Share

24

"Halo, Dokter," sapaku pada Dokter Budi di seberang sana.

"Ya, halo, Mbak Imel, bagaimana kesehatannya?"

"Berangsur membaik, Dok. Apalagi setelah prosedur sedot lemak kondisi saya semakin membaik, sudah jarang lesu dan merasa lebih ringan, Dok."

"Oh, syukurlah, lalu bagaimana dengan wajah Anda, Mbak Imel?" Lanjutnya lagi.

"Alhamdulillah, wajah saya jauh lebih baik dari tampilannya, kemarin tampak mengerikan akibat sobekan kaca."

"Hal yang saya syukuri adalah untungnya kaca tersebut tidak mengenai mata Anda," timpal dokter itu padaku.

"Iya, Dok. Saya pun merasa amat beruntung."

"Lalu, bagaimana dengan obat dan suplemennya?"

"Selalu saya minum," jawabku.

"Oh, baik, terma kasih ya."

"Sama-sama, Dok."

Kuteguk sisa susu yang tertinggal di dalam gelasku, kututup tirai kamar lalu merebahkan diri di peraduan. Dulu, aku tak sanggup tidur dalam kesendirian tanpa pelukan suami, kini mengingat tentangnya saja membuatku mendengkus geram, semua tentangnya hanya akan kuhapus dan kuhilangkan dari hid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status