Home / Fantasi / KINGMAKER (Indonesia) / 36. Ramuan Terhebat

Share

36. Ramuan Terhebat

Author: cyllachan
last update Last Updated: 2022-03-14 20:59:11

Evelina mengangkat tangannya singkat. Memberi instruksi pada kedua pelayannya untuk menyingkir dari troli itu.

Dengan hati-hati, ia membuka sebuah toples mewah dari keramik, berisi daun teh kering yang mahal dan diimpor jauh oleh Duke Gidean, ayahnya.

Ia menyendok sebanyak tiga kali daun teh itu ke cangkir cantik berwarna putih dengan hiasan sulur daun emas. Khusus ia siapkan untuk tunangannya di hari ini. Lalu Evelina mengangkat teko mewah senada dengan cangkir, menuangkan air panas yang ada di dalamnya.

Perlahan dedaunan yang hitam pekat itu mencemari air panas bening dengan warna merah terang. Evelina menunggu beberapa saat hingga teh itu merah pekat sempurna. Lezat seperti terakhir kali ia mencicipinya.

Kemudian ia menyendoki ampas-ampas teh yang ada di dasar cangkir dengan hati-hati dan cermat.

Ia meletakkan cangkir itu di atas lepek putih keramik. Satu set dengan teko dan cangkir. Siap untuk disajikan. Tapi ... Evelina, putri Duke Gidean yang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
zhiya
update lg dong thor... keren ceritanyaa...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • KINGMAKER (Indonesia)   37. Penawar

    "Ini ... ramuan cinta," ucap Master Viserian. Dokter Stuart sudah meninggalkan kamar raja dari tadi. Dia bilang, tidak ada yang salah dengan kesehatan raja, mungkin raja hanya sedang naik libidonya. Tetapi Master Viserian adalah seorang alkimia. Dia yang waktu itu pernah memeriksa keadaan Sheira. Namun karena sudah tidak ada lagi ramuan sihir di tubuhnya, maka ia tak berbuat banyak. "Siapa yang sudah memberi ramuan ini pada raja?" tanya Sheira. Lady Emma masih ada di sana. Hanya ada mereka berempat. Tentu saja Ditrian masih memeluki dan menciumi pipi Sheira. Sesekali mengendus-endus lehernya. Membuat Sheira geli sekaligus risih bukan main. Apalagi masih ada Lady Emma. "Saya tidak tahu siapa yang memberinya, Tuan Putri. Tapi ... cara kerja ramuan sihir adalah, dia akan berefek pada siapapun yang pertama kali ia lihat setelah meminum ramuan itu," jawab Master Viserian. Mungkinkah ... seperti saat ia meminum ramuan oblivate dari Alfons? O

    Last Updated : 2022-03-26
  • KINGMAKER (Indonesia)   38. Ksatria Terakhir

    Hampir tiga bulan semenjak ia tiba di istana ini, akhirnya untuk pertama kali, dia akan bisa keluar melihat dunia lagi. Sheira tidak bisa tidur semalam. Dia terlalu bersemangat. Sekarang masih subuh, bahkan langitnya masih biru gelap. Tapi mereka harus berangkat pagi-pagi sekali untuk menghindari keributan.Sir George, Sir Evan dan beberapa pengawal lain sudah mengenakan baju zirah seperlunya dan berpakaian layaknya warga biasa. Masing-masing dari mereka membawa pedang dan perbekalan.Totalnya kira-kira sepuluh orang. Belum lagi tujuh pengawal bayangan yang tidak akan menampakkan dirinya.Mereka semua sudah duduk di atas kuda masing-masing."Apa sudah semua Sir George?" tanya Sheira dari balik tudung jubahnya. Hanya mata peraknya saja yang terlihat."Mohon menunggu sebentar lagi, Tuan Putri," pinta Sir George.Entah bagaimana Raja Ditrian berhasil meyakinkan Sir George. Padahal kemarin pagi Sir George menolak mentah-mentah perjalanan ini. Di

    Last Updated : 2022-04-02
  • KINGMAKER (Indonesia)   39. Ksatria Yang Baru

    "Apa hukuman yang pantas untukmu, Argus si Pandai besi?"Argus masih tertunduk menatap lantai."Y-Yang Mulia ... mo-mohon ampuni Argus," Sir George terbata."Berani sekali kau menggoda istriku," Ditrian mengeluarkan sebilah belati dari sarungnya. Gesekan logam itu bisa didengar oleh Argus, membuatnya bergidik."Ampuni hamba Yang Mulia!" pekik Argus. Suaranya bergetar."Hentikan!" cegah Sheira. Ia memegangi lengan Ditrian yang memegangi belati. "Sudahlah!"Jantung Ditrian berdebar-debar. Seketika wajahnya merona. Efek ramuan itu muncul lagi. Dalam dirinya, ia berusaha menahan hal-hal bodoh yang bisa saja ia

    Last Updated : 2022-04-04
  • KINGMAKER (Indonesia)   40. Bercerai?

    "Sir George!" seru Sheira. "Bisakah ... bisakah kita berhenti sebentar? Bolehkan kita beristirahat?" pinta Sheira.Sir George mengangkat tangannya, seketika rombongan itu berhenti? Ia pun berbalik ke belakang beserta kudanya, lalu melangkah dekat pada selir raja itu."Apa Anda ingin berhenti sekarang, Tuan Putri? Kita hampir tiba di kota berikutnya," Sir George menoleh, menunjuk pada pemandangan sebuah kota di ujung lembah. Cukup jauh, tapi sudah terlihat."Aku tahu ... tapi tulang ekorku membunuhku. Kumohon, bisakah kita beristirahat sebentar saja?"Sir George agak ragu. Ia lalu melihat ke arah Raja Ditrian paling belakang. Pria itu mengangguk, lalu turun dari kudanya."Baik, Tuan Putri. Saya hanya tidak ingin Tuan Putri tidak beristirahat di tempat yang nyaman. Saya harap kita bisa sampai ke kota sebelum petang."Sheira pun turun, nyaris oleng dan ia terlihat merintih kesakitan. Sisa rombongan yang lain pun ikut turun dari kuda.Dit

    Last Updated : 2022-04-06
  • KINGMAKER (Indonesia)   41. Penawar Terakhir

    "Yang Mu- ehem ... Tuan Bermount, apa Anda tidak apa-apa?" "Apa maksudmu, Sir?" Ditrian dan beberapa ksatria lain selesai makan malam di restoran penginapan. Nyaris mirip kedai. Sementara Sheira meminta makanannya diantar ke kamar. "Maaf ... bukannya lancang. Tapi ... saya melihat Anda berdua bertengkar siang tadi." "Oh ...," Ditrian jadi ingat. Ia merenung. "Jika Tuan Bermount tidak ingin menceritakannya tidak apa-apa," sambar Sir George cepat-cepat. Mereka berdua hening agak lama di meja bulat itu. "Sir ... apa kau tahu bagaimana caranya membahagiakan perempuan?" "Hm ...," mata Sir George menerawang ke atas ke pikirannya. "Mungkin ... dengan memberinya perhatian kecil. Lalu memenuhi keinginannya. Semua perempuan suka itu." "Aku bahkan tidak tahu apa yang dia inginkan. Yang kutahu, dia tak mau melihat wajahku." Ditrian mendengkus lirih. "Dia marah saat aku memberinya perhatian seperti itu." "Mengapa ...

    Last Updated : 2022-04-08
  • KINGMAKER (Indonesia)   42. Selir

    Ciuman mereka semakin dalam. Sheira sudah terpojok di dinding kolam air hangat. Tubuh Ditrian yang besar itu sudah menekan dan mendesak tubuh mungilnya. Dari luasnya kolam itu, terasa sempit untuk mereka berdua. Wanita itu hanya bisa bersandar, mulutnya dipenuhi oleh lidah Ditrian yang memaksa masuk dan meliuk.Mau tidak mau, ia mengulumnya. Nafas mereka beradu, terengah-engah. Air liur yang basah dengan samar memenuhi bibir dan mulut. Sulit untuk berhenti."Bagaimana?" tanya Ditrian seusai melepas ciuman mereka."B-bagaimana apanya?" tanya Sheira penuh kegugupan. Wajahnya sudah merah padam seperti tomat."Kau suka?"Ia kembali melirik ke arah lain, menghindari tatapan dari Ditrian dengan canggung. Wajahnya membara, entah karena kolam air ini atau karena sesuatu yang lain."Aku bodoh telah berkata 'cerai' padamu," gumam Ditrian."Mungkin ... itu akan bagus untuk kita berdua," desis wanita itu.Itu membuat Ditrian agak kesal. Ta

    Last Updated : 2022-04-10
  • KINGMAKER (Indonesia)   43. Master

    "Kita mampir di sini dulu, Tuan Putri," ucap Sir George setelah turun dari kudanya. Ksatria dan pengawal mereka yang lain juga ikut turun dari kuda. Raja Ditrian bukan pengecualian.Sheira bingung. Tapi akhirnya turun juga. Dia memandangi sebuah gerbang yang agak tinggi. Di balik gerbang itu, menjulang sebuah istana yang sangat tua, dari bebatuan yang dipenuhi lumut dan sulur-sulur tanaman.Padahal ada dua orang penjaga di depannya, tetapi mengapa istana ini terlihat tidak terawat. Istana ini ada di tepi Kota Heimdal. Mungkin milik seorang bangsawan Direwolf tua.Kemudian Sir George menghampiri penjaga."Kami ingin menemui Master Ikiles.""Ada kepentingan apa? Apa kau sudah mengirim surat dan membuat janji?" tanya penjaga ketus."Umm ... kami tidak membuat janji atau mengirim surat. Tetapi, kami harus menemui Master Ikiles.""Tidak ada janji, tidak ada surat, artinya tidak bisa bertemu. Master Ikiles orang yang sangat sibuk. Silahkan

    Last Updated : 2022-04-12
  • KINGMAKER (Indonesia)   44. Elf Yang Bijak

    "M-Maksudmu?" Ditrian meletakkan cangkirnya dengan gugup."Anda tidak bisa menyembunyikannya dari saya, Yang Mulia.""Apa ... sejelas itu?"Ikiles mengangguk."Saya telah mengenal Anda dari kecil. Dan ... Direwolf yang sudah cinta mati sangat bisa dikenali. Apa Anda benar-benar mencintai manusia itu?"Ditrian hanya bisa mengangguk pelan."Padahal Anda tahu konsekuensinya?"Sesaat Ditrian hening."Apa kau bisa mengendalikan perasaan cinta ... wahai Elf yang bijak?"Ikiles juga nampak tak bisa menjawab. "Manusia itu berumur pendek. Wanita itu akan menua lebih dahulu ... lalu mati. Lalu Anda akan tetap mencintainya dalam kesendirian."Terdengar pedih. Ditrian juga tidak bisa berkata apa-apa."Direwolf adalah satu-satunya mahluk yang akan setia pada seorang saja sampai mati.""Lalu ... apa kau pikir aku bisa berpaling darinya?" Ikiles hanya bisa mengulum bibirnya. "Aku sudah mencoba ... dan aku tak bisa.

    Last Updated : 2022-04-14

Latest chapter

  • KINGMAKER (Indonesia)   117. Wanita di Menara

    Ditrian meletakkan seikat bunga berwarna kuning keemasan. Ia tersenyum."Mirip kau," katanya.Empat puluh lima tahun berlalu. Empat puluh lima tahun lamanya pula Sheira terbaring di ranjang. Kini ia ditempatkan di sebuah menara tinggi. Setelah perang, raja-raja memantapkan Ditrian sebagai kaisar baru mereka. Kaisar Ditrian von Canideus. Setelah berabad-abad, akhirnya ada seorang kaisar yang adil dan bijaksana. Kekaisaran menjadi makmur. Semua makhluk hidup berdampingan dan beriringan. Bangsa Elf tak lagi begitu menutup diri mereka. Mereka membagi pengetahuan di bidang pengobatan dan sihir. Sementara para Dwarf terkadang menjual teknologi-teknologi yang mereka miliki seperti teknologi pembajak sawah otomatis dan kincir air yang bisa digunakan untuk menumbuk biji-bijian.Kekaisaran berangsur makmur semenjak pemerintahan Raja Ditrian.Meskipun rakyat kini bisa hidup damai dan bersuka cita, tidak dengan Raja Ditrian. Dia akan bersuka cita kelak, saat su

  • KINGMAKER (Indonesia)   116. Ambrosia

    Ditrian langsung menerobos ke dalam tenda. Ada beberapa orang di sana."Sheira! Sheira!" pekik Ditrian. Ia langsung menghampiri istrinya yang telah terbujur kaku di atas ranjang. Ditrian memeluk dan memegang tangannya. "Apa yang terjadi?! Sheira! Bangunlah! Aku disini, Sheira!"Ditrian tak bisa membendung kesedihannya. Ia menangis sambil memeluk jasad Sheira. Ia menangis begitu memilukan. Tidak pernah ada seorang pun yang melihat pria itu menangis. Tidak ada. Namun di hari itu ... Ditrian begitu merana. Ia membelai rambut emas Sheira, memanggil-manggil namanya begitu putus asa.Semua yang ada di ruangan itu sangat berduka."Apa yang telah terjadi p

  • KINGMAKER (Indonesia)   115. Kemenangan

    Keesokan harinya, setelah matahari terbit, semua orang telah bersiap di pos mereka masing-masing. Ditrian menggenggam tangan Sheira di atas bukit, raja-raja juga berada di sana. Mereka bisa memandangi keseluruhan medan perang."Kau sudah siap?"Sheira mengangguk. "Aku telah menunggu hari ini seumur hidupku. Aku akan membunuh mereka semua," kata Sheira mantap.Ditrian mengecup punggung tangannya. "Jangan terlalu memaksakan dirimu. Aku akan memenangkan peperangan ini untukmu, sayangku."Tak berapa lama kemudian, suara terompet dibunyikan. Raja Dwarf melihat dengan sebuah tongkat dari kuningan yang ditambahi sebuah kaca kecil di ujungnya. Katanya benda itu bernama teropong jarak jauh.

  • KINGMAKER (Indonesia)   114. Pemimpin Perang

    Ditrian membawa kembali Sheira ke ibukota. Sedangkan Everon, dengan berat hati ia patuh untuk tetap membangun wilayah Galdea Timur dan menetap di sana. Everon patah hati. Namun ... dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.Sementara itu, diantara kemelut dan tragedi meninggalnya Evelina von Monrad dan Duke Gidean von Monrad di dalam istana, pernikahan mereka tetap dilaksanakan. Sheira von Stallon telah dinobatkan menjadi ratu dari Kerajaan Canideus. Kemudian Fred yang telah dibebaskan menyelidiki penyebab tindakan bunuh diri dan dari mana Evelina mendapatkan racun itu. Setelah dilakukan penyelidikan, ditemukanlah bahwa ini ada campur tangan dengan Kaisar Alfons. Termasuk ketika anak dalam kandungan Sheira gugur. Duchess Anna yang telah kehilangan kewarasannya selalu mengatakan hal itu berulang-ulang, berkali-kali dengan sumpah serapah.

  • KINGMAKER (Indonesia)   113. Putus Asa

    Padang rumput di sini begitu luas dan tenang. Lebih indah daripada yang ada di kerajaan Canideus. Sepuluh orang ksatria Direwolf menyertai Raja Ditrian von Canideus.Raja yang telah dengan sengaja membatalkan pernikahannya sendiri. Mereka berangkat subuh-subuh, berangkat diam-diam dari istana tanpa membuat keributan, tanpa seorang pun tahu akan kepergian mereka. Meski pun begitu, Ditrian sudah meninggalkan surat perintah pembatalan pernikahannya. Mereka kini beristirahat di tengah perjalanan menuju ke Galdea Timur.Seorang di antara mereka menghampiri Ditrian. Ia menyerahkan sebuah surat."Yang Mulia ... ada pesan dari istana."Ditrian membuka gulungan surat itu. Pastilah burung merpati dari istana terbang menyusul

  • KINGMAKER (Indonesia)   112. Ramuan Pnigomia

    Para bangsawan sudah bersuka cita. Mereka telah membawa perasaan itu ketika berangkat dari rumah. Meskipun mendadak, kabar pernikahan Raja Ditrian dan Lady Evelina von Monrad, anak Duke Gidean von Monrad yang tersohor akan dilaksanakan. Kabar itu menyebar sangat cepat bagai lumbung gandum yang dilalap api. Mereka sudah bersiap dan duduk dengan khidmat di kursi aula. Dekorasi istana hari ini bernuansa biru tua dan emas. Juga bendera-bendera Kerajaan Canideus yang berlambang serigala menganga sudah dipasang.Di luar istana, rakyat juga tak kalah heboh. Nampaknya seluruh jalanan begitu ramai karena mereka pun ikut merayakannya. Festival-festival dan hiburan rakyat membuat hari ini kian riuh. Pontifex sudah bersiap di altar, hendak memberkati pernikahan mereka berdua.Termasuk Lady Evelina. Ia sudah cantik, mempesona luar biasa.

  • KINGMAKER (Indonesia)   111. Ratu Yang Baru

    Beberapa hari ini Evelina begitu bahagia. Setiap malam, setiap hari, ia selalu bisa melihat Ditrian. Evelina kian terbuai dengan kisah kasih bersama pujaan hatinya itu. Raja Ditrian von Canideus yang gagah perkasa dan rupawan. Ini semua bagaikan mimpi bagi Evelina. Dia tidak pernah mengira jika angan-angannya sejak dulu akhirnya terwujud. Apalagi, mereka selalu bercinta, hingga Ditrian menjanjikan jika suatu hari nanti mereka akan mempunya anak. Evelina pun yakin akan itu. Entah sudah berapa kali mereka melakukannya. Benih-benih dari Ditrian sudah berada di dalam tubuhnya.Setiap malam mereka memadu kasih. Begitu romantis, bergairah dan bernafsu. Ini yang membuatnya semakin tidak akan pernah melepaskan Ditrian. Namun ia juga sadar, jika ini hanyalah sebuah kepalsuan. Evelina paham betul, hal yang begitu hebat mengubah hati Ditrian adalah karena setetes ramuan ini. Ramuan cinta dar

  • KINGMAKER (Indonesia)   110. Sheira dan Everon

    Langit hari itu sangat cerah. Kepulan awan di atas sana yang berwarna putih begitu indah. Sudah beberapa hari berlalu sejak Everon meninggalkan ibukota. Sejak ia meninggalkan istana dan kemelut politik di kerajaan. Mungkin baru kali ini ia keluar dari huru-hara itu setelah sekian lama. Everon tak ingat kapan terakhir kali kepalanya merasa setenang ini, sehening ini.Di tanah lapang ini, pasukan dan para ksatria Direwolf telah mendirikan tenda-tenda berwarna putih. Ada bendera juga yang tertancap di tenda yang paling besar, tenda miliknya. Bendera itu berlambangkan simbol Kerajaan Canideus dengan latar biru tua dan kepala serigala berwarna emas tengah menganga menghadap kedepan.Everon memerhatikan kesibukan dan lalu-lalang prajurit dan ksatria Direwolf di sekitar perkemahan. Itu membuatnya sedikit lupa jika ia belum benar-ben

  • KINGMAKER (Indonesia)   109. Eksekusi

    Di dalam kamar yang hangat dan remang-remang, cahaya lilin bergetar lembut di dinding, menciptakan bayangan yang menari-nari seolah menyaksikan saat penuh asmara yang tengah berlangsung. Raja Ditrian duduk di tepi tempat tidur, wajahnya dipenuhi ketegasan dan kelembutan.Di bibir ranjang yang luas ini, mereka sudah duduk saling bersebelahan. Ditrian yang gagah itu hanya mengenakan jubah tidur. Sedari tadi ia mengamati Evelina dari ujung kaki hingga kepala, berbalutkan gaun tidur malam berwarna putih mutiara."Evelina," suara Ditrian dalam, penuh emosi, saat ia meraih tangan Evelina, menggenggamnya dengan lembut. "Setelah segalanya yang terjadi, terimakasih telah setia berada di sampingku. Setelah semua yang kulakukan padamu ... terimakasih kau masih ingin bersamaku. Maafkan aku atas sikap-sikapku dulu."

DMCA.com Protection Status