raka aku benar-benar tidak bisa membeli barang-barang, atau hanya sekedar jalan-jalan. Uang kerja suamiku dira
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 14Tidak kubalas pesan Bunga, hanya diread saja biar dia kebakaran jenggot. Tapi, apa perlu aku memberitahukan soal ini pada Mas Raka. Biar bagaimanapun Mas Raka ini kakak kandungnya, mereka satu ayah."Dek," panggil Mas Raka yang masuk ke dalam kamar.Aku menoleh dan mangangkat wajahku untuk melihatnya yang sedang berdiri."Selain uangnya kita belikan rumah dan buat usaha, sebagian lagi mending dibelikan emas, Dek. Ya itung-itung kita investasi emas untuk masa depan dan hari tua juga," saran Mas Raka."Duduklah, Mas. Jangan berdiri seperti itu, kepalaku pegal mendongak ke atas terus," imbuhku.Mas Raka pun menurutiku dan duduk sejajar denganku."Boleh juga saranmu, Mas," ujarku menyetujui sarannya.Kemudian Mas Raka bangkit dan berjalan ke arah lemari baju untuk mengambil sesuatu di dalam.Sebuah amplop cokelat tebal ia berikan padaku."Ini uang buat kamu beli emas. Kalau bisa kamu belinya besok saja. Sekalian belikan juga untuk ibu
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 15"Jangan percaya sama omongan olang tadu, mungkin tuh olang stress," bela Koh Alvin padaku pada orang-orang."Makasih banyak, Koh. Aku pamit dulu ya," ucapku berpamitan.Aku berjalan ke depan mencari kendaraan umum. Di depan sana banyak ojek online yang tengah berkumpul mencari orderan masuk, agar cepat sampai rumah lebih baik aku naik ojek online saja tanpa harus menggunakan aplikasi. Biar saja nanti pakai harga ojek pengkolan."Mas, mau ngojek tanpa aplikasi nggak? Saya lagi buru-buru nih, soal bayaran cincailah. Nggak jadi masalah," ujarku pada mereka yang tengah menyeruput kopi hitam."Wah, ke mana, Mbak?" tanya tiga orang."Ke Tulip," jawabku cepat."Oke deh saya aja yang antar buat penglaris," ucap Mas satunya."Yuklah, nanti saya kasih ongkos lebih."Setelah sepakat soal bayaran aku pun segera naik ke motor tak lupa memakai helm. Motorpun jalan membelah kemacetan di tengah ibu kota.Sampailah di halaman rumah, aku segera me
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 16Ibu Siti berkata dengan ketus sambil berkacak pinggang padaku. Dia ini bestie nya Ibu Delima, si kompor meleduk.Kulewati saja Ibu Siti dan duduk berkumpul dengan yang lainnya."Tau nih Devina, jangan kaya gitu kamu, Dev, kasihan mertuamu," sambung Zubaidah. Zubaidah ini dulunya sempat mengejar-ngejar cinta Mas Raka, namun Mas Raka menolaknya mentah-mentah."Heh, Bedah! Bisa diam nggak!" Kutatap tajam matanya."Kalian semua percaya sama fitnahan Ibu Delima? Sudah pada tahu belum kalau Ibu Delima ini bukan Ibu kandung Mas Raka?" Kali ini aku yang memegang kendali agar tak disudutkan terus.Semuanya terdiam dengan mulut menganga. Ya, bisa ditebak bahwa mereka terkejut dan baru tahu cerita yang sebenarnya. Baiklah, Bu, aku yang akan menceritakan siapa kamu sebenarnya pada mereka semua. Lama-lama habis kesabaranku untukmu."Maksudnya, Dev?" tanya Bu Iis bingung."Ibu Delima ini adalah seorang wanita yang merebut papahnya Mas Raka dar
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 17"Tunggu, Dev!" teriak Mbak Desi berusaha mengejarku."Apa?" Aku menghentikan jalanku dan berbalik badan menghadapnya."Beneran kamu pemilik butik ini?" tanyanya lagi seakan tak percaya dengan penjelasan yang Mei berikan."Iya!" jawabku singkat."Wah, kalau begitu baju yang rusak tadi nggak usah dibayar lah. Terus, kita ini 'kan ipar. Bolehlah aku ambil beberapa baju dari butikmu ini," pintanya tak tahu diri.Teman-temannya juga menghampiriku masih dengan gaya angkuh dan sombong."Nggak usah ngaku-ngaku, Mbak, kalau iparan sama Mbak Devina. Lihat aja modelan kamu begitu. Mbak Devina sangat cantik, kamu kaya penunggu warung remang-remang!" ejek Ibu Sarlita dengan geng sosialitanya.Wajah Mbak Desi memerah ia kembali mengambil sebuah gaun dan melemparkannya pada Ibu Sarlita."Cukup! Aku kira setelah lama nggak bertemu kamu jadi sedikit waras, Mbak. Tapi nyatanya nggak, kamu makin kaya orang gila! Sekarang bayar semua barang yang kamu
KUTAMP*R KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 18Sampai di depan butikku Mas Raka segera pamit untuk pergi bertemu dengan temannya untuk membahas tentang bisnis.Setelah mobilnya menghilang dari pandanganku aku pun masuk ke dalam."Sudah dibayar, Bu, baju-bajunya. Tapi emang Mbak-mbak yang namanya Desi itu saudaranya Pak Raka ya?" ucap Mei saat aku sampai di dalam."Cuma ipar tiri," jawabku."Oh ipar tiri. Pantesan belagu banget, katanya nanti dia akan datang ke sini lagi bersama dengan Ibu dan adiknya Mas Raka," ujar Mei.Huh, pasti sekarang mereka mengincar Mas Raka karena Mbak Desi sudah tahu tentang ekonomi kami yang mulai naik."Mei, sebagai orang kepercayaanku tolong ya kamu sama Alika jaga butik ini. Kalau nanti orang itu datang lagi disaat aku dan Mas Raka nggak ada di butik, tolong kamu perketat penjagaan. Kalau perlu ajak security. Mereka itu hanya benalu dalam hidup kami," pintaku padanya untuk mengawasi mereka jika datang lagi ke sini."Beres, Bu," ujarnya.Aku yakin
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU pqrt 37Bu Delima mengalami stroke ringan saat jatuh dari kamar mandi, sebelah kaki kanan serta tangan kanannya tak dapat digerakkan.Mulutnya pun sedikit mencong membuat ia agak kesulitan untuk berbicara serta makan. Hal ini membuat Bunga makin tertekan.Kini Bu Delima hanya mampu terbaring di atas kasur, segala sesuatu harus diambilkan atau dibantu oleh Bunga."Kenapa hidupku jadi seperti ini," lirih Bunga.Hatinya pun was-was dengan hasil lab penyakitnya. Ia berharap bahwa hasilnya akan negatif.Bu Delima mencoba untuk berbicara sesuatu, namun Bunga tak dapat mengerti denga apa yang diucapkan oleh ibunya."Aku nggak ngerti Ibu ngomong apa," bentak Bunga frustasi.Rasa nyeri di bagian perut nya kini mulai terasa lagi. Nyeri seperti orang yang tengah sembelit, darah pun kembali keluar dari kewanitaannya. Semakin hari tubuhnya semakin melemah."Bu, apa ini ganjaran buat kita karena sudah terlalu dzalim sama Mas Raka dan Mbak Devina?" lirih
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 36Bu Delima berteriak seperti orang kesetanan karena kepergian Arman. Ia membanting apa saja yang dekat dalam jangkauannya."Kurang ajar anak itu, dia mulai tak sopan pada ibu kandungnya sendiri!" teriak Bu Delima.Bunga menarik napasnya dalam-dalam, kini kehancuran keluarganya sudah di depan mata. Dua anak sudah keluar dari dalam rumah ini, yang lainnya mendekam di dalam penjara."Keluarga kita hancur Bunga, ini semua karena Devina. Kalau saja dia tidak masuk ke dalam keluarga kita, pasti saat ini semuanya masih baik-baik saja!" tukas Bu Delima, matanya nyalang menatap lurus ke depan.Segala umpatan serta caci makian ia keluarkan semua untuk Devina. Ia juga terus-terusan memukul robot milik Shaka yang tertinggal di rumahnya, ia beranggapan kalau itu Devina dan anaknya.Robot itu menjadi sasaran kemarahan Bu Delima, dipatahkannya kedua tangan robot itu, lalu bergantian mematahkan kedua kaki robot."Andai saja aku bisa melakukan ini k
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 35Bu Delima dan Bunga nekat datang ke kantor untuk menemui Raka dan juga ingin melabrak Devina.Kedatangannya ke kantor membuat semua karyawan menatap mereka tak suka."Di mana ruangan Raka dan Devina?" tanyanya pada salah satu karyawan dengan angkuh.Kebetulan Devina keluar dari ruangannya ingin pergi ke toilet. Ia melihat ada Bu Delima dan juga Bunga."Kenapa cari aku?" tanya Devina melipat kedua tangannya di dada.Bu Delima mendecih, tatapan tak suka ia perlihatkan pada menantu tirinya itu.Bunga berjalan mendekati Devina dengan angkuhnya."Pakai pelet apa kamu untuk mencuci otak kakakku dan menghancurkan keluargaku?" bentak Bunga dengan mata yang mulai berembun.Bu Delima tersenyum miring melihat anaknya kini melabrak Devina di depan banyak karyawan.Dibiarkannya emosi Bunga meluap-luap, ia senang jika ada kekacauan di kantor ini. Membuat image Devina jadi buruk di mata Pak Hidayat. Padahal itu tak berpengaruh sama sekali, karena
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 34"Maksudmu apa, hah?" tanya Bu Delima geram.Polisi langsung memberikan surat penangkapan untuk Naldi dan juga Desi. Semuanya tercengang, wajah Desi dan Naldi berubah pucat.Gemetar badannya menahan rasa takut setelah membaca surat penangkapan dari kepolisian."Saya difitnah!" tukas Desi."Siapa yang mau memfitnah wanita setan sepertimu?" sahut Rani dengan menantap tajam padanya."Mari ikut kami ke kantor polisi, nanti kalian bisa jelaskan di sana."Polisi lantas memborgol kedua tangan Naldi dan juga Desi. Mereka sempat berontak, namun langsung kembali ciut saat dibentak polisi dengan badan besarnya.Devina tersenyum sinis melihat Desi dan Naldi digiring polisi memasuki mobil calon narapidana."Keterlaluan kalian. Kau, aku berjanji akan membuat hidupmu berantakan!" tukas Naldi mengancam Devina."Lihat 'kan, Pak, bagaimana cara dia mengancam saya? Jadi cepatlah bawa mereka ke dalam sel penjara," ujar Devina.Dengan terpaksa mereka me
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 33Sekarang keadaannya dibuat berbalik arah. Dari kemarin Naldi dan Desi terus menghubungi dan menanyakan kabar Devina dan Raka pada anak buahnya Fikram. Apakah semuanya berjalan dengan lancar.Namun anak buahnya Fikram tak merespon, ya, begitulah yang disuruh Fikram. Kali ini Fikram langsung yang menghubungi mereka.'Semua yang Anda mau sudah beres, wanita dan lelaki yang ada di foto itu sudah tewas mungkin waktu kami tabrak,' ujar Fikram pada sambungan telepon.'Ini siapa?' tanya Desi.'Fikram, kepala preman atau algojo dari orang-orang yang Anda suruh kemarin,' sahut Fikram.'Jangan lupa untuk memberikan bonus seperti yang Anda janjikan tempo hari pada anak buah saya. Kalau bisa langsung transfer sekarang!' Fikram langsung menutup sambungan telepon itu secara sepihak. Desi yang belum puas dengan laporan Fikram pun emosi, ia segera mengirim pesan pada Fikram menanyakan tentang kebenarannya. [Saya minta bukti kalau mereka benar suk
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 32Fikram amat geram dengan orang yang ingin sekali Devina dan keluarganya tewas."Terus gimana nih, Bos?" tanya Didi meringis."Kasih tau gue siapa orang yang mau mencelakai Devina, kemarin 'kan yang nyari orderan kalian bukan gue!" tukas Fikram.Terakhir kali Fikram masih menjalin komunikasi dengan Devina pada acara pernikahan Devina dan Raka. Lepas itu mereka putus komunikasi, lebih tepatnya Fikram yang memutuskan kontak karena tak enak dengan Raka.Yanto menunjukkan foto Desi dan Naldi pada Fikram."Jadinya gimana, Bos?" tanya Didi lagi."Ambil duitnya, nggak usah dikerjain perintahnya!" tegas Fikram.***Desi tersenyum membayangkan tentang kematian Devina dan juga Raka. Jika itu terjadi, maka ia dan Naldi bisa menguasai harta miliknya.Kini ia berlagak seperti seorang sosialita, berjalan dengan sepatu hak tinggi juga dress berwarna merah."Tuh si Rani waktu kemarin datang ke sini menagih utang. Jika nggak dibayar akan dibawa ke j
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 31"Ancamanmu tak akan menyiutkan nyaliku!" tukas Naldi sembari berontak dalam genggaman Aldi.Devina tersenyum kecut menatap Naldi sembari mendekatkan dirinya.Srek!Sekali hentakan baju Naldi robek oleh Devina, lantas Devina mengelap wajahnya dengan robekan baju Naldi.Aldi dan Raka terdiam melihat aksi Devina, baru pertama kali Raka melihat istrinya seperti ini. Biasanya Devina selalu lemah, lembut dan sopan. Tapi tidak untuk kali ini, ia melihat sisi lain dalam diri istrinya.Naldi pun terkesiap dengan tindakan Devina yang bar-bar."Ludahmu terlalu najis untuk hinggap di wajahku!" runtuk Devina.Naldi mengacungkan jarinya telunjuknya pada Devina dengan gigi yang gemeretak."Sialan!" Naldi berontak sampai Aldi terjerembab.Ia berdiri dan membenahi bajunya yang sudah robek serta acak-acakan. Matanya sibuk mencari seseorang, mungkin ia mencari Rani atau Pak Hidayat.Dengan kasar Naldi membanting pintu ruangan dengan amat kencang, mem
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 30Tiga hari setelah perbincangan sewaktu di acara fashion show itu, kini di hari senin Rani mengajak Devina dan juga Raka pergi bertemu dengan orang tuanya, terutama ayahnya Rani untuk membahas lebih dalam lagi tentang perusahaan yang mereka akan gabung di dalamnya."Pagi, Pak Hidayat." Devina dan Raka menyapa ayah dari Rani."Pagi, Nak, silakan masuk."Sambutan hangat langsung mereka dapatkan dari Pak Hidayat, mereka pun masuk ke dalam ruangan.Bersalaman dan duduk berhadapan."Sebelumnya Rani pasti sudah menjelaskan semuanya pada kalian 'kan?" Pak Hidayat membuka obrolan lebih dulu.Devina dan Raka menganggukan kepala pelan dan tersenyum ramah."Ya, jadi saya dan Rani mengajak kalian untuk gabung di perusahaan kami. Kalian juga bisa menaruh beberapa persen saham di sini, dan soal Naldi. Saya juga baru mengetahuinya dari Rani kalau dia bukanlah saudara kandungmu, pantas saja sifatnya berbanding terbalik denganmu, Raka."Pak Hidayat
KUTAMPAR KESOMBONGAN KELUARGAMU DENGAN UANGKU part 29Desi begitu kesal dengan komentar Devina pada videonya. Kali ini ia pun dibikin terkejut dengan komentar dari Rani. Dan sebuah pesan WA dari Rani pun masuk ke ponselnya.[Jangan harap bisa berlaga bak ratu kamu. Sekali valakor burik, tetap valakor!] isi pesan dari Rani disertai beberapa buah foto koper milik Naldi.Desi tak berani membalas pesan itu, ia hanya membacanya saja. Tergesa, ia mengetuk pintu kamar mandi dan segera masuk ke dalamnya."Kamu ngapain masuk? Mau mandi bareng?" tanya Naldi genit."Bukan, ini si Rani ngirim pesan WA dan komentar di video yang aku upload di TikTak, dia kayanya tau deh kalau kita lagi bersama," ujar Desi panik.Naldi mendelik menatap pesan dari Rani pada layar ponsel milik Desi. Wajahnya berubah pias seketika."Semua barangku sudah dimasukan ke dalam koper," gumam Naldi.Cepat ia menuntaskan mandinya dan Desi keluar dari kamar mandi, ia menunggu dengan gelisah di kamar.***Orang tua Rani begitu