KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 37. **PoV Author"Mas, kamu mau ke mana? Apa yang sebenarnya terjadi?" "Aku hanya nekat. Nekat saja karena kesal melihat Sandrina. Dia sudah membuat hidupku hancur!" "Kamu bicara apa sih, Mas?" "Aku harus cari tempat aman agar bisa bersembunyi sementara waktu karena Sandrina kecelakaan dan aku yang menyebabkan dia celaka." Miranti begitu heran dengan yang terjadi. Karena Alif mengalami sejumlah luka. Tangan dan kaki nya terluka. Walaupun tak parah tetap saja mengeluarkan darah yang banyak. Suster yang masuk harus membersihkan dan menutup lukanya. "Jadi Sandrina mati?" tanya Miranti berharap itu benar. "Enggak tahu. Aku keburu lari karena takut. Jangan sampai orang tahu kalau aku biang keladi dia celaka!" "Kamu memang nekat, Mas. Terus, setelah ini bagaimana?" "Ini semua aku lakukan karena kamu dan juga Ibu di kampung yang membuatku pusing karena kalian selalu minta uang!" Alif mengacak rambutnya frustasi. Entah bagaimana nasibnya setelah ini. "Itu m
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS. 38**PoV Author.Sandrina merasa malu saat Damar membisikkan sesuatu ke telinganya. Jantungnya berulah. Padahal dia hanya menawarkan pernikahan palsu tetapi perbuatan Damar berhasil membuat dirinya merasa panas dingin. "Baik, kalau begitu. Besok kita buat poin-point pernikahannya. Tidak akan menguntungkan aku saja tetapi kamu juga," kata Sandrina meringis. "Apakah aku juga boleh mengajukan syarat?" Damar sekarang sudah tak canggung ber-aku dan kamu dengan Sandrina. "Asalkan tidak merugikan kedua belah pihak dan kita sama-sama setuju." "Baiklah, kamu istirahat saja dulu. Aku akan pikirkan syarat ku." Damar memaksa Sandrina berbaring dan menyelimuti wanita itu. "Baik. Aku tidur dulu. Kamu juga jangan begadang. Selamat malam," ucap Sandrina dengan perasaan malu dan membalik badannya. Dia bersegera menutup mata. Damar tertidur di sofa tunggu rumah sakit. Dia tersenyum sebentar melihat punggung Sandrina. Setelah istri dan anaknya tiada. Damar tak pernah mem
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 39.**"Suara apa itu, Mas?" tanya Miranti ketakutan. Alif juga merasa takut setelah Miranti mengatakan itu, pasalnya, dia sekarang buronan. Sandrina tak akan menyerah. Wanita itu pasti lapor Polisi dan dia sedang terancam. Alif bersegera mengambil kayu dengan tangan yang kokoh seperti tadi. Dia menggenggam kayu itu untuk siap memukul orang. Mereka ke depan dengan perasaan was-was. Begitu sampai di depan. Tidak ada apa-apa. "Aaa ...." Miranti menjerit melihat ada ular di depannya. Ular berukuran sedang. Ular sejenis cobra yang siap mematuk. Kepalanya sudah naik. Alif kebingungan. Dia juga merasa takut. Ular bukan binatang agresif tetapi jika di ganggu maka dia akan melawan. "Buka pintu nya, Mir!" ucap Alif.Miranti melangkah cepat membuka pintu karena dia juga takut. Beberapa kali Alif mengusir ular itu agar keluar. Hingga akhirnya ular itu keluar juga. Miranti segera menutup pintunya. "Kenapa ada ular, Mas. Kok bisa masuk?" "Tentu saja, Mir. Ini bukan r
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 40**PoV Author. Sandrina membenamkan wajahnya di atas bantal. Dia masih teringat perkataan Damar kemarin. Bertemu dengan nya saja Sandrina merasa malu setengah mati. Perceraian dengan Alif masih enam bulan saja. Masa sih harus secepat itu cari ganti. Walaupun Sandrina tak bisa memungkiri kalau dia juga ada rasa ke Damar karena lelaki itu baik. "Tujuanku bukan uang, Sand. Aku sayang beneran sama kamu." Mata Sandrina melotot tak percaya mendengar ucapan Damar. "Sayang?" "Iya. Sikap kamu padaku. Semua yang kamu lakukan membuat aku sayang beneran sama kamu," kata Damar dengan malu-malu. "Kamu jangan becanda deh, Damar." "Aku serius. Kamu lihat di mata aku hanya ada kamu, Sand. Maaf aku gak bisa berkata-kata romantis. Aku gak pandai merayu. Tapi, aku cuma sayang nya sama kamu buka Tissa." Sandrina meringis merasa tak enak. Karena perbuatannya membuat orang lain salah paham. "Tapi aku ..." Sandrina bingung mau berkata apa. Dia merasa gak enak. "Aku tahu
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 41**PoV Author. Miranti memeluk kaki Sandrina. Wanita itu benar-benar membuat Sandrina pusing menghadapi sikapnya. "Apa yang kamu mau dariku?" tanya Sandrina."Aku ingin menawarkan sesuatu kepadamu sesuatu yang tidak akan merugikan mu." Miranti memelas sambil terus memeluk kaki Sandrina."Kenapa kamu harus hadir lagi dalam kehidupanku? Aku nggak suka dengan segala sikapmu, Mir. Pergi dari rumahku!" hardik Sandrina marah. "Aku tidak akan pergi sebelum kamu melihat dulu apa yang aku tawarkan"Sepertinya aku tidak akan tertarik dengan tawaran mu!""Kamu belum melihatnya jadi bagaimana mungkin kamu bisa tertarik. Aku rasa kamu harus melihat apa yang aku bawa sekaligus permohonan untuk meminta bantuan padamu, San.""Baiklah jika seperti itu keinginanmu lebih bagus kamu melepaskan kakiku!"Miranti melepaskan kaki Sandrina. wanita itu mengeluarkan surat tanah milik abangnya. Miranti berharap rumah berhantu nya itu bisa dijual nya dengan Sandrina. Karena rumah itu
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 42. **"Mbak ada yang datang tuh." Nisa memberi tahu kalau ada yang datang."Siapa? Miranti balik lagi. Emang gak tahu malu banget sih dia!" kata Sandrina mendengkus. "Bukan dia kali. Seseorang yang kamu rindukan datang!" Nisa terkikik melihat wajah merah padam Sandrina. Sandrina menjadi malu karena Nisa sukses menggodanya. Wanita itu mengernyitkan dahinya seraya berpikir untuk apa Damar datang ke sini? "Damar?" tanya Sandrina. "Itu kamu langsung benar tebakannya." Wajah Sandrina kembali memerah karena Nisa sekali lagi menggodanya. "Ya sudah bilang saja tunggu di bawah!" perintah Sandrina. "Siap, Mbak!" sahut Nisa berlalu. Setelah Nisa keluar dari kamarnya Sandrina langsung mendatangi cermin Dia melihat-lihat wajahnya disana. Aku sudah cantik apa belum ya batinnya dalam hati sesekali Sandrina tersenyum merasa malu. setelah merasa cukup percaya diri akhirnya Sandrina turun juga untuk menemui Damar. Lelaki itu tersenyum manis kearah Sandrina ketika netr
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 43. **PoV Author"Saya mengumpulkan kalian semua di sini untuk memberitahukan bahwa saya akan menikah dengan Adik Sandrina," kata Damar menatap wajah Sandrina dengan penuh cinta. "Nggak mungkin. Pasti gak benar kan, Mas?" Wajah Tissa sengit menatap Sandrina. Wanita gak tahu malu. Tissa harus apa untuk membuat Damar jatuh cinta padanya. Secara halus sudah tetapi hati Damar sepertinya tertutup rapat. Sandrina hanyalah wanita baru kedatangannya menghancurkan segalanya. Mengapa Damar harus memilihnya padahal Tissa rela melakukan apapun untuk Damar? Rasa kesal menjalar ke tubuh Tissa.Dia merasa tidak terima jika Damar memilih Sandrina dibandingkan dirinya. Apa bagusnya wanita itu. Dia memang Bos Damar apa hanya karena itu Damar memilihnya. "Benar, Tissa. Aku akan menikahi Sandrina." Damar tersenyum kecut ke arah Tissa. Dia teringat ucapan calon istrinya jika Tissa menyukai dia. "Kenapa, Mas? Untuk apa menikahi Sandrina? Pasti dia sudah bertindak curang!"
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 44**"Bu badan Raisa panas kita harus membawanya ke Dokter." ucap Miranti ke Ibu. Saat itu mereka sedang sibuk memasak. Hari sudah sore. Ratmini baru saja pulang dari sawah. Dia harus banting tulang membantu di sawah orang lain. Sementara Bu Rifah yang tak kuat lagi hanya bisa menjadi pembantu di rumah orang. Itulah mengapa mereka tak betah hidup di desa. Lebih betah berada di kota dan menjadi Nyonya. "Ribet banget kamu. Kamu gak lihat kami lagi sibuk!" kata Ibu sambil mengupas bawang. Dia akan memasak sambel terasi dengan sayur daun singkong yang ada di belakang rumah mereka."Jika seperti ini terus makannya Bu. Bagaimana saya bisa memiliki air susu yang banyak. sedangkan Raisa membutuhkan susu untuk nutrisinya dan dia juga sedang demam.""Cerewet banget sih kamu. Kamu udah tinggal makan aja banyak tingkah. Bersyukur kamu masih bisa makan. Kalau kamu mau yang mewah-mewah mendingan kamu kasih uangnya sama kami biar bisa dibeliin kebutuhan kamu!" kata Ibu s
Setelah kejadian itu Miranti bercerita kepadaku kalau dia sudah ditalak Mas Alif. Dia ditalak Mas Alif saat mereka mengunjungi laki-laki itu di penjara. Miranti bersedih. Namun dia menerimanya dengan kepahitan. Hubungannya dari awal tidak baik dengan cara merebut suami orang dan ini adalah balasan yang setimpal yang dirasakannya atas perbuatannya. "Kamu serius mau pergi? Aku nggak masalah kalau kamu mau tinggal di sini dan merawat anak kamu di sini." "Tidak Sandrina. Aku sudah terlalu banyak merepotkan kamu. Aku tahu mungkin kamu juga tidak suka kepadaku. Aku merasa risih juga karena perbuatanku yang sudah menyakiti kamu. Aku minta maaf sekali lagi sama kamu. Walaupun pertemanan kita tidak akan sama seperti dulu. Aku masih berharap kita berteman seadanya.""Ya, Semoga kamu dan anak kamu sehat. Kamu menemukan kebahagiaan di tempat yang baru. Aku hanya ingin kamu tidak menyalahgunakan kepercayaan orang lain untuk kepentinganmu. Aku berharap kamu menemukan kebahagiaanmu di sana, Mir."
"Apa-apaan ini, Pak! Kenapa Bapak jebloskan saya ke penjara. Padahal selama ini saya juga bekerja untuk Bapak!" "Bekerja? Kamu sama sekali tidak bekerja untuk saya. Tapi kamu menipu saya. Sekarang kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatan kamu. Kamu hampir membuat perusahaan saya bangkrut dengan tidak melakukan produksi barang dan kamu menyelundupkan uangnya. Dasar kamu maling!" kata Pak Rifat menunjuk Alif. Karena Pak Rifat adalah orang penting. Dia juga punya teman seorang aparat. Pak Rifat juga sudah melaporkan perbuatan Alif ke pihak yang berwajib. Datanglah Polisi untuk menangkap Alif. Pak Rifat sebelumnya sudah memberikan bukti-bukti kepada polisi kalau Alif seorang penjahat. Lelaki tambun bersama Mona sengaja menjebak Alif dan membuat dia mengaku di depan keluarganya. "Apa-apaan ini, Pak!" Mata Alif mendelik ketika melihat Polisi datang secara tiba-tiba. Dia tidak menyangka kalau Polisi datang kemari atas undangan Pak Rifat. Padahal dia berpikir untuk menyelesaikan masala
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 60. **PoV Author. Alif sebenarnya ingin pergi dari sana karena situasinya tidak kondusif. Mereka semua berkumpul seperti ingin menyidang dirinya dan menyalahkan dirinya atas segala hal yang terjadi selama ini. Alif merasa posisinya tidak aman sekarang. Namun mau pergi juga tidak bisa. Tiba-tiba tangannya dipegangi oleh kedua Bodyguard Pak Rifat. Mereka membentak Alif. Laki-laki itu tak berkutik akhirnya dia menurut saja duduk seperti yang diinginkan mereka semua. Kedua Bodyguard tetap setia berada di sisi kanan dan kirinya. Alif beberapa kali berusaha melihat kesempatan untuk kabur Namun sepertinya tidak bisa. Dia terus di pegangi dengan kasar. Seketika dia saat ini pasrah, mereka semua duduk memandangi dirinya untuk bertanya macam-macam. "Ada apa ini, Mona? Kamu menyuruh aku datang ke tempat ini. Aku berpikir kita akan berbicara berdua di sini. Tapi aku nggak nyangka di sini banyak orang. Ada Sandrina dan yang lainnya kenapa kamu suruh aku datang kemari?
Mona berkata miris. Teringat kembali kebohongan-kebohongan yang diberikan Alif kepadanya. Dengan bodohnya dia percaya kepada laki-laki yang sudah banyak menipunya. "Kamu ini bicara apa sih. Itu sama sekali nggak benar. Alif itu sangat baik lagi pula dia tidak sengaja. Mungkin karena ada sesuatu hal yang membuat dia berbohong." Bu Rifah meringis bingung. "Aku ingin bertanya kepadamu, Bu. Apakah benar dia Alif dan bukan Putra?!" tanya Mona kembali. "Itu ...." Bu Rifah bingung mau menjawab apa. "Jawab dong, Bu!" kali ini Miranti yang berbicara. Bu Rifah menatap Miranti jengkel. Mau ikut campur saja urusannya. "Nak, Mona. Ibu belum tahu pasti, apakah dia Alif atau Putra seperti yang kamu bicarakan. Cuma Ibu memang benar-benar harus melihat dia secara langsung untuk memperjelas. Apakah dia anak Ibu Alif atau bukan," ucap Bu Rifah. Wanita itu berusaha mencari jalan tengah. Baginya terserah Alif saja. Kalau mau mengaku Putra, demi uang dan harta maka dia tak masalah anaknya berbohong.
Hanya itu yang Mona katakan. Dia mematikan gawainya. Rasa sakit hatinya sudah begitu dalam. Dia tidak mau berbicara panjang lebar lagi kepada Alif. Teringat ucapan Papanya, Alif itu adalah laki-laki yang cerdik. Dia sangat pintar bermanis mulut dan kalau dia sudah bermanis mulut maka Mona masih bisa ditipunya dengan berbagai tipu daya dan bualan-bualan seorang lelaki untuk memanfaatkan dirinya. Alif adalah penipu ulung. Beberapa saat Mona berpikir. Akhirnya dia mendapatkan ide. Dia tahu di mana Panti asuhan Sandrina. Karena penasaran dengan Sandrina Mona sempat memata-matai Sandrina. Jadi dia tahu di mana butik Sandrina dan Panti asuhan Sandrina. Mona yakin kalau sore hari Sandrina dan suaminya ada di sana. Mona berpikir lagi. Tidak mungkin Sandrina tidak mengenal wanita bernama Miranti yang tadi merusak pernikahannya. Pasti Sandrina mengenalnya jadi Mona harus banyak berkomunikasi dengan Sandrina tentang Alif dan apa langkah selanjutnya yang akan diambilnya. Wanita itu kemudian kel
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 59. **POV AUTHOR. Sebelumnya Alif beberapa kali menghubungi Mona untuk menyampaikan permintaan maafnya tetapi Mona tidak mengangkat gawainya. Walaupun Mona tidak mematikan panggilannya karena dia mau melihat seberapa banyak Alif menghubunginya. Ternyata banyak sekali panggilan yang tak terjawab. "Sayang, Untuk apa kamu menangisi laki-laki yang menipu kamu. Belum apa-apa saja dia sudah membohongi kamu. Bagaimana kalau nanti kalian menikah dan pasti masih banyak sekali kebohongan dalam dirinya. Papa juga menyesal membantunya kalau seperti ini keadaannya." "Terus apa yang harus aku lakukan, Pa? Aku juga bingung. Aku mencintainya tapi dia sudah membohongi ku.""Sebenarnya ada yang ingin Papa katakan kepadamu. Kalau produksi barang kita banyak yang gak berjalan. Papa sudah menyuruh orang untuk menyelidiki. Ternyata Putra dalang dari semua ini. Perusahaan Papa mengalami kerugian yang tidak sedikit. Kerugian itu banyak. Papa nggak menyangka kalau dia melakukan in
Miranti terdiam mendengar sikap kasar Sandrina karena sebenarnya dia yakin Sandrina itu adalah teman yang baik. Namun memang dia yang sudah menghianati pertemanan mereka. Apalagi merebut suaminya dulu. Ini adalah karma atas perbuatan yang sudah dilakukannya. Wajar Sandrina marah kepadanya. Sekarang saja ketika melihat Mona merebut Alif dari dirinya, Miranti marah. Apalagi hal yang dirasakan Sandrina pernah dia lakukan dan dia menghianati temannya sendiri. "Bu tolong pergilah. Sandrina tidak suka Ibu ada di sini. Ini tempat Sandrina. Aku saja menumpang di sini dan karena kebaikan hatinya aku bisa merawat bayiku beberapa bulan di sini. Jadi aku minta ibu dan Ratmini pulang saja ke kampung atau kalian jumpai Mas Alif saja, calon istrinya yang kalian bilang kaya itu. Jumpai saja mereka. Tolong kalian pergi dari sini!" "Sekarang kamu enak sekali mengusir kami setelah kami datang dari kampung. Bagaimanapun saya harus bertemu Alif karena saya mau melihat sendiri apakah dia benar-benar Alif
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 58. **POV author. "Mir, kamu mau ke mana sekarang? Bukankah kamu juga gembel setelah lari dari rumah ibu kamu nggak punya tempat tinggal?" tanya Bu Rifah geram ke Miranti. "Ya, asal ibu tahu ya setelah lari dari rumah Ibu itu aku memang terlunta-lunta karena nggak punya keluarga lagi. Untuk pulang ke luar kota menjumpai abangku. Sama sekali aku tak ada biaya. Semua ini gara-gara mulut manis Mas Alif dan ibu tapi apa yang aku dapatkan di kampung sama sekali kesengsaraan!" "Terus, kalau kamu memang terlunta-luntas sekarang. Tapi kamu penampilannya udah jauh lebih bersih. Walaupun masih tetap saja kumuh. Kamu pasti punya tempat tinggal kan sekarang? Biarkan kami tinggal bersama kamu selama kami berada di kota. Kami juga nggak tahu kemana tujuan kami setelah Sandrina ngusir kami!" "Itu bukan urusanku, Bu! Sewa saja hotel. Kalian bisa tinggal di sana atau hubungi Mas Alif!" Bu Rifah mendengkus kesal mendengar ucapan Miranti. Mereka bingung sekarang. Padahal M
Setelah di ruangan ganti. Alif melepaskan tangan Ibunya secara kasar dan menatap tajam Miranti. Dia merasa kacau bukan main. Apakah semua kebohongannya harus berakhir sekarang? "Nak, kenapa kamu kasar banget sama Ibu!" "Udah berapa kali aku bilang kalau aku bukan Alif. Aku Putra!" kata Alif masih berusaha berbohong. "Ibu yakin kamu Alif. Kami bahagia sekali bertemu dengan kamu," lirih Bu Rifah. "Siapa yang suruh kalian datang ke sini?!" "Aku yang suruh, Mas. Aku sengaja menyuruh mereka datang untuk melihat kamu langsung. Mereka keluarga kamu dan pasti lebih mengenali! Kamu gak bisa membohongi aku juga karena aku tahu suamiku!" kata Miranti. Plak!Dengan cepat Alif langsung melayangkan tamparan keras ke wajah Miranti. Miranti terkaget apalagi dia sedang menggendong bayi. Sudut bibirnya. "Berani kamu gampar aku, Mas!" "Kamu jangan ikut campur urusanku!" Mata Alif berkilat marah. Saat itu Alif melirik Sandrina yang datang dengan Damar ke ruangan itu. "Mau apa kamu?!" kata Alif.