Bukan kematian yang ku takutkan tapi apabila mati tapi belum berbuat baik untuk sesama itu yang ku takut kan. - Ines - *******" Mbaaaak, bangun mba.. Mas Yudi mba, mas Yudi kecelakaan.. " teriak Lily membangunkan ku. Ku lihat jam dinding menunjukan pukul 5 pagi, bergegas aku bangun. " Kamu tau dari mana sih de, uda nga usah nangis cerita yang bener.."" Tadi dari RS telp mba, katanya mas Yudi kecelakaan. Aku kasih nomor HP Bapak aja, habis aku bingung.. " jelas adikku sambil nangis sesegukan. " Coba mba telp Bapak ya, uda kamu stop nangisnya .." - Caling Bapak - [" Pak, ini mba. Tadi ada telp dari RS katanya Yudi kecelakaan, beneran itu pak ? .."][" Iya mba, sebelumnya Bapak di telp polisi dan baru aja RS telp juga.."][" Bapak yakin bukan penipuan, sekarangkan banyak pak, model begitu. Coba deh di cek lagi .."][" Kayanya bukan penipuan mba, soalnya RS info Bapak disuruhnya d
Tegakkan Solat, tunaikan Zakat, rutinkan membaca Al Quran serta rutinkan dzikir agar jiwa mu tak gampang dipengaruhi hal-hal yang tidak baik. ******* Sudah berapa hari ini mas Adi tidak pulang, Mamak memberi kabar kalau mas Adi keluar kota tanpa ku tanya. Tidak ada kehilangan atau apapun, biasa saja ku rasa. Sepertinya hati ini sudah benar-benar mati untuknya. Aku sudah mendapatkan ART untuk membantuku membersihkan rumah dan menjaga Twins karena cuti kantorku akan segera habis. Bapak pulang pergi, kadang menginap kadang pulang ke Bekasi, masih menikmati kenangan maklum Bapak terakhir hanya tinggal berdua dengan Yudi. Sore itu mas Adi pulang, seperti biasa tak ku hiraukan, atau ku sapa, bahkan melihatnya pun aku enggan. Mungkin orang akan memandang ku istri yang tidak berbakti tapi untukku suami model seperti apa dulu dia. Mas Adi masuk saat aku sedang berbaring disamping Twins sambil melihat TV, tiba-tiba langsung mengu
Doakan Suamimu, jangan berputar asa akannya. Ibarat batu yang keras bisa terlubangi oleh tetesan air, begitupun hati manusia. Maka minta lah kepada sang pembolak balik hati. - Ustad Didi - *******Prang.. Suara pajangan kaca dibanting Adi." Kamu ya, semakin menjadi sikap mu. Dari kemarin kan aku sudah larang kamu ngaji dan pulang malam malam. Nga nurut kamu sama suami..." hardik nya " Aneh ya kamu, aku tuh ngaji. Bukan ke diskotik, ketempat karaoke atau nongkrong di cafe. Lagipula aku ditemenin Bapak nga sendirian, pulang juga sama Bapak. " " Pokoknya aku nga setuju. Awas kalau minggu depan kamu kesana lagi.." Sudah hampir 2 tahun belakangan ini Adi selalu ribut setiap Ines pulang mengaji. Dilarang dengan alasan yang tidak jelas. Tekanan pekerjaan, Ekonomi, kehidupan rumah tangga Ines yang berputar dipermasalahan itu itu saja membuat Ines membutuhkan pelarian. Atas saran dari Bapak, tiap malam
Hargai lah dirimu karena yakin lah saat kamu tidak menghargai dirimu sendiri maka jangan harap orang akan menghargai mu. - Ines - ******* Sejak kejadian itu Ines memutuskan untuk berubah. Tak lagi jujur soal keuangan kepada Adi karena cantik itu bisa asal ada dananya, HP nya dan dari sananya hehe. Dan Ines cantik dari sana nya hanya Adi saja yang tidak bersyukur bisa mendapatkan Ines yang mau menerima Adi apa adanya. Atas perjuangan Ines mencapai target tidak hanya jabatan yang naik tapi gaji Ines juga naik. Dari gaji pokok 7 juta menjadi 10 juta, bahkan bos nya Ines menambahkan 2 juta extra apabila Ines mencapai target bulanan. Adi hanya tau gaji Ines naik dari 7 menjadi 8 juta, ada selisih 2-4 juta perbulannya yang Adi tidak tau. Begitupula bonus, dari yang per 6 bulan sekali sekarang Ines terima bonus per 3 bulan sekali itupun nominalnya hanya 10-15 juta yang diketahui Adi. Padahal yang sebenarnya, Ine
Genggam sebelum hilang, Jaga sebelum tiada, Hargai saat ada disisi, karena sesuatu yang tak dihargai akan dirindui saat dia pergi.. ******* Percakapan dengan Koko kemarin benar-benar menampar Ines. Masalah rumah tangganya dengan Adi sudah sampai ketelinga orang lain. Selama ini selain ustad Didi yang biasa diminta Ines saran dalam pandangan agama hanya Mimi dan Lian sahabat terdekat Ines yang tau masalahnya. Sebisa mungkin memang Ines menutup hal ini. Bahkan Bapak pun tau nya Ines dan Adi baik-baik saja. Mimi dan Lian pun sebenarnya sering menyarankan Ines untuk berpisah dengan Adi tapi masalahnya tidak semudah itu ada Twins yang harus dipikirkan. " Tau ini Tante, Ines masih aja maunya kerja, padahal setiap bulan selalu aku kasih uang puluhan juta. Dasar dia aja yang terlalu boros.." kata Adi saat kumpul keluarganya. Siang ini kebetulan adik Mamak yang bernama Tante
Jika Suami menyakiti hati Istri berkali-kali, namun masih di maafkan bukan berarti istri takut kehilangan atau sangat mencintai.. Tapi karena ada hal berharga yang dipertahankan, yaitu BUAH HATI - Ines - ***** Bunyi suara mobil terdengar memasuki rumah suara pagar terbuka, memang Ines tidak pernah mengunci pintu pagar hanya di tutup selain lingkungan komplek aman, untuk menuju kerumah pun harus melalui dua kali pemeriksaan, dan apabila diatas jam 11 malam yang bisa masuk hanya orang-orang yang memiliki kartu khusus penghuni. Adi masuk kedalam rumah dan langsung masuk ke kamar. Kebiasaan Adi yang Ines tidak suka dari mana-mana tidak pernah bersih-bersih diri dulu padahal punya anak kecil, untungnya Twins ti
Berdoalah kalian kepada Allah dengan kondisi yakin bahwasannya Allah akan mengabulkan doa kalian. Dan ketahuilah Allah tidak akan mengabulkan doa seseorang yang lalai hatinya. -HR Tirmidzi-*******Senin setelah sekian purnama dinyatakan hari bersejarah untuk Ines, dihari itu Adi sukses membuat happy keluarga Ines. Tidak hanya ditraktir makan, dibelikan kebutuhan pokok. Bapak, Adik-adik Ines, Twins bahkan suster pun kebagian baju & celana baru. Untuk Ines, Adi spesial membelikan satu set perhiasan. Malamnya Adi ikutan menginap dirumah Bapak, biasanya banyak sekali alasannya untuk menolak. Keesokan malamnya lagi-lagi Adi mentraktir Ayam-ayaman ( Daging Burung ), cemilan dan ikut seru-seruan diacara family time keluarga Ines.Setiap menginap dirumah Bapak memang ada satu malam khusus kumpul keluarga, acaranya simpel hanya nonton bersama, main kartu cangkulan yang kalah dicoreti lipstick ditemenin Ayam-ayaman, snack dan minuman ringan.
Orang bodoh kalah dengan orang pintar, orang pintar kalahnya dengan orang beruntung, Makanya kamu harus jadi orang pintar yang beruntung. Mau pintar harus banyak belajar, mau beruntung banyak mendekatkan diri dengan Allah.. - Bapak - ******* 2 bulan lagi Lebaran, Adi semakin sumringah disetiap kesempatan ada saja caranya menyindir Ines soal Mobil. Ingin rasanya Ines mengambil mobil secara kredit, DP nya Ines ada tapi Ines takut kalau cicilannya akan memberatkan. Lagipula mobil itu investasi turun, jadi kalau membeli secara kredit nanti saat lunas dijual karena ada kepentingan harga jual jauh dibawah harga beli. Untuk membeli cash seken tabungan rahasia Ines pun belum mencukupi, lagipula Ines tidak mengerti mesin ngerinya malah da
Ines kaget saat dirasa, ada benda lembut mengecup bibirnya. Terbelak mata Ines melihat Adi sudah ada didepan matanya. Niat sekali Adi keluar dari mobil menuju ke kursi Ines. Pintu mobil disisi Ines dibiarkan terbuka, diturunkan sandaran kursi hingga posisi tidur, digesernya Ines lalu Adi ikutan berbaring. Diapit seperti itu membuat Ines tidak bisa bergerak, niat Ines untuk berontak sirna saat Ines melihat mata Adi. Ada rasa tak tega dan kasihan timbul dihatinya, apalagi saat Adi mulai menciumi lembut bibirnya. " Sayang, maafin aku. Aku ngga mau kehilangan kamu. " bisik Adi lembut. Diciumi seperti itu membuat Ines mabuk kepayang, tak terasa kewanitaan Ines berkedut-kedut.
" Yaaah, Mama ngga mau ya ?. " ucap Hana sedih sambil memandang Ines dengan puppy eyesnya. " Mama mau yaa, ku mohon.. Please please please .. " sambung Hani lagi sambil memandang Ines dengan matanya yang mulai berkaca-kaca. Tercubit hati Ines melihat Twins sedih karena penolakan Ines. Tapi Ines tidak mau kalau moment liburan ini dijadikan senjata untuk Adi. " Makanya kalian duluan kemobil ya, mama mau ngomong dulu sama papa. " ucap Ines sambil tersenyum getir. Sedih hati Ines sebetulnya mengecewakan anak-anak tapi Ines harus tegas. Apalagi Ines takut penyakit, karena kebiasaan Adi. Twins mengangguk dengan berat hati lalu berjalan menuju parkiran bandara digandeng oleh Suster Emy. Melihat mereka sudah cukup jauh, Adi dengan gaya playing victimnya menyerang Ines terlebih dahulu.
Ines heran dengan dirinya, kenapa bisa muntah dipesawat. Buat Ines naik pesawat sudah seperti naik ojek saking seringnya perempuan itu bolak balik keluar kota. Tapi tiba-tiba ia teringat.. Eh, bulan ini sudah haid belum ya ? .. Karena haid Ines tidak teratur ditambah masalah dengan Adi, Ines benar benar lupa kalau belum mendapatkan tamu bulannya. Sesampainya di bandara Kendari, Ines langsung menuju ke farmasi store untuk membeli testpack, tak hanya satu dibelinya melainkan tiga. Ines langsung tergesa ke toilet, setiba dikamar hotelnya. Walau Ines tahu waktu terbaik untuk mengecek kehamilan itu pagi, tapi rasa penasaran yang tinggi mendorong perempuan itu mengetesnya sekarang juga.
" Assalamualaikum, wah ada tamu ini. Pagi mba Ines , Bapak . Nyusulin bang Adi ya mba ? " kata Jagoan daerah situ yang ternyata kenal Ines karena pernah berapa kali datang kerumah. " Maaf semalam bang Adi mabuk parah jadi dari pada bahaya bawa mobil, saya suruh menginap disini. Kenalkan ini Titin istri muda saya mba, pak. " Ines dan Bapak yang mendengar hal itu hanya tersenyum mengejek. " Ckck, Abang ini harusnya jadi artis bang bukan jadi preman, hebat bener dramanya. " sindir Ines. " Kalian pikir sebelum kita sampai sini, kita ngga selidiki dulu gitu, main datangin aja rumah orang sembarang. Mikir .. " ucap Ines sambil tangannya ditunjukkan ke kepalanya.
" Loh kowe kok ngono Nduk. Koyo bela Adi, kelakuannya yo gitu. " sela Mak. " Bukan gitu Mak, kan aku cuma memastikan. " ucap Wati tidak enak hati. " Sebenarnya Adi itu menantu saya .. " .. kata Bapak dengan nada malu. " Apaa, masa Pak ? " terlihat Wati dan Mak kaget lalu saling pandang. Bapak yang paham kalau kata-kata saja tidak cukup memberikan Handphonenya, disana ada foto keluarga Bapak. " Itu foto saya dan Adi. Ini Ines istri Adi dan kedua anak kembarnya. Yang dua itu adik-adik Ines. Istri saya mamanya Ines sudah tidak ada. " kata Bapak menjelaskan.
" Kenalkan bu ini Ines anak saya ... " kata Bapak keibu-ibu warung dekat PGC. " Oallaah ini toh pak sing jenenge Ines. Ayu tenan. Memang cah edan Adi itu .. " ( Oallaah ini yang bernama Ines. Cantik bener. Memang Gila Adi itu ). Ines memandang heran ke Bapak dan si ibu. Belum habis herannya ibu itu pun berkata lagi. " Wong ayu ne koyok ngene, kok di selingkuhi, trus wedhok an ne model le ora nggenah pisan, Ooh, jan wong lanang edan mung golek bolong an ( Orang cantik begini kok diselingkuhi, selingkuhan
" Peluk-pelukan mana pak, Bapak jangan fitnah. Saya tahu dari dulu Bapak ngga suka sama saya tapi bukan begini caranya. " ucap Adi emosi lalu bangun dari duduknya. " Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri. Kamu peluk-pelukan sama perempuan didepan PGC. " kata Bapak tak tahan lagi menghadapi Adi. " Hmm, Maaf pak tapi Bapak sudah tua. Mungkin Bapak salah lihat. " ujar Adi semakin kurang ajar. Ines yang mendengar situasi semakin tidak kondusif keluar kamar. " Pak, ayo katanya mau jemput Cici sambil ambil barang yang ketinggalan. Ngga penting juga ngebahas beginian sama orang yang ngga tahu diri. " sindir Ines acuh. " Sust udah siap belu
" Maaf ini buku nikah Bapak dapat dari mana ya ? " Ines dan Bapak yang ditanya hanya bisa saling memandang. " Memang kenapa pak ? tanya Bapak lagi. " Ini buku nikah asli pak, tapi tidak terdaftar disini lagipula nama penghulu yang menikahkan bukan penghulu yang menjabat pada tahun dikeluarkannya buku nikah ini . " kata petugas KUA menjelaskan. " Tapi penghulu tsb pernah menjabat pak. " tanya Bapak. " Pernah pak, penghulu ini memang pernah menjabat tapi pada tahun buku ini dikeluarkan pak penghulu ini sudah pensiun. " jawab petugas. " Oh begitu. Kalau boleh bisa pak saya minta surat keterangan dari KUA sini yang menyatakan informasi Bapak tadi. " ucap Bapak. " Baik
" Pak .. ? " Ines bangun lalu salim dengan Bapak. " Kamu tahu kalau Adi sudah berapa hari ini tidak pulang? " Ines menghela napas panjang, saat tiba-tiba Bapak mengonfirmasi hal ini. " Aku duduk dulu ya, minum dulu. Capek aku pak baru pulang dari Manado dipesawat hampir 3.5 jam. Belum perjalanan kesini macet. " Ines melihat Bapak duduk lalu menyalahkan rokok dan mulai menghisapnya. "Mbaaak bikinin Ibu sama GP kopi dunk .. " panggil Ines. Lalu duduk diteras yang merangkap ruang tamu. Karena rumah Ines type 36 makanya biar luas, teras Ines renovasi dialih fungsikan menjadi ruang tamu. Ruang tamu untuk ruang keluarga. Tak lupa Ines menambahkan pohon palem dipot agar tetap ada nuansa hijau