Adzana yang biasa nya bangun siang, hari minggu itu ia harus bangun subuh. Suara alarm yang ia pasang sudah berbunyi. Adzana bangun dari kasurnya. Ia melihat Dian masih tertidur lelap berselimut warna coklat tua. Adzana tidak ingin membangunkan tidur nyenyak Giandra sekarang.
Adzana melangkah menuruni anak tangga menuju dapur. Adzana melihat Desparto dan Siwon telah memakai sarung bersiap-siap berangkat solat subuh berjamaah di masjid.
Adzana melihat kedua sahabat prianya itu melangkah keluar membuka pintu dan setelah pintu di tutup Desparto dan Siwon tidak terlihat lagi.Adzana mulai memasak di dapur, ia menyiapkan alat masak untuk sarapan.
Selanjutnya Adzana membuka almari pendingin melihat bahan makanan yang akan ia masak. Setelah yakin akan masak apa, Adzana mulai memasak. Bahan pertama yang akan dimasak Adzana adalah beras. Yah, Adzana memilih memasak beras dahulu karena masak beras menjadi nasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Pilihan memasak beras terlebih dahulu. Karena Siwon tidak memiliki alat penanak nasi.
Adzana mengambil ayam, mencucinya lalu memberikan bumbu. Ayam mentah yang ada di depan nya akan di masak ayam tangsuyuk. Masakan yang mudah di masak untuk sarapan mereka berempat. Kurang lebih dua puluh menit menu masakan pertama sudah siap, Adzana meletakkan di atas meja makan. Terdengar suara salam dari Siwon dan Desparto pulang dari masjid. Desparto membawa susu sapi segar mentah sebanyak dua liter dibawa ke dapur. Meminta Adzana untuk merebus nya.
Siwon memilih mandi setelah solat subuh. Susu sapi segar mentah sudah berada di dapur, Desparto masuk ke dalam kamarnya dan mengecek apakah ada pesan masuk. Ternyata ada pesan masuk dari HRD perusahaan makanan yang meminta Desparto interview pertama esok hari pukul delapan dengan pakaian bebas, sopan, dan rapi. Rasa syukur Desparto ucapkan karena lolos administrasi sehingga bisa sampai ke tahap interview.
Adzana telah selesai memasak menu kedua serta susu sapi yang direbus telah matang kemudian meletakkan di atas meja makan. Adzana memasak oseng kangkung pedas. Siwon pun selesai mandi. Desparto menunggu giliran untuk mandi. Saat Siwon telah selesai mandi, Desparto yang menggunakan nya.
Suara alarm terdengar sangat keras dari kamar tidur Giandra. Giandra terkejut dan terbangun dari tidurnya. Ia mematikan suara alarm dari handphonenya dan melihat sudah pukul setengah enam sudah waktunya untuk diri nya bangun tidur. Giandra keluar kamar lalu menuruni anak tangga dan menghampiri Adzana yang telah selesai memasak menu sarapan ketiga yaitu perkedel tahu.
“Na, kamar mandi tertutup siapa yang di dalam?”
“Desparto lagi mandi.”
Desparto akhirnya selesai mandi lalu Desparto masuk ke kamar nya. Kamar mandi bergantian di gunakan oleh Giandra untuk mandi.
“Teman-teman ayo sarapan dulu. Masakan ku sudah selesai nih,” ajak Adzana untuk makan sarapan bersama.
Desparto dan Siwon keluar dari kamar masing-masing dan menuju meja makan untuk sarapan bersama. Giandra pun turut bergabung. Siwon mengambilkan nasi yang baru saja matang dari dandang untuk di letakkan di atas meja makan kemudian mereka berempat makan sarapan bersama. Selesai sarapan, Siwon membereskan piring dan gelas kotor yang di atas meja makan membawa nya ke wastafel untuk di cuci. Siwon meminta bantuan Desparto mencuci piring serta meminta bantuan Giandra untuk mengelap piring, gelas serta panci dan wajan yang telah di cuci agar tidak basah saat di simpan ke alamri penyimpanan. Siwon meminta Adzana mandi saja.
Beberapa menit kemudian Adzana selesai mandi, begitu pula dengan Siwon, Desparto, dan Giandra yang selesai mencuci piring, gelas, panci dan wajan. Mereka berempat duduk di ruang tivi, terdiam tidak ada aktivitas kemudian Desparto teringat permainan semalam lalu mengajak tiga sahabatnya melanjutkan permainan semalam.
“Eh, lanjutin permainan truth and dare yuk gaes,”
“Yuk, main itu lagi gaes,” Adzana meyetujui ajakan Desparto.
“Gimana kalo kita ke lokasi wisata disana. Sudah lama kita gak jalan-jalan bareng. Mumpung hari ini kita ngumpul. Gimana setuju ya,” usul Giandra mengajak jalan-jalan bersama.
“Emang kita mau kamu ajak wisata ke mana sih Di?” Adzana bertanya kepada Giandra.
“Eh, bener juga usulan Dian. Kita sudah lama gak maen bareng ke lokasi wisata. Biasanya kan kita kalo ketemuan kalo gak makan bareng, masak bareng. Yang paling lama tuh nobar di bioskop. Yuk yuk jalan-jalan supaya punya stok foto untuk di unggah di sosial media. Sosial media ku juga sepi postingan nih. Aku ganti baju dulu ya,” kata Desparto bersemangat.
“Aku juga deh,” sambung Siwon.
Melihat Siwon serta Desparto menyetujui usulan Giandra. Adzana dan Giandra juga berganti pakaian, mereka menaiki tangga menuju ke kamar mereka untuk berganti pakaian dan berdandan.
Semua yang ada di kontrakan Siwon sudah siap untuk berwisata tak lupa Siwon membawa kamera dslr milik nya. Siwon yang menyetir kendaraan roda empat miliknya. Desparto duduk di sebelah Siwon. Giandra duduk di belakang Siwon sedangkan Adzana duduk di belakang Desaprto.
Mobil Siwon melaju menuju lokasi wisata yang ada di area Kota Arang Raya Barat. Tujuan wisata pertama mereka adalah museum ronggo warsito. Siwon memilih lokasi wisata pertama ke museum karena ingin mengulang berwisata sewaktu kecil. Ketiga sahabat nya tidak ada yang menolak, ketiga sahabat nya justru bahagia berwisata ke museum kembali seperti mengulang masa anak-anak yang suka berwisata ke museum.
Saat berada di dalam museum, Giandra, Desparto, Adzana, dan Siwon mengabadikan perjalanan wisata mereka dalam sebuah foto. Mereka mengambil foto dengan menggunakan kamera milik Siwon. Mereka sangat bahagia saat berwisata di museum. Siwon juga mengambil foto candid Giandra namun Giandra tidak menyadari nya.
Seluruh ruangan di museum telah di telusuri oleh mereka berempat. Siwon mengajak untuk berpindah lokasi wisata, mereka berempat pun berjalan menuju parkiran sambil bergurau lalu masuk ke mobil avanza milik Siwon.
Siwon menyetir mobil nya dan melaju ke lokasi wisata kedua di area perumahan bsb yaitu lakers. Suasana restoran yang menyatu dengan alam serta pemandangan yang indah untuk berfoto. Giandra, Adzana, Desparto, dan Siwon berkeliling area lakers sebelum jam makan siang tiba. Memilih lokasi yang aestetik untuk berfoto. Siwon sibuk menggunakan kamera milik nya untuk mengambil foto candid cantik Giandra dan lagi lagi Giandra tidak menyadari nya. Siwon pun tidak menyadari telah berapa banyak foto candid Giandra yang telah ia abadikan di kamera milik nya.
“Gaes, aku lelah ayo cari tempat duduk untuk istirahat dan sekalian makan siang. Mau di dalam restoran atau duduk di luar restoran?” Siwon bertanya sekaligus bertanya.
“Di luar restoran aja gimana gaes,” usul Adzana.
“ Okeh duduk disana saja ya, kursi panjang disana selain adem juga ada sandaran nya,” ucap Siwon dan meunjuk kursi yang di pilihnya. Mereka berempat berjalan menuju ke kursi yang di tunjuk Siwon. Lalu Siwon memanggil waiter untuk memesan makanan. Waiter pun menghampiri panggilan Siwon dan memberikan menu makanan, minuman serta cemilan khas lakers.
“Menu nya ada siomay, pizza, kentang goreng, tahu susu goreng, nasi liwet, nasi goreng, mie goreng. Pilih yang mana ya. Aku bingung nih,” Adzana kebingungan memilih makanan yang akan di pesan.
“Dian kamu mau makan apa?” Siwon bertanya kepada Giandra.
“Aku pesan ice green tea latte, roti bakar strawberry, kentang goreng. Udah itu aja Won,” Giandra menjawab pertanyaan Siwon dan di catat oleh waiter.
“Aku pesen ice coffe Americano. Ada kan ya mas disini,” tanya Desparto untuk memastikan.
“Ada kok mas,” balas mas waiter.
“Mas. Aku pesan ice lemon tea, hawaian meatlover pizza masing-masing satu,” Adzana memesan makanan yang telah di pilihnya.
“Apakah ada pesanan yang lain?” tanya mas waiter untuk memastikan pesanan sudah lengkap.
“Saya mas mau pesan ice vanilla latte satu, mendoan dua porsi. Sudah cukup itu saja pesanan kami mas,” ucap Siwon kepada mas waiter.
“ Baik. Saya ulangi pesanan nya. Ice green tea satu, roti bakar strawberry satu, kentang goreng satu, ice coffee Americano satu, ice lemon tea satu, hawaian meatlovers pizza satu, ice vanilla latte satu dan mendoan dua. Terima kasih. Mohon ditunggu sebentar bapak ibu,” kata mas waiter yang akan meninggalkan meja Siwon dan sahabat-sahabatnya serta meminta buku menu kembali. Mas waiter berlalu dari hadapan Giandra, Siwon, Desparto, dan Adzana.
Siwon mengajak Desparto untuk solat dhuhur karena sudah memasuki jam ibadah solat dhuhur. Siwon meminta Adzana dan Giandra untuk tetap menunggu di sini sampai pesanan datang dan menjaga barang-barang mereka.
Adzana mengajak Giandra untuk mengambil foto tapi di tolak karena mereka harus menjaga barang bawaan yang mereka bawa termasuk barang yang di bawa Siwon dan Desparto.
Beberapa menit kemudian makanan yang di pesan datang bersamaan dengan selesainya Siwon dan Desparto ibadah solat dhuhur.
“Yoh gaes mari di makan bersama-sama,” ajak Siwon untuk segera menyantap makanan yang mereka pesan.
“Mari makan dan selamat makan. Bismillah,” Desparto berdoa sebelum menyantap makanan.
“Ini aku pesen makanan yang bisa di makan rame-rame gaes. Yuk di makan,” Adzana mempersilakan sahabat-sahabat nya mengambil makanan yang di pesan Adzzana.
Giandra yang awal nya bersemangat berubah menjadi murung dan melamun. Ia teringat kembali permainan truth or dare semalam yang di mainkan. Adzana enggan menjawab pertanyaan dengan jujur malah memilih menerima tantangan. Ia ingin bertanya kepada Adzana tapi setelah di pikir-pikir oleh Giandra akhirnya ia mengurungkan niat dan rasa penasaran nya.
Melihat ada yang berbeda dari Giandra, Siwon berusaha membuat Giandra berhenti melamun.
“Dian. Kamu gak laper ? ini udah jam makan siang Di. Makanan sebanyak ini kamu anggurin aja dari tadi. Keburu dingin Dian.”
“Oh , iya Won maaf.. maaf,” ucap Giandra terkejut.
“Iya nih Dian. Gak laper apa lihat makanan-makanan yang enak ini. Ehm….”
“Iya gaes ini aku makan,” Giandra mengambil mendoan dan mulai memakan nya.
“Makanan nya cocok dengan harga nya ya Won,” ucap Desparto kepada Siwon.
“Heem kamu bener Des. Makanan nya enak pemandangan juga keren,”
“Pinter kamu Won pilih lokasi wisata kita kesini,” Desparto memberikan pujian kepada Siwon.
“Eh Des, aku baru inget bahan makanan di almari pendingin kontrakan ku udah habis. Nanti kamu temani aku belanja,” pinta Siwon kepada Desparto.
“Oke siap bos.”
Giandra teringat keinginan Adzana untuk berfoto. Giandra mengajak Adzana berkeliling kembali.
“Na, keliling ambil foto yuk.”
“Eh, ayok ayok,” Adzana terkejut mendengar ajakan Giandra.
“Dian, ini pinjem kamera nya Siwon kalo mau foto-foto biar hasil nya bagus,” Desparto menawarkan kamera Siwon kepada Giandra dan Adzana.
“Gak ah, aku sama Dian gak bisa pake tu kamera. Dah yuk Dian keburu sore,” kata Adzana .
“Adzana, Giandra aku ikut tunggu,”tiba-tiba Siwon ingi bergabung bersama Adzana dan Giandra.
“Siwon, kamera lu kagak lu bawa,” teriak Desparto memanggil.
“Kagak, gue titip sama lu Des,” ucap Siwon kemudia berlari menghampiri Adzana dan Giandra.
“Yah gue disuruh jaga nih meja deh. Untung ada banyak makanan dimari. Gue habisi aja makanan disini,” Desparto berbicara sendiri sambil mengambil potongan pizza yang di pilih Adzana.
“Enak juga rasa pizza di restoran ini,” batin Desparto.
Melihat kamera Siwon ada di samping tempat duduk nya, Desparto ingin melihat koleksi foto yang telah di abadikan oleh nya. Pizza tadi di letakkan ke piring pizza, kedua tangan Desparto beralih memegang kamera dslr milik Siwon. Ia mulai membuka hasil jepretan Siwon.
Ada foto keluarga besar Siwon menghadiri pernikahan kakak kandung laki-laki Siwon. Digesernya sampai ke hasil foto hari ini, Desparto tersenyum saat melihat foto-foto Giandra. Desparto perlahan menyadari bahwa foto terbanyak yang di jepret Siwon adalah foto candid milik Giandra. Dihitung nya jumlah foto itu. Dan ternyata ada tiga puluh slide foto candid Giandra, ia belum menyadari perasaan Siwon kepada Giandra.
Suara adzan ashar berkumandang, Desparto menjawab panggilan suara adzan dari masjid terdekat dengan lokasi wisata. Tidak lama kemudian Siwon, Giandra, dan Adzana kembali dari berkeliling lokasi.
“Udah ashar, ayo ke musola Won,” ajak Desparto kepada Siwon.
“Heem. Ayo Des,” Siwon menyetujui ajakan Desparto untuk beribadah berjamaah.
“Dian, ayo makanan kita habiskan tinggal dikit nih. Desparto udah bantuin habisin sekarang giliran kita,” ucap Adzana mengajak Giandra untuk menghabiskan makanan yang ada di atas meja makan.
“Iya ayo dimakan,” Giandra menyetujui ajakan Adzana.
Giandra dan Adzana mulai menyantap makanan yang telah di pesan. Siwon dan Desparto telah selesai solat ashar berjamaah, mereka duduk di kursi bersama Giandra dan Adzana. Siwon menghabiskan minuman ice vanilla latte milik, Giandra yang meihat Siwon menghabiskan minuman yang dipesan Siwon paham kode dari Siwon bahwa Siwon mengkode mengajak pulang. Giandra pun menghabiskan minuman ice greentea latte miliknya.
“Gaes, pulang yuk udah jam setengah lima nih. Nanti Dian dan Adzana balik kos kemalaman kalo gak pulang sekarang,” ajak Siwon kepada tiga sahabat nya.
“Iya Siwon benar. Sebaiknya kita pulang sekarang, aku sama Siwon mau belanja stok bahan makanan,” ucap Desparto menyetujui ajakan Siwon.
Makanan yang ada di meja makan sudah habis tanpa sisa. Adzana dan Giandra berdiri tanda menyetujui ajakan Siwon dan Desparto kembali ke rumah. Siwon mengambil tas kamera milik nya. Giandra dan Adzana mengambil tas jinjing milik mereka. Dan Desparto memasang tas pinggang yang di bawa nya.
Siwon pergi ke kasir untuk membayar semua tagihan pesanan yang mereka pesan. Kemudian mereka berempat berjalan menuju mobil Siwon yang terparkir di parkiran mobil. Masuk ke dalam mobil, lalu mobil Siwon melaju dengan kecepatan sedang menuju jalan chocolate tiga nomer tiga puluh tiga. Yah rumah kontrakan Siwon.
Sesampainya di rumah kontrakan Siwon, Siwon meminta Adzana dan Giandra beberes barang dan jangan sampai ada yang tertinggal di kamar yang ada di lantai dua.
“Dian, Adzana barang-barang kalian jangan sampai ada yang ketinggalan ya,” Siwon mengingatkan Adzana dan Giandra.
“Iya Won,” jawab Giandra.
“Okeh Won,” sambung Adzana sambil menunjukkan jari jempol nya.
Giandra dan Adzana berjalan menaiki anak tangga menuju kamar yang mereka tiduri. Desparto ada di depan almari pendingin. Ia melepas tas pinggang dan meletakkan di atas meja dapur lalu mulai dengan menggunakan kertas memo yang menempel di pintu almari pendingin mencatat semua kebutuhan stok bahan makanan yang akan mereka beli di pasar swalayan karena pasar tradisional jam setengah enam telah tutup.
“Des, makasih ya udah di bantuin nyatet daftar belanjaan yang akan kita beli di pasar swalayan,” ucap Siwon kepada Desparto yang sedang mengecek stok bahan makanan.
“Santai Won. Aku juga berterima kasih sudah di izinkan tinggal bareng di rumah kontrakan mu selama empat bulan ini. Aku juga ikut makan dari bahan makanan di alamari pendingin ini jadi sudah sewajarnya kalo aku mencatat daftar bahan makanan yang harus kita beli,” Desparto menjawab ucapan Siwon.
“Aku mandi dulu ya, gerah nih. Oh iya dirimu juga siap-siap habis solat maghrib kita pergi ke pasar swalayan nya.” Siwon menambahkan.
“Okeh..okeh Won,” Desparto menyetujui usulan Siwon.
Siwon pergi ke kamar mandi dan mulai bebersih badan nya dari debu dan kotoran. Desparto telah selesai mencatat kebutuhan stok bahan makanan yang akan di belinya bersama Siwon.
Desparto mengambil tas pinggang yang ada di meja dapur, memasukan catatan belanja lalu masuk ke kamar tidur nya kemudian mengambil handphone nya yang mulai lowbat lalu mengechas nya.
Adzana dan Giandra menuruni anak tangga lalu duduk di kursi dekat tivi. menunggu Siwon dan Desparto untuk berpamitan pulang. Beberapa menit kemudian Siwon selesai mandi, Desparto keluar dari kamar nya menuju ke ruang tivi.
“Siwon, Desparto. Aku sama Adzana pulang dulu ya,” kata Giandra berpamitan untuk pulang ke Siwon dan Desparto.
“Iya Dian,” jawab Siwon dan Desparto kompak.
Siwon, Desparto, Adzana, dan Giandra berjalan keluar rumah menuju ke parkiran rumah kontrakan Siwon. Giandra dan Adzana menyalakan mesin kendaraan mereka berdua dan mereka pamit ke Siwon dan Desparto untuk pulang.
Mereka melaju kendaraan meninggalkan Siwon dan Desparto. Sedangkan Desparto dan Siwon masuk ke dalam rumah.
“Gue mandi dulu Won. Gerah,” Desparto memberitahukan kepada Siwon mau mandi dulu sebelum pergi belanja ke pasar swalayan.
“Oke,” balas Siwon.
Sembari menunggu Desparto selesai mandi, Siwon menyalakan tivi dan melihat program di tivi. Program pencarian bakat yang di selenggarakan salah satu stasiun tivi swasta. Desparto mendengarkan lagu lawas milik Rossa yang berjudul aku bukanlah untukmu.
Lagu ini mengingatkan tentang kisah percintaan adik sepupu Siwon yang telah meninggal. Ia memilih mengganti channel ke tayangan kartun sailormoon. Kartun kesukaan nya sewaktu kecil. Siwon melihat tayangan sailormoon itu hingga episode yang sedang tayang selesai bersamaan dengan Desparto selesai mandi
Suara adzan maghrib telah berkumandang. Siwon mengajak Desparto berjamaah maghrib di masjid lalu pergi ke pasar swalayan setelah solat maghrib berjamaah. Siwon mematikan tivi dan mengambil jaket yang ada di kursi kamarnya serta mengambil tas slempang hitam juga. Siwon dan Desparto berangkat jamaah maghrib dengan menggunakan mobil Siwon.
Beberapa menit kemudian ibadah solat maghrib berjamaah telah selesai. Siwon dan Desparto telah berada di dalam mobil. Siwon dan Desparto berangkat menuju ke pasar swalayan dengan menggunakan mobil milik Siwon.
Perjalanan dari masjid yang dekat rumah kontrakan Siwon menuju ke pasar swalayan hanya membutuhkan waktu lima belas menit. Siwon memarkirkan mobilnya di bantu petugas parkir. Setelah mobil terparkir dengan rapi, Siwon dan Desparto turun dari mobil berjalan memasuki pasar swalayan.
Desparto mengambil troli belanja yang berukuran besar. Siwon dan Desparto berjalan beriringan menelusuri rak stok barang yang di jual pasar swalayan.
*** *** ***
“Dian, aku mau masak mie ramen kamu mau aku masakin juga gak,” Adzana memegang bungkus mie ramen pedas yang ada di laci dapur dan menawarkan Giandra makan mie ramen.
“Boleh deh,” jawab Giandra. Ia menghampiri Adzana di dapur. Dan memberitahukan ada telur ayam mentah, bakso, sosis sapi serta kornet di kulkas.
“Eh di kulkas ada kornet, bakso, sosis sapi, dan telur ayam mentah juga lo Na.”
“Waaa enak nih toping mie ramen banyak.”
“Aku bantu masak ya Na. Kamu masak mie ramen, aku yang masak lauk nya.”
“Oke.”
Giandra memasak oseng-oseng kornet dan bakso. Sepuluh menit kemudian mie ramen dan oseng-oseng kornet bakso yang di masak Giandra dan Adzana telah matang.
Mereka membawa nya ke meja makan. Giandra dan Adzana menikmati mie ramen dengan menggunakan tutup panci kecil dan tidak menggunakan mangkuk. Giandra mengambil dahulu mie ramen yang ada di panci lalu menambahkan oseng-oseng kornet bakso yang ia masak dan mulai memakan nya dengan menggunakan sumpit.
Sedangkan Adzana yang tidak bisa menggunakan sumpit, ia menggunakan garpu untuk mengambil mie ramen di panci lalu mengambil lauk nya dengan menggunakan sendok. Mereka mulai memakan nya secara bersama-sama, lalu mereka tertawa dan saling memuji masakan masing-masing sangat enak.
Mereka menghabiskan mie ramen dan oseng-oseng kornet bakso sampai habis tanpa sisa. Lalu Giandra membersihkan seluruh alat makan dan masak yang di gunakan untuk makan malam bersama Adzana. Sedangkan Adzana menyapu seluruh lantai kamar Giandra yang berdebu kemudian mengepel lantai nya.
Selesai mencuci alat makan dan alat masak, Giandra membersihkan kamar mandi. Setelah seluruh ruangan bersih dari debu dan kotoran, Giandra dan Adzana pergi ke kamar untuk pergi tidur. Giandra yang sangat lelah baru lima menit menempelkan kepala di bantal sudah tertidur lelap.
Adzana masih memainkan handphone nya. Ia membuka website yang berisi kumpulan film dan drama korea. Adzana mengunduh satu judul film yang akan ia tonton. Belum selesai film itu terunduh Adzana mengantuk dan memilih tidur dan lampu di kamar Giandra masih menyala hingga pagi.
Senin, 1 September 2021 pukul 06.30Siwon telah berangkat kerja. Desparto masih mempersiapkan diri untuk mengikuti tes wawancara di CV Megah Food Jaya. Desparto hari senin itu menggunakan kemeja berwarna biru dongker dan warna senada untuk celana panjang yang di pakai nya. Tak lupa ia memakai ikat pinggang, parfum dan tas slempang.Desparto menunggu ojek online datang di halaman rumah kontrakan Siwon. Tiga menit kemudian ojek online menjemputnya.“Selamat pagi pak. Atas nama mas Desparto,” tanya mas ojek kepada Desparto.“Iya mas. Mas dengan nama mas Wiwid?” Desparto bertanya juga untuk memastikan ia tidak salah ojek.“Betul mas. Mari saya antarkan sampai ke tujuan,” ajak mas ojek.“Oke,”Selama di perjalanan mas ojek mengajak ngobrol Desparto.“Mas, kerja di CV Megah Food Jaya sejak kapan?”“Ah, saya belum kerja lagi mas. Ini saya mau menghadiri tes wawan
Siwon sedang sibuk dengan handphonenya menghubungi Desparto yang sejak ia pulang kerja tidak ada di rumah kontrakannya. Sudah tiga puluh kali panggilan ke handphone Desparto namun masih gagal juga. Lalu Siwon menghubungi Adzana untuk bertanya apakah dirinya mengetahui keberadaan Desparto sekarang.“Hallo Adzana, kamu seharian ini kontak-kontakan sama Desparto gak?” Siwon bertanya kepada Adzana dan khawatir.“Ya Won, pelan-pelan bicaranya. Desparto hari ini gak hubungin aku nih. Emangnya kenapa?”“Sejak aku pulang kerja Desparto gak ada di rumah. Ku pikir seperti biasa dia tidur siang sampe malam, pas ku cek ke kamar nya ternyata gak ada di kamarnya. Ku cek semua kamar juga gak ada. Handphonenya juga susah di hubungin.”“Duh dimana ya dia, aku juga gak tau. Sebentar-sebentar aku tanya adik Desparto dulu ya, kali aja dia tau.”“Oh tanya adiknya Desparto? Kamu tau nomer nya Na?&
“Dian, bagaimana jika kita besok ke rumah mas Doni untuk minta izin cuti kerja?” tanya Adzana kepada Giandra yang sedang memotong daun bawang di dapur. “Izin cuti kerja emang mo ngajak aku liburan kemana sih Na?” jawab Giandra telah menyelesaikan memotong daun bawang dan beralih memotong wortel. “Jenguk ibunda Des donk Dian. Besok kan kita berdua libur tuh, kita ke rumah mas Doni untuk izin cuti kerja tiga hari aja gitu Di. Gimana?” Adzana meminta persetujuan untuk idenya. Adzana menyelesaikan memotong wortel dan menghentikan sejenak aktifitasnya lalu ia berfikir sejenak “Setuju donk Di. Ya..ya..ya..” Giandra tidak mengeluarkan suara untuk menyetujui usulan Adzana, Giandra hanya menganggukan kepala tanda menyetujui usulan Adzana. “Yeeee.. makasih sahabatku yang manis.” Adzana bahagia mendengar usulannya disetujui oleh Giandra, sontak Adzana reflek memeluk Giandra dengan erat. “Aduh Na. Aku gak bisa nafas nih. Ini lo, aku dibantuin masa
Di kantor detektif pusat Kota Arang Raya pukul delapan pagi… Detektif Endwika memegang handphonenya lalu menekan nama Doni di penyimpanan kontak yang ada di handphonenya ia akan menelfon Doni. “Iya Dwik, kamu nelfon aku ada apa?” kata Doni terdengar suara mesin molen sedang beroperasi mengaduk semen. “Gini Don, hari ini kita bisa bertemu? Ada yang ingin aku diskusikan bersamamu?” tanya Endwika untuk memastikan jadwal kosong Doni pada hari ini. “Aku lihat di buku jadwalku hari ini ya. Nanti ku kabari via pesan singkat. Dwik maaf aku tutup dulu telfonnya ini aku lagi kerja. Maaf ya.” “Iya Don. Maaf ya kalo ganggu kamu kerja. Aku tunggu kabar darimu.” “Oke. Makasih.” Doni mengakhiri percakapan di telfon. Doni melanjutkan pekerjaannya. Lalu ia teringat Giandra. Doni kembali mengecek handphonenya kembali dan mengirimkan pesan singkat kepada Giandra. (“Di, kapan balik dari Jaga Arta Raya?”) Pesan singkat yang
Giandra…Nama gadis cantik yang berprofesi sebagai apoteker ini menjalani aktifitas sehari- hari dengan melayani pasien yang membutuhkan konsultasi mengenai obat dan cara pengobatannya. Ia tidak pernah membeda-bedakan pasien dari latar belakang ekonomi pasien, ia layani dengan tulus dan ikhlas. Giandra bekerja sebagai apoteker di jalan alamanda kota Arang Raya. Di apotek “Waras” ini, Giandra memiliki dua sahabat sejak dibangku Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi yang selalu membantunya. Dua sahabat nya bernama Siwon dan Adzana. Siwon seorang pria blasteran Indonesia, Korea Selatan, dan, Amerika ini selalu setia menemani suka dan duka kehidupan Giandra. Dan sahabat perempuan yang bernama Adzana juga selalu disisi Giandra. Mereka bersahabat tanpa mempermasalahkan perbedaan agama. Siwon yang beragama Islam, Giandra yang beragama Katolik serta Adzana yang beragama Budha selalu kompak saling mendukung.Giandra yang akrab disapa Dian ini adalah anak semata w
“Baru kali ini, kita dapat kasus yang sangat sulit terpecahkan ya teman-teman,” kata Geger kepada teman setimnya. “Iya ya betul juga. Biasanya sebulan juga udah kelar. Ini sampe dua bulan.” Hadi menimpali. “Santai donk kawan-kawan. Kita nikmati saja memecahkan misteri untuk kasus kali ini. Aku pernah kok dapat kasus yang empat bulan baru selesai.” Soraya menyambung obrolan Geger dan Hadi. “Kasus apa itu mba?” tanya Hadi penasaran. “Kasus korupsi,” jawab Soraya sambil tertawa. “Oooo itu mba,” balas Geger yang juga ikutan tertawa. Endwika yang sedang memeriksa dokumen kasus, bangkit dari bangkunya serta memasukan dokumen-dokumen tersebut ke dalam tasnya. Lalu ia menghampiri rekan kerjanya. “Iya betul itu apa yang dikatakan mba Soraya. Untuk kasus Mellasti pasti ada pejabat negeri ini yang terlibat.” Endwika berusaha menenangkan pikiran rekan setimnya. “ooo iya saya mau keluar dulu. Sudah ada janji dengan sahabat. Kalian kalo peke
“Assalamu’alaikum,” kata Desparto kepada ibunya yang berada di kamar rawat inap rumah sakit. Adzana, Siwon, dan Giandra bersalaman dengan bibinya Desparto. Setelah itu mereka duduk di sofa merah panjang “Walaikumsalam.” Ibu Aminah dan adiknya menjawab salam dari Desparto. “Loh, encing sudah di sini saja,” kata Desparto bergurau. “Iya donk. Eh adikmu mana, kenapa gak ikut sekalian.” “Lela masuk sekolah donk cing.” “Des, tunggu emak dulu ya. Encing mau ke kamar mandi.” “Iya cing.” Desparto mengiyakan permintaan bibinya. “Emak, kondisi emak hari ini bagaimana? Kata dokter rencana pulang kapan?” Desparto bertanya kepada ibunya. “Besok emak boleh pulang. Oh ya papah kamu tadi nitip pesan ke encing kamu kalo hari ini gak bisa ke rumah sakit, katanya ada pesanan jengkol dan bebek di kota Berdikari.” “Berapa lama mak?” “Besok papah usahain bisa jemput emak di rumah sakit.” “Iya mak.” “Eh, Desparto dan te
“Aku izin ke kamar mandi ya,” kata Lucky. Lucky pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil setelah itu ia mengambil handphone yang ada di saku celananya lalu ia membuka aplikasi pesan antar makanan online. Ia memesan tiga bungkus sandwich dengan berbagai rasa dan isian.Lucky memesan cemilan karena ia tidak melihat cemilan disajikan oleh pemilik apartemen. Setelah memesan cemilan via online ia kembali ke ruang tamu. Handphone miliknya sudah ia masukkan kembali ke saku celananya.“Jadi begitu kronologi misi yang akan kita pecahkan bersama.” Doni menutup percakapan.“Kita mulai darimana untuk menjalankan misi kali ini mas Doni?” kata Hermawan.“Sebelum aku menjelaskan detailnya, apakah ada yang mempunyai ide untuk langkah pertama kita,” jawab Doni. Semua orang di sana saling berpandangan, diam membeku dan tidak ada yang memiliki ide untuk disampaikan.“Okeh untuk mempercepat pertemuan kita hari in
-Di kamar pengantin nomer 253-"Aku capek Des, sehari berdiri lalu bersalaman dengan para tamu." kata Adzana sambil melepas membersihkan wajah dengan milk cleanser lalu memakai misselar water."Iya sama aku." ucap Desparto."Besok pagi, kita mo kemana Des?""Ehm.. belum tau, enaknya kemana ya kita?""Kita pikirin besok aja ya, habis sarapan. Aku mo mandi dulu, gerah nih.""Iya, sana mandi dulu."Lalu Adzana mengambil handuk, piyama, dan pakaian dalam. Ia membawa nya ke kamar mandi lalu masuk ke kamar mandi dan mengunci kamar mandinya.Desparto yang sangat kelelahan memilih rebahan, namun rasa lelah dan kantuk mengalahkannya. Desparto tertidur juga.
"Selamat siang para detektif yang terhormat. Bagaimana dengan hasil investigasi kalian?""Saya menemukan fakta bahwa, gadis yang meninggal di kos melati sejati karena serangan jantung. Obat yang ditemukan dengan kadar kecil di dalam darah korban adalah obat jantung yang seharusnya diminum oleh para penderita namun obat ini diminum oleh orang dengan jantung sehat.""Lalu bagaimana dengan fakta buku besar? Bagaimana keterkaitan antara buku besar dengan meninggalnya korban?""Dari hasil investigasi saya dengan mba Soraya, ditemukan keterkaitan antara buku besar dengan meninggalnya korban. Korban adalah anak saingan pemimpin negara negri ini. Beliau ini menyimpan bukti keuangan korupsi lalu disimpan di kos korban akan tetapi pelaku gagal mendapatkan buku besar ini.""Demi memuluskan aksi mereka. Mereka membunuh anak saingan dengan menukar vitamin yang biasa diminum oleh korban dengan obat jantung."
("Adzana, keluargaku sudah menanyakan kapan kita akan menikah.")Sebuah pesan singkat dari Desparto masuk di ponsel Adzana.Adzana yang sedang berada di dapur berlari menuju kamar nya karena mendengar notifikasi khusus pesan singkat dari Desparto. Adzana membuka pesan tersebut dan segera membalas pesan dari Desparto.("Aku belum siap menikah tahun ini Des. Hatiku masih sakit atas meninggalnya Dian. Kita bicara nanti saja ya.")Balasan pesan untuk Desparto telah terkirim dan langsung dibaca Desparto. Desparto yang sedang dalam istirahat di tempat kerjanya memaklumi sikap Adzana. ("Baiklah jika keputusan mu seperti itu. Nanti aku diskusikan kembali dengan keluarga ku. Tolong jaga kesehatan. Karena aku tidak bisa di dekatmu untuk sementara waktu.")("Oke Des, terima kasih untuk perngertianmu. Aku mau masak lagi di dapur. Kamu yang semangat kerja ya.") ("Oke siap.")Desparto mengakhiri komunikasi via pesan singkat dengan Adzana. Desparto kembali be
Desparto dan Siwon tengah mempersiapkan pengajian 40hari meninggalnya Giandra, saja at mereka. Tak lupa Adzana turut membantu Desparto dan Siwon. Kesedihan serta kehilangan sahabat terbaik mereka sejak usia remaja, suka duka mereka hadapi bersama. Persahabatan tanpa melihat status sosial. Namun kini mereka kehilangan sahabat terbaik. Pengajian itu dilakukan selama satu setengah jam. Sembari menunggu tamu datang, Siwon dan Desparto mendekati Adzana."Na, udahan ya nangisnya."pesan Desparto lalu memeluk Adzana."Iya, Na." pinta Siwon juga."Aku gak bisa berhenti menangis, Dian adalah sahabat sekaligus saudara buat aku. Aku benar-benar kehilangan nya." balas Adzana sambil menyeka air mata."Sama aku juga Na."Lalu tamu pengajian datang satu persatu. Dan pengajian pun dimulai.
"Dian, ayo bangun Di." kata Adzana memanggil Giandra yang masih terlelap tidur sambil merias wajahnya. Lalu telfon Adzana berdering., Adzana menghentikan aktivitasnya lalu menerima telfon tersebut."Hallo.""Hallo non Adzana.""Iya dengan saya sendiri, maaf anda siapa ya?""Begini non, bini menemukan botol obat non Dian di meja makan.""Obat apa bi?"tanya Adzana penasaran."Obat magh non Dian."Mendengar pesan dari bibi, Adzana merasa ada yang tidak beres dengan kondisi sahabatnya."Terima kasih untuk informasinya ya, nanti saya telfon lagi."Dengan raut wajah cemas, Adzana segera menghampiri tubuh Giandra. Ia mendekati Giandra yang masih tertidur lelap di kasur. Perlahan Adzana menyentuh telapak tangan Giandra. Tangan Giandra terasa dingin, lalu dia mencari denyut nadi Giandra. Betapa kagetnya Adzana mengetahui bahwa tubuh Giandra tak lagi berdenyut. Namun Adzana tidak memercayai begitu saja, ia menempelkan telinganya di dekat hidung Gi
"Dian, pakaian milikmu hanya ini saja kan?" tanya Adzana memastikan tidak ada pakaian GIANDRA yang tertinggal di kamar sunah sakit."Sepertinya itu saja. Eh tapi kamu kan yang membawa pakaian-pakaian ku kemari, kenapa masih bertanya itu milik ku atau bukan?" balas Giandra bingung."Hehehe, aku hanya memastikan tidak ada yang tertinggal di kamar ini sayang." ucap Adzana membela diri.Suara handphone milik Giandra berdering. "Na, ambilkan handphone ku di tas kecil ku." pinta Giandra kepada Adzana yang masih membereskan pakaian-pakaian Giandra."Iya Di." balas Adzana.Adzana menghentikan aktivitasnya lalu membantu Giandra mengambilkan handphone miliknya kemudia memberikan kepada Giandra."Hallo, ya Des ada apa?""Oh, ya Dian. Aku dan Siwon sudah sampai di parkiran mobil. Kamu dan Adzana tunggu kami di kamar ya." pesan Desparto."Iya Des, makasih ya."Giandra dan Desparto menghentikan obrolan mereka."Siapa Di yang menelfon?""Desaparto,
[PENYEBAB MENINGGALNYA SEORANG MAHASISWI DI KOS MELATI SEJATI ENAM BULAN YANG LALU KINI TERUNGKAP]Tagline berita dari media cetak yang beredar di masyarakat di pagi yang mendung. Tagline berita ini menggegerkan seluruh negeri pasalnya ada melibatkan pemimpin negara sebagai dalangnya."Berita macam apa ini?" tanya pak presiden kepada ajudan nya."Saya juga kurang paham pak.""Melibatkan pemimpin negara?Presiden gitu maksud dari berita ini?""Bisa jadi pak?""Apa maksudmu bisa jadi? Pemimpin negara saat ini adalah saya. Jadi maksud kamu saya terlibat dalam kasus pembunuhan seperti yang diungkap penulis berita di koran ini?" kata pak presiden sambil melemparkan koran yang dibacanya ke arah ajudan yang duduk di sebelah kiri dirinya dan melukai pelipis ajudan tersebut."Keluar.""Maa..aaaaf pak maksud saya bukan begitu.""Keluar kamu dari ruangan saya. Tolak semua panggilan telepon serta wawancara dari semua reporter.""Baaa...iiikk." jawab ajudan pak p
"Bagaimana keadaan Dian sekarang Na?" tanya Desparto kepada Adzana yang baru saja datang dari kampung halamannya."Dian masih belum siuman Des." jawab Adzana sambil menyeka air matanya yang menetes.Desparto lalu memeluk Adzana serta menguatkan mental Adzana. Lalu Desparto mengajak Adzana ke kantin rumah sakit untuk mengisi perutnya yang sejak pagi belum terisi makanan namun ditolak oleh Adzana karena Adzana merasa sedih dan tidak bisa menikmati makanan apapun.Karena ajakan makan ditolak oleh Adzana, Desparto berinisiatif menelfon Siwon untuk membelikan makanan favorit Adzana. Ya, makanan khas Korea Selatan."Siwon, kalo kamu gak sibuk. Saat akan ke rumah sakit untuk menjenguk Dian tolong belikan makanan kesukaan Adzana ya.""Oke Des, nanti aku mampir ke restoran langganan Adzana.""Makasih ya Won.""Sama-sama Des."Desparto menutup panggilan telefon dengan Siwon.
Di caffe "Daun" semua pegawai apotek datang dalam pertemuan perpisahan anak magang. Semua orang yang berada di caffe itu bercanda gurau tak terkecuali Giandra dan Adzana."Kak Adzana." "Iya dek. Ada apa?""Apakah saya boleh mengirimkan pesan ke kak Adzana untuk bertanya lowongan pekerjaan di apotek kak?""Iya tentu saya boleh donk.""Terima kasih kak Adzana.""Iya sama-sama dek."Makan bersama sebagai tanda perpisahan anak-anak magang telah usai. Kemudian semua pegawai dan anak-anak magang kembali ke bus pariwisata untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. "Oke gaes, tolong cek teman sebelah kalian apakah sudah duduk disamping kalian."pinta Dian kepada seluruh penumpang bus pariwisata tersebut."Sudah komplit." Serentak semua menjawab pertanyaan dari Giandra."Pak sopir mari kita berangkat sekarang."perintah Dian kepada pak sopir bus pariwisata."Oke mba dian." balas pak sopir.Bus pariwisata 'Gajah Munkur' melaju dengan kecepatan sedang menuju o