Share

Bab 51

Author: Mutiara Sukma
last update Last Updated: 2025-01-26 21:04:13

POV TARI

"Hampir saja ketahuan." Mas El mengusap kepala Ammar sambil tersenyum.

"Maaf ya, Om. Aku ga nurut apa kata, Om." Ammar tertunduk merasa bersalah.

"Tak apa, jagoan."

Ammar memeluk Mas El hangat. Hatiku terenyuh melihatnya. Setelah kejadian di Bandung, Ammar harus rajin kontrol ke rumah sakit, baik fisik dan mental nya di cek. Walau menurut dokter benturan yang mengenai kepalanya tidaklah berbahaya. Tapi, Aku tak mau terjadi apa-apa dengannya dikemudian hari. Dan Mas El lah yang rutin mengingatkan sekaligus membawa Ammar berobat.

"Lagian kamu nya aneh, Dek. Kenapa ga laporin ke polisi aja laki-laki pecund*Ng itu. Biar kapok. Udah dibantu malah nyolong perhiasan kamu." Mas Fatan yang sudah mendengar cerita dari Mas El ikut bicara. Tadi, sewaktu di rumah sakit, mereka bertemu dengan Mas Arsen dan mamanya. Untung saja Mas El cepat bertindak ketika Ammar hampir berlari keluar ruangannya.

"Aku masih mengingat kebaikan Mamanya, Mas. Dia yang mau membantuku saat keadaan benar-benar g
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 52

    Aku menyandarkan tubuh disandaran kursi."Suatu saat dia pasti akan tahu juga jika Ammar masih hidup. Dan ibu khawatir nanti malah dia tak terima." Ibu duduk di ranjangku. Kini posisi kami berhadapan."Kalian menikah dengan cara baik-baik. Kalau memang mau mengakhiri, akhiri lah dengan baik-baik juga."Ibu ada benarnya juga. Aku melepas kacamata baca dan menyimpannya diatas laptop."Sebentar lagi perceraian kami akan disahkan, Bu. Saat itu adalah waktu yang tepat memberitahukan semuanya pada Mas Arsen."Ibu mengangguk paham."Ibu yakin kamu akan memberikan sikap yang bijak untuk ini. Dan satu lagi soal Nak Elzio. Bagaimana menurut kamu, Nak?""Tari belum kepikiran untuk memulai hubungan yang serius, Bu. Meski, Mas El tampaknya sudah yakin akan menikah dengan Tari." Aku tersenyum tipis. Memang kuakui pesona dokter itu cukup menarik. Tapi, ada hal yang membuatku berpikir lagi untuk menerima perasaannya. "Ibu harap kamu tak salah lagi memilih pasangan hidup. Kasian anak-anak.""Iya, Bu.

    Last Updated : 2025-01-26
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 53

    "Maaf Mas, kita tunda dulu, ya. Aku harus pulang." aku menyambar tas yang ada di atas meja."Ta-tapi ... Tari ..."Aku menoleh sekilas."Next time, aku pasti datang." Wajah itu tampak kecewa. Tapi, aku tak bisa berbuat apa-apa. Anak-anak adalah prioritas utama.Aku menghela napas lega. Setidaknya untuk saat ini aku terbebas dari perasaan tertekan. Aku benar-benar belum siap untuk memulai hubungan baru. Dalam benak, hanya kebahagiaan tiga buah hati dan ibu saja yang akan aku perjuangkan."Kemana, Dek?" Mas Fatan yang tak sengaja berpapasan menatap penuh tanya."Syukurlah ada Mas. Tadi ibu bilang Ammar melihat Mas Arsen. Jangan-jangan dia mengetahui jika Ammar belum meninggal, Mas.""Kurang aj*r, masih berani dia mengusik hidup kita."Tangan Mas Fatan mengepal."Mas masih ada kerjaan? Kalau engga, kita pulang dulu, yuk.""Oke, sebentar. Mas bilang Rahma dulu, biar dia ga nyariin." Aku mengangguk. Mas Fatan sudah berlari ke arah toko mencari istrinya.Ting.[Nduk, kamu bisa pulang, Kan?]

    Last Updated : 2025-01-26
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 54

    [Silahkan, aku juga akan laporkan jika kamu terkain dengan kasus penculikan Ammar waktu itu.][Kamu tak punya bukti. Aku aja datang lagi, Dek. Aku berhak atas Ammar. Kita tak bisa berpisah begitu saja. Ingat anak-anak masih kecil-kecil.]Aku tertawa lebar. Miris sekali kelakuan laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi mantanku itu.[Kamu kira aku bodoh? Aku mengantongi banyak bukti. Aku sudah berbaik hati membiarkan kamu bebas agar bisa merawat ibu kamu. Tapi, jika kau mengancamku. Aku pun tak segan segan membuatmu menangis darah.]Pesan itu terbaca tapi tak lagi dibalas Mas Arsen. Apa dia takut? Semoga saja. Sekiranya dia keras kepala, aku benaran akan bertindak tegas. Semua demi anakku. Cukup sudah penderitaan ini. Anak-anak harus bahagia meski tanpa seorang ayah.***Dua Minggu berlalu. Akta cerai sudah ditangan. Mas Arsen juga sudah menerima keputusan sidang. Meski aku tak pernah lagi mendengar kabarnya. Semoga saja ancamanku itu benar benar membuat dia takut."Om El ..." Teriaka

    Last Updated : 2025-01-26
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 55

    "Udah sampai dimana proses perceraian kamu, Ta?"Aku menoleh sekilas lalu kembali fokus dengan laptopku."Yaaah, dikacangin."Mas El tertawa lebar. Pasti Remon tak tahu jika aku sudah resmi menjadi mantan istri dari Mas Arsen."Lebih baik Mas Remon menanyakan, kapan pernikahan saya dengan Tari. Biar saya jawab.""Halah, Dokter Elzio mana berani sejauh itu.""Kamu nantangin saya?""Woiyaaa ... Dulu waktu Tari masih dengan Arsen, saya udah nungguin, kapan nih, Arsen melepaskan Tari. Setelah, semua didepan mata saya tak mau menyia-nyiakan dong."Aku mengangkat kepala."Udah, ghibah nya? Tolong, saya ada disini, ya ..."Mas El dan Remon justru tertawa lebar. Laki-laki memang kadang seabsurd itu.***Sudah sebulan sejak Ammar melihat Mas Arsen, kondisi sudah kondusif. Selama ini aku tak pernah meninggalkan rumah. Semua pekerjaan di handle oleh Mas Fatan. Pertemuan dengan beberapa penerbit juga produser terpaksa aku pending. Begitu juga dengan undangan makan dari Mas Elzio. Semua aku cancel

    Last Updated : 2025-01-27
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 56

    Aku membuang pandang ke atas jendela. Matahari sedang terik teriknya. Jalanan penuh oleh kendaraan, mungkin mereka adalah karyawan yang sedang mencari makan siang diluar. Atau bisa jadi mereka sama sepertiku. Punya kepentingan diluar urusan mencari uang.Sekitar setengah jam, kami sampai. Rumah cat putih berlantai dua itu begitu kokoh dan tampak begitu gagah. Tiga mobil terparkir di halaman rumahnya."Ada tamu ya, Mas?"Mas El menatap ke arah Honda jazz berwarna merah itu. Rautnya langsung berubah."Kenapa, Mas?""Eh, gapapa. Hayuk, kita masuk." Wajah yang tadi berseri terlihat gugup. Tangannya reflek menarik tanganku dan berjalan panjang panjang ke dalam. Aku yang kaget tak sempat menepis malah ikut mengiringi langkahnya dengan sedikit kesusahan.Setelah mengucapkan salam, kami langsung masuk. Beberapa orang di ruang tamu menoleh serentak."Nah itu, dia Arsen." Seru perempuan paruh baya dengan dandanan yang sangat jelas menunjukkan jika beliau adalah Maminya Mas Elzio."Mi ..." "El

    Last Updated : 2025-01-27
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 57

    "Lho? Kenapa naik ojek, Nduk? Mobil kamu mana?" Ibu membuka pintu dengan wajah terheran-heran."Ketinggalan di toko, Bu?" Aku menyimpan tas di atas meja lalu menjatuhkan bobot tubuh di sofa. Merebahkan badan hingga punggung bersandar dengan nyamannya. Aku bahkan tadi tak kepikiran untuk kembali ke toko mengambil mobil. Saking dongkolnya hati ini."Ada apa, Nduk? Cerita ke Ibu."Ibu yang sudah duduk disampingku menatap cemas. Apa tampangku begitu kusut? Ah, perasaan aku biasa saja. Meski agak sakit hati."Ga ada apa-apa, Bu." "Jangan bohong, Tari. Ibu tahu karakter kamu. Gimana makan siangnya dengan keluarga Elzio? Lancar? Kenapa bukan dia yang mengantarkan kamu pulang?" Sederet pertanyaan yang harus aku jawab membuat aku kembali menegakkan badan.Kuhirup udara dengan rakus agar apa yang aku ceritakan bisa melegakan perasaan."Mas El, sudah dijodohkan, Bu. Seorang dokter juga. Undangan dari maminya sepertinya untuk mengenalkan perempuan itu pada Tari.""Ha? Kenapa bisa begitu? Bukanny

    Last Updated : 2025-01-27
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 58

    Nasi udah menjadi bubur. Lelaki itu sama saja dengan Ayah. Pasti tak mau mendengar keluh kesah istri, hingga kabur tanpa jejak."Abrar kurang sehat. Kamu lihat sana gih. Biar Ibu sama Bik Inah yang masak. Kamu juga pasti mau menulis kan?""Heh, iya Bu. Tari pamit ke atas, ya. Ibu beneran gapapa tari tinggal?"Ibu malah terkekeh."Halah, biasanya tiap hari juga ditinggal sama kamu." Aku pun terkekeh. Memanglah sebagai seorang penulis yang punya dunianya sendiri aku lebih sering berduaan dengan komputer dan ponsel. Mau gimana lagi, dapat uangnya dari sana.***"Tak habis pikir Mas sama ibunya Elzio itu. Apa dia tidak tahu siapa kamu, Dek?" Mas Fatan yang baru datang menggerutu dengan wajah kesal. Tangan terulur memberikan kunci mobilku. "Gapapa, Mas. Aku ga butuh nama besar kok. Jadi, ga peduli orang mau kenal atau tidak. Yang penting aku bisa membesarkan anak-anak tanpa bantuan laki-laki yang selalu melihatku salah.""Iya, sih. Setidaknya kasih kesempatan untuk kamu menjelaskan siapa

    Last Updated : 2025-01-27
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 59

    Aku memijit kepala yang terasa berdenyut."Maafkan Alif ya, Sayang." Aku mengusap wajah Wildan lembut. Dia menatapku lalu tersenyum."Gapapa, Tante. Aku juga salah sudah membalas Alif.""Tak apa, Bu Tari. Saya mohon maaf anak saya juga telah melukai anak Ibu." Aku tersenyum tipis. Tak menyangka Alif yang terlihat baik baik saja ternyata menyimpan duka atas perpisahanku dengan Mas Arsen."Saya akan mengganti biaya pengobatan Wildan, Pak. Boleh minta nomor rekeningnya.""Oh, ga usah, Bu. Wildan ga kenapa-kenapa, kok. Cuma lebam sedikit saja. Nanti biar saya kompres dengan air es."Aku memanggil Bik Inah. Minta tolong merawat luka di wajah Wildan. Meski sedikit memaksa, karena ayahnya, Mas Nadhif tadinya tak mau merepotkan dan hendak segera pulang. Tapi, tetap sebagai rasa tanggung jawabku pada anaknya aku memohon untuk tinggal sebentar.Setelah selesai, laki-laki itu pamit. Sungguh aku tak enak hati dibuatnya. Wajah Wildan lebam lebih parah dibanding Alif."Nduk, tolong hati hati bicar

    Last Updated : 2025-01-27

Latest chapter

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 138

    Tari menghela napas panjang. "Aku tahu, Mas. Tapi Alisa nggak mau dengar. Setiap kali kita mencoba memberitahu, dia malah makin memberontak."Ammar yang sejak tadi berdiri di dekat tangga akhirnya ikut bicara. "Aku dan Alif sudah menyelidiki lebih lanjut, Mas. Rio punya koneksi dengan beberapa orang yang mencurigakan. Teman-temanku bahkan bilang dia pernah terlibat dalam kasus yang lebih besar, tapi berhasil lolos."Nadhif mengepalkan tangannya. "Aku akan bicara dengan seseorang yang bisa menyelesaikan masalah ini. Kalau perlu, aku akan menggunakan koneksiku di kepolisian.""Mas… apakah harus sejauh itu?" Tari menatap suaminya dengan khawatir."Kalau menyangkut keselamatan anak kita, aku nggak akan ragu, Tari." Wajah Nadhif mengeras. "Aku nggak mau melihat Alisa menjadi korban berikutnya."---Sementara itu, di dalam kamar, Alisa duduk di sudut tempat tidurnya dengan ponsel di tangan. Matanya merah akibat menangis. Di layar, ada pesan dari Rio.Aku nggak akan biarkan mereka memisahkan

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 137

    "Maksud Bunda, kamu belum disentuh oleh baj1n94n itu kan!" Tanya Alif tegas. Tari tertunduk. Betapa remuk hatinya jika hal itu benar terjadi.Alisa tertawa keras. Tapi, air mata nya mengalir deras."Kakak kira aku wanita murahan?" Jeritnya. Mendengar hal itu justru semua yang ada disana menghela napas lega. Tentu saja itu yang utama bagi mereka. Jika Alisa sudah dirusak oleh Rio, tak ada jalan lain selain membawa hal ini ke ranah hukum."Syukur lah. itu yang terpenting. Kamu masih kecil, Dek. Jangan sampai ada yang merusakmu dengan alasan cinta.""Aku juga tau, Kak. Memang Rio beberapa kali mengajakku untuk bertemu di hotel. Tapi, aku tak mau. Aku juga tau kalau nanti pertemuan itu pasti akan mengarah ke hubungan terlarang."Tari menghampiri Alisa lalu memeluknya."Berjanjilah untuk selalu berpikir seperti ini, Nak. Kehormatanmu diatas segala galanya. Jangan korbankan hanya karena nafsu sesaat." Suara Tari bergetar menahan haru.Alisa yang kini terisak dalam pelukan ibunya tak mampu

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 136

    “Setidaknya beri aku waktu lebih lama untuk bicara dengannya,” pintaku pelan.Mas Nadhif menghela napas. “Baik. Tapi kalau dalam seminggu tidak ada perubahan, kita harus mempertimbangkan langkah lain.”Aku mengangguk, tapi hatiku tidak tenang. Bagaimana jika Alisa malah semakin menjauh? Dan bagaimana jika Rio belum benar-benar pergi dari hidupnya?***Keesokan harinya, setelah semua orang pergi, Saat aku berpikir keras, tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku melihat nomor tak dikenal di layar. Dengan ragu, aku mengangkatnya.“Halo?”Suara seorang perempuan terdengar di seberang sana. “Bu Tari, saya harus bicara dengan Anda. Ini soal Rio dan Alisa.”Jantungku berdegup kencang. “Siapa ini?”“Saya Fina. Saya mantan pacar Rio. Dan saya punya sesuatu yang harus Ibu lihat.”Aku tercekat. Mantan pacar Rio? Apa lagi ini?“Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanyaku waspada.“Saya nggak bisa bicara lewat telepon. Kita harus bertemu.”Aku ragu sejenak, tapi ada sesuatu di nada suara Fina yang membuatku y

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 135

    "Saya minta baik-baik, Rio. Tolong tinggalkan anak saya. Kejarlah hidupmu. Tanpa membawa serta putriku. Dia masih mau sekolah. Tak ada waktu untuk pacaran!" Ucapku tegas. Kali ini aku mulai muak.Aku melihat ekspresi Alisa berubah, antara marah dan panik. Dia menggenggam tangan Rio erat, seakan meminta perlindungan.Dari kejauhan dia pemuda datang mendekat. Aku dapat memastikan itu Ammar dah Abrar. Setelah dekat kedua anakku itu berdiri disampingku dengan wajah menatap tajam ke ada Rio."Lu pergi baik-baik atau gw paksa!" Sentak Ammar.“Kak, kalian nggak perlu ikut campur!” seru Alisa, matanya berkaca-kaca.Rio tersenyum tipis, seakan menikmati situasi ini. “Wah, keluarga yang overprotektif, ya?”Aku menatapnya tajam. “Bukan overprotektif, Rio. Kami hanya peduli dengan Alisa. Kami tahu apa yang terbaik untuknya.”Ammar menyilangkan tangannya di dada. “Kami sudah menyelidikimu, Rio. Teman-temanku tahu banyak soal jejak kelammu. Dan aku yakin, Alisa nggak akan percaya begitu saja kalau

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 134

    Alisa masih diam. Aku menatap Aleeya yang juga tampak cemas.“Aleeya, boleh Bunda bicara berdua dengan Alisa?” pintaku.Aleeya mengangguk menutup bukunya dan segera keluar, lalu menutup pintu pelan-pelan.Aku kembali menatap Alisa. “Nak, kamu tahu kan Bunda sayang sama kamu?”Alisa masih tidak menoleh.Aku menarik napas panjang. “Bunda dengar kamu masih dekat dengan Rio.”Saat itu juga Alisa langsung bangkit dan menatapku tajam. “Bunda udah nyuruh siapa buat nyari tahu urusan Alisa?” suaranya bergetar, entah marah atau takut.“Bunda hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja.”Alisa mendengus. “Bunda nggak suka sama Rio, kan? Karena dia nggak sekaya harapan bunda kan? Karena dia nggak punya masa depan?”Aku terhenyak. “Bukan begitu, Nak. Bunda hanya ingin yang terbaik buat kamu.”“Rio itu baik! Bunda aja yang nggak mau kenal dia,” katanya dengan suara yang lebih tinggi.Aku mengusap wajahku, berusaha menahan emosiku. “Alisa, kamu masih terlalu muda. Rio bukan orang yang baik, Nak. Dia

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 133

    Setelah kejadian itu Alisa mogok sekolah. Aku tidak mau memaksakan. Toh, itu juga lebih baik baginya sehingga dia tidak bisa bertemu lagi dengan lelaki berandal itu.Hari ini Mas Nadhif juga pulang. Aku dari pagi sibuk menyiapkan hidangan spesial untuknya dan Wildan. Diantara anak kami, hanya Wildan yang tidak mau kuliah. Dia memilih mengikuti jejak ayahnya sebagai produser."Bunda masak apa lagi? Biar aku bantu." Ammar yang libur kuliah menghampiriku. Tangannya mulai mengaduk-aduk spatula di atas penggorengan."Ga usah, udah mau selesai kok." Tolakku lembut."Bun, Alisa kenapa, Bunda sudah tau?" Tanyanya tiba-tiba.Aku menggeleng tapi mataku menatap Ammar untuk mencari jawaban."Kenapa dengannya? Anak itu menutup diri dari bunda. Entah apa salah Bunda, Bunda juga tidak tahu." Ammar menepuk pelan pundakku."Bunda tidak salah apa-apa, Bun. Bunda perempuan hebat yang Ammar miliki. Selamanya akan seperti itu. Bunda tidak boleh menyalahkan diri sendiri, apa yang terjadi pada Alisa sudah

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 132

    "Mas, Alisa sudah mengkhianati kepercayaan kita, Mas. Dan yang lebih menyakitkan lagi, dia hampir saja mencelakai Aleeya. Gimana kalau teman laki-laki nya itu bukan orang baik baik?" Aku mencurahkan isi hatiku pada Mas Nadhif lewat sambungan telepon."Iya, Mas juga ga percaya Alisa bisa senekat itu. Nanti Mas pulang, Alisa akan mas marahi, ya."aku menggeleng cepat. Walau ku tahu Mas Nadhif tidak bisa melihatnya."Jangan, Mas. Aku tidak meminta kamu memarahinya. Aku hanya meluahkan isi hatiku aja kok." Mas Nadhif tertawa kecil."Eh iya gimana Wildan? Apa dia bisa mengikuti arahan Mas dengan baik?" Aku mengalihkan pembicaraan."Alhamdulillah, Wildan juga cepat nangkap ilmu yang Mas ajarkan. Jadi, ga perlu khawatir. Kalau nanti Mas meninggal sudah ada Wildan yang akan mengurus jenazah Mas.""Huss, Mas! Ngomong apa sih!" Mas Nadhif tertawa lagi. Jujur aku tak bisa lagi mencari keburukan Mas Nadhif sejak kejadian waktu itu."Ya gapapa, kok. Kan memang sudah kepastian akan hal itu. Semua ya

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 131

    "Bunda kok ada di sini?" Wajah Aleeya pucat pasi. Pasti dia tidak menyangka aku akan ada di sini."Bunda yanga seharusnya nanya, kamu kenapa kesini? Dan laki-laki ini siapa?"Aku menunjuk laki-laki itu dengan dagu. "Maaf, Tante. Saya kesini ...""Saya tidak minta penjelasan dari kamu!" Cetusku membuat dia terdiam."Bunda, aku kesini karena disuruh Alisa. Aku sendiri tidak tahu untuk apa. Karena kata Alisa kalau aku tidak datang dia akan sangat marah pada ku, Bun.""Alisa?" Tanyaku heran. Aleeya mengangguk kuat. Aku menelisik wajah itu dengan seksama. Memang tidak ku dapati kebohongan. Tapi, aku masih tak habis pikir. Kenapa Alisa melakukan ini kepada saudara kembarnya. "Kamu kenal Alisa?" Ini pertanyaanku tertuju kepada laki-laki gondrong di sebelahku ini. Dia menunduk seakan enggan untuk menjawab pertanyaanku. "Kenal kan?"Dia mengangkat kembali kepalanya. Kini mata kami beradu."Saya bingung, Bu. Ini Alisa apa Aleeya?"Aku menghela napas panjang."Mas, saya ini Aleeya. Tadi Alis

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 130

    "Prinsip bunda masih sama. Tak ada pacaran sebelum pernikahan.""Tapi aku tak pacaran, Bun!" Pekiknya."Bunda percaya kok. Sekarang bawa sini hp nya. Bunda akan simpan sampai besok pagi. Biar malam ini kamu istirahat." Ujarku lembut.Dengan berat hati Alisa mengeluarkan ponsel dari bawah selimutnya dan menyerahkan padaku."Tenang, bunda gak akan melanggar kesepakatan kita." Mendengar itu Alisa tersenyum. Dia memelukku erat. Aku merasa ini pelukan rasa bersalah yang kini bersarang dalam hatinya karena menyembunyikan sesuatu yang tidak aku suka.Setelah memastikan Alisa tidur aku kembali ke kamar. Menaruh ponsel Alisa di atas meja. Hatiku terasa gundah. Antara ingin melihat pesan yang ada disana, atau amanah dengan perjanjian kami. Aku duduk di pinggir ranjang. Mata tetap terarah ke ponsel biru muda itu. Hingga tak lama ada pesan masuk dari kontak yang dinamai "Alex" yang terlihat di bar notifikasi.[Jangan lupa besok kita ketemuan di taman kota, ya. Aku jemput kamu jam 9.]Aku menaha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status