Share

Part 24–Bantuan

Penulis: Airi Mitsukuni
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-10 21:00:00

"Masalahnya kenapa?"

"Masalahnya mobil itu belum laku juga, Dek. Padahal, tenggat waktu tinggal satu hari lagi. Abang harus gimana, Dek? Abang enggak mau masuk penjara." Mata Bang Leon berkaca-kaca menatapku.

"Mira enggak mau bantu Abang, gitu? Barangkali dia bisa cari pinjaman ke teman atau orangtua dan kerabatnya."

Bang Leon menggeleng. "Malah sudah dari lima hari yang lalu dia pulang ke rumah papanya, Dek. Dia pergi setelah kami bertengkar hebat karena masalah ini."

"Atau jadikan saja mobil itu sebagai jaminan ke perusahaan sampai Abang bisa bayar."

Bang Leon kembali geleng. "Enggak boleh. Abang sudah coba, tapi ditolak."

Gustiii, kenapa aku jadi ikut pusing karena masalah Bang Leon ini? Hadeeh! Datang-datang bukannya bawa oleh-oleh untuk anak, malah bawa masalah.

Kulirik Bang Leon yang sedang mengajak Alva berbic

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 25–Menolak Dibantu

    Bang Leon ternyata datang pagi sekali. Dia begitu bersemangat ingin menyelesaikan masalahnya. Dia juga bertanya terus tentang siapa orang yang ingin membeli mobil, tapi aku selalu mengalihkan pertanyaan itu dengan tema lain."Ayo, Bang, sarapan dulu! Abang belum sarapan, kan?""Belum, Dek!""Ya sudah, ayo!"Bang Leon mengangguk cepat dan tersenyum. Bergegas bangun dari kursi teras, lalu mengekoriku ke dalam."Makasih, Dek," ucapnya saat kugeser secangkir kopi padanya yang tengah lahap menyantap nasi kuning."Abang sudah kabari pihak perusahaan?""Sudah, Dek. Mereka tunggu Abang sampai siang ini," jawabnya, lalu minum. "Makasih, Dek. Abang enggak tahu lagi harus balas kebaikanmu dengan apa. Kalau bukan karena bantuanmu, abang pasti akan masuk penjara."Aku menghela napas pelan dan tersenyum tipis."Sudah jangan dipikirkan. Bagaimanapun juga, Abang itu papanya Alva. Aku enggak mau Alva malu dan sedih karena ulah Abang. Tapi tolong, jangan pernah diulangi lagi kesalahan seperti ini. Piki

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 26–Kecemburuan Leon

    "Sudah, sudah." Mas William berjalan mendekat. Mas Firman sendiri sudah tak terlihat. Sepertinya, dia masuk ke dalam rumah membawa Alva."Maaf. Tapi sebaiknya kita bicarakan ini secara baik-baik di dalam. Enggak perlu pakai emosi seperti ini.""Diam kamu!" sentak Bang Leon seraya menunjuk tepat di depan wajah Mas William. "Jangan bersikap sok baik di depanku! Aku tahu niat busukmu itu. Kamu ingin merebut Lusi dariku, kan?""Benar. Aku memang mencintai Lusi dan sudah melamarnya," jawabnya dengan tenang.Bang Leon membeku sejenak, lalu menatap padaku kembali dengan bola matanya yang bergera

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 27–Bukti Perselingkuhan Mira

    Hari ini aku tengah pergi ke mal menemani Nanny berbelanja keperluan bayi. Bayi yang diberi nama Aurora itu sungguh menggemaskan. Membuatku berharap ingin memiliki bayi perempuan juga. Lucu sekali, sungguh!Usai dari toko perlengkapan bayi, kami pergi makan siang bersama. Ketika tengah asyik makan sambil berbincang, tiba-tiba saja Nanny mencolek-colek lenganku."Apa?" tanyaku bingung. Kami berdua duduk dalam posisi berhadapan."Lihat ke belakangmu! Ada si pelakor sama cowok," bisiknya.Seketika itu juga aku langsung menoleh. Benar. Di ambang pintu restoran, kulihat dia menggandeng seorang pria paruh baya dengan mesra. Keduanya terlihat celingukan karena kursi restoran hampir penuh.Aku segera berbalik. Nanny dan aku sama-sama menutupi wajah dengan buku menu saat melihat keduanya mendekat."Eh? Kenapa kita malah sembunyi begini, sih? Memangnya kita punya salah padanya?" bisik Nanny kebingungan."Iya juga, ya." Aku terkekeh pelan."Ya udah, ah, enggak usah ditutup—""Jangan, Nan!" tukas

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-12
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 28–Luka-Luka

    "Hah? Serius?" Nanny terkejut.Aku mengangguk. "Tapi sampai sekarang, aku belum kasih jawaban. Aku sendiri masih bingung dan ragu.""Kenapa ragu? Kapan lagi kamu dapat pria mapan sepertinya? Enggak hanya tampan, baik lagi. Dia juga duda, kan?""Aku hanya takut gagal untuk yang kedua kalinya. Aku masih ragu untuk kembali terikat tali pernikahan," lirihku, lalu menghela napas panjang."Kenapa harus takut, Lusi? Jangan takut dengan apa yang belum kelihatan oleh mata! Percayakan saja semua kepada-Nya. Kita memang enggak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi bukan berarti juga kita harus menyerah sebelum bertarung, 'kan? Ayolah, Lusi! Buang rasa takutmu itu. Insyaallah dia pria yang cocok untukmu dan Alva.""Akan kupikirkan.""Jangan lama-lama! Nanti kamu menyesal sendiri, lho, kalau sampai dia keburu diambil orang lain."

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-12
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 29–Ada yang Berbeda

    Setelah mobil terparkir sempurna, Mas William segera memanggil bantuan. Beberapa petugas rumah sakit dengan sigap berlari mendekat seraya mendorong brankar. Tubuh Bang Leon dipindahkan ke atas brankar, lalu dibawa ke ruang tindakan.Aku hanya bisa menunggu dengan gelisah. Setiap kali pikiran buruk melintas, cepat-cepat kugelengkan kepala.Bang Leon pasti selamat. Dia ... pasti selamat."Duduklah. Kamu harus tenang." Mas William mendorong pelan bahuku agar duduk."Aku takut, Mas. Aku takut Bang Leon enggak selamat," lirihku seraya memeluk Alva."Dia akan baik-baik saja. Jangan khawatir!" ucapnya seraya mengusap kepala Alva."Aku harus menghubungi Bapak dan ibunya Bang Leon, Mas."Mas William mengangguk, lalu mengambil Alva dari pangkuan.Cukup lama mencoba memanggil, tapi tak juga kunjung dijawab. Hingga pada panggilan kesekian kalinya, barulah terdengar suara Ibu mengucap salam. Beliau sangat syok saat dikabari soal putranya yang luka-luka dan terkena tusukan. Ibu sempat menangis, tap

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 30–Menolak Diusut

    Ketika kami tiba di ruangan, Ibu tengah menyuapi Bang Leon dengan bubur. Ketiganya tersenyum melihat kedatanganku. Usai menyuapi putranya tersebut, kami sarapan bersama dengan bekal yang dibawa dari rumah. Termasuk Mas William karena aku juga membawakan untuknya.Usai sarapan, Ibu dan Bapak pamit membawa Alva ke taman rumah sakit. Meninggalkan aku dan Mas William bersama Bang Leon di ruangan ini."Kenapa nomor Abang enggak aktif semingguan ini?""Ponsel Abang hilang, Dek. Maaf.""Pantesan. Terus, Abang enggak pegang hape lagi, dong."Bang Leon menggeleng."Ya sudah. Nanti Aku belikan Abang hape baru.""Enggak usah, Dek. Nanti abang beli sendiri kalau sudah dapat kerjaan baru.""Terus, kenapa Abang bisa sampai luka-luka dan kena tusukan pisau, Bang? Apa Abang dihadang penjahat?" tanyaku penasaran.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 31–Makan Malam

    Mungkin aku sempat ragu dengan keputusan yang harus diambil, tapi sekarang tidak. Rasa takut dan trauma dengan kegagalan harus dibuang jauh-jauh. Jika terus memikirkan akibat atau masalah yang belum terlihat jelas oleh mata, sampai kapan pun aku tidak akan pernah menjadi orang yang berani.Dalam mengambil setiap keputusan, jangan hanya melibatkan satu hal saja, tapi harus seimbang. Ikuti kata hati, tapi jangan lupa bawa serta logika. Sudah cukup aku berjuang untuk Bang Leon yang telah menjadi masa lalu. Kini, saatnya aku berjuang untuk masa depan sendiri.Aku bergegas turun setelah selesai bersiap untuk pergi makan malam. Mas William sendiri ternyata datang menjemput lebih awal. Dia menunggu di bawah sembari menjaga Alva."Mas."Mas William yang tengah menunduk sambil tertawa bersama Alva seketika menoleh. Menelisik penampilanku dari ujung rambut sampai kaki. Rambut panjang kubuat curly dengan polesan make-up tipis dan lipstik nude. Dress hitam sebatas lutut tanpa lengan yang sengaja

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 32–Sebuah Jawaban

    "Mas, aku ....""Enggak apa-apa." Mas William memotong ucapanku. "Aku sudah janji, bukan? Apa pun keputusanmu, aku akan menerimanya dengan lapang dada. Aku sudah tahu dan bisa menebaknya, kok. Sudah kuduga kalian pasti kembali bersama. Aku tahu kalau kalian masih saling mencintai satu sama lain." Dia tersenyum, tapi tak berhasil menyembunyikan kesedihan yang terpancar dari sorot matanya.Sementara, aku malah tertegun dengan semua perkataannya tersebut.Dia ... salah paham."Mas." Aku dengan cepat menahan tangannya yang hendak mengambil kotak cincin itu.Mas William menatap bingung padaku yang mengulum senyum. Kutarik kotak cincin itu kembali, membukanya, lalu menyematkan cincin indah berhiaskan mutiara di jari manis ini.Mulut Mas William sontak terbuka sedikit, pun matanya mengerjap pelan beberapa kali. Sejenak dia seakan terhipnotis de

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14

Bab terbaru

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 129–Forever and Ever

    Hari yang dinanti akhirnya tiba. Niat awal memang ingin melahirkan secara normal lagi, tapi ternyata tidak memungkinkan. Kali ini, dokter menyarankan agar menjalani operasi caesar demi keselamatanku dan bayinya. Akhir-akhir ini, tekanan darahku sering tidak stabil dan cenderung tinggi. Sampai Mas William dan orangtuanya panik sendiri takut terjadi apa-apa padaku.Aku pun tak bisa keras kepala. Jika memang melahirkan secara caesar adalah jalan terbaik, maka akan kulakukan.Tanggal sudah ditentukan dan kini semua persiapan sudah selesai. Jujur, aku sangat gugup karena ini pertama kalinya akan menjalani operasi. Bahkan kedua tanganku sampai gemetar, tapi Mas William dan orangtuanya selalu ada untuk menguatkan dan menenangkan."Dengar." Mas William menangkup lembut kedua pipiku. "Ada mas di sini. Enggak akan terjadi apa pun padamu atau bayi kita. Ok? Kamu harus rileks. Jangan sampai tensi kamu naik terus. Hm?"Aku mengangguk dan mencoba mengatur pernapasan."Berdoa, ya, Nak." Mama mengusap

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 128–Menjauhlah dari Kami

    Semua file bukti kebohongan Claudia sudah kusiapkan dengan baik. Ini juga berkat bantuan Mas Firman —asisten pribadi Mas William— yang diam-diam bantu menyelidiki. Memang aku sengaja tak memberitahu Mas William soal rencana ini. Saat itu, dia sedang banyak pikiran dan sibuk mengurus bisnis. Sampai-sampai dengan mudahnya memberikan uang tanpa berpikir dulu.Maka dari itu, biarlah kuman kecil seperti Claudia kutangani sendiri. Suami istri memang harus saling bahu membahu termasuk dalam membasmi bibit-bibit penyakit dalam pernikahan."Permisi, Bu."Aku menoleh pada Bi Yatmi yang berdiri di depan pintu yang memang terbuka lebar. Kuletakkan lipstik, lalu berdiri dan berjalan menghampirinya."Ya, Bi.""Tamunya sudah datang, Bu."Aku tersenyum. "Persilakan masuk dan sajikan minum.""Baik, Bu." Bi Yatmi mengangguk paham, lalu kembali ke lantai bawah.Aku berjalan ke kamar Hafsha untuk memanggil Mas William yang sedang bermain bersamanya. Hafsha sempat merengek minta ikut, tapi berhasil kubuju

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 127–Panas?

    Selama makan di restoran, hanya aku dan Mas Williamlah yang berbincang. Claudia bak makhluk tak kasat mata yang tidak diakui kehadirannya. Dia menyantap makan siang dengan wajah masam sambil sesekali melirik pada kami yang duduk di hadapannya."Enak?"Aku mengangguk dan tersenyum. "Coba, deh, Mas."Mas William membuka mulut menerima suapan dariku, lalu tersenyum."Enak, kan?" Aku terkekeh kecil."Iya. Kamu mau coba punya mas enggak?""Mau, dong."Kini giliran aku yang tersenyum menerima suapan darinya beberapa kali. Setelah menghabiskan menu utama, kini aku tengah menikmati es krim strawberry. Sementara, Mas William sedang menikmati minuman sodanya sambil memandangiku."Ada es krim nempel." Mas William mengusap sudut bibirku dengan ibu jari. "Manis," imbuhnya setelah menjilat ibu jari sendiri.Aku tertawa kecil. "Manis, dong, Mas. Namanya juga es krim.""Iya. Semanis yang lagi makan esnya." Mas William mencubit gemas hidungku."Eh? Mau ke mana, Claudia?" tanyaku saat melihatnya beranj

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 126–Kerikil Kecil

    "Kamu meragukanku?" Mas William menatapku dengan dahi berkerut. Aku tersenyum, lalu mendekat padanya yang berdiri di dekat meja rias. "Aku percaya padamu, Mas. Sangat percaya," kataku sembari membantu membukakan kancing kemeja. "Terus, kenapa malah menyetujui permintaan Claudia? Kamu sungguh ingin mas menikahinya?" Tersirat ada kekecewaan dari sorot matanya yang membidikku. Kutangkup kedua pipinya lembut seraya menatap lekat. "Apa aku terlihat tipe wanita yang rela berbagi, hm? Mas William menyentak napas kasar, lalu menyentuh satu tanganku di pipinya. "Mas takut kamu terhasut ucapan Claudia, Sayang. Mas enggak mau kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya." Aku tersenyum. "Itu enggak akan terjadi. Enggak akan kubiarkan batu kerikil menghancurkan pernikahan kita." "Terus untuk apa kamu minta dia datang lusa nanti?" "Mas percaya padaku?" Dia mengangguk. "Kalau begitu, ikuti saja semua arahan dan perintahku tadi. Cukup ikuti sandiwara yang sudah kubuat ini. Ok, Suamiku?" Mas

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 125–Sebuah Rencana

    "Temani Hafsha dulu, ya. Mama mau temui tamunya," pintaku pada Alex yang dijawabnya dengan anggukan.Aku berjalan keluar kamar Hafsha bersama Bi Yatmi untuk menemui tamu yang datang. Seorang wanita yang memakai kemeja putih dipadukan blazer abu tengah duduk di ruang keluarga. Dia menoleh dan terlihat mengubah posisi duduk saat menyadari kehadiranku."Tolong buatkan minum, ya, Bi.""Baik, Bu." Bi Yatmi mengangguk dan pergi ke dapur.Wanita ini tersenyum canggung dan hendak berdiri, tapi aku kembali mempersilakannya duduk. Namanya Claudia —sekretaris Mas William yang sudah dipecat."Silakan diminum," ucapku padanya ketika Bi Yatmi menyajikan minuman di meja."Terima kasih." Dia meneguk minumannya sedikit.Dari gelagat yang terlihat gelisah saja, aku sudah tahu maksud kedatangan dia apa. Bahkan, aku sudah bersiap dengan apa yang akan dikatakannya sekarang."Pak Williamnya ada?" Dia mulai membuka percakapan."Enggak usah basa-basi. Kamu pasti sudah tahu suamiku itu sibuk. Kamu datang ke s

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 124–Peresmian

    "Hati-hati!" ucapku setelah Alex mencium punggung tanganku dan Mas William.Alex mengangguk, lalu naik ke mobil. Sesekali dia memang diantar sopir, tapi tak jarang juga diantar Mas William."Jangan lupa kabarin mama atau Papa kalau ada sesuatu, ya," pesanku sebelum mobilnya melaju keluar halaman.Alex mengangkat satu jempol dan melambaikan tangan pada Hafsha yang tersenyum ceria pada kakaknya."Mas enggak ke kantor?" tanyaku saat kami tengah berjalan masuk lagi."Enggak. Kan, hari ini ada peresmian usaha baru, Sayang. Restoran. Lupa, ya?""Oh, iya. Maaf, Mas. Lupa.""Dasar." Dia tersenyum seraya mencubit gemas pipiku yang lebih berisi ini."Jam berapa Mas berangkat?""Jam sepuluh. Nanti kamu dan Hafsha ikut, ya?" ujarnya setelah kami duduk di sofa ruang keluarga."Boleh?""Ya jelas boleh, dong, Sayang. Malah kamu wajib hadir." Mas William merangkul dan mengusap-usap lenganku."Aku boleh ikut juga, Pah?" tanya Hafsha yang duduk di pangkuannya."Uhm– boleh ikut enggak, ya?" Mas William

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   Part 123

    Setelah hampir enam bulan mengalami gejala stroke ringan, sekarang aku sudah sembuh total dan bisa beraktivitas dengan normal lagi. Hanya saja, dokter menyarankan untuk tetap menjaga pola hidup agar gejala stroke tak kembali menyerang. Termasuk mencegah terjadinya tensi yang tinggi baik itu oleh pola makan maupun pikiran.Selama aku sakit, Mas William benar-benar seperti malaikat tak bersayap. Dia selalu ada di sisiku. Menjadi kaki dan tangan yang belum bisa berfungsi normal. Dia selalu membantuku dengan menyuguhkan senyum manisnya. Bahkan, dia tidak pernah pergi ke kantor. Semua urusan pekerjaan diserahkan pada asisten pribadi kecuali memang harus menghadiri meeting penting.Tak terasa, sekarang kami sudah menjalani pernikahan lagi selama setahun setengah lebih lamanya. Tak ada masalah yang berarti. Saling terbuka dan jujur membuat kami tak pernah salah paham lagi.Hubunganku dengan Indira pun lebih baik. Dia juga bisa lebih menghargaiku dan menjaga sikap. Dia hanya akan datang sesek

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   122–Home Sweet Home

    Mataku terbuka perlahan ketika merasakan usapan lembut di pipi. Mas William tersenyum dengan Hafsha yang tertidur di pangkuannya."Sudah sampai, Mas?"Mas William mengangguk. "Ayo turun."Mama dan Papa mendekat ke mobil kami. Mengambil alih menggendong Hafsha karena Mas William harus membantuku turun."Enggak mau, Mas. Enggak usah digendong," tolakku saat hendak dibopongnya."Kenapa?""Aku mau jalan saja. Kan, dokter juga menyarankan kalau aku harus sering latihan.""Iya memang. Tapi ini sudah larut malam. Kamu capek.""Aku masih kuat, Mas."Mas William menghela napas pelan, lalu merangkulku."Ya sudah ayo. Tapi pelan-pelan." Mas William mulai memapahku menyusul Mama Papa yang sudah masuk lebih dulu."Permisi, Pak." Pak Agung–salah satu sopir pribadi keluarganya menghampiri kami yang sudah sampai di pintu. "Barang-barangnya mau disimpan di mana?""Oh, letakkan di ruang keluarga dulu saja. Biar besok saya yang rapikan.""Baik, Pak." Pak Agung mengangguk, lalu kembali ke mobil."Mamaa!"

  • KETIKA SUAMIKU MEMBAWA PULANG ISTRI BARU   121–Lembaran Baru

    Selama bukan melakukan kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan atau tidak menafkahi dengan sengaja, cobalah untuk bertahan. Masalah kecil masih bisa dibicarakan dan dicari solusinya sama-sama.Hubungan yang rusak tak melulu harus diganti baru. Diperbaiki bukan diakhiri, dibicarakan bukan ditinggalkan. Itulah dewasa.Pernikahan merupakan ibadah terpanjang dalam hidup. Butuh kesabaran dan kerjasama pasangan. Mempertahankan pernikahan itu tak bisa dilakukan seorang diri. Pria dan wanita disatukan dalam ikatan janji suci bukan untuk saling menuntut kesempurnaan, melainkan untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan.Janganlah menuntut pasangan untuk sempurna tanpa celah, tapi sempurnakanlah diri kita untuk menutupi kekurangannya. Aku pun menyesal sudah berpisah dari Mas William.Namun, saat itu aku tidak berdaya karena Mas Williamlah yang memegang kendali sebagai suami. Kami berdua sadar telah sama-sama salah dan berdosa. Ego dan kemarahan sesaat telah membuat pernikahan kami han

DMCA.com Protection Status