“Eh Ra, lo yakin gak—
Sinta tidak melanjutkan kalimatnya saat dia melihat tidak ada siapa pun di sampingnya. Sinta bingung di mana Leyvira berada.
“Vira mana?” tanya Sinta kebingungan.
Milly mengedarkan pandangannya dan mencari di mana Leyvira berada. Sinta juga melakukan hal yang sama. Mereka berdua tidak ada yang menyadari kalau Leyvira meninggalkan mereka.
“Heh Vira, tunggu!” teriak Milly saat melihat Leyvira yang sekarang sedang melangkahkan kakinya menjauh dari kerumunan ini.
Leyvira menghentikan langkah kakinya dan melirik ke arah dari mana dia mendengar suara yang sangat dia kenali.
“Cepet,” ujar Leyvira dengan begitu enteng.
Leyvira seolah tidak mau berada di sana. Milly dan juga Sinta langsung melangkahkan kakinya untuk mengejar Leyvira.
“Lo kenapa maen nyelonong pergi gitu aja sih?” tanya Sinta dengan nada yang terdengar cukup kesal saat mengetahui kalau Leyvira sudah pergi meninggalkan dirinya dan juga Milly.
“Gue malas dengar lo berdua yang terus-terusan membicarakan para bad boy itu,” papar Leyvira dengan penuh kejujuran.
Leyvira memang kurang suka saat mendengar kedua temannya yang begitu asyik membahas seorang bad boy itu.
Maka dari itu, Leyvira lebih memilih untuk pergi begitu saja, sebab dia malas harus mendengarkan kedua temannya yang membahas sesuatu hal yang tidak dia sukai.
Sinta mengernyitkan keningnya saat mendengar jawaban yang sudah Leyvira ucapkan. Sinta merasa heran akan sesuatu hal.
“Lo kenapa jadi malas denger kita bahas bad boy? Bukannya mantan lo juga seorang bad boy?” tanya Sinta.
Sinta masih ingat kalau mantan Leyvira kebanyakan adalah seorang bad boy, tapi kenapa sekarang Leyvira kurang suka saat dirinya dan juga Milly membahas bad boy itu.
Sebenarnya Leyvira tidak selalu seperti ini. Leyvira biasanya lebih memilih untuk acuh saat kedua temannya membahas seorang bad boy sekalipun, tapi untuk kali ini Leyvira seolah tidak ingin mendengar jauh lebih banyak tentang mereka yang sedang berkelahi.
Leyvira yang semula berniat untuk pergi ke kantin saja mendadak tidak jadi, karena dirinya sudah merasakan yang namanya malas jauh lebih awal, makanya Leyvira langsung melangkahkan kakinya begitu saja, dan menjauh dari area kantin.
“Iya Ra, bukannya mantan lo juga seorang bad boy?” Milly juga masih ingat kalau mantan Leyvira bukan seorang good boy.
“Nah lho. Mantan sendiri aja bad boy, kenapa lo malas membahas bad boy?”
Leyvira dengan seketika terdiam. Leyvira memahami kalimat yang sudah Sinta ucapkan.
Leyvira masih ingat akan hal itu, tapi entah kenapa sekarang dirinya merasa malas kalau terus mendengar banyak perempuan, apalagi teman dekatnya yang membahas seorang bad boy.
Sepertinya sesuatu hal yang sudah terjadi di masa lalunya membuat Leyvira seolah enggan untuk mendengarkan cerita tentang orang yang mempunyai karakter hampir sama dengan masa lalunya.
“Gak usah bahas mantan!” pungkas Leyvira.
Leyvira tidak mau kalau teman-temannya menjadi membahas tentang mantannya lebih dalam lagi.
Leyvira sebenarnya tidak memikirkan hal itu, hanya saja saat mereka membahas mantannya, maka ada sesuatu yang mendadak Leyvira rasakan.
Beberapa kejadian yang pernah terjadi di masa lalunya seolah mulai kembali terputar dalam ingatannya dan Leyvira tidak mau kalau sampai kejadian yang sangat sulit untuk dia lupakan malah kembali teringat dalam pikirannya.
“Kenapa” tanya Sinta dengan nada yang begitu polos.
“Dia kan sekarang pindah sama good boy, makanya dia bosan denger kita bahas bad boy.” Milly tersenyum di ujung kalimatnya.
Senyuman yang Milly berikan sekarang tengah menggoda Leyvira. Milly tahu kalau sekarang orang yang sedang dekat dengan Leyvira adalah seorang good boy.
Ralat.
Bukan sedang dekat, tapi sudah dekat dalam jangka waktu yang lebih dari sebentar dengan Leyvira adalah seorang goodboy.
Leyvira terdiam sejenak sambil memperhatikan Milly yang sekarang masih tersenyum dengan cukup puas.
Leyvira melirik ke arah Sinta. Sinta sedang mengangguk-nganggukkan kepalanya. Sinta juga mengetahui akan hal ini.
Leyvira malah mengernyitkan keningnya. “Terserah lo berdua.” Leyvira kemudian kembali melanjutkan langkah kakinya dan kembali meninggalkan Sinta dan juga Milly.
Milly dan juga Sinta terdiam sejenak, mereka memperhatikan Leyvira yang sekarang tengah melangkahkan kakinya.
Ada sesuatu yang berbeda dengan langkah Leyvira yang mana hal itu mungkin hanya Milly dan juga Sinta sadari, sebab orang lain entah akan sadar atau tidak.
Milly dan juga Sinta melirik dan seolah mencoba menjelaskan hal itu. Namun, mereka hanya saling melirik hingga akhirnya mereka melangkahkan kakinya dan mengejar Leyvira.
“Ra, tunggu!”
Leyvira malas menghentikan langkah kakinya, ada sesuatu yang membuat dirinya seolah enggan untuk berbicara dengan kedua temannya di waktu yang sekarang.
“Ra, tunggu dulu.”
Leyvira menarik napasnya dalam-dalam. Leyvira akhirnya mengalah, Leyvira menghentikan langkah kakinya. Sinta dan juga Milly langsung menghampiri Leyvira.
“Ra, gue gak bermaksud untuk membuat lo kembali ingat akan masa lalu yang sudah lama lo lupakan.”
Sinta menganggukkan kepalanya. “Iya, Ra. Kita sama sekali gak ada maksud untuk membuat lo ingat kembali akan masa lalu lo.”
Leyvira tersenyum kecil. Sebuah senyuman yang baru saja Leyvira ukirkan nyaris tidak ada artinya. “Gak papa. Kalian gak salah kok, mungkin di sini gue yang salah. Gue yang belum bisa sepenuhnya melepaskan masa lalu gue.”
“Tapi kita juga gak mau buat lo sedih, apalagi karena lo yang kembali ingat akan masa lalu lo.” Milly mengerti kalau Leyvira bukan orang yang bisa dengan mudah menyalahkan orang lain atas masalah yang dia miliki.
Leyvira menganggukkan kepalanya paham. “Iya, gue ngerti kok.”
Sinta tersenyum dengan sebuah senyuman yang terlihat begitu lega. Sinta merasa lega saat tahu kalau Leyvira tidak marah pada dirinya. “Makasih ya Ra,” ucap Sinta.
Leyvira kembali menganggukkan kepalanya santai. “Sama-sama.”
“Nanti akan ada orang yang bisa membuat lo bahagia dan orang itu bakalan bisa menyembuhkan luka yang ada di hati lo.” Milly sangat yakin akan hal ini.
Leyvira menarik lengkungan di bibirnya. “Semoga.”
“Ya udah yuk, ke kelas aja.” Sinta merasa sudah tidak ada hal yang membuat mereka harus diam berdiri di tempat ini.
Mereka akhirnya melangkahkan kaki mereka bersama menuju ke kelas. Leyvira beberapa kali menarik napasnya dengan begitu dalam.
Leyvira mencoba untuk mengalihkan pikiran yang semula memang memikirkan masa lalunya ke arah yang lain.
Ternyata sampai saat ini gue belum sepenuhnya melupakan lo, karena saat ada orang yang membahas tentang lo—gue dengan seketika langsung ingat lagi akan diri lo dan juga semua luka yang sudah lo berikan.
Semula memang Sinta dan juga Milly hanya sedikit membahas tentang mantan, tapi ternyata pikiran Leyvira bisa menanggapi hal ini dengan lebih jauh yang membuat suasana hatinya menjadi tidak baik, makanya Leyvira bisa terlihat seolah dirinya marah pada Sinta dan juga Milly.
Kenapa Leyvira bisa seperti itu? Apa yang sudah terjadi di masa lalu Leyvira sehingga Leyvira begitu enggan mengingat mantannya?
Waktu pembelajaran sudah berlalu dengan berbagai materi yang sudah dijelaskan dan juga dicatat oleh beberapa orang. Sekarang sudah waktunya istirahat.Sebagian siswa dan juga siswi sudah banyak yang berhamburan keluar dari kelas, meski tidak sedikit yang masih berada di dalam kelas.Seorang siswa dengan atasan kemeja putih pendek, celana berwarna mocca tengah melangkahkan kakinya dengan santai menuju ke suatu tempat yang sudah dia pikirkan sejak awal dia melangkahkan kakinya keluar dari kelasnya.Siswa itu terbilang cukup tinggi dengan tinggi badan lebih dari 170cm, kulit putih, wajah yang cukup tampan dengan hidung yang mancung dan sebuah senyuman yang terlihat manis kala dia sedang menunjukkannya.Penampilan cowok itu tidak bisa dikatakan rapi, tapi tetap meninggalkan kesan keren dalam diri cowok itu.Sepanjang melangkahkan kakinya, tidak sedikit orang yang memperhatikan dirinya, terutama para siswi. Tidak sedikit siswi yang memperhatikan dirinya
“Reka, ada apa lo nemuin gue?” tanya Leyvira.Leyvira langsung bertanya to the point. Leyvira bukan orang yang sudah berbasa-basi, makanya Leyvira langsung menanyakan hal yang ingin dia ketahui.Leyvira bingung akan hal apa yang membuat Reka memilih untuk menemuinya sekarang, bahkan sepertinya Reka sengaja datang ke kelasnya hanya untuk bertemu dengan dirinya. Cukup terasa tidak mungkin jika Reka sengaja datang menemuinya tanpa sebuah alasan di baliknya.“Ada yang harus gue dan lo bicarakan,” jawab Reka dengan nada bicara yang terdengar cukup serius.Leyvira dengan seketika mengernyitkan keningnya. “Apa?” Leyvira menjadi tanda tanya sama apa yang sudah Reka maksud. Hal apa yang harus dirinya dan Reka bicarakan.“Nanti akan gue bicarakan,” jawab Reka.Reka tidak memiliki niatan untuk memberi tahu Leyvira akan hal apa yang akan mereka bicarakan sekarang. Reka ingin memulia pembicaraan tentang sem
Dering handphone Reka terdengar tidak terlalu nyaring, tapi masih membuat pemiliknya sadar akan hal itu. Reka mengambil handphone yang semula berada di atas meja. Mata Reka membaca pesan yang masuk dengan cukup serius. Leyvira melirik ke arah di mana Reka berada. Leyvira menyadari kalau sekarang Reka tengah membaca sebuah pesan, tapi Leyvira tidak ingin tahu pesan apa yang sekarang tengah Reka baca. Leyvira terus melanjutkan kegiatannya bersama dengan sendok dan juga garfu. Leyvira lebih asyik menikmati makanannya, dibandingkan harus tanda tanya dengan apa yang sedang Reka lakukan. “Ada apa?” tanya Leyvira saat melihat Reka yang terlihat seperti orang yang kebingungan. “Nanti ke Kelas sendiri gak papa?” tanya Reka dengan nada yang terdengar sedikit ragu. “Ada apa emangnya? Lo mau ke mana?” Leyvira yakin kalau alasan yang membuat Reka tadi bertanya mengenai hal itu, karena Reka tidak bisa bersama dengan dirinya. “Gue ada urusan,
Waktu pembelajaran untuk hari ini sudah habis. Mereka sekarang tengah melangkahkan kakinya keluar dari kelasnya.Semuanya terus melangkahkan kaki mereka dengan hampir semuanya mempunyai tujuan yaitu menuju ke tempat parkir, kecuali mereka yang tidak membawa kendaraan. Mereka langsung melangkahkan kakinya keluar dari SMA Mekar Bangsa.Leyvira melihat Reka yang sekarang sedang melangkahkan kakinya. Leyvira menjadi menghentikan langkah kakinya. Leyvira melihat kalau Reka sekarang tengah berjalan menuju ke arah dirinya. Maka dari itu, Leyvira lebih memilih untuk menghentikan langkah kakinya.“Mau ngomong di mana?” tanya Leyvira.Leyvira menanyakan hal ini, karena dirinya ingat kalau tadi Reka akan membicarakan sesuatu hal dengan dirinya setelah pulang sekolah.“Di Taman depan gimana? Jangan di area Sekolah,” jawab Reka.Reka tidak ingin membahas hal ini di area Sekolah, apalagi dengan waktu yang sekarang sudah bukan jam p
“Gue mau kita jadian,” ujar Reka. Reka menatap Leyvira dengan tatapan yang penuh dengan keyakinan.Reka memang sangat menginginkan hal itu. Reka ingin kalau status antara dirinya dan juga Leyvira bisa berubah dari yang hanya sekedar teman menjadi lebih dari teman, yaitu pacar.“Atas dasar apa lo mau jadi pacar gue? Eh—mau menjadikan gue sebagai pacar lo?” tanya Leyvira.Leyvira ingin tahu hal yang menjadi dasar kenapa Reka barusan memilih untuk menyatakan rasanya dan mau menjadikan Leyvira sebagai pacarnya.Leyvira sangat mempunyai pemikiran kalau tidak mungkin jika Reka melakukan semua ini tanpa ada hal yang menjadi dasar utamanya.“Gue sayang sama lo, gue nyaman sama lo.”Kedua hal ini cukup menjadi dasar utama kenapa dirinya berani untuk mengajak Leyvira untuk menjadi pacarnya.Reka sangat berharap kalau Leyvira bisa menerima dirinya dan bisa dengan senang hati menjadi pacarnya.Leyv
“Apa alasan utama yang membuat lo tidak bisa menerima gue?Leyvira menjadi memilih untuk menanyakan akan alasan yang membuat Reka merasa nyaman dengan dirinya, padahal Leyvira tidak merasa sudah membuat Reka nyaman, makanya Leyvira bisa bingung kenapa Reka bisa merasakan yang namanya nyaman saat sedang bersama dengan dirinya.“Setiap gue bareng sama lo atau ngobrol sama lo, gue merasa kalau hati gue nyaman bersama dengan lo.”Alasan yang membuat Reka merasa nyaman dengan Leyvira cukup sederhana, bahkan terkesan biasa saja, tapi memang itulah alasan yang membuat Reka merasa nyaman dengan Leyvira adalah itu.“Gue lagi gak mau menyakiti hati orang lain,” ucap Leyvira dengan menggunakan nada yang cukup datar.Reka dengan seketika langsung mengernyit dan menatap Leyvira dengan tatapan yang penuh dengan tanda tanya. “Maksudnya?”“Gue gak suka sama lo. Kita gak bisa jadian,” lanjut Leyvira
“Apa alasan utaman yang membuat lo tidak bisa menerima gue?” Reka masih ingin tahu akan alasan sebenarnya yang membuat Leyvira tidak menerima dirinya.Leyvira menarik napasnya dalam-dalam. “Sorry Ka,” ucap Leyvira sambil melirik ke arah Reka dengan tatapan yang cukup serius. Reka mengernyitkan keningnya. Reka ingin tahu kelanjutan kalimat Leyvira.“Jujur, gue belum bisa membuka hati gue buat cowok.” Leyvira akhirnya mengatakan hal ini, padahal sejak tadi Leyvira berusaha untuk tidak mengatakan hal ini, tapi Leyvira merasa tidak enak.Leyvira merasa tidak enak kalau dirinya menolak Reka hanya karena alasan yang menurut dirinya begitu enteng. Leyvira memang sedang tidak ingin menyakiti hati orang, makanya Leyvira mencoba untuk membuat Reka tidak sakit hati akan keputusan yang sudah dirinya ambil.“Di hati lo masih ada cowok yang lo sayang?” tanya Reka dengan nada yang terdengar masih tetap santai.
Gue lama-lama ngerasa jenuh di kamar, apalagi saat gue keinget adegan tadi siang. Leyvira masih mengingat apa yang sudah terjadi tadi siang. Jadi, tadi siang Leyvira pulang ke Rumahnya dan mendapati keluarganya yang sedang berselisih paham. Leyvira sangat tidak suka akan adegan itu. Leyvira yang semula sedang merasa lelah akibat baru pulang sekolah, ternyata malah disuguhi oleh kejadian yang menurutnya kurang layak untuk ditonton, tapi malah dia nikmati sampai akhirnya kejadian itu berhenti sebab dia yang tidak sengaja menyenggol vas bunga. Leyvira akhirnya melangkahkan kakinya keluar. Leyvira terus melangkahkan kakinya sampai akhirnya dia masuk ke mobilnya dan langsung melajukan mobilnya. Leyvira terus melajukan mobilnya menuju ke tempat yang tidak jelas di mana titik akhirnya. Leyvira terus melajukan mobilnya sambil menikmati suasana malam yang dia rasa mampu memberikan sebuah ketenangan untuknya. Leyvira terus menelusuri jalanan sampai akhirnya Ley
Leyvira terus melangkahkan kakinya mundur, dia mulai kesal saat cowok itu malah terus mengikuti langkah kakinya. Leyvira tersentak saat dirinya sudah tidak bisa mundur lagi, karena dirinya sekarang sudah mentok dengan tembok.Nih cowok mau ngapain sih sebenarnya?Leyvira begitu bertanda tanya akan hal ini. Leyvira tidak bergerak dengan posisi tubuh yang sudah menempel dengan dinding. Leyvira terus memperhatikan cowok itu yang semakin mendekat ke arahnya.Tatapan cowok di hadapannya benar-benar tidak Leyvira sukai dan dia semakin deg-degan saat cowok itu semakin mendekat dengan posisi bibir yang sudah dia ketahui ke mana maksudnya nanti.PlakSebuah tamparan mendarat dengan begitu pas di pipi cowok itu, saat dia hendak menempelkan bibirnya dengan bibir Leyvitta.Ekspresi yang cowok di hadapannya pasang semakin membuat Leyvira tidak suka dengan keberadaannya, apalagi posisinya yang sangat dekat. Leyvira yakin kalau cowok ini sekarang sudah kehilangan kesadarannya.Mendapatkan sebuah ta
Cowok itu terlihat begitu lemas. Leyvira membopong cowok itu ke gedung Apartemennya. Sangat tidak mungkin kalau Leyvira membiarkan cowok itu melangkahkan kakinya sendiri untuk sampai ke Apartemennya.Sebenarnya tidak terlalu tidak mungkin, hanya saja Leyvira tidak tega kalau membiarkan cowok yang sekarang dalam keadaan mabuk ini dia biarkan melangkahkan kakinya sendirian. Leyvira terus melangkahkan kakinya masuk sampai akhirnya sudah di dalam Apartemennya, Leyvira membiarkan cowok itu duduk di sofa.Leyvira mengedarkan pandangannya mencari dapur. Leyvira berniat untuk mengambilkan sebuah minuman untuk cowok itu. Setelah selesai melakukan apa yang sudah dia niatkan, Leyvira kembali lagi ke tempat di mana cowok itu berada.“Nih minum dulu,” ucap Leyvira sambil menyimpan satu gelas minuman dingin di meja.Stella cukup tahu kalau minuman dingin jauh lebih bagus untuk menetralkan dan mengembalikan kesadaran orang yang sedang mabuk, dibandingkan dengan air putih biasa.Setelah mendengar kal
Leyvira sekarang sedang berada dalam sebuah taxi. Leyvira melihat ada sebuah cowok yang tidak asing untuknya. Leyvira terus memperhatikan cowok yang sekarang berada di depan mobilnya.“Pak berhenti,” ujar Leyvira.Setelah mobil yang Leyvira tumpangi berhenti. Leyvira melangkahkan kakinya keluar dan berjalan ke arah di mana cowok itu berada. Leyvira memperhatikan cowok yang sekarang sedang menundukkan pandangannya.“Lo?” Leyvira terlihat begitu kaget saat melihat siapa cowok yang sedari tadi sudah membuat dirinya tanda tanya.“Ya?” Cowok itu menjawab dengan nada yang begitu santai.“Lo ngapain mabok lagi?” tanya Leyvira dengan nada yang sangat bingung dan ekspresi yang benar-benar kebingungan kenapa cowok itu kembali mabuk.“Gak ada alasan yang membuat gue berhenti buat mabok.” Cowok itu menjawab dengan nada yang terdengar begitu enteng. Dirinya memang tidak mempunyai alasan yang membuat dirinya berhenti mengkonsumsi alkohol.Mendengar alasan yang sudah cowok itu ucapkan membuat Leyvir
Leyvira melangkahkan kakinya dengan langkah kaki yang terlihat penuh dengan kekesalan. Leyvira tidak bisa menyembunyikan perasaan kesal yang dia miliki. Apa yang sudah Kania lakukan tadi cukup memancing emosinya.Beberapa siswi yang melihat Leyvira menjadi memandang Leyvira dengan tatapan yang tanda tanya, mereka mungkin tanda tanya sebab Leyvira sangat terlihat seperti orang yang sedang menahan sebuah emosi yang cukup besar.Gue paling benci sama orang yang kembali mengungkit masa lalu gue!Sepanjang perjalanan menuju ke Rooftop, Leyvira terus-terusan menggerutu sebab dia benar-benar kesal dengan semua yang sudah terjadi di kelas tadi. Dengan Leyvira yang terus menggerutu, hal ini membuat emosi yang ada dalam dirinya tidak cepat padam, malah semakin memuncak.*****Di sisi Rooftop, ada seorang cowok yang sekarang tengah menatap jalanan dengan sebuah pemikiran yang sedang terbang melayang. Cowok itu tidak sedang emosi, dia hanya sedang memikirkan kehidupan yang dia rasa berjalan cukup
“Vira, muka lo kenapa?” tanya Sinta.Leyvira melirik ke arah dari mana dia mendengar suara itu dan kemudian menggelengkan kepalanya perlahan. “Gak papa,” jawab Leyvira bohong.Milly dengan seketika langsung mengernyitkan keningnya. “Serius muka lo masih pagi udah ditekuk, kenapa?” tanya Milly. Milly sangat yakin kalau ada masalah yang sedang Leyvira pikirkan.“Lo ada masalah lagi?” tanya Sinta.Leyvira tetap memilih untuk menggelengkan kepalanya, dibandingkand dengan dia yang menganggukkan kepalanya. “Gak.” Leyvira tetap tidak mengakui kalau dirinya sedang memikirkan sebuah masalah.“Paling dia ditolak cowok makanya dia sedih,” celetuk salah satu siswi yang sekarang tengah melangkahkan kakinya menuju ke tempat di mana Leyvira dan kedua temannya berada.“Cia seorang Vira yang katanya most wanted girl, ternyata ditolak sama cowok?” tanya salah satu teman orang
“Siapa lo? Jangan ikut campur!” Orang itu sangat tidak ingin kalau ada orang lain yang ikut campur dalam hal ini.Cowok yang baru saja diberikan sebuah pertanyaan itu dan juga peringatan itu lebih memilih untuk mengabaikannya. Cowok itu mleirik ke arah di mana Leyvira berada. Cowok itu memperhatikan Leyvira sejanak dan kemudian mengalihkan pandangannya.Cowok itu tidak menjawab, dia merasa begitu malas untuk menjawab kalimat yang sudah orang itu ucapkan. Dirinya tidak akan mungkin memilih diam, sedangkan dirinya melihat kejadian yang tidak dia sukai. Dirinya akan dengan seketika memutuskan untuk ikut campur dalam hal ini.“Pergi sana! Ini urusan kita bertiga, bocah gak boleh ikut-ik—BukhCowok yang baru saja datang itu dengan seketika langsung memukul orang yang baru saja mengatakan kalau dirinya adalah seorang bocah. Orang yang semula sudah dia pukul membulatkan matanya dan memperhatikan cowok yang sudah memukulnya.
Sebenarnya kalian suka gak sih sama ceritanya? Kalian nungguin gak sih kelanjutan ceritanya? Please dong kalau suka jawab, biar ada niat buat lanjutinnya. Sebenarnya ini cerita masih panjang, gak up bukan karena gak punya ide atau apa pun, tapi karena masih gak pede sama bingung aja ada yang baca atau enggak. Kalau suka, sama pengen tahu kelanjutannya please koment:) Ditunggu ya:) Bisa lho tiap minggu Up, kalau kalian komen:) Nih ya, ini cerita belum ada apa-apanya, masih baru perkenalan, masih awal menuju konflik. Leyviranya aja belum menjalin hubungan apa pun sama cowok yang dimaksud di sinopsis. Bener gak sih? ngerasa gak? Pengen dilanjutin gak?
BughLeyvira menendang orang yang semula hendak mendekat dan memaksa dirinya. Leyvira memperhatikan mereka beberapa saat Leyvira yakin kalau mereka sudah marah, sebab sorot mata yang mereka tunjukan sudah sangat berubah, terutama orang yang baru saja dia tendang.“Lo berani kasar sama gue?!” Orang itu bertanya dengan nada yang begitu tinggi. Sorot mata orang itu begitu membulat dan ekspresi wajah orang itu terlihat berubah menjadi jauh lebih menyeramkan dari sebelumnya.“Kenapa harus takut sama lo?” Leyvira mencoba untuk bersikap sesantai mungkin. “Gak, gue gak takut.” Leyvira berucap sambil menggelengkan kepalanya. Leyvira benar-benar terlihat seperti orang yang memang tidak takut terhadap mereka.“Banyak omong!” bentak orang orang itu.Dirinya mulai melayangkan tinjuannya dan dengan seketika Leyvira langsung menghindar. Leyvira terus memberikan serangan dan juga terus menahan serta menangkis seranga
Gue lama-lama ngerasa jenuh di kamar, apalagi saat gue keinget adegan tadi siang. Leyvira masih mengingat apa yang sudah terjadi tadi siang. Jadi, tadi siang Leyvira pulang ke Rumahnya dan mendapati keluarganya yang sedang berselisih paham. Leyvira sangat tidak suka akan adegan itu. Leyvira yang semula sedang merasa lelah akibat baru pulang sekolah, ternyata malah disuguhi oleh kejadian yang menurutnya kurang layak untuk ditonton, tapi malah dia nikmati sampai akhirnya kejadian itu berhenti sebab dia yang tidak sengaja menyenggol vas bunga. Leyvira akhirnya melangkahkan kakinya keluar. Leyvira terus melangkahkan kakinya sampai akhirnya dia masuk ke mobilnya dan langsung melajukan mobilnya. Leyvira terus melajukan mobilnya menuju ke tempat yang tidak jelas di mana titik akhirnya. Leyvira terus melajukan mobilnya sambil menikmati suasana malam yang dia rasa mampu memberikan sebuah ketenangan untuknya. Leyvira terus menelusuri jalanan sampai akhirnya Ley