Share

68

last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-18 22:57:31

Sore hari, Sun Ahn kembali ke hotel setelah selesai membantu dokter Pai Sung Ke. Kami menyambutnya cukup gembira.

"Kau berhasil mendekati jenderal itu!" puji Tirtasari senang.

"Yah, sepertinya begitu!" jawab Sun Ahn nampak senang juga, "Bisa kuselidiki lebih jauh!"

"Bagus, Sun!" pujiku, "Terimakasih! Kau sungguh hebat!"

"Tak masalah!" jawabnya, "Aku lihat adikku tadi! Dan aku bersumpah ingin menyelamatkannya!"

"Bagus!" balasku, "Tapi harus tetap hati-hati!"

"Siap Bos!" jawabnya tersenyum.

"Maka kau harus tampil menawan untuk malam ini!" sahut Tirtasari, "Ayo cari gaun yang bagus!"

Setelah mandi dan bersiap, Tirtasari berantusias mengajak Sun Ahn berbelanja gaun. Akupun diajaknya pula. Dasar kaum wanita jika ingin berbelanja!

Dengan supir hotel, kami meminta untuk diantar ke butik terbaik di kota. Sopir travel kami tempo hari sudah kami suruh kembali.

Memasuki toko fashion terbaik, mereka berdua segera berburu gaun malam. Akupun kebosanan menunggu sambil mengawasi keadaan.

Kota in
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • KERIS MAN   69

    Kami kembali duduk berdua dan mendengarkan percakapan Sun Ahn. Sesekali menyantap makanan dan minuman yang kami pesan. Beberapa orang dan pedagang masih terheran-heran mau lihat Tirtasari kembali dengan cepat dan selamat. Bahkan nampak tenang. Sebagian dari mereka kulihat mengecek ke sebuah gang sempit di kejauhan sana. Gang dimana Tirtasari diajak beberapa pemuda mabuk dan iseng tadi. Sementara di seberang jalan, dari jendela restoran dapat terlihat pelayan menyajikan makanan. Sun Ahn dan sang jenderal nampak mulai menikmati makan malam mereka. "Jadi jenderal," terdengar suara Sun Ahn dari radio, "untuk apa sebenarnya percobaan itu?""Mmmh," jawab sang jenderal mengunyah makanan, "Proyek rahasia. Dengan sebuah organisasi. Enak tidak bebeknya?""Enak sekali! Tapi sepertinya masih kalah enak dengan masakan bebek nenekku.""Oh ya?!" balas sang jenderal tergelak. "Betul Jenderal. Dan untungnya aku mewarisi resepnya.""Kalau begitu kau harus masakkan untukku suatu saat!""Siap, Jender

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • KERIS MAN   70

    "Kau gadis yang menarik," puji jenderal itu, "Mau minum anggur.""Dahulu kadang saya minum sedikit," jawab Sun Ahn, "Anggur murah saja, Jenderal. Bukan seperti ini.""Mau minum anggur mahal setiap hari?""Tentu Jenderal!" jawab Sun Ahn dengan nada menggoda. "Ada syaratnya!""Apa itu Jenderal?""Kau harus tinggal di sini!""Benarkah?""Yah!""Saya mau asalkan Jenderal tidak keberatan menampung gadis macam saya.""Ha ha. Kau tinggal dimana? Tak ada keluarga?""Di kota ini hanya di penginapan, Jenderal.""Tinggallah di sini jika kau mau!""Tentu saya mau, Jenderal.""Aku jarang kemari," terang sang jenderal, "Biasanya rumah ini kosong. Hanya ada pembantu dan penjaga. Kau bisa jadi ratu di sini. jadi setiap aku ke kota ini tidak kesepian! Bagaimana?""Istri Jenderal tak turut kemari rupanya?""Dia jarang ikut. Mengasuh anakku yang menginjak remaja.""Berapakah anak Jenderal?""Dua. Yang besar sudah hampir kuliah. Yang kecil masih menempuh pendidikan menengah.""Pasti anak-anak yang manis.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • KERIS MAN   71

    Terdengar mereka berdiskusi tentang percobaan. orang-orang dari Kerbau Merah itu banyak diam. Hanya suara sang jenderal dan dokter Pai Sung Ke yang mengisi ruangan. "Bagaimana," tanya sang jenderal, "Cukup bagus bukan?!""Harus dites!" jawab salah seorang yang kuduga dari Kerbau Merah, "Bisa dibawa untuk percobaan sekarang?""Hasil percobaan ini belum sempurna," jawab dokter Pai Sung Ke, "Masih butuh banyak waktu!""Harus dipercepat! Hasil percobaan di Vietnam, Kamboja dan Indonesia sangat bagus. Sudah mulai digunakan!"Aku dan Tirtasari saling pandang. Jadi mereka merambah negeri-negeri lain di Asia Tenggara. Termasuk negeri kami. "Tapi efek sampingnya belum diketahui!" jawab sang dokter, "Mereka pun belum stabil!""Siapkan untuk tes setelah makan siang nanti!""Kau dengar itu Dok?!" ulang suara sang jenderal, "Siapkan mereka. Anak buahku akan membawa mereka ke pusat pelatihan militer nanti!"Terdengar mereka hendak keluar dari ruang dalam. Kusuruh Tirtasari untuk menempelkan alat p

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • KERIS MAN   72

    "Bagus, bagus!" puji orang Kerbau Merah, "Satu superhero negeri ini mati. Berikutnya akan banyak lagi!"Para tentara bersorak-sorai. Sedangkan orang Kerbau Merah dan sang jenderal diam saja. "Ini tugas kalian!" lanjut orang Kerbau Merah. Yang diperintah hanya diam saja seperti robot. Mereka lalu dibawa pergi ke sebuah ruangan kamp. Sementara jasad superhero malang itu dibawa ke tempat lain. "Pastikan dia ditemukan!" perintah sang jenderal, "Tapi seperti biasa, jangan sampai ada yang bisa melacak siapa yang membunuhnya!"Uh, tipikal militer yang seenaknya menculik dan membunuh orang. Satu superhero mereka bunuh. Dan akan masih banyak lagi. Ini ancaman yang tak main-main. Hasil percobaan itu hebat juga. "Sudah bagus!" kata orang kerbau merah pada sang jenderal saat mereka berjalan memasuki sebuah ruangan, "Siapkan mereka untuk pelatihan di sini!""Tapi mereka masih butuh perawatan dan pengamatan di rumah sakit!" balas dokter Pai Sung Ke. "Lakukan saja di sini!" jawab orang Kerbau M

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • KERIS MAN   73

    "Wah, tapi tak heran!" balas Dina, "Kalian superhero online. Semua orang mengenal kalian.""Yah. Mereka memang mengincar para superhero," lanjutku, "Berhati-hatilah di sana!""Oke Kris!""Kukirimkan rekaman percakapan orang Kerbau Merah itu. Sudah kau terima?""Baik Kris, sudah. Akan kukirimkan ini ke direktur.""Yah.""Kapan kalian pulang?""Aku akan terus mengikuti orang itu dari sini, Din!""Baiklah, hati-hati."Kami terdiam merenungkan langkah selanjutnya setelah menelepon Dina. "Apa yang harus kita lakukan?" tanya Tirtasari. Aku menghela nafas. "Tak tahu juga apa yang harus kulakukan selanjutnya. Barangkali terus mengikuti mereka."Tirtasari merangkul dan membelaiku. Seolah ingin meredakan keteganganku. Kucium tangannya, dan ia membalas dengan mencium pipiku. Kemesraan kami berlanjut. Ciuman demi ciuman. Sentuhan demi sentuhan. Belaian demi belaian. Semua menuntun kami untuk meredakan ketegangan. Kami habiskan malam untuk menikmati asmara dua insan di negeri orang. Esok harin

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • KERIS MAN   74

    Kami berusaha bertahan. Mobil terus ditabrak dan didorong mundur. Dari jendela, mereka mulai menembaki kami. Sebisa mungkin, sang sopir berusaha menunduk untuk menghindari hujan peluru. "Kris!" seru Tirtasari nampak tenang dalam goncangan dan serangan. Kuarahkan tangan dari pintu yang telah bobol. Kubalas penyerang itu dengan serangan energi keris. Senjata mereka pun terlempar dari tangan. Namun senjata lain kembali muncul dari jendela dan menembaki kami. Kami terus berusaha mundur. Kujatuhkan senjata mereka lagi dengan energi keris. Tirtasari juga melesatkan energi air untuk menjatuhkan senjata mereka dari sisi lain. Lalu dengan energi keris, kuhalau mobil itu untuk maju. Kuhempaskan mundur dan menabrak pohon di pinggir jalan. Mereka berhenti. Kemudian keluar beberapa orang dengan menenteng senjata api otomatis. Kami tak keluar dan bersiap siaga. "Mereka bawa berapa senapan sih?!" keluh Tirtasari mendesah dan masih terlihat tenang. "Ini hari terburuk sepanjang karirku!" geru

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • KERIS MAN   75

    Mereka terus menyerang dengan energi besar itu. Aku dan Tirtasari sebisa mungkin menghindar. Serangan mereka kuat dan dahsyat. Mirip gajah. Beberapa pohon miring dan bahkan tumbang terkena serangan mereka. Sopir mobil kami nampak ketakutan bersembunyi di dalam mobil. Penghindaran kami pun terarah ke sana. Mengetahui mobilnya bakal terkena energi musuh, ia segera keluar mobil dengan tergesa. Tepat! Mobil hotel yang kami sewa itu langsung terhempas dan semakin ringsek terkena pepohonan besar. "Semoga aku tak dipecat!" gerutu sopir itu berlarian menghindar. Salah-satu musuh berusaha menyerang sopir yang telah menghindar cukup jauh itu dengan energinya. Kami was-was melihatnya. Manusia biasa bisa terlempar atau mati karena tekanan energi ini. Jarakku terlalu jauh. Tapi tidak Tirtasari. Dengan cekatan, ia bersalto dan berdiri di depan sang sopir. Ia keluarkan energi air untuk menahan serangan energi gajah. Cukup berhasil!"Lari!" perintah Tirtasari pada sang sopir yang merinding ket

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • KERIS MAN   76

    Lagi-lagi kami dibuat tercengang. Siapa kedua wanita yang berpakaian cukup minim itu? Mereka memakai kain celana selutut. Bagian atas ditutupi dengan sehelai kain yang ditata begitu rupa untuk menutupi dada. Sepertinya praktis untuk bergerak lincah dan bertarung. Dan yang mengejutkan, mereka mampu menerjang kedua musuh kami. Siapa mereka. Dua orang Kerbau Merah kembali bangkit dengan geram. Mata mereka merah menyala dan berusaha mencari penyerangnya. Saat menemukan kedua wanita yang telah bersiaga itu, keduanya maju untuk menyerang. Dengan tangkas, kedua wanita menghindari serangan itu. Lalu melakukan lompatan samping dan menendang masing-masing musuhnya. Keduanya pun lagi-lagi terhempas dan terguling. Aku dan Tirtasari saling pandang. Cukup hebat para perempuan muda itu! Kedua musuh yang terguling kembali bangkit dan kian marah. Mereka beralih menyerang lawan barunya. Lagi-lagi dengan tangkas, kedua perempuan itu malah berlari mendekati mereka. Yang mengejutkan, mereka memijak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19

Bab terbaru

  • KERIS MAN   119

    Kucium mesra pipi Cahayani. Begitu lembut dan hangat. Aroma tubuhnya pun segar. Sahabatku itu terdiam memejamkan mata. Seolah menikmati ciumanku. Aku lalu beralih pada Anginia. Kucium lembut bibirnya. Kueratkan dekapan untuk menikmati kehangatannya. Dua superhero cantik ini. Tak kalah cantik dengan ketiga istriku. Kuciumi bergantian pipi halus mereka. Tak ada protes ataupun keberatan. Anginia kemudian memandangi bibirku. Aku sudah hafal gairah wanita macam begini. Segera saja kukecup bibirnya. Ia pun membalasnya dengan hangat. Bibir yang begitu manis dan lembut. Sepadan dengan pesona dan keanggunannya. Kukencangkan ciuman, dan ia pun makin ganas melumat-lumat bibirku. Kenikmatan sabahat yang luar biasa! "Kau pencium yang hebat!" puji Anginia selepas ciuman sambil memandangiku dalam, "Tak heran punya tiga istri!" Aku tersenyum dan mengecupi bibirnya. Lalu beralih pada Cahayani di sisi lain. Superhero cantik itu terdiam dengan nafas memberat. Kupandangi wajahnya y

  • KERIS MAN   118

    Sistem informasi kantor lama ini belum secanggih kantor baruku. Untuk melacak keberadaan Gajah Man dan Jago Man pun kesulitan. "Mereka tak bisa ditemukan!" ungkap beberapa staf pegawai. "Alat pelacak kita?" tanya mantan bos "Tak terdeteksi Pak!" jawab staf yang lain. "Bagaimana bisa?!" "Entahlah Bos," "Alat komunikasi radio bagaimana?" tanya mantan bos kian resah. "Tak bisa juga!" "Coba pantau lewat media sosial dan live!" "Baik!" jawab beberapa staf pegawai yang segera memperhatikan berbagai media sosial dan siaran televisi. Kami tunggu beberapa saat. Berharap menemukan petunjuk dimana Gajah Man dan Jago Man berada. "Tak ada tanda-tanda atau liputan tentang mereka!" ungkap beberapa staf. Bos nampak kian kebingungan. "Sebaiknya kalian sementara berlindung ke kantor kami," pintaku pada Anginia dan Cahayani. "Mereka superhero-ku, Kris!" sahut mantan bos, "Biar mereka tetap dalam perlindungan kami!" "Tapi kalian tak punya sistem keamanan memadai!" balasku.

  • KERIS MAN   117

    Mereka terus maju dan berusaha menyerang kami. Segera saja kami balas untuk mengalahkan mereka. Aku dan High Quality Man menghadapi empat orang. Sementara Anginia dan Cahayani menghadapi dua yang lain. Lagi-lagi musuh yang cukup kuat. Kami harus bersiaga dan waspada. Pukulan-pukulan mereka cukup kuat dan cepat. Kami tangkis dan hindari sebagian. Berusaha kami balas serangan mereka dengan pukulan-pukulan kami. Namun nampaknya tak membuat luka berarti. Pukulan-pukulan mereka memiliki kekuatan bagai kerbau. Kadang kuat seperti gajah. Sebisa mungkin kami halau atau hindari. Satu pukulan kutangkis, dan kekuatannya cukup membuatku terhempas mundur. Lawan High Quality Man pun demikian. Kekuatannya cukup besar untuk dilawan. Untung saja sahabatku itu memiliki postur yang cukup besar untuk menanganinya. Mereka juga menggunakan serudukan dan serangan-serangan lutut yang cukup merepotkan. Benar-benar mirip kerbau atau gajah. Kami sedikit kewalahan menghadapi mereka. Kukerahka

  • KERIS MAN   116

    Kucumbui dan kugumuli tiga wanita menawan itu. Meredakan ketegangan dan kelelahan. Kuelus dan kuraba ketiganya penuh kasih dan hasrat. Ciuman pun mendarat di manapun gairah ini menggelora. Leher perempuan muda yang begitu menggoda untuk diciumi dan dicumbui. Lalu berlanjut ke pundak, bahu dan dada mereka. Tak tahan lagi, segera kami raih kehangatan asmara dengan ganas. Tiga istri yang menjadi sumber kebahagiaanku hingga puas. Sesuai menikmati asmara, kami pun menjalani malam untuk beristirahat. Semoga para penjahat juga beristirahat. Pagi harinya, kami jalani hari masih dalam keresahan. Masih berusaha keras menemukan teman-teman kami yang diculik. Bos memutuskan untuk melapor pada polisi. Tak lama kemudian para petugas pun datang. Dipimpin oleh seorang reserse yang terlihat cukup berpangkat. Kami paparkan segala kejadian. Termasuk memperlihatkan alat bukti rekaman kamera pengawas. "Cukup parah," gumam pemimpin aparat yang datang itu, "Baiklah, akan kami catat. Akan ka

  • KERIS MAN   115

    Aku pun kembali ke kantor. Teman-teman menanyaiku. "Bagaimana Kris?' "Aku sudah bicara dengan mereka," jawabku, "Sebagian mau offline, sebagian tidak. Tapi tetap waspada." "Yah, kucek, Anginia dan Cahayani offline," balas Dina, "Sedangkan Gajah Man dan Jago Man tetap online." "Yah, begitulah," jawabku. "Jadi kita sekarang baby sitter perusahaan sebelah?" seloroh Dina. "Yah, barangkali." "Sebaiknya kalian beristirahat!" perintah Dina pada kami, "Biar kantor dibersihkan dan diamankan ulang!" "Yah," jawabku, "Kau juga, beristirahatlah Din!" "Yah," Aku masuk ke kamar bersama tiga istriku. Begitu juga High Quality Man yang kembali ke kamarnya. Aku mandi di kamar dan segera beristirahat. Tirtasari dan si kembar melayaniku. Menghilangkan makanan dan kami santap bersama. Kami menikmati hidangan nikmat itu di meja makan kamar. "Kemana mereka menculik teman-teman?!" kesah Tirtasari. "Tenang saja, kita pasti akan menemukan mereka!" jawabku. "Yah, semoga." Seusai makan,

  • KERIS MAN   114

    Kuikuti Anginia mengembalikan tas yang dicopet kepada pemiliknya. Ia melesat terbang rendah. Kupacu ringan Motokris di belakangnya. Ibu itu berterima kasih banyak pada Anginia. "Terimakasih, aku habis mengambil uang di bank," ucapnya, "Ini sebagai ucapan terimakasih!" lanjutnya menyerahkan beberapa lembar uang dari tasnya kepada Anginia. "Sama-sama Bu," jawab Anginia, "Ibu yang memesan lewat aplikasi?" "Bukan! Ponselku ada di dalam tas." "Saya yang memesan lewat aplikasi," papar seorang wanita muda tak jauh dari situ. "Jangan khawatir, Bu," ungkapnya pada sang korban, "Sudah kubayar lewat aplikasi." "Ah, terimakasih!" balas sang ibu menyerahkan uang pada wanita itu, "Ini untuk gantinya!" "Ah, tidak usah Bu!" balas sang wanita, "Murah saja kok pesannya! Tidak perlu diganti!" "Kau tak mau dibayar!" balas Sang Ibu, "Superhero ini juga tak mau dibayar! Lalu aku harus bagaimana?!" "Jangan pikirkan, Bu," jawab Anginia tersenyum, "Saya sudah dapat gaji dari perusahaan! Tak

  • KERIS MAN   113

    Yah, kami kembali kebingungan untuk mencari teman-teman kami. Ternyata truk itu bukan termasuk bagian dari komplotan Kerbau Merah. Sopir truk dikembalikan pada kendaraannya oleh pegawai kantor. Diberi uang kompensasi atas apa yang telah kami lakukan. "Bagaimana kita mencari teman-teman?" tanya High Quality Man. "Entahlah," jawab Dina, "Pelacakan dari laptop itu belum berhasil?" tanyaku. Kami pun kembali ke ruang kontrol dan menanyakan pada para pegawai IT, "Bagaimana?" tanya Dina, "Ada perkembangan?!" "Susah!" jawab salah satu dari mereka. "Ini memakai teknologi tinggi yang susah diretas," imbuh yang lain, "Sepertinya memakai ahli IT yang tak main-main. Sulit ditundukkan!" "Coba terus!* perintah Dina. *Hei, lihat!* ungkap salah seorang pegawai IT, "Ada sesuatu!* Kami amati layar laptop yang telah disambungkan ke sebuah layar kantor yang cukup besar. Program itu memunculkan nama-nama baru. Gajah Man, Jago Man, Anginia, Cahayani. "Astaga, mereka teman-temanku!* gum

  • KERIS MAN   112

    "Belum," jawab para pegawai, "Kami coba lacak dari beberapa kamera cctv yang dapat kita akses! Tapi butuh waktu lama!" "Teruskan!" perintah Dina. "Kami menemukan sesuatu," ungkap salah seorang petugas IT yang memeriksa laptop, "Lihat!" Kami bergegas menuju ke meja pegawai ahli IT yang memeriksa laptop. Terlihat progam di layar laptop seperti yang kami dapati kemarin. Hanya saja sekarang tertulis; Elistrik, Buaya Budiman, Manusia Elang serta para superhero perusahaan yang lain "Nama mereka dicentang," ungkap Tirtasari, "Mungkin menunjukkan korban yang berhasil mereka culik!" "Astaga!" kesah Dina. "Apa maksud semua ini?!* tanya High Quality Man, "Target mereka berubah?! Semula para superhero yang lain tidak ada dalam daftar!" "Entahlah," jawabku, "Apakah sebelumnya hanya mengecoh kita?! Atau memang menyesuaikan dengan apa yang ada?!" "Mereka sengaja memancing kita keluar?!" tanya High Quality Man. "Barangkali?" jawabku. "Kami dapati sesuatu," ungkap pegawai IT yang lain, "Mere

  • KERIS MAN   111

    Kalau saja Tirtasari terlambat atau kurang dalam menyemburkan air, barangkali monster itu bisa membakarku. Sebenarnya ini tindakan yang cukup nekat. Menyerap api ke dalam diri sendiri! Namun untungnya aku dapat mempercayai istriku. Barangkali ini yang dinamakan ikatan setelah pernikahan?! Sang monster perlahan terus memudar seiring hisapanku dan semburan air Tirtasari. Ia berusaha berontak dan marah. Namun tetap tak berdaya dalam jebakan kami. Dengan wajah penuh amarah, ia lalu berusaha menghujam dan menyerangku dengan ganas. Untung saja Tirtasari mampu melihatnya dan menyemburkan air padanya lebih deras sebelum mengenai diriku. Splasshh, splasshh, splasshh! Tubuh api itu kian mengecil dan akhirnya musnah ditelan air. Aku dan Tirtasari mampu bernafas lega. Masyarakat pun berteriak-teriak senang. Mereka mengelukan kami yang telah menyelamatkan mereka. Para superhero yang terkalahkan sebelumnya segera kembali ke kantor. Beberapa warga memberi mereka pakaian karena kostum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status