Share

Hangout Membawa Petaka 2

Penulis: Nada azkia Salsabila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Nona! Apa kamu baik-baik saja? Saya antar pulang ya?" Narendra pura-pura bertanya untuk mengecek apakah Karin masih sadar atau tidak,

"Berhasil! Istri Abimana tertidur," Narendra kembali menyeringai licik. Dengan cekatan ia menggendong Karin keluar dari club malam itu dan membawanya pergi. Tentu setelah meninggalkan pesan untuk Wulan bahwa Karin pulang duluan,

"Halo! Cepat ke Helena Club! Ada yang harus kamu kerjakan!" Narendra meminta anak buahnya datang,

"Ada apa, Bos?" tak lama setelah Narendra mengeluarkan perintah, tiga orang pria berbadan tegap mendekati mobil Narendra,

"Cepat kamu bawa mobil itu ke alamat ini! Bilang bahwa pemiliknya menginap di rumah Wulan dan menyuruhmu mengantarkan mobilnya!" Narendra menunjuk mobil Karin dan memberi secarik kertas bertuliskan alamat rumah Karin.

.

Tentu saja Narendra tau alamat rumah Karin. Karena selama ini dia selalu menguntit Abimana untuk mencari kelemahannya,

"Baik Bos! Kita kerjakan sekarang!" anak buah Narendra bergegas menuju mobi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Penyesalan Karin

    Brak,Karin membuka pintu kamarnya sangat kencang. Ia merebahkan tubuhnya yang terasa ngilu itu di ranjang kesayangannya. Seluruh tubuhnya sakit tapi tidak sesakit hatinya yang hancur. Harga dirinya hancur tak bersisa, kini ia merasa hanya sebagai barang bekas yang sangat hina,"Apa yang telah aku lakukan kemarin?" Karin menangis sambil memukul kepalanya. Ia benci idenya pergi ke rumah Wulan. Ia benci telah mengikuti kemauan Wulan, ia benci dirinya sendiri,"Bagaimana kalau Mas Abi mengetahui hal ini? Bagaimana kalau aku hamil anak bajingan itu? Karin... Bodoh sekali kamu!" Karin kembali memukul kepalanya sendiri. Bahkan vas bunga yang tertata cantik di samping lemari ia lemparkan sekuat tenaga mengenai pintu kamar. Pecahan beling dari vas bunga berserakan memenuhi kamar Karin. Belum puas melempar vas bunga, Karin yang merasa hina dan kotor itu malah menarik bajunya dengan jijik."Brengsek kamu Narendra!" Karin menjerit menumpahkan semua kekesalannya. Perlahan Karin bangkit mengambi

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Kebebasan Abimana dan Trauma Karin

    "Pergi dari sini! Pergi...." Karin meronta mencoba melepaskan cengkraman tangan Wulan dan Bu Ajeng. Melihat Wulan seperti melihat kejadian tadi malam yang sangat mengerikan bagi Karin.Puas meronta, perlahan pemberontakan Karin mulai melemah, tenaganya terkuras habis. Dirinya lemah tak berdaya dengan bayangan kejadian semalam yang terus menari di pelupuk matanya,"Non Karin!" Bu Ajeng menggosok telapak tangan Karin yang terasa dingin. Karin hanya merespon dengan lirikan mata dan airmata yang terus mengalir menganak sungai di kedua pipinya,"Lo sebenernya kenapa? Cerita sama gue!" Mode bicara Wulan kembali ke asal, Lo-Gue.Mendengar Wulan bicara, Karin hanya membuang muka ke arah lain. Dirinya belum mampu menatap wajah Wulan setelah kejadian semalam,"Sepertinya non Karin butuh istirahat," Bu Ajeng bergumam lirih, tangannya sibuk memijit kaki Karin,"Karin sudah makan belum, Bu?" Wulan menghilangkan jejak airmata di pipi Karin dengan tissue,"Belum, Non! Ibu baru ingat!" Bu Ajeng seger

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Trauma Karin 2

    "Pergi kamu bajingan! Jangan berani sentuh aku, atau aku akan membunuhmu sekarang juga!" Karin berteriak seperti orang kesetanan. Prang!Karin memukulkan gelas kristal yang dia ambil dari meja rias tepat disamping ranjang king size mereka. Matanya tetap nyalang menghunuskan potongan gelas kristal yang runcing kepada Abimana,"Sayang? Are you ok?" Abimana beringsut mundur berusaha turun dari ranjang. Menatap Karin dengan tatapan sulit diartikan,"Apa yang terjadi denganmu, Sayang?" Abimana mulai turun dari ranjang dan berjalan mundur menjauhi Karin, nyawanya lebih berharga dari sekedar memeluk Karin."Pergi kamu! Jangan sentuh aku! Aku hanya ingin suamiku!" Karin menjerit sambil berlinang airmata. Dalam pandangan matanya, lelaki yang barusan seranjang dengannya adalah lelaki yang sama dengan lelaki yang telah menodainya, Narendra.Abimana menyugar rambutnya frustasi melihat keadaan Karin yang sangat aneh dan membingungkan. Tubuhnya butuh istirahat, tetapi bukannya istirahat dirinya ma

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Malam Terakhir bersama Aunty Nindya

    "Ingat Clau! Buat Abimana dan Karin sengsara lebih dari yang kamu alami! Permalukan dia di depan umum, biar dia tau dengan siapa dia berurusan!" Aunty Nindya mengelus kepala Aisyah penuh sayang. Dalam hati terdalam, ia tak rela berpisah dengan keponakan tersayangnya itu,"Aunty mau ikut ke Jakarta nggak besok?" Aisyah membalikkan badannya berharap aunty nya ikut pulang,"I am so sorry, honey! Disini banyak sekali kerjaan yang nggak bisa aunty tinggalkan. Karena terikat kontrak sebelumnya," Aunty Nindya memohon pengertian Aisyah. Ditatapnya wajah cantik Aisyah yang tampil berbeda sekarang ini. Aunty Nindya yakin, tidak akan ada yang mencurigai penyamaran keponakannya kali ini. Aisyah tampil begitu sempurna menjadi sosok Claudia. Dari penampilan, cara berbicara dan body language nya benar-benar berubah 360 derajat. Meskipun ada satu kesan yang sama di dua karakter itu, sama-sama cantik.Aisyah membereskan peralatan panahan miliknya. Ia ikut bergabung bersama aunty dan Stevan santai bers

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Persiapan Pulang ke Jakarta

    "Steve! Bisa kita bicara sebentar?" Aunty Nindya mendekati Steven dan Aisyah yang masih bercengkrama ria,"Kalau begitu Aisyah tidur duluan, Aunty!" Aisyah melempar senyum kepada aunty Nindya dan Steven sebelum mengunci kamarnya, sementara aunty Nindya menggandeng tangan Steven menjauh dari kamar Aisyah,"Mommy, aku ke kamar dulu bentar ya! Mau ambil jaket dulu, dingin sekali malam ini!" Steven bergegas menuju kamarnya. Ia mengambil jaket berwarna denim lalu memakainya,"Perasaan tadi buku gue ada disini, sekarang kok nggak ada? Apa gue masukin laci ya tadi?" Steven urung keluar menemui mommy nya. Steven malah sibuk mencari buku kecil miliknya,"Nggak ada ya? Jangan-jangan jatuh waktu di kampus tadi. Gimana kalau dibaca sama geng gue yang pada kurang kerjaan itu?" Steven menutup mukanya kalut memikirkan buku kecil yang hilang. Semua sudut kamarnya ia buka, bahkan seprei dan selimut berserakan dibawah ranjang. Namun buku kecil miliknya tidak ditemukan."Cari ini, Steve?" Aunty Nindya m

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Aisyah Tiba di Jakarta

    "Yakin Lo nggak mau ikut ke Jakarta?" Aisyah . koper miliknya ke bagasi mobil dibantu Steven. "Lo punya kuping kan buat mendengar? Tadi mommy gue udah bilang gue ada kegiatan mendadak di kampus! Sudah untung ada yang bantuin, tetep aja berisik!" Steven mencibir Aisyah yang menurutnya terlalu ikut campur. Meskipun dalam hatinya menolak bersikap kasar kepada Aisyah, tetapi keadaan memaksanya demikian."Lo kenapa sih? Dari kemarin jutek banget sama gue?" Aisyah merasa heran dengan perubahan sikap Steven. Padahal ini saat terakhir mereka bertemu,"Bisa diam nggak mulutnya?" Steven membanting bagasi dengan keras lalu pergi meninggalkan Aisyah yang bengong menatap punggungnya yang menjauh,"Sudah jangan pedulikan Steven! Dia sedang kacau pagi ini!" Aunty Nindya bersiap mengemudikan mobilnya. Dengan cepat, Porsche yang mereka tumpangi melesat membelah jalanan ibu kota Singapore."Hati-hati Aisyah! Semoga kita bisa bertemu kembali di lain waktu," Steven yang sedari tadi berdiri di balkon mem

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Bos yang Ambisius

    "Bos, aku menunggumu di ujung perumahan sekarang juga!" Rendra menghubungi Mahesa Bagaskara."Lama sekali kerjamu!" Mahesa membentak Rendra di telpon,"Sudahlah, Bos! Mau apa nggak nih rumah? Kalau nggak aku batalkan kontrak rumah ini!" Rendra balik mengancam bos nya. Ia kesal kena tegur pengembang perumahan elit ini karena kurangnya administrasi. Beruntung uang bisa membeli segalanya. Pengembang perumahan langsung memberi kunci rumah kepada Rendra saat melihat tumpukan uang yang Rendra berikan."Sial! Awas kau Rendra!" Mahesa mendesis geram, mobilnya melaju ke tempat dimana Rendra berada."Ini rumahnya?" Mahesa berdecak kesal melihat rumah paling sederhana yang ia lihat,"Kenapa? Kurang sederhana kah? Asal Bos tau aja ya, ini rumah paling sederhana di kompleks elit ini! Kalau Bos nggak mau, cari aja sendiri!" Rendra memalingkan mukanya membuka pintu mobilnya,"Selangkah lagi kau masuk ke dalam mobil, aku pastikan keluargamu kelaparan besok!" Mahesa memberikan ancaman kepada Rendra,"

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Abimana Mencari Investor

    "Cepat katakan keuntungan apa yang akan saya dapatkan jika kita menjadi mitra kerjasama?" Mahesa menatap Abimana tajam."Anda bisa mendapatkan profit dan fee lebih dari 15 persen setiap bulannya, Tuan!" Abimana spontan menjawab pertanyaan Mahesa Bagaskara tanpa mengkalkulasi berbagai faktor dulu."Cuma 15 persen? Sebegitu miskin kah Abimana Group?" Mahesa Bagaskara mencibir Abimana yang menurutnya kurang meyakinkan itu.Tangan Abimana mengepal erat mendengar hinaan Mahesa. Andai dirinya tidak mencari investor untuk mengcover perusahaannya yang tengah goyah akibat isu korupsi dan penangkapan dirinya oleh KPK, mungkin Abimana akan berfikir seribu kali untuk bertemu dengan Mahesa Bagaskara. CEO sekaligus pemilik raksasa kontruksi dan real estate di negeri ini, yang terkenal dingin dan sulit untuk menaklukan hatinya. "Abimana Group masih berkembang, Tuan! Sehingga tidak mungkin bagi kami memberikan profit lebih besar dari 15 persen," Abimana balas menatap Mahesa untuk menghilangkan kesan

Bab terbaru

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Mengikuti Abimana

    "Turuti kemauan dia!" Narendra memberi perintah kepada anak buahnya sambil mengangkat kedua tangan ke atas. Tubuhnya gemetar menahan takut. Ya, Narendra yang seorang penjahat pun merasa ketakutan saat pistol menempel tepat di pelipisnya."Bagus! Cepat antar sahabatku ke dalam mobil!" Mahesa kembali memberi perintah. Dengan cepat, anak buah Narendra memapah Rendra masuk ke dalam mobil milik Mahesa. "Lepaskan bos kami!" anak buah Narendra berteriak. Mereka mencoba merangsek ke arah Mahesa. Namun, dengan sigap Mahesa menarik pelatuk pistol mainan yang dipegangnya, membuat anak buah Narendra urung mendekat."Berani mendekat, bos kalian tinggal nama!" Seringai Mahesa licik. Membuat anak buah Narendra kembali mundur beberapa langkah.Terdengar deru mobil Mahesa mendekat, secepat kilat Mahesa menyeret Narendra masuk ke dalam mobil miliknya dan meninggalkan anak buah Narendra yang seolah terhipnotis.Dan pada akhirnya, kejar kejaran antara dua mobil terjadi. Dengan kecepatan penuh, mobil Mah

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Penyelamatan Rendra

    Mobil yang dikendarai Mahesa melesat membelah jalanan yang mulai sepi. Wajahnya menegang tiap kali ia dengar suara jeritan Rendra yang terdengar tak berdaya. Bisa dipastikan, Rendra di keroyok lebih dari dua orang."Brengsek! Siapa yang berani main-main dengan Mahesa Bagaskara?" Mahesa mengepalkan tangannya geram.Ia bersumpah akan memberi pelajaran setimpal terhadap siapapun yang berani menyentuh sahabatnya.***"Ternyata anak buah Mahesa Bagaskara tak seperti yang terdengar! Lembek!" suara cibiran dan cemoohan terdengar memenuhi taman yang sepi itu. Suasana taman itu memang tak seperti taman kota yang lainnya. Karena letaknya kurang strategis, sehingga penerangan pun tak memadai. Hanya ada di tiap ujung taman dengan cahaya temaram."Berani satu lawan satu, jangan keroyokan?" Rendra berusaha bangun, meskipun seluruh tubuhnya merasakan sakit."Besar juga nyalinya! Hajar dia!" pria berkacamata hitam itu turun dari mobil mendekati Rendra. Dengan cengkraman kuat, ia memaksa Rendra meneng

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Rendra Dalam Bahaya

    "Mam, sorry aku harus pergi sekarang!" Mahesa yang merasa tak nyaman di rumahnya sendiri turun menghampiri kedua orangtuanya di meja makan."Lah kok pergi? Temenin Cassandra dong!" Nyonya Rini merenggut. "Mami aja yang temenin, kan dia tamunya Mami!" Mahesa memalingkan wajahnya dari Cassandra."Cassandra itu calon kamu, Nak! Coba kenalan lebih dekat! Pasti kamu suka," Nyonya Rini tersenyum kepada Mahesa."Udah berapa kali aku bilang, Mam! Aku sudah punya calon sendiri, pilihan sendiri!" Mahesa menjawab ketus ucapan ibunya."Memangnya siapa calon mu itu hah? Pasti cuma akal-akalan kamu aja!" gerutu Nyonya Rini."Serius, Mam! Dia seorang pemilik perusahaan," Mahesa mencoba meyakinkan ibunya."Sudahlah, Mam! Nggak enak juga berdebat di depan tamu! Biarkan anakmu dengan pilihannya!" Tuan Adam mengedipkan matanya kepada Mahesa."Nggak bisa gitu, Pah!" Nyonya Rini menatap tak suka suaminya.Sementara Cassandra pura-pura tenang meskipun hatinya marah besar dengan ucapan Mahesa."Dengar Cass

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Sikap Dingin Mahesa

    "Mimpi? Apa aku bermimpi? Kenapa rasanya sangat nyata?" gumam Cassandra pelan. Ia bergidik ngeri kala mengingat kejadian menyeramkan barusan di dalam kamar."Tante, boleh aku istirahat di ruang tamu aja?" Cassandra melihat ke arah nyonya Rini. Berharap beliau mau mengabulkan permintaannya."Baik, ayok Tante bantu bawakan barang-barang mu!" Nyonya Rini mengangguk setuju. Meskipun beliau tak percaya dengan cerita hantu Cassandra, tetapi rasa ibanya menyeruak dalam dada kala melihat Cassandra yang histeris." Mami, aku makan duluan ya! Udah lapar nih!" Mahesa yang keluar dari kamar berpapasan langsung dengan Cassandra.Meskipun terkejut, Mahesa bersikap seperti dingin mungkin di depan Cassandra."Tunggu Cassandra sebentar, Mahesa!" Nyonya Rini menuntun wanita muda itu turun menuju ruang tamu."Kelamaan, Mi! Aku tunggu di meja makan aja sekalian makan duluan!" Mahesa tak menggubris ucapan ibunya."Kita tunggu Cassandra dulu, Nak! Sebentar aja," Nyonya Rini melirik Mahesa tajam.'Oh My God

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Cassandra Ketakutan

    "Suara apaan itu?" Cassandra yang tengah selonjoran setelah dipijit pelayan Mahesa terperanjat kaget.Hihihihi,Suara menakutkan itu kembali terdengar semakin nyaring. Cassandra mulai turun dari ranjangnya. Dengan tubuh sedikit gemetar ia terlihat mencari asal suara."Pergi sana! Jangan ganggu aku!" teriak Cassandra dengan tubuh merapat di tembok.Sayangnya, suara aneh dan menakutkan kembali terdengar. Bahkan sekarang terdengar langkah kaki yang diseret mendekati kamarnya."Ya, Tuhan! Apa mungkin kamar ini ada penghuninya?" Cassandra terlihat panik.Srek-srek,Suara langkah berat itu semakin mendekat, membuat bulu kuduk Cassandra berdiri tegak. Dalam keadaan panik seperti itu, tiba-tiba lampu kamar padam dengan sendirinya. Sontak saja Cassandra berteriak histeris,"Aaaaaaaaa!" dengan kedua tangan menutupi wajahnya."Tolong, jangan ganggu aku!" Isak Cassandra mulai terdengar, membuat Mahesa yang memantau dari layar komputer tertawa puas."Syukurlah," bisik Cassandra saat lampu kembali

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Mengerjai Cassandra

    "Akhirnya kamu pulang juga, Mahesa!" Nyonya Rini menatap kesal puteranya.Mahesa hanya mengangkat bahunya lalu mencium punggung tangan maminya sopan."Maaf, Mi! Jalanan macet parah," Mahesa mencoba memberi alasan. Tubuh lelahnya ia hempaskan di sofa empuk."Maaf, maaf! Kasihan Cassandra nunggu kamu lama!" Nyonya Rini mendelik kesal."Udah dong, Mami cantik! Ketemu anak tuh disayang, dielus apa gimana! Bukannya dimarahin!" Mahesa mulai terlihat kesal."Lagian ngapain Mami pake acara ngenalin aku ke anak teman Mami segala!" sungut Mahesa kesal."Ngapain katamu? Dengar ya! Mami tuh udah kepingin banget nimang cucu! Kalau nungguin kamu bawa menantu sampai Mami tua pun kayaknya nggak akan!" Nyonya Rini nyerocos tak mau kalah dari Mahesa."Tapi nggak perlu pake acara gini juga kali, Mam! Aku udah punya calon yang super istimewa!" elak Mahesa."Halah, kelamaan! Pokoknya kamu pasti langsung jatuh cinta pada Cassandra. Udah cantik, keluarganya juga pebisnis sama dengan kita! Cocok sama kamu!"

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Kedatangan Ibu dan Calon Istri Mahesa

    Sebuah Audy merah berhenti di depan sebuah mansion mewah.Tin, hanya dengan bunyi klakson dari Audy merah, pintu gerbang mansion bergaya klasik Eropa itu terbuka sendiri. "Selamat sore, Nyonya!" Satpam berbadan tegap segera menghampiri."Mahesa ada?" suara wanita paruh baya terdengar menanyakan sang pemilik mansion."Tuan muda pulang sedikit terlambat hari ini, Nyonya!" jawab Satpam itu sangat sopan."Ok!" wanita cantik paruh baya itu hanya mengacungkan jempol, sebelum melajukan mobilnya."Welcome in Indonesia, Mrs. Rini and Mis Cassandra!" Rendra menyambut ibunya Mahesa yang baru turun dari mobil dengan sangat ramah dan sopan. "Kapan Mahesa pulang kerja, Rendra? Apakah dia sudah tau akan kedatangan saya?" Nyonya Rini merasa kesal karena putera sematawayangnya tidak nampak."Mungkin terjebak macet, Nyonya! Tuan muda sendiri sudah tau akan kedatangan Nyonya!" Rendra kembali mengangguk sopan kepada wanita di hadapannya."Kamu pasti letih ya, Sayang! Lebih baik kita istirahat sebentar

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Abimana Masuk Perangkap

    "Mas, aku bukain bajunya ya!" Karin panik karena Abimana semakin mendekat bahkan hampir memegang handle pintu kamar mandi."Ish! Kamu ini kenapa sih? Kok sikapmu aneh gitu?" langkah Abimana terhenti, ia merasa jengkel dengan kelakuan istrinya yang tak masuk akal."Ya kan kalau masuk kamar mandi udah nggak pake baju enak, Mas! Tinggal rendeman di bathtub!" Karin berusaha tersenyum sewajar mungkin untuk meyakinkan Abimana."Nggak usah!" Abimana mendengus kesal. Dengan perlahan, ia memutar handle pintu.Kring-kring,Tiba-tiba ponsel Abimana berdering sangat nyaring. Disusul ketukan di pintu kamar membuat Abimana urung membuka pintu kamar mandi."Ya, halo!" Abimana yang penasaran segera mengangkat panggilan telpon."Saya mengantar mobil pesanan anda! Kami sudah memasuki halaman rumah anda!" suara dingin di seberang telpon kembali terdengar."Apa? Anda sudah sampai disini?" Abimana tersenyum ceria."Tunggu sebentar, saya segera turun ke bawah!" ucap Abimana sambil membetulkan kancing kemej

  • KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT    Aston Martin Rapid S

    Abimana yang merasa suntuk tak bisa bertemu sosok Claudia saat pulang kerja melampiaskan kekesalannya dengan mampir di sebuah gerai otomotif.Kebetulan hari ini grand opening festival produk otomotif dan berbagai pendukungnya. Nampak jejeran mobil keluaran terbaru di bagian depan menarik banyak minat pengunjung.Bukan hanya produk otomotif saja yang ada disana, aneka food court juga tak ketinggalan menambah kemeriahan festival itu."Kayaknya gue butuh kendaraan baru!" gumam Abimana, mengingat mobil yang sekarang dipakainya kalah mewah dengan mobil Claudia."Silahkan, Pak! Ini ada beberapa mobil produksi Eropa dan juga asia keluaran terbaru!" seorang salesgirl cantik menyapa Abimana.Abimana hanya manggut-manggut melihat-lihat mobil mewah yang berjejer rapi.Pandangannya tertuju pada satu mobil sport warna biru metalik milik brand ternama Aston Martin Rapid S seri terbaru produksi negara Lady Diana."Delapan milyar?" Abimana bergumam saat mengetahui harga mobil incarannya."Iya, Pak! D

DMCA.com Protection Status