Neira hampir lelah berdiri di atas kakinya. Beberapa menit yang lalu ia melihat Maher, Wawa, dan Dwi sudah meninggal toko itu, tapi setelah lima belas menit berlalu Atlan belum juga datang menjemputnya.
Kesabarannya hampir habis, dan ia sudah berniat untuk menghubungi Atlan di saat yang bersamaan sebuah suara klakson mobil dari arah belakang membuatnya terkejut. Melihat pemilik mobil itu adalah Atlan, Neira akhirnya bisa bernapas lega.
"Mau terus di situ atau masuk?" Atlan berteriak tanpa keluar dari mobil.
Tentu saja masuk. Neira tidak mungkin terus menjemur dirinya di bawah sinar matahari yang sudah membuat kulitnya memerah.
"Padahal jalanan ini deket dari rumah. Tapi, kok lama banget sampainya." Neira memang sudah merencanakan untuk mengomeli Atlan saat cowok itu datang.
"Sebenarnya, tadi gue masih di sekolah pas Lo chat," ujar Atlan tanpa beban.
Jawaban Atlan membuat Neira menganga. "Terus kenapa Lo bilangnya udah di rumah. Tau gitu gue
Sama seperti di kelas IPA 3, di mana semua orang sibuk mendekor kelas mereka. Di kelas dua belas IPA 1 pun demikian. Tapi, jika Neira terlihat sebagai orang yang paling sibuk diantara yang lain, Atlan justru kebalikannya.Mungkin Atlan adalah siswa terpintar di Pelita Husada. Bukan hanya dibidang akademik tapi juga non akademik.Menjadi siswa peraih juara umum satu sejurusan IPA, dan jabatannya sebagai kapten futsal tentu memberikan pengaruh yang cukup besar untuk Atlan.Jika saja Pelita Husada adalah hotel, mungkin Atlan adalah tamu VVIP-nya. Yang bisa mengakses apa saja dengan mudah di tempat itu.Kepopuleran yang sudah dikantongi Atlan, tentu membuat cowok itu dengan mudah menjadi ketua OSIS, atau hal yang paling sederhana menjadi ketua kelas.Tapi, Atlan bukanlah cowok yang gila jabatan. Apalagi mendapatkan jabatan itu dengan mengandalkan tampan, kepopuleran, serta kekayaan orang tuanya. Bukan karena keahliannya dalam menjadi pemimpin.A
Neira baru saja selesai makan siang di kantin bersama Wawa. Mulai kemarin mereka berdua tidak langsung pulang ke rumah setelah menerima pelajaran, tapi tinggal di sekolah sampai sore untuk melanjutkan pekerjaan mendekor kelas.Tentu bukan hanya mereka berdua, tapi hampir semua teman satu kelas mereka juga tinggal, bahkan dari kelas lain pun begitu.Di kantin mereka makan bakso, yang satu mangkuknya sudah cukup membuat perut kenyang. Tapi meski begitu, Wawa tetap tidak kembali dengan tangan kosong. Gadis itu lebih dulu memborong beberapa camilan dan minuman untuk ia makan di kelas."Habis ini jangan lupa nimbang yah, Wa," kata Neira berniat menggoda Wawa. Melihat bagaimana banyaknya porsi makanan gadis itu, ia khawatir dengan berat badan sang sahabat."Aman. Tenang aja. Gue ini kan termasuk orang MBTK.""Apa itu MBTK," tanya Neira tidak paham."Makan Banyak Tetap Kurus."Mereka berdua tergelak. Merasa lucu dengan istilah yang dibuat Wa
Persiapan lomba keindahan dan kebersihan kelas dalam rangka perayaan Anniversary Pelita Husada yang ke dua puluh tahun benar-benar menguras waktu istirahat Neira. Satu minggu kemarin gadis itu selalu berada di sekolah dari pagi hingga sore hari dan sampai di rumah menjelang malam.Tapi untung saja waktu dan tenaga yang sudah ia keluarkan bersama teman-temannya yang lain tidak sia-sia. Mengingat menjelang satu minggu lagi lomba dimulai, kelas mereka sudah menginjak angka delapan puluh persen pengerjaan. Itu artinya sisa dua puluh persen lagi akan selesai.Oleh karena itu juga, Ibu Rika memberikan mereka waktu istirahat di hari Minggu agar tidak perlu datang ke sekolah untuk bekerja.Andai saja Neira masih tinggal di rumahnya yang lama, di hari Minggu seperti sekarang jika sedang tidak mengerjakan tugas sekolah, pasti ia akan membuat kue. Tapi setelah tinggal di rumah mertuanya, jangankan membuat kue, masuk ke dapur untuk membuat susu saja Neira dilarang oleh Frid
Di Pelita Husada tentu banyak siswa-siswi yang berprestasi. Ada yang berprestasi di bidang akademik, ada juga yang berprestasi di bidang non akademik. Bahkan ada pula yang menguasai keduanya.Jika ada pertanyaan siapa siswa yang menguasai kedua hal itu, pasti satu sekolah akan langsung menyebut nama Keanu Atlan Bumi.Fakta terbaru cowok itu, selain menguasai beberapa mata pelajaran apalagi Fisika, handal dalam beberapa cabang olahraga terlebih futsal, ternyata Atlan juga pandai memainkan beberapa alat musik, salah satunya gitar.Fakta ini tidak banyak diketahui orang karena Atlan memang hampir tidak pernah menunjukkannya. Jika saja Neira tidak tinggal di rumah cowok itu, mungkin sampai sekarang ia tidak akan tahu bakat terpendam suaminya.Di balik pintu kaca yang menghubungkan dapur dengan taman belakang, Neira berdiri sambil memperhatikan Atlan yang sedang memetik gitarnya di bawah taburan bintang-bintang.Neira sudah berada di sana saat Atlan bar
Satu hari menjelang ulang tahun Pelita Husada, semua pelajaran diliburkan. Dari pagi sampai sore semua orang sudah disibukkan dengan segala persiapan acara.Tahun ini terkesan istimewa karena ada dua kali perayaan, yakni pagi dan malam hari. Untuk acara pagi hari, akan dilaksanakan di tempat terbuka, yaitu lapangan upacara karena area itu cukup luas untuk menampung banyak orang. Dan yang lebih istimewa lagi adalah, pihak sekolah membuka secara umum siapa saja yang ingin datang untuk menyaksikan persembahan yang telah dipersiapkan setiap kelas.Sedangkan untuk acara malam, yaitu pesta topeng akan diadakan di dalam aula karena pestanya lebih tertutup dan hanya melibatkan siswa-siswi Pelita Husada saja.Para panitia yang semuanya diambil dari kelas sepuluh dan sebelas sudah sibuk menata panggung dan menyusun kursi untuk penonton. Sebenarnya persiapan itu sudah dimulai sejak kemarin sore dan hari ini tinggal merapikan beberapa bagian.Jika di lapangan semua o
Seperti yang sudah-sudah, kehadiran Atlan selalu berhasil menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Jika biasanya mereka menatap Atlan karena kagum, kali ini kekaguman itu berubah menjadi heran.Selama ini Atlan terkenal anti dekat dengan cewek. Ia mungkin hampir setiap hari dibicarakan oleh banyak orang tapi semua menyangkut ketampanan wajahnya, prestasi, juga kekayaan orang tuanya. Sama sekali tidak ada yang bergosip masalah asmara cowok itu. Karena sejak naik di kelas sebelas dan dua belas, Atlan tidak pernah lagi terlihat dekat dengan seorang siswi di Pelita Husada.Lalu, mendapati Neira turun dari mobil Atlan, tentu saja menjadi suatu pemandangan langka di sekolah itu.Sebelumnya Neira sudah meminta Atlan untuk menurunkannya di tempat biasa, yakni samping halte. Tapi, cowok itu justru membawanya sampai di parkiran. Sontak saja hal itu langsung menjadi buah bibir dari semua orang yang tak sengaja melihat kedatangan mereka berdua."Tindakan Lo
Jam dua siang semua acara dihentikan dan akan dilanjutkan pada pukul tujuh malam nanti di pesta topeng.Semua orang membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing untuk bersiap-siap. Yang tinggal hanya para panitia karena masih harus merapikan panggung yang digunakan tadi dan mempersiapkan aula untuk acara malam nanti.Neira sendiri sudah lebih dulu meninggalkan sekolah dan kini tengah menunggu kedatangan Atlan di dekat halte.Jika tadi pagi saat datang ke sekolah Atlan berhasil memaksa Neira agar turun di parkiran, maka ketika pulang Neira bersih keras agar mereka bertemu di tempat biasa. Hal itu ia lakukan untuk menghindari kecurigaan orang-orang jika mereka kembali terlihat pulang bersama.Tentu saja permintaan Neira sempat ditolak oleh Atlan. Tapi gadis itu mengancam akan pulang menggunakan ojek online jika saja cowok itu masih nekat. Akhirnya untuk kali ini Atlan pun memilih mengalah.Sepuluh menit berlalu, tapi Atlan belum juga tampak be
Sebelumnya Neira berpikir bahwa mengenakan make up pada acara pernikahannya adalah kali pertama dan terakhir. Karena hal itu memang bukan kebiasaannya. Lalu paksaan Frida yang menyuruh dirinya berdandan untuk menghadiri pesta topeng di sekolah membuat sekali lagi pemikirannya salah.Tidak peduli seberapa keras Neira menolak, Frida tetap berhasil membujuknya dan kini berakhir di sebuah salon langganan Frida. Tentu bukan salon pinggir jalan tetapi salon ternama bahkan sering di datangi artis-artis. Neira tahu hal itu berlebihan, tetapi bagi Frida tidak ada yang lebih penting dari sebuah kesempurnaan. Dan polesan make up di wajah Neira menjadi pelengkap gaun yang membalut tubuh gadis itu.Jika sebelumnya Atlan bahkan tidak ingin melihat ke arahnya, kini dialah yang sulit memalingkan wajah dari Neira."Astaga, Neira. Kamu super cantik sekali. Bunda sampai pangling." Frida memperhatikan Neira dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Kalau begini jangankan Atlan, semua o
Kabar kelulusan Atlan dan Neira sudah sampai di telinga orang tua mereka. Di hari itu juga Haidar langsung merencanakan pesta kecil-kecilan. Namun, karena waktunya mendadak, mereka pun memutuskan untuk mengadakan pesta barbeque.Di halaman belakang kediaman Prayoga kini sudah diatur menjadi area untuk makan malam. Ada meja panjang dengan beberapa kursi juga yang tertata rapi di tengah halaman.Jika tahun lalu mereka selalu merayakan kenaikan kelas Atlan hanya bertiga, kini rumah itu menjadi begitu ramai. Bukan hanya karena kehadiran Neira, Elvina, dan Yasmin, tapi Wawa serta Aydin turut diundang.Jam delapan malam mereka sudah memulai. Atlan dan Aydin lah yang bertugas untuk memanggang daging sedangkan Neira dan Wawa menyiapkan nasi di meja. Lalu untuk para orang tua hanya tinggal menikmati."Ini apinya gak bisa dibesarin lagi apa? Udah ngiler banget gue," kata Aydin tak sabar melihat daging yang sudah matang menyeruakkan bau sedap."Kalo mau hangu
Neira yang awalnya ingin ke dapur terpaksa harus membelokkan langkahnya ketika mendengar suara bel berbunyi. Saat membuka pintu ia terkejut dengan kehadiran dua orang yang berdiri di hadapannya sambil memasang cengiran. Kening Neira mengkerut. "Kalian datang berdua?" "Enggak seperti yang Lo pikir." Wawa langsung mengelak atas apapun yang mungkin Neira pikirkan ketika melihatnya datang bersama Aydin. "Dia yang ngikutin gue." "Kepedean Lo. Gue ke sini buat ketemu Atlan. Nei, Atlan ada, kan?" tanya Aydin kepada Neira. Neira yang masih berusaha mengerti situasi hanya bisa mengangguk. "Ya kenapa Lo mau ketemu Atlan pas banget gue datang ke sini. Kan Lo bisa datang besok atau lusa gitu." "Suka-suka gue, lah. Yang punya rumah juga gak permasalahin gue mau datang kapan." Aydin langsung bergegas masuk ketika melihat Wawa membuka mulutnya. "Gak sopan main nyelonong masuk tanpa izin," teriak Wawa yang berhasil terpancing emosi oleh Aydin.
Mobil Atlan berhenti di depan teras rumah disusul mobil yang membawa Frida dan Elvina selanjutnya.Atlan buru-buru melepas safety belt-nya, lalu keluar dari mobil. Ia berputar menuju pintu bagian penumpang lalu menuntun Neira turun dari kursinya.Frida serta Elvina yang juga sudah turun dari mobil menunggu keduanya di teras dan akan bersama-sama masuk ke dalam rumah. Tapi, belum sempat mereka melewati pintu tiba-tiba terdengar suara teriakan seseorang dari belakang."Berhenti!"Semua orang sontak berbalik lalu terkejut mendapati keberadaan Jelita di sana."Jelita, sedang apa kamu di sini?" tanya Elvina heran.Pikiran Frida penuh akan pertanyaan tentang siapa gadis yang berdiri di depan mereka saat ini, dan pertanyaan itu langsung terjawab ketika Jelita angkat bicara."Kenapa Tante penjarain papa Jelita?" Suara Jelita tinggi sarat akan kemarahan. "Apa belum cukup, dengan kepergian Mama, sampai Tante juga mau pisahin Papa dari aku?"
Elvina mengakhiri pembicaraannya bersama Frida di telepon. Baru saja besannya itu memberikan informasi bahwa Bagaskara sudah ditangkap dan kini berada di kantor polisi.Seketika ia tidak tahu bagaimana perasaannya, antara ingin senang atau sedih.Bagaskara memang sudah dilaporkan atas dua tuduhan. Yaitu sengaja mencelakai Ferdinand serta melakukan penipuan atas pembelian saham perusahaan pria itu.Namun, yang melaporkannya adalah Haidar dan Frida. Sebab, Elvina merasa tidak tega melawan kakak iparnya sendiri di pengadilan nanti.Sekarang ia pun kebingungan mencari cara untuk mengatakan kepada Neira, sebab gadis itu sama sekali tidak tahu rencana pelaporan omnya tersebut.Saat ini Neira sedang menemani Yasmin bermain di ruang keluarga. Dan ia pun terpaksa harus mengganggu aktivitas kedua putrinya.Ketika membuka pintu, Elvina mendapati Yasmin duduk melantai bersama beberapa boneka barbie-nya. Sedangkan Neira berada di sofa sambi
Atlan sudah rapi dengan pakaiannya, kini ia sedang menunggu Neira di ruang tamu. Hari ini mereka akan mendatangi book shop untuk membeli beberapa buku persiapan ujian. Meski mereka di skors dan tidak menerima pelajaran dari sekolah, keduanya tetap bisa belajar dari rumah.Sebenarnya perasaan Neira masih belum membaik setelah kejadian kemarin, tapi Atlan berusaha menghibur gadis itu dengan cara mengajaknya jalan-jalan. Dan, ide brilian Atlan yang tidak mungkin ditolak oleh Neira adalah dengan membeli buku. Sebab, gadis itu selalu menyukai hal yang berhubungan dengan buku.Tak seberapa lama kemudian Neira datang dengan setelah dress selututnya. Hal yang sempat membuat Atlan terdiam beberapa saat karena terkesima. Atlan tidak bisa mengelak bahwa penampilan Neira saat ini sangat cantik."Duh, cantiknya menantu bunda. Mau ke mana, jalan-jalan, yah?" Frida yang datang dari arah taman samping menghampiri keduanya."Kami mau beli buku, Bunda," jawab Neira sedikit
Setelah kepergian Bagas, mereka kembali ke ruang kerja Ferdinand. Tapi, hanya Neira, Elvina, dan Frida karena Haidar sudah pulang lebih dulu untuk pergi menemui kliennya.Sejak tadi Neira sudah menahan rasa penasarannya. Baik Elvina maupun Frida menyadari hal itu tapi tetap berpura-pura tidak tahu. Sampai akhirnya Neira pun menuntut penjelasan, dan keduanya tidak bisa mengelak lagi."Aku ngerasa Mama sama Bunda lagi nutupin sesuatu." Neira memandang Elvina dan Frida secara bergantian. Di mana kedua wanita itu pergi ke tempat berbeda. Jika Frida kembali ke sofa untuk duduk, Elvina sendiri menghampiri meja kerja Ferdinand untuk melakukan panggilan kepada Nimas."Apa yang kalian sembunyiin? Dan kenapa aku gak dikasih tau?" tanyanya."Neira, duduk sini. Kamu gak capek berdiri terus?" panggil Frida. Ia mengambil salah satu cangkir kopi susu yang tadi dibawa OB. Meski sudah tidak sehangat tadi, ia tetap meminumnya.Neira menurut tanpa banya
Atlan memarkirkan mobilnya di depan gerbang Pelita Husada. Namun, jika biasanya ia datang untuk belajar, kali ini ia hanya datang untuk menemui Aydin setelah mengatur janji temu di jam istirahat.Arloji Atlan sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang tiga menit, di mana tandanya sebentar lagi jam pelajaran kedua akan berakhir.Atlan keluar dari mobil saat melihat Pak Joko sudah duduk di depan gerbang. Biasanya ketika hampir istirahat, security Pelita Husada itu memang selalu siaga menjaga gerbang dari siswa-siswi yang berniat bolos.Pak Joko yang melihat kehadiran Atlan mengapa lebih dulu. "Hari ini gak sekolah, Nak?" tanyanya ketika melihat Atlan hanya mengenakan pakaian biasa.Atlan tersenyum. "Lagi di skors, Pak," ucapnya terdengar santai padahal itu tandanya ia tidak akan menerima pelajaran di sekolah, dan artinya ia akan ketinggalan materi."Oalah. Nak Atlan mau masuk? Biar bapak bukakan gerbang?" Pak Joko memegang gembok gerbang, s
Meja makan mewah di kediaman Prayoga yang biasanya hanya diisi empat orang kini bertambah menjadi enam orang karena kehadiran Elvina dan Yasmin yang sedang melakukan sarapan.Hari ini adalah hari pertama Neira dan Atlan di skors sehingga mereka tidak bisa datang ke sekolah. Tapi, keduanya tetap berpakaian rapi karena akan mengunjungi suatu tempat."Kalau sudah selesai sarapan langsung bergegas. Takut di jalan macet dan kita akan kesiangan," ujar Haidar. Seperti biasa ia selalu menjadi orang pertama yang menyelesaikan sarapannya.Pria itu keluar dari ruang makan meninggalkan Frida, Elvina, Neira, Atlan, dan Yasmin yang masih belum menghabiskan makanan mereka. Terlebih Elvina yang belum makan apapun karena Yasmin tiba-tiba merengek ingin disuapi."Neira sudah selesai, Ma. Biar Neira yang suapin Yasmin. Lalu Mama makan," kata Neira usai menenggak sisa susu hangatnya."Tidak usah. Sebaiknya kamu langsung bersiap. Nanggung makanan Yasmin t
Elvina keluar dari kamar tamu di kediaman Prayoga usai membersihkan diri. Untuk sementara waktu ia dan Yasmin akan menginap di sana karena akan mengurus beberapa hal bersama Haidar dan Frida. Wanita itu juga tidak akan kembali lagi ke Beijing sebab urusannya di sana sudah selesai.Saat ini Elvina tengah berjalan menuju ruang kerja Haidar ketika Yasmin datang menghampirinya."Mama, temenin Yasmin main boneka," rengek gadis itu. Sejak tadi ia hanya berkeliling mencari orang yang bisa menemaninya bermain.Karena Haidar dan Frida sudah menunggu, tentu saja Elvina tidak bisa menuruti permintaan putrinya itu."Mama lagi ada pekerjaan, Sayang. Main sama yang lain aja, yah?" Kebetulan Sekar lewat dan wanita itu langsung memanggilnya. "Sekar, apa kamu sibuk?"Perempuan itu mendekat. "Tidak, Nyonya. Hanya ingin membawa ini ke dapur," jawabnya."Kalau begitu saya minta tolong kamu temani Yasmin bermain yah, saya ada pekerjaan," ujar Elvina.Seka