Share

Bab 113

Author: Mutiara Sukma
last update Huling Na-update: 2025-02-27 20:54:51

"Ibu ...?"

Aku dan Mas Nadhif bergegas berlari ke asal suara. Sepertinya berasal dari kamar ibu.

"Ya Allah, Ibu ..." Mas Nadhif langsung mengangkat tubuh Ibu yang tertelungkup dilantai. Aku pun bergegas membantu Ibu. Tak tega melihat tubuh tua ibu dengan susah payah hendak bangun dan merintih menahan sakit.

"Ibu kenapa? Kok bisa jatuh begini ?" Aku memeriksa kaki dan tangan Ibu yang sudah duduk dipinggir ranjang. Ada lebam biru disana. Sepertinya benturannya yang cukup keras. Aku baru sadar jika pakaian Ibu ternyata basah.

"Maafkan, Ibu ... Maafkan Ibu ... Nak Tari. Ibu hanya menyusahkan saja disini."

Aku menoleh ke arah Mas Nadhif. Memintanya untuk keluar. Sepertinya ibu buang air kecil dicelana. Ibu pasti sungkan walau Mas Nadhif anaknya sendiri.

"Ibu buang air kecil? Nggak apa apa ayo sini Tari bersihkan." Ujarku setelah Mas nadif keluar dari kamar.

Ibu memegang lenganku. "Nak, ibu kesandung saat mau ke kamar mandi. Dan ibu tak bisa menahan diri untuk tidak buang air kecil di sini
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Febri Komalasari
jgn2 ibunya mas Nadhif diperlakukan TDK baik y ma anak2ny.apalg sama mba rani.mungkin sewaktu tgl sama dia,ga diurus ibunya itu,dwt kiriman dr mas Nadhif pun ga sampe ke ibunya tp cuma nyangkut ke rek mba ny aj
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 114

    Mas Nadhif tertunduk."Aku sama sekali tidak keberatan ibu tinggal bersama kita. Hanya saja ada sedikit yang mengganjal di hatiku. Ibu seperti trauma ketika tidak sengaja buang air kecil atau buang air besar tidak di toilet. Apakah Mbak Rina memperlakukan ibu dengan baik?"Mas Nadhif menatapku dengan kening berkerut."Maksudnya gimana, dik?"Aku membenarkan posisi duduk. Perkara ini cukup sensitif untuk dibicarakan. Apalagi yang menyangkut pihak keluarga. Salah salah kata mereka akan bertengkar. Dan aku tak mau itu terjadi."Ga sih, aku hanya kepikiran aja. Apakah Ibu selama ini dirawat dengan baik oleh Mbak Rina?""Setahu Mas , Mbak Rina sangat perhatian kepada ibu. Dia melayani dengan baik. Mas juga tidak pernah absen untuk mengirimkan uang ke ke kampung untuk dia sekaligus untuk pengobatan Ibu.""Nah itu dia, Mas. Mas masih ingat nggak sewaktu Dokter bilang jika Ibu tidak pernah ke dokter untuk mengobati penyakitnya. Sehingga bisa komplikasi kemana mana. Lalu kemana uang yang selam

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 115

    "Kenapa, Mas? Sepertinya Mas sangat emosi?"Nafas Mas Nadhif masih memburu. Wajahnya merah padam setelah memutuskan sambungan telepon dengan orang yang kutaksir adalah Mbak Rina.Mas Nadhif tak menjawab. Aku keluar mengambil minum dan memberikan padanya. Semoga dinginnya air bisa mendinginkan lahar amarah yang berkobar di dalam sana."Terimakasih, Sayang." Ujarnya sambil menyerahkan gelas yang sudah kosong itu padaku."Mbak Rina sungguh keterlaluan. Dia meminta Ibu menuliskan surat wasiat agar kami tidak bertengkar soal pembagian harta warisan kelak. Tapi, Mas rasa sangat tak pantas. Bagaimana perasaan Ibu jika nanti mengetahui anak anaknya ternyata menunggu kematiannya demi harta." "Astaghfirullah ... Kenapa Mbak Rina setega itu ya, Mas?""Mas juga ga menyangka. Katanya itu untuk kebaikan bersama. Jelas-jelas itu karena keserakahan dia yang menginginkan harta milik Ibu."Aku menghela napas. Memang, sepengetahuanku Mas Nadhif pernah bercerita jika Ibu memiliki beberapa hektar tanah,

    Huling Na-update : 2025-02-28
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 116

    Aku tersipu. Dipuji didepan muka sendiri itu sebenarnya bikin ga nyaman, tapi lumayan bikin candu."Ibu jangan begitu, Tari, bukan perempuan sempurna seperti yang ibu pikirkan. Jika pun kami akhirnya bersama, itu karena memang sudah jodoh yang Allah tetapkan."Ibu mengangguk anggukan kepalanya."Tapi ada satu permintaan Ibu kepadamu nak."Aku mengernyitkan kening."Permintaan apa, Bu?""Ibu mohon kepadamu, Nak Tari. Apapun yang terjadi tolong jangan tinggalkan Nadhif. Ibu melihat cinta yang sama pada Erna ada dimata Nadhif ketika melihatmu.""Insya Allah, Bu. Mohon doanya agar Allah selalu melindungi rumah tangga kami. "Iya, Nak."Aku tersenyum. Namun, ekspresi ibu tiba-tiba berubah."Ibu kenapa? Kok meringis? Apa ada yang sakit?" Tanyaku sedikit panik."Kaki ibu ngilu. Bekas jatuh tadi sepertinya "Aku segera berjongkok, melihat kaki ibu yang lebam karena tadi terjatuh. Benar saja, kaki ibu dibawah betis tampak bengkak dan merah. Aku ngebayangin betapa sakitnya kaki ibu sekarang."K

    Huling Na-update : 2025-02-28
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 117

    "Maaf, saya tak bisa memberikan tumpangan untuk mbak dan keluarga mbak di rumah ini!" dengan tegas aku menolak permintaan Mbak Rina."Tari, tak lama hanya sampai suami Mbak dapat pekerjaan disini. Mbak juga ingin membantu kamu merawat Ibu."Aku tersenyum kecut."Mbak, tolong jangan bikin aku malu, Mbak. Bawa suami dan anak anak mbak, ke kampung. Bukankah biasanya kalian juga berkebun?"Mbak Rina tertawa lirih."Aku capek hanya jadi pekerja. Sementara hasilnya Ibu yang dapat lebih banyak."Mas Nadhif menoleh ke arah kamar dimana Ibu sudah kuajak masuk. Aku tak mau Ibu mendengar percakapan kami dan menambahkan beban pikirannya."Mbak, mohon maaf saya tidak berkenan. Kalau Mbak mau merawat Ibu, silahkan mbak bawa ibu kembali ke kampung." Wajah Mbak Rina berbinar binar."Tapi, dengan satu syarat. Ibu dengan suka rela ikut dengan Mbak. Tanpa paksaan."Senyumnya kembali surut. Jelas jelas tadi Ibu tak mau ikut dan mengusir mbak Rina dari sini. Mana mungkin jika Ibu mau pulang."Atau gini a

    Huling Na-update : 2025-03-02
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 118

    Sebelum tidur aku membuka media sosial. Melepas jenuh dengan rutinitas sehari-hari yang kadang terlalu melelahkan meski aku suka."Tidur lah, Sayang. Hari ini pasti sangat melelahkan jiwa ragamu." Mas Nadhif mengusap kepalaku, lalu membelai rambut panjang ku lembut."Sebentar, Mas. Setelah ini aku tidur. Mas duluan aja.""Hmmm ... Mas sangat malu dengan kelakuan Mbak Rina. Sebenarnya dia orang baik. Tapi, Anto suaminya yang pemalas. Itu sebabnya, mbak Rina harus mutar otak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan anak anaknya."Aku bangun lalu duduk disandaran ranjang. Ponsel yang tadi sudah kubuka kusimpan disamping. "Apa kita carikan dia kerjaan disini, Mas? Biar Mbak Rina bisa fokus hanya pada anak anaknya aja."Mas Nadhif menggeleng. "Mas tak setuju. Kalau mau kerja, biar dia nyari sendiri dan jauh dari kita. Mereka harus bisa mandiri." Sahut Mas Nadhif tegas. Aku menganggukkan kepala. Memang harus begitu sebenarnya. Tidak bergantung pada orang lain.Mas Nadhif tanpa sadar suda

    Huling Na-update : 2025-03-02
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 119

    Pagi pagi Mas Raka sudah sampai dirumahku. Mas Nadhif yang sudah mendengar cerita dariku, menyambut dingin laki-laki itu."Bik Mira, tolong jaga Alisha dan Aleeya, ya. Asip sudah saya stok di lemari pendingin, seperti biasa saya serahkan kepengurusannya pada Bik Mira."Aku menyerahkan Alisha pada Bik Mira."Siap, Bu. Tenang saja. Saya akan melakukan tugas dengan baik." Sahutnya lalu menerima alisha dengan wajah ceria. Beruntung aku memiliki dua khadimat yang begitu baik dan sayang pada anak anak. Karena itu aku tak pernah sayangan jika memberi mereka uang. Bagiku bayaran adalah nilai ketulusan. Mereka orang orang tulus yang menjaga anak anak dengan baik saat aku tak sempat menjaga mereka. Setelah memastikan penampilanku rapi, aku segera keluar. Masalah dengan Mas Raka sudah ku putuskan setelah memikirkan matang matang. Mencari uang yang halal jauh lebih penting dibanding ketenaran dari hal yang haram."Tari ... Aku kaget dengan candaanmu. Makanya pagi pagi aku sudah kesini." Mas Rak

    Huling Na-update : 2025-03-05
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 120

    "Kamu harus melakukan konferensi pers. Mengakui apa yang kamu lakukan, Mas. Jujur katakan apa adanya. Bersihkan namaku dan nama keluargaku. Dengan melakukan hal sebodoh itu, kau mencoreng arang kemuka kami, Mas!"Mas Raka tampak gugup. Aku tau dia manusia paling egois. Jika ada kesalahan dia pantang meminta maaf apalagi sampai mengumumkan kesalahannya itu. Namun aku tidak peduli. Jika dia bersekukuh dengan keegoisannya, maka tidak ada jalan lain kecuali meninggalkan. Aku manusia bebas, tidak terikat dengan siapapun. Tidak tertarik dengan hal-hal yang viral dengan cara busuk."Bagaimana apa kau bersedia? Jika tidak, aku tidak akan memaksa. Aku akan segera mengurus surat pembatalan kerjasama kita.""Tidak ... Tidak, jangan Tari. Bisa mati aku. Aku sudah mengeluarkan modal besar untuk film ini. Aku janji akan menyelesaikan semua. Konferensi pers akan segera aku lakukan, dan aku harap kamu bisa datang."Aku tersenyum samar. Jangan main main denganku! Aku tak pernah bohong dengan ucapan.B

    Huling Na-update : 2025-03-05
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 121

    "Mbak Rina!"Aku terpekik luar biasa. Paper bag dan beberapa kertas dalam map terlempar tak sengaja. Kakiku juga dengan reflek berlari kencang ke arah Ibu dan Mbak Rina. Tangan perempuan yang terangkat ke atas itu terdiam. Rahangnya gemeretuk menahan emosi.Aku memeluk Ibu yang terduduk dengan tubuh gemetaran. "Sudah, Bu. Tak apa apa. Ibu sudah aman.""Jangan sok jadi pahlawan kamu, Tari. Kamu baik sama ibu karena mengharapkan harta kan?"Aku membalikkan badan menatap Mbak Rina yang masih dengan muka bengis."Harta tidak menjamin kebahagiaan, Mbak. Dan aku bukan orang miskin yang hanya mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Aku bisa berdiri dengan kakiku sendiri. Hanya benalu yang mengharapkan harta yang tidak diperuntukkan baginya."Mata Mbak Rina melotot."Kau menyindirku!?" Sentaknya. Perempuan itu maju selangkah."Saya tidak menyindir. Tapi dengan terang-terangan menjelaskan kepada Mbak Rina. Agar kamu tahu diri dan punya malu. Ibu ini, ibu kandungmu, Mbak. Dimana hatimu? Sam

    Huling Na-update : 2025-03-06

Pinakabagong kabanata

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 13

    “Aku juga nggak pernah benci kamu, Nay. Aku cuma... aku terlalu takut sendirian. Aku kira kamu yang pergi karena kamu lebih kuat. Aku salah.”Kania menunduk. Ia tak bicara. Tapi matanya mulai memerah.---Hari itu, tak semua luka sembuh.Tapi untuk pertama kalinya... luka-luka itu diperlihatkan. Dan mungkin, hanya mungkin... itu awal dari penyembuhan.Saat kami berjalan keluar dari kantor itu, Nayla menggenggam tanganku.“Aku tahu ini belum selesai, Lif,” katanya pelan. “Tapi setidaknya... aku nggak sendirian lagi.”Aku memeluknya.Dan di kejauhan, Bunda berdiri menunggu di samping mobil, tersenyum... seolah berkata: selamat datang di awal yang baru, Nak.---Oke! Kita langsung lanjut ke Bab 9 – Ketika IB Mengeluh Season 3. Kali ini kita gali sisi kelam Kania… rahasia yang selama ini dia sembunyikan, dan dampaknya akan bikin keluarga ini makin terbelah. Siap-siap baper, emosi, dan greget!---Hujan mengguyur deras malam itu. Tapi aku tetap nekat ke rumah Bunda. Nayla ingin bertemu Kan

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 13

    Sudah dua minggu sejak aku dan Nayla pindah sementara ke rumah lama. Rumah kecil yang dulu penuh kenangan masa kecilku, kini jadi tempat pelarian sementara dari prahara yang meracuni rumah besar kami.Tapi masalah rupanya ikut pindah.Hari itu, pagi yang harusnya tenang berubah jadi awal dari babak baru—yang jauh lebih rumit dan panas.Nayla duduk di ruang tamu, memandangi layar ponsel. Air matanya menggenang tapi tak jatuh. Tangannya gemetar, bibirnya bergetar.“Ada apa?” tanyaku, duduk di sampingnya.Ia menyodorkan ponsel. Sebuah video. Direkam diam-diam, entah oleh siapa. Isinya? Naira dan Kania. Sedang duduk di sebuah kafe, tertawa... lalu mulai membicarakan Nayla."Makanya gue tuh heran, Nayla bisa-bisanya ngerasa jadi korban.""Padahal dia tuh dulu anak emas Ibu, dikasih segalanya. Giliran Ibu meninggal, dia kabur bawa semua warisan!""Dan dia masih bisa hidup enak, ya? Ngumpet di rumah suaminya yang kaya itu. Sementara kita dibuang kayak sampah."Suara Kania terdengar getir. Da

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 12

    “Karena aku juga bingung, Nay... Aku takut salah langkah. Aku takut makin nyakitin kamu atau Wildan.”“Tapi kamu suamiku, Mas. Seharusnya aku yang kamu pilih untuk dilindungi, walau aku tau Wildan juga adikmu. Tapi, kan kamu tahu betul jika aku tak bersalah.”Aku menelan ludah. Nayla benar. Dan rasanya, baru kali ini aku benar-benar merasa seperti suami yang gagal.“Maaf.”“Kalau maaf bisa nyembuhin semuanya, nggak akan ada rumah tangga yang retak, Mas,” katanya lirih.Lalu dia bangkit. Aku meraih tangannya."Nay, maafkan aku..aku berjanji ini tak akan terulang lagi. Aku akan selalu melindungi kamu apapun yang terjadi." Nayla menatapku dengan tatapan ragu. Ya Allah, sungguh istriku sendiri sudah kehilangan kepercayaan padaku. Apa yang harus aku lakukan?---Malamnya, aku duduk sendirian di ruang tamu. Merenung. Ponselku kembali bergetar.Nomor tak dikenal. Lagi."Kau pikir sudah tenang sekarang? Ulang tahun Gio tinggal dua minggu. Pastikan kau hadir. Karena malam itu... akan jadi mal

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 11

    Pagi itu, aku bangun lebih awal dari biasanya. Sinar matahari menyelinap dari sela tirai, tapi tidak mampu menghangatkan udara dingin yang menggantung di rumah ini.Koper-koper sudah tertata di depan pintu. Aku dan Nayla memutuskan pindah sementara ke rumah lama kami—saran Bunda, demi menenangkan semuanya. Tapi rasa bersalah tetap menempel di dadaku, seperti luka yang belum mengering.Nayla diam saja sejak semalam. Wajahnya pucat, matanya bengkak. Tapi dia tidak menangis lagi. Dia hanya... kosong. Dan itu lebih menyakitkan.“Udah siap?” tanyaku pelan.Nayla mengangguk.Aku menggenggam tangannya. Dia tidak menggenggam balik.Saat kami keluar dari kamar, semua orang sudah berkumpul di ruang tengah. Bunda, Abrar, Ammar, Alisa, dan Aleeya. Wildan berdiri di depan jendela, membelakangi kami.“Maaf, semua,” ucapku lirih. “Aku dan Nayla akan pergi sementara. Bukan karena ingin kabur, tapi karena kami butuh ruang.”Bunda mengangguk, lalu memeluk Nayla erat-erat.“Jaga dirimu ya, Nak. Jangan p

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 10

    Pesan masuk dari nomor tak dikenal.“Kamu pikir pengakuan anak akan menyelesaikan semua? Aku belum selesai. Lihat saja apa yang akan terjadi di ulang tahun Gio bulan depan.”Aku terdiam.Ulang tahun?Berarti... ancaman ini belum berakhir.Bukan hanya tentang Naira.Bukan hanya tentang Wildan.Ada seseorang lain... yang masih ingin melihat keluarga kami hancur.***Siap banget! Kita lanjutkan dengan drama rumah tangga yang makin panas, penuh emosi, dan bikin pembaca gregetan. Kali ini, hubungan antar anggota keluarga makin diuji... terutama antara Tari, Nayla, dan Wildan—sementara masa lalu terus menghantui dan benih-benih luka baru mulai tumbuh. Yuk, lanjut ke Bab 7 yang makin dramatis!---Sudah lima hari sejak kedatangan Naira dan Gio, tapi bayangannya masih menempel di dinding-dinding rumah ini. Bahkan aroma bajunya terasa tertinggal di sofa, seperti ia belum benar-benar pergi.Wildan berubah. Ia jadi lebih pendiam. Lebih sering termenung sendirian di balkon kamar atas. Tak ada lag

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 9

    Satu minggu setelah malam pengakuan itu, rumah kami seperti ladang ranjau.Setiap langkah, setiap tatapan, setiap bisikan... bisa meledakkan luka.Wildan jarang bicara. Nayla hampir tak pernah keluar kamar.Dan aku... aku berusaha tetap jadi “kepala keluarga” yang utuh. Tapi sebenarnya aku sendiri limbung.Sampai suatu sore, ketika hujan deras mengguyur dan suara petir saling sahut, bel rumah berbunyi.Bunda yang membukakan pintu.Dan di sanalah dia.Seorang perempuan muda berdiri di ambang pintu, dengan wajah pucat, mata lelah, dan tubuh yang tampak menggigil. Di sampingnya, berdiri seorang bocah kecil—sekitar empat tahun—berpayung biru, memeluk kaki ibunya dengan erat.“Naira...” bisik Bunda, nyaris tidak percaya.Aku berlari ke depan. Wildan yang sedang duduk di tangga langsung berdiri terpaku.Naira mengangkat wajah. Matanya menatap kami satu-satu.Lalu berkata dengan tenang, “Aku nggak datang buat minta maaf atau minta diampuni. Aku cuma mau satu hal: anakku diakui.”Semua membek

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 8

    “Aku nggak bisa tidur semalaman,” katanya lagi, duduk di sebelahku, berbalut cardigan panjang. “Aku tahu aku salah. Tapi aku... aku cuma pengen kita semua hidup tenang.”Aku menatapnya. “Tenang dengan menyimpan rahasia sebesar itu, Nay? Kamu tahu kan Wildan itu adikku.”“Aku tahu.” Suaranya nyaris seperti bisikan. “Dan justru itu yang bikin aku bingung, Mas. Kalau aku jujur dari awal kamu pasti marah. Kamu pasti hancur.”Aku tertawa kecil—pahit. “Dan sekarang aku nggak hancur?”Dia menunduk.Aku ingin marah. Tapi aku juga tahu, Nayla nggak sepenuhnya salah.Semua ini... rumit.***Siangnya, rumah mulai ramai. Ammar pulang dari Bandung. Abrar juga akhirnya turun dari kamarnya, setelah sekian lama mengurung diri. Nayla sudah menyiapkan makan siang bersama.Tapi suasananya... dingin.Alisa dan Aleeya duduk di pojok ruang makan, tak bicara banyak. Mereka hanya saling pandang setiap kali nama “Wildan” atau “Naira” disebut.“Mbak,” kata Ammar akhirnya memecah sunyi, “aku nemu sesuatu di Twi

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 7

    Malam itu, aku menatap Nayla dengan perasaan campur aduk.Aku mencintainya, tentu. Tapi... apa mungkin aku sebenarnya nggak benar-benar mengenalnya?Aku mengamati wajahnya yang tertidur di sebelahku. Damai. Tenang.Tapi kata-kata Wildan masih terngiang-ngiang di kepalaku:“Nama belakang pengirim surat itu sama dengan nama keluarga Nayla.”Aku tahu, Nayla anak tunggal. Tapi... dia pernah bilang punya sepupu-sepupu dari pihak ayahnya yang tinggal di luar kota. Salah satunya, katanya, sempat dekat banget pas kecil... tapi sekarang udah lost contact.Entah kenapa, perutku terasa mual mendadak.---Keesokan harinya, aku sengaja mengambil cuti dari kantor. Tujuanku jelas: aku harus cari tahu.Aku mulai dengan menyelidiki keluarga besar Nayla—sesuatu yang seharusnya kulakukan sebelum menikahinya.Dari hasil penelusuran online dan tanya-tanya ke kerabat yang datang waktu lamaran, aku mendapat satu nama mencurigakan:Kania Hanafiah.Nama ini juga yang muncul di sudut kecil amplop surat yang di

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 6

    “Mas,” Nayla keluar membawa jaketku. “Dingin.”Aku menyambut jaket itu dan menatap istriku. “Kamu yakin dia nyebut nama Naira?”Nayla mengangguk pelan. “Aku enggak salah dengar. Dia nangis, Mas. Dan wajahnya penuh rasa bersalah.”Aku terdiam, mencoba mencerna. Wildan bukan tipe cowok sentimentil yang gampang nangis, apalagi sampai ngomong sendiri tengah malam. Itu bukan Wildan yang aku kenal.---Hari itu berlalu seperti biasa. Tapi ada satu hal yang terus menarik perhatianku: Wildan.Dia lebih pendiam dari biasanya. Setiap ditanya tentang aktivitasnya selama di Jogja, dia hanya menjawab pendek-pendek. Bahkan saat ditanya soal syuting, dia cuma bilang, “Lagi vakum.”Sampai akhirnya, saat malam mulai turun dan rumah mulai sepi, aku nekat mengetuk pintu kamarnya.Tok tok.“Dan, bisa ngobrol sebentar?”Suara di dalam kamar terdengar berat. “Masuk aja.”Aku membuka pintu perlahan. Wildan duduk di pojok kasur, hoodie masih dipakai meski udara cukup panas.“Ada apa, Kak?” tanyanya pelan.Ak

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status