Jam dua siang semua acara dihentikan dan akan dilanjutkan pada pukul tujuh malam nanti di pesta topeng.
Semua orang membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing untuk bersiap-siap. Yang tinggal hanya para panitia karena masih harus merapikan panggung yang digunakan tadi dan mempersiapkan aula untuk acara malam nanti.
Neira sendiri sudah lebih dulu meninggalkan sekolah dan kini tengah menunggu kedatangan Atlan di dekat halte.
Jika tadi pagi saat datang ke sekolah Atlan berhasil memaksa Neira agar turun di parkiran, maka ketika pulang Neira bersih keras agar mereka bertemu di tempat biasa. Hal itu ia lakukan untuk menghindari kecurigaan orang-orang jika mereka kembali terlihat pulang bersama.
Tentu saja permintaan Neira sempat ditolak oleh Atlan. Tapi gadis itu mengancam akan pulang menggunakan ojek online jika saja cowok itu masih nekat. Akhirnya untuk kali ini Atlan pun memilih mengalah.
Sepuluh menit berlalu, tapi Atlan belum juga tampak be
Sebelumnya Neira berpikir bahwa mengenakan make up pada acara pernikahannya adalah kali pertama dan terakhir. Karena hal itu memang bukan kebiasaannya. Lalu paksaan Frida yang menyuruh dirinya berdandan untuk menghadiri pesta topeng di sekolah membuat sekali lagi pemikirannya salah.Tidak peduli seberapa keras Neira menolak, Frida tetap berhasil membujuknya dan kini berakhir di sebuah salon langganan Frida. Tentu bukan salon pinggir jalan tetapi salon ternama bahkan sering di datangi artis-artis. Neira tahu hal itu berlebihan, tetapi bagi Frida tidak ada yang lebih penting dari sebuah kesempurnaan. Dan polesan make up di wajah Neira menjadi pelengkap gaun yang membalut tubuh gadis itu.Jika sebelumnya Atlan bahkan tidak ingin melihat ke arahnya, kini dialah yang sulit memalingkan wajah dari Neira."Astaga, Neira. Kamu super cantik sekali. Bunda sampai pangling." Frida memperhatikan Neira dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Kalau begini jangankan Atlan, semua o
Sudah pernah dikatakan sebelumnya bahwa Atlan bukanlah tipe cowok yang menyukai keramaian. Apalagi ikut berkumpul bersama orang banyak di sebuah pesta. Keberadaannya di aula sekolah di mana pesta topeng sebagai penutup rangkaian acara perayaan anniversary Pelita Husada diselenggarakan hanya untuk mengawasi Neira.Atlan tidak tahu, kapan naluri ingin melindungi Neira itu muncul. Tapi sebagai seorang suami ia tentu berkewajiban untuk mengetahui dan mengawasi ke mana serta apa yang dilakukan istrinya. Meski dari jarak jauh seperti yang dilakukannya saat ini.Hanya untuk Neira. Jika bukan karena gadis itu, Atlan tidak mungkin mau menghabiskan malamnya dengan menyaksikan orang-orang berdansa.Satu jam sudah berlalu sejak pesta dimulai. Sebelumnya kepala sekolah sudah memberikan penyambutan, serta pidato suka citanya atas usia Pelita Husada yang kini menginjak usia dua puluh lima tahun. Setelah itu barulah para guru-guru memberikan kebebasan kepada siswa-siswi yang da
Atlan langsung membawa Neira menuju mobil dengan menggendongnya ala bridal style. Tidak peduli dengan banyaknya pasang mata yang memperhatikan mereka. Baginya yang terpenting saat ini adalah Neira."Atlan, Lo mau bawa Neira ke mana." Wawa yang mengikuti Atlan dari belakang mencoba bertanya sekali lagi setelah tadi terus diabaikan.Sampai di mobil, atas inisiatif sendiri Wawa membantu Atlan membuka pintu mobil lalu cowok itu meletakkan Neira di kursi penumpang.Saat Atlan ingin masuk ke kursi kemudi, Wawa menahannya. "Ih, Lo jawab dulu dong. Mau bawa Neira ke mana. Gue ikut."Belum selesai dengan Wawa, Aydin datang dengan melayangkan pertanyaan yang sama. "Lan, Lo mau bawa Neira ke mana?""Kalian berdua bisa diam, gak? Balik ke dalam sekarang dan biar gue yang urus Neira.""Tapi ...."Atlan segera masuk ke mobil. Menyalakan mesin lalu menjalankan mobil itu meninggalkan area sekolah sekaligus pertanyaan di benak semua orang.Saat
Persis ketika ingin berangkat, di mana Atlan masuk lebih dulu ke dalam mobil. Saat sampai di sekolah, cowok itu juga keluar lebih dulu dengan meninggalkan Neira sendiri tanpa mengucapkan sepatah katapun.Kondisinya tidak jauh berbeda dengan kemarin ketika Neira datang bersama Atlan. Semua orang langsung memperhatikannya. Namun, kali ini dibarengi dengan bisikan-bisikan.Tidak hanya di parkiran, tapi di sepanjang lorong lantai satu penuh dengan orang yang seakan sengaja menunggu kedatangannya. Diperhatikan seintens itu oleh banyak orang tentu membuat Neira tidak nyaman. Terlebih ia tidak tahu apa yang orang-orang itu pikirkan tentang dirinya.Menyiram kepala menggunakan air dingin memang berhasil membuat pusingnya hilang, tapi tidak dengan pikirannya yang mulai dipenuhi dengan pertanyaan. Tentang apa yang sebenarnya terjadi di pesta topeng kemarin malam. Kesalahan apa yang sudah diperbuatnya sampai-sampai semua orang kini hanya memperhatikannya.Neira mera
Seminggu sudah berlalu sejak kejadian di pesta topeng yang menjadi awal mula tersebarnya gosip kedekatan antara Atlan dan Neira. Dan sejak saat itu pula hubungan keduanya memburuk.Semua diawali dengan sikap Atlan yang tiba-tiba berubah. Semua orang tahu bahwa cowok itu cuek, tapi sikapnya kepada Neira kali ini lebih pantas disebut sengaja menghindar.Atlan dan Neira memang tinggal di satu rumah yang sama. Tapi intensitas pertemuan mereka hampir tidak ada. Selain di kamar ketika ingin tidur, atau di ruang makan untuk sarapan, keduanya hampir tidak pernah bertemu.Begitu juga saat di sekolah. Mereka hanya bersama ketika dalam perjalanan ke sekolah dan ketika ingin pulang ke rumah. Tapi mereka seperti orang asing. Bagai supir taxi dan penumpangnya. Bahkan supir taxi masih berbicara dengan penumpangnya sesekali, sedangkan Atlan dan Neira seperti tidak menganggap keberadaan satu sama lain.Pernah di suatu malam Neira mencoba mengajak Atlan bicara. Neira senga
Di dunia ini, ada tiga hal yang paling Atlan utamakan. Orang tua, pelajaran, dan futsal. Setelah bertahun-tahun Atlan menekuni olahraga bola itu, untuk pertama kalinya ia bolos dalam latihan.Pikirannya sedang kalut dan konsentrasinya terbagi. Dibanding harus bermain dengan buruk saat latihan bersama teman-temannya, Atlan memutuskan pulang lebih awal.Atlan pikir dengan menghindari Neira beberapa waktu bisa membuat dirinya sedikit tenang. Tapi apa yang justru terjadi, hal itu membuatnya tersiksa.Dan rupanya Atlan hanya mampu bertahan selama seminggu. Ia sudah tidak bisa lagi menghindar sehingga bertekad untuk menghapus jarak antara dirinya dan Neira.Setelah beberapa menit berdiam diri di dalam mobil, akhirnya Atlan memutuskan kembali ke rumah setelah tadi menepikan mobil di jalanan yang cukup sepi.Selain patuh terhadap kedua orangtuanya, Atlan juga selalu berusaha mematuhi peraturan berlalu lintas. Meski sudah tidak sabar untuk segera
Setiap kesakitan pasti akan disembuhkan. Begitu juga dengan orang yang bertengkar suatu saat pasti akan kembali berbaikan. Begitulah hubungan Atlan dan Neira. Setelah saling introspeksi diri dan menekan ego masing-masing, mereka sepakat untuk menghapus jarak yang beberapa waktu kemarin memisahkan keduanya.Mereka tidak lagi saling mendiami satu sama lain. Keakraban keduanya kembali seperti sebelumnya. Dan hal itu turut disadari oleh Frida ketika melihat Atlan dan Neira memasuki ruang makan dengan saling melempar guyonan."Bau-baunya ada yang baru saja baikan, nih," sindir Frida sekedar untuk menggoda putra serta menantunya.Atlan dan Neira saling pandang. "Emang siapa yang marahan?""Iya, sebelumnya kita juga baik-baik aja, kan," tambah Neira meminta persetujuan kepada Atlan.Mereka mungkin bisa menutupi semua hal dari Frida. Tapi bukan berarti wanita itu tidak akan tahu. Diam-diam Frida tetap memperhatikan interaksi keduanya meski tidak menegur se
Upacara yang rutin dilaksanakan pada hari Senin di Pelita Husada baru saja dibubarkan. Siswa-siswi mulai berjalan kembali ke kelas masing-masing.Jika biasanya setelah upacara Wawa akan mengunjungi kantin untuk membeli minum sebelum kembali ke kelas, hari ini pengecualian.Ia menjadi orang pertama yang sampai di kelas, berdiri di depan pintu menunggu kedatangan Ibu Rika yang membawa sebuah piala di tangannya.Akhirnya, setelah seminggu berlalu pengumuman pemenang lomba kebersihan dan keindahan kelas pun diumumkan oleh kepala sekolah saat upacara tadi.Dan tiga kelas yang berhasil terpilih salah satunya adalah dua belas IPA 3 meskipun hanya mendapatkan juara dua. Selain piala, mereka juga mendapat hadiah sebuah voucher makan gratis di restoran berbintang."Anak-anak silakan duduk dulu di kursi masing-masing," ujar Ibu Rika setelah tiba di dalam kelas. Kini ia berdiri di depan menghadap semua orang. "Mungkin ibu tidak perlu beritahu lagi karena kalia
Kabar kelulusan Atlan dan Neira sudah sampai di telinga orang tua mereka. Di hari itu juga Haidar langsung merencanakan pesta kecil-kecilan. Namun, karena waktunya mendadak, mereka pun memutuskan untuk mengadakan pesta barbeque.Di halaman belakang kediaman Prayoga kini sudah diatur menjadi area untuk makan malam. Ada meja panjang dengan beberapa kursi juga yang tertata rapi di tengah halaman.Jika tahun lalu mereka selalu merayakan kenaikan kelas Atlan hanya bertiga, kini rumah itu menjadi begitu ramai. Bukan hanya karena kehadiran Neira, Elvina, dan Yasmin, tapi Wawa serta Aydin turut diundang.Jam delapan malam mereka sudah memulai. Atlan dan Aydin lah yang bertugas untuk memanggang daging sedangkan Neira dan Wawa menyiapkan nasi di meja. Lalu untuk para orang tua hanya tinggal menikmati."Ini apinya gak bisa dibesarin lagi apa? Udah ngiler banget gue," kata Aydin tak sabar melihat daging yang sudah matang menyeruakkan bau sedap."Kalo mau hangu
Neira yang awalnya ingin ke dapur terpaksa harus membelokkan langkahnya ketika mendengar suara bel berbunyi. Saat membuka pintu ia terkejut dengan kehadiran dua orang yang berdiri di hadapannya sambil memasang cengiran. Kening Neira mengkerut. "Kalian datang berdua?" "Enggak seperti yang Lo pikir." Wawa langsung mengelak atas apapun yang mungkin Neira pikirkan ketika melihatnya datang bersama Aydin. "Dia yang ngikutin gue." "Kepedean Lo. Gue ke sini buat ketemu Atlan. Nei, Atlan ada, kan?" tanya Aydin kepada Neira. Neira yang masih berusaha mengerti situasi hanya bisa mengangguk. "Ya kenapa Lo mau ketemu Atlan pas banget gue datang ke sini. Kan Lo bisa datang besok atau lusa gitu." "Suka-suka gue, lah. Yang punya rumah juga gak permasalahin gue mau datang kapan." Aydin langsung bergegas masuk ketika melihat Wawa membuka mulutnya. "Gak sopan main nyelonong masuk tanpa izin," teriak Wawa yang berhasil terpancing emosi oleh Aydin.
Mobil Atlan berhenti di depan teras rumah disusul mobil yang membawa Frida dan Elvina selanjutnya.Atlan buru-buru melepas safety belt-nya, lalu keluar dari mobil. Ia berputar menuju pintu bagian penumpang lalu menuntun Neira turun dari kursinya.Frida serta Elvina yang juga sudah turun dari mobil menunggu keduanya di teras dan akan bersama-sama masuk ke dalam rumah. Tapi, belum sempat mereka melewati pintu tiba-tiba terdengar suara teriakan seseorang dari belakang."Berhenti!"Semua orang sontak berbalik lalu terkejut mendapati keberadaan Jelita di sana."Jelita, sedang apa kamu di sini?" tanya Elvina heran.Pikiran Frida penuh akan pertanyaan tentang siapa gadis yang berdiri di depan mereka saat ini, dan pertanyaan itu langsung terjawab ketika Jelita angkat bicara."Kenapa Tante penjarain papa Jelita?" Suara Jelita tinggi sarat akan kemarahan. "Apa belum cukup, dengan kepergian Mama, sampai Tante juga mau pisahin Papa dari aku?"
Elvina mengakhiri pembicaraannya bersama Frida di telepon. Baru saja besannya itu memberikan informasi bahwa Bagaskara sudah ditangkap dan kini berada di kantor polisi.Seketika ia tidak tahu bagaimana perasaannya, antara ingin senang atau sedih.Bagaskara memang sudah dilaporkan atas dua tuduhan. Yaitu sengaja mencelakai Ferdinand serta melakukan penipuan atas pembelian saham perusahaan pria itu.Namun, yang melaporkannya adalah Haidar dan Frida. Sebab, Elvina merasa tidak tega melawan kakak iparnya sendiri di pengadilan nanti.Sekarang ia pun kebingungan mencari cara untuk mengatakan kepada Neira, sebab gadis itu sama sekali tidak tahu rencana pelaporan omnya tersebut.Saat ini Neira sedang menemani Yasmin bermain di ruang keluarga. Dan ia pun terpaksa harus mengganggu aktivitas kedua putrinya.Ketika membuka pintu, Elvina mendapati Yasmin duduk melantai bersama beberapa boneka barbie-nya. Sedangkan Neira berada di sofa sambi
Atlan sudah rapi dengan pakaiannya, kini ia sedang menunggu Neira di ruang tamu. Hari ini mereka akan mendatangi book shop untuk membeli beberapa buku persiapan ujian. Meski mereka di skors dan tidak menerima pelajaran dari sekolah, keduanya tetap bisa belajar dari rumah.Sebenarnya perasaan Neira masih belum membaik setelah kejadian kemarin, tapi Atlan berusaha menghibur gadis itu dengan cara mengajaknya jalan-jalan. Dan, ide brilian Atlan yang tidak mungkin ditolak oleh Neira adalah dengan membeli buku. Sebab, gadis itu selalu menyukai hal yang berhubungan dengan buku.Tak seberapa lama kemudian Neira datang dengan setelah dress selututnya. Hal yang sempat membuat Atlan terdiam beberapa saat karena terkesima. Atlan tidak bisa mengelak bahwa penampilan Neira saat ini sangat cantik."Duh, cantiknya menantu bunda. Mau ke mana, jalan-jalan, yah?" Frida yang datang dari arah taman samping menghampiri keduanya."Kami mau beli buku, Bunda," jawab Neira sedikit
Setelah kepergian Bagas, mereka kembali ke ruang kerja Ferdinand. Tapi, hanya Neira, Elvina, dan Frida karena Haidar sudah pulang lebih dulu untuk pergi menemui kliennya.Sejak tadi Neira sudah menahan rasa penasarannya. Baik Elvina maupun Frida menyadari hal itu tapi tetap berpura-pura tidak tahu. Sampai akhirnya Neira pun menuntut penjelasan, dan keduanya tidak bisa mengelak lagi."Aku ngerasa Mama sama Bunda lagi nutupin sesuatu." Neira memandang Elvina dan Frida secara bergantian. Di mana kedua wanita itu pergi ke tempat berbeda. Jika Frida kembali ke sofa untuk duduk, Elvina sendiri menghampiri meja kerja Ferdinand untuk melakukan panggilan kepada Nimas."Apa yang kalian sembunyiin? Dan kenapa aku gak dikasih tau?" tanyanya."Neira, duduk sini. Kamu gak capek berdiri terus?" panggil Frida. Ia mengambil salah satu cangkir kopi susu yang tadi dibawa OB. Meski sudah tidak sehangat tadi, ia tetap meminumnya.Neira menurut tanpa banya
Atlan memarkirkan mobilnya di depan gerbang Pelita Husada. Namun, jika biasanya ia datang untuk belajar, kali ini ia hanya datang untuk menemui Aydin setelah mengatur janji temu di jam istirahat.Arloji Atlan sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang tiga menit, di mana tandanya sebentar lagi jam pelajaran kedua akan berakhir.Atlan keluar dari mobil saat melihat Pak Joko sudah duduk di depan gerbang. Biasanya ketika hampir istirahat, security Pelita Husada itu memang selalu siaga menjaga gerbang dari siswa-siswi yang berniat bolos.Pak Joko yang melihat kehadiran Atlan mengapa lebih dulu. "Hari ini gak sekolah, Nak?" tanyanya ketika melihat Atlan hanya mengenakan pakaian biasa.Atlan tersenyum. "Lagi di skors, Pak," ucapnya terdengar santai padahal itu tandanya ia tidak akan menerima pelajaran di sekolah, dan artinya ia akan ketinggalan materi."Oalah. Nak Atlan mau masuk? Biar bapak bukakan gerbang?" Pak Joko memegang gembok gerbang, s
Meja makan mewah di kediaman Prayoga yang biasanya hanya diisi empat orang kini bertambah menjadi enam orang karena kehadiran Elvina dan Yasmin yang sedang melakukan sarapan.Hari ini adalah hari pertama Neira dan Atlan di skors sehingga mereka tidak bisa datang ke sekolah. Tapi, keduanya tetap berpakaian rapi karena akan mengunjungi suatu tempat."Kalau sudah selesai sarapan langsung bergegas. Takut di jalan macet dan kita akan kesiangan," ujar Haidar. Seperti biasa ia selalu menjadi orang pertama yang menyelesaikan sarapannya.Pria itu keluar dari ruang makan meninggalkan Frida, Elvina, Neira, Atlan, dan Yasmin yang masih belum menghabiskan makanan mereka. Terlebih Elvina yang belum makan apapun karena Yasmin tiba-tiba merengek ingin disuapi."Neira sudah selesai, Ma. Biar Neira yang suapin Yasmin. Lalu Mama makan," kata Neira usai menenggak sisa susu hangatnya."Tidak usah. Sebaiknya kamu langsung bersiap. Nanggung makanan Yasmin t
Elvina keluar dari kamar tamu di kediaman Prayoga usai membersihkan diri. Untuk sementara waktu ia dan Yasmin akan menginap di sana karena akan mengurus beberapa hal bersama Haidar dan Frida. Wanita itu juga tidak akan kembali lagi ke Beijing sebab urusannya di sana sudah selesai.Saat ini Elvina tengah berjalan menuju ruang kerja Haidar ketika Yasmin datang menghampirinya."Mama, temenin Yasmin main boneka," rengek gadis itu. Sejak tadi ia hanya berkeliling mencari orang yang bisa menemaninya bermain.Karena Haidar dan Frida sudah menunggu, tentu saja Elvina tidak bisa menuruti permintaan putrinya itu."Mama lagi ada pekerjaan, Sayang. Main sama yang lain aja, yah?" Kebetulan Sekar lewat dan wanita itu langsung memanggilnya. "Sekar, apa kamu sibuk?"Perempuan itu mendekat. "Tidak, Nyonya. Hanya ingin membawa ini ke dapur," jawabnya."Kalau begitu saya minta tolong kamu temani Yasmin bermain yah, saya ada pekerjaan," ujar Elvina.Seka