Dua puluh menit setelah jam istirahat…
Adzana turun ke lantai satu demgan membawa catatan jadwal magang adik-adik. Adzana menemui adik-adik magang di ruang penyimpanan dan stok obat dan meminta adik-adik magang untuk berpindah masuk ke ruang rapat. Kemudian Adzana yang di ikuti adik-adik magang masuk ke ruang rapat kembali. Adzana mulai menulis jadwal magang untuk tujuh hari dikarenakan tanggal merah tetap buka maka adik-adik magang juga dilibatkan saat tanggal merah untuk membantu kinerja apotek. Adzana meminta adik-adik magang untuk mencatat sendiri jadwal magang di papan white board dan mencatat semua nama yang dapat berguna sebagai pengingat apabila ada temannya yang lupa jadwal magang. Jadwal magang dibagi menjadi tiga shift, yaitu shift pagi, shift middle atau shift siang, dan shift sore. Setelah menulis jadwal adik-adik magang, Adzana membuka almari penyimpanan seragam apotek dan meletakkan di atas meja.
Hari Senin terdapat nama Lisyana dan Wayan di shift pagi, middle shift ada Oldi dan Qeqe, shift sore ada Reynaldi dan Adinda. Hari Selasa terdapat nama Qeqe dan Reynaldi, shift siang ada Adinda dan Lisyana, dan shift sore Oldi dan Wayan. Hari Rabu shift pagi dijaga oleh Adinda dan Oldi, shift siang Reynaldi dan Lisyana, sedangkan shift sore Wayan dan Qeqe. Hari Kamis semua anak magang diliburkan. Sedangkan hari jumat ada shift pagi Oldi, Reynaldi, dan Qeqe. Sedangkan shift sore ada Wayan, Lisyana, dan Adinda. Hari Sabtu yang bertugas shift pagi Reynaldi dan Adinda, shift siang Wayan dan Oldi, shift sore Qeqe dan Lisyana. hari minggu yang bertugas Qeqe dan Oldi, shift siang Reynaldi dan Wayan, shift sore yang bertugas adalah Lisyana dan Adinda.
Pesan Adzana untuk shift sore tidak diperbolehkan pulang dikarenakan tutup jam sebelas malam jadi sebaiknya setelah shift selesai untuk menetap hingga besok shift pagi masuk jam enam pagi. Sebaiknya membawa baju ganti, seragam apotek yang ada di atas meja tersedia berbagai ukuran dan tersedia sepuluh kemeja. Sehingga sesuaikan dengan ukuran badan adik-adik. Saat jam magang harus menggunakan seragam kerja bukan kemeja magang yang dipakai adik-adik hari ini.
Kemudian Adzana melihat di jam dinding pukul tiga sore. Mempersilakan adik-adik jaga ruang pelayanan hingga pukul lima sore untuk melatih adaptasi melayani konsumen. Sedangkan pegawai yang berugas shift siang dan shift malam diminta berada di ruang penyimpanan dan stok obat untuk mempersiapkan meracik hanya ada satu pegawai yang berada di ruang pelayanan yaitu menjaga kasir.
Datanglah empat konsumen secara bersamaan. Konsumen pertama dilayani Oldi, ingin membeli minyak kayu putih, balsam cap lang dan vitamin C merk Vitalong C. Konsumen kedua ingin membeli vitamin D, obat flu dan obat migrain. Sedangkan konsumen ketiga dilayani oleh Wayan ingin menebus resep obat. Dan konsumen keempat yang dilayani Reynaldi ingin menebus resep obat juga. Setelah empat konsumen dilayani semua, apotek hening kembali.
Adzana menghampiri adik-adik magang dan ingin menyampaikan bahwa setiap pagi jam enam hingga jam delapan ada praktek dokter umum. Memberitahukan bahwa adik-adik yang bertugas shift pagi bisa membantu Bu dokter. Di shift sore juga ada praktek dokter tapi pak dokter yang bertugas dan meminta adik-adik magang untuk ikut membantu pak dokter. Silakan bergantian salah satu membantu bu atau pak dokter jika sedang buka praktek. Adik-adik mengiyakan perintah dari Adzana.
-----------------------------&&&-----------------------&&&---------------&&&----------------------------------
Giandra, Siwon, dan Doni sedang berada di restoran Jepang dalam ruangan tertutup..
Giandra, Siwon serta Doni sedang mendiskusikan kerja sama produsen dan pembeli produk dari PT Phamaceutical Laboratories Center untuk kontrak setahun kedepan. Doni selaku pemilik sarana apotek sebagai saksi kerjasama yang dilakukan Giandra dan Siwon yang menandatangi kontrak jual beli obat, vitamin serta produk lainnya yang diproduksi oleh perusahaan Siwon bekerja. Setelah terjalin persetujuan kontrak kerjasama. Doni izin pulang terlebih dahulu karena masih ada pekerjaan di lapangan yang belum selesai. Yah, pemilik apotek ‘Waras’ bekerja sebagai arsitek di wilayah Kabupaten Arang Raya dan membuka usaha sebagai pemilih sarana apotek atau gedung apoteknya. Doni mengajak bekerja sama Giandra untuk menjalankan bisnis apotek. Doni Mahendrawijaya adalah anak dari sahabat ayahnya. Doni dan Giandra sudah berteman sejak Giandra umur lima tahun. Perbedaan usia Doni dan Giandra hanya dua tahun. Doni lah yang menemani masa kecil, masa remaja hingga masa dewasa tanpa kehadiran ayah Giandra. Ayah Giandra meninggal karena gantung diri akibat shock bahwa ayah Giandra di vonis hukuman mati atas kasus korupsi di partai beliau bernaung.
“Dian, ini ada sushi kesukaan mu. Nih sushi nya dimakan Di,” pinta Siwon kepada Giandra.
“owowo.. makasih ndul, sushinya buat aku ya,” balas Giandra.
Siwon dan Giandra menikmati sajian masakan Jepang yang ada di hadapan mereka dan menghabiskan nya tanpa sisa. Makanan suapan terakhir, Siwon mengajak Giandra untuk menonton film Korea Selatan yang berjudul “Pawn”.
Karena tidak ingin berdua saja dan tidak ingin suasana yang canggung saat menonton film, Giandra berinisiatif mengirim pesan singkat ke Adzana dan mengajak menonton film bioskop juga. Siwon pun melakukan hal yang sama mengajak Desparto untuk menonton bioskop bersama-sama karena Giandra enggan diajak nonton bioskop berdua saja.
Didalam ruang bioskop...
Siwon dan Desparto duduk di kursi merah nomer E5 dan E6, sedangkan Giandra dan Adzana duduk di kursi merah nomer E7 dan E8. Pada layar bioskop sedang tayang adegan seorang anak perempuan berusia enam tahun bersama ibunya yang berhutang kepada renternir. Seorang ibu dan anak gadis nya dikejar-kejar renternir untuk ditagih hutang karena telah jatuh tempo. Karena sang ibu tak dapat melunasi hutangnya, renternir menyandera anak gadisnya sebagai jaminan hutang agar sang ibu segera melunasi hutangnya, dibawalah anak gadis cantik itu ke rumah renternir.
“Di, yang milih film ini Siwon ya. Kelihatan nya sad ending deh,” kata Adzana menerka-nerka.
“Kamu tau dari mana Na, kalo film ini akhir cerita bikin mewek,” jawab Giandra penasaran.
“Aku pernah baca sinopsisnya di internet si Di, kamu kan gak suka sama sad ending Di.”
“Iya sih, ya udah lah.. sudah di duduk disini juga, itung-itung bikin temen seneng aja gak apa-apa Na. Toh, Siwon selalu berusaha bikin seneng kita kan,” imbuh Giandra kepada Adzana.
“SSTTTT… Kalian diem donk. Jangan cerita sendiri, fokus saja saja tayangan di layar depan tuh. Kasian kalo suara kalian ganggu penonton ya lain,” sambung Desparto kepada Adzana dan Giandra.
“Iya..iyaaa.. iyaaa Des,” jawab Adzana dan Giandra kompak.
Desparto, Giandra, dan Adzana kembali fokus menyaksikan adegan-adegan yang ada di layar bioskop yang ada di depan.
Pada layar bioskop terlihat adegan, anak gadis tadi akan di adopsi oleh orang lain dengan imbalan berupa uang. Pengadopsi memberikan janji bahwa sang anak gadis tadi akan di rawat sebaik-baiknya. Kehidupannya terjamin. Sang renternir pun melepaskan anak gadis tadi kepada pengadopsi di terminal. Ia terpaksa melakukan itu karena sudah beberapa bulan ibunya tidak membayar hutangnya.
Dua minggu kemudian, renternir yang telah mengadopsi sang anak gadis tawanannya merasa kesepian tidak ada kehadiran anak gadis itu. Suatu malam ia menerima telfon dari gadis kecil itu. Ia menelfon karena rindu dengan paman renternir dan menceritakan kehidupannya disana. ia bercerita dengan menangis bahwa ia menjadi asisten rumah tangga di rumah karaoke.
Mendengar cerita anak gadis itu di telfon, paman renternir berusaha mencari alamat rumah karaoke yang diberitahu oleh gadis itu. Paman renternir berusaha menemukan pengadopsi dan memukulnya karena ia telah membohonginya. Uang pengadopsi dikembalikan oleh paman renternir dan meminta kembali anak gadis itu. Setelah pergulatan sengit akhirnya paman renternir sampai kerumah karaoke tempat gadis tawanannya menginap.
Di bobolnya pintu rumah renternir itu dan membawa kabur anak gadis itu. Tapi ketahuan oleh pemilik rumah karaoke, paman renternir akan melaporkan polisi atas tindakan penipuan yang dilakukannya apabila ia menghalangi paman renternir membawa gadis kecil itu pergi.
Karena tidak ingin dilaporkan ke polisi. Ibu pemilik karaoke membiarkan paman renternir membawa gadis kecil itu dan sekarang gadis kecil sudah kembali bersama paman renternir dan kawannya. Paman renternir, kawannya dan gadis kecil itu memulai kehidupan yang baru.
Siwon, Desparto, Giandra, dan Adzana menangis saat melihat adegan ini.
“Lu, milih drama kenapa genre sedih gini. Nanti kalo gue keluar ruangan ini malu Ndul mata gue bengep karena abis nangis,” kata Desparto menyalahkan Siwon.
“Niat awalnya gue pengen nonton ini tuh berduaan aja sama Giandra tapi doi menolak malah ngajak tuh si Adzana. Ya udah daripada gue gabut. Gue ajakin elu lah Des,” jawab Siwon meyakinkan Desparto.
“Ah, lue tu dasar,” balas Desparto mengelap mata dan ingus dengan sapu tangan dan menoyor lengan Siwon.
Di layar bioskop terlihat adegan terakhir. Adegan dua pulu tahun kemudian. Sang gadis kecil telah beranjak dewasa. Gadis kecil itu bekerja sebagai hotelier di hotel bintang lima. Ia menerima telfon dari kawan paman renternir bahwa ia menerima telfon dari seseorang. Informan mengatakan bahwa telah meihat paman renternir di panti sosial. Kemudian ia bersama dengan kawan paman renternir menjemput paman renternir ke panti sosial. Informasi dari informan benar adanya bahwa di sanalah paman renternir di rawat.
Petugas sosial membawa nya ke ruangan paman renternir di rawat. Ternyata paman renternir menderita sakit al-zheimer. Kemudian ia membawa pulang paman renternir kembali ke Seoul. Sesampainya di Seoul gadis tadi mengatakan akan menikah dan ingin paman renternir dan kawan nya menghadiri pemberkatan pernikahan dirinya, namun bukan sebagai paman renterner mealinkan ayahnya.
Mulai saat itu gadis kecil yang ia rawat sejak kecil hingga dewasa dan menjadi gadis dewasa yang berprestasi memanggilnya “AYAH’’. Saat mendengar kata itu membuatnya paman renternir menangis. Ia menggandeng gadis itu berjalan menelusuri jalan altar menuju calon pengantin pria yang telah menunggu gadis yang digandengnya. Berakhirlah adegan film “Pawn” dan tulisan “The End” muncul berjalan dari bawah ke atas. Semua penonton menangis setelah menyaksikan film tersebut hingga tamat.
Lampu bisokop dinyalakan kembali dan semua penonton dipersilakan keluar ruang bioskop. Semua pengunjung meninggalkan mall dan kembali ke rumah masing-masing.
*** *** ***
“Gaes, karena kamar kosong yang ada di sebelah kamar aku udah di pake sama Desparto. Giandra dan Adzana tidur di kamar atas ya. Kamar nya ada dua kok. Terserah kalian mo tidur sendiri-sendiri ato sekamar berdua. Aku tidur dulu ya. Des jangan tidur jam dua lagi besok elu bikin sarapan buat kita semua,” pesan Siwon.
“Oke bos,” balas Desparto dengan yakin.
Lalu Giandra dan Adzana menaiki anak tangga menuju kamar yang berada di lantai dua. Siwon dan Desparto pun masuk ke kamar masing-masing.
Terdengar suara adzan subuh berkumandang. Makanan untuk sarapan sudah tersedia di atas meja…
Siwon terlihat pergi ke masjid disusul oleh Desparto. Setelah selesai berjamaah di masjid, Desparto dan Siwon ikut bergabung dengan Giandra dan Adzana duduk di kursi untuk sarapan. Lalu Giandra, Siwon, Adzana, dan Desparto menikmati sarapan yang telah dimasak Desparto. Setelah selesai sarapan, Giandra dan Adzana pamit kembali ke kosan untuk bersiap diri untuk bekerja. Siwon pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat kerja juga, sedangkan Desparto membereskan meja makan serta mencuci semua alat makan dan alat masak yang telah mereka gunakan lalu mengembalikan ke tempat semula.
Kamar mandi telah kosong, Desparto masuk ke kamar mandi untuk segera mandi.
“Des, aku berangkat kerja dulu ya. Assalamu’alaikum,” kata Siwon berpamitan dengan mengetuk pintu dengan jari telunjuknya.
“Iya Won. Wa’alaikum salam. Hati-hati bawa mobilnya ya,” balas Siwon yang sedang mengkeramasi rambutnya.
Setelah selesai mandi, Desparto membersihkan seluruh rumah Siwon yang sudah mulai berdebu. Membersihkan debu dengan menyapu nya kemudian mengepel lantai, selanjutnya mencuci pakaian mereka, mengeringkannya, dan menjemurnya. Setelah pekerjaan bersih-bersih rumah telah beres. Desparto mengambil laptop, handphone yang ada di dalam kamar dan membawa ke ruang tivi. Ia membuka grup lowongan pekerjaan mencatat perusahaan yang membutuhkan pegawai dan mempersiapkan berkas lamaran pekerjaan. Setelah berkas di siapkan ia pergi ke print dan fotokopi serta mengirimkan berkas lamaran Desparto melalui kantor pos.
Ada sebanyak sepuluh berkas yang ia kirimkan. Desparto menggunakan uang simpanan yang ia tabung hasil ia bekerja selama dua tahun di Korea Selatan sebagai kepala pengawas kontrol kualitas bahan baku makanan dan bahan jadi di pabrik perusahaan pembuatan kimchi.
Siwon mengecek jam yang ada di handphone. Jam menunjukkan pukul dua belas siang. Ia harus segera bergegas kembali ke rumah kontrakan Siwon untuk menyiapkan makan siang untuk dirinya sendiri dan makan malam untuk Siwon. Hari itu, Desparto memasak masakan Indonesia. Masak sayur bayam, sayur oseng kangkung, tempe goreng, ikan bawel goreng, dan ikan asing goreng. Semua masakan sudah tersaji di meja makan. Dapur pun sudah dibersihkan nya. Karena kecapaian, Desparto menunda makan siang dan memilih untuk pergi ke kamarnya dan pergi tidur siang. Handphone ia biarkan diletakan di atas meja ruang tivi.
Jam dinding menunjukkan pukul tujuh malam dan Siwon pulang dari kantornya…
“Assalamu’alaikum,” salam Siwon melangkah masuk ke dalam rumah yang gelap dan sepi. Siwon menyalakan lampu yang ada di ruang keluarga dan terkejut rumahnya bersih dari debu. Lebih bersih dari pekerjaan petugas bersih-bersih online. Siwon kebingungan kemana Desparto pergi. Lalu ia melihat handphone Desparto ada di meja tivi lalu ia memastikan bahwa Desparto ada di kamarnya. Dan Desparto sedang tidur dengan nyenyak nya. Siwon memaklumi Desparto tidur sampai malam karena mungkin kecapaian seharian membantunya mengurus rumah nya. Siwon berjalan menuju dapur.
Ia melihat tudung saji disana kemudian membukanya. Ada banyak makanan di atas meja. Lalu Ia menutup tudung sajinya kembali. Siwon masuk ke kamar dan mengambil pakaian ganti lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan kotoran dan keringat yang menempel di badannya. Mendengar suara percikan air di kamar mandi membuat Desparto terbangun.
“Siwon udah pulang ya, jam berapa sih ini,” kata Desparto membatin. Ia bErdiri meninggalkan kasur empuk nya, menyalakan lampu lalu berjalan menuju dapur juga. Kemudian ke arah kamar mandi. Desparto mengetuk pintu.
“Won, udah pulang lu. Kalo udah selesai ayo makan malam bareng. Udah gue masakin,” ajak Desparto.
“Iya Des, bentar. Aku pakai baju dulu,” jawab Siwon dari dalam kamar mandi.
Desparto yang menunggu Siwon di meja, duduk sambil mengetuk jarinya seakan sedang menekan tut piano. Siwon keluar kamar mandi dan berjalan menuju meja makan untuk makan malam bersama Desparto. Mereka menikmati makan malam bersama. setelah menyelesaikan makan malam. Desparto dan Siwon duduk di ruang tivi dan menonton tayangan berita slot jam malam. Yaaah, slot jam sepuluh malam.
Malam itu berita yang disiarkan mengenai korban meninggal di kos Giandra dan Adzana tinggal. Berita tersebut memberitahukan bahwa polisi belum bisa mempublikasikan penyebab korban meninggal.
"Looo, di kos Dian ada yang meninggal Won," tanya Desparto penasaran.
"Iya Des. itu sudah hampir sebulan kejadiannya," jawab Siwon.
"Tuh, cewek-cewek kagak takut ape nginep di bekas tekape," kata Desparto kebingungan.
"Gue juga kagak tau Des. Adzana pernah cerita kalo die kagak betah tidur disono sejak kejadian itu. Tapi si Dian kagak mo pindah karena ude betah disono," kata Siwon menjelaskan.
Siwon dan Desparto berdiskusi dengan menggunakan logat betawi, berdiskusi mengenai kos yang di tinggali oleh Giandra dan Adzana. Mereka juga berdiskusi untuk membujuk Giandra pindah kosan saja, dan mencari solusi yang tepat seperti tinggal bersama di kontrakan Siwon. Tak terasa jam menunjukkan pukul sebelas malam waktunya Siwon dan Desparto tidur dan kembali ke kamar masing-masing.
Di kantor kepresidenan tepatnya ruang kerja presiden sedang di adakan rapat. Penyusunan penetapan PPKM masal. Setelah di adakan rapat dan berdiskusi selama satu jam hasil keputusan akan di umumkan esok hari nya di media pertelevisian. Pak presiden meminta Pak wakil untuk teteap berada di ruangannya karena beliau ingin berdiskusi rahasia berdua. Semua staff yang berada di ruangan itu satu persatu keluar ruangan dan hanya ada pak presiden dan pak wakil yang berada disana. “Tiga minggu lalu saya melihat berita. Ada seorang gadis berusia tiga puluh tiga tahun meninggal di kosan. Coba jelaskan pada saya apakah gadis itu ada hubungan dengan saya pak wakil presiden?” tanya pak presiden kepada wakilnya dengan nada serius. “Iya pak presiden. Anda benar. Gadis yang meninggal berusia tiga puluh tiga tahun itu anak dari kompetitor bapak yang dapat membahayakan karir presiden bapak. Menurut informasi dari informan kita mempunyai barang bukti yang dapat membahayakan kita pak
Pukul enam pagi di apotek ‘Waras’… Apotek ‘Waras’ yang beralamatkan di jalan Patung Kuda Selatan satu nomer tujuh belas. Giandra masuk ke apotek dengan menarik pintu kaca yang tidak terkunci dan menyalakan ruang lampu di ruang pelayanan apotek. Giandra mencari petugas jaga semalam yang lupa mengunci. Giandra naik ke lantai kedua menuju kamar pegawai melihat ada dua anak magang yang masih tertidur disana. Giandra membangunkan dua anak magang tersebut dan meminta mereka untuk mandi. Setelah membangunkan anak magang, Giandra masuk ke ruangannya tiba-tiba menerima telfon dari Lala. Lala menelfon Giandra mengabarkan bahwa ia mengalami ban bocor sehingga akan terlambat berangkat kerja. Giandra memaklumi dan meminta Lala untuk berhati-hati ketika menuju ke apotek dan bertanya siapa kemarin yang bertugas shift malam. Lala menjawab bahwa yang bertugas shift sore kemarin adalah dua anak magang. Sedangkan pegawai apotek shift sore kemarin adalah tugas mas Herdian.
Adzana yang biasa nya bangun siang, hari minggu itu ia harus bangun subuh. Suara alarm yang ia pasang sudah berbunyi. Adzana bangun dari kasurnya. Ia melihat Dian masih tertidur lelap berselimut warna coklat tua. Adzana tidak ingin membangunkan tidur nyenyak Giandra sekarang.Adzana melangkah menuruni anak tangga menuju dapur. Adzana melihat Desparto dan Siwon telah memakai sarung bersiap-siap berangkat solat subuh berjamaah di masjid.Adzana melihat kedua sahabat prianya itu melangkah keluar membuka pintu dan setelah pintu di tutup Desparto dan Siwon tidak terlihat lagi.Adzana mulai memasak di dapur, ia menyiapkan alat masak untuk sarapan.Selanjutnya Adzana membuka almari pendingin melihat bahan makanan yang akan ia masak. Setelah yakin akan masak apa, Adzana mulai memasak. Bahan pertama yang akan dimasak Adzana adalah beras. Yah, Adzana memilih memasak beras dahulu karena masak beras menjadi nasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Pilihan memasak beras
Senin, 1 September 2021 pukul 06.30Siwon telah berangkat kerja. Desparto masih mempersiapkan diri untuk mengikuti tes wawancara di CV Megah Food Jaya. Desparto hari senin itu menggunakan kemeja berwarna biru dongker dan warna senada untuk celana panjang yang di pakai nya. Tak lupa ia memakai ikat pinggang, parfum dan tas slempang.Desparto menunggu ojek online datang di halaman rumah kontrakan Siwon. Tiga menit kemudian ojek online menjemputnya.“Selamat pagi pak. Atas nama mas Desparto,” tanya mas ojek kepada Desparto.“Iya mas. Mas dengan nama mas Wiwid?” Desparto bertanya juga untuk memastikan ia tidak salah ojek.“Betul mas. Mari saya antarkan sampai ke tujuan,” ajak mas ojek.“Oke,”Selama di perjalanan mas ojek mengajak ngobrol Desparto.“Mas, kerja di CV Megah Food Jaya sejak kapan?”“Ah, saya belum kerja lagi mas. Ini saya mau menghadiri tes wawan
Siwon sedang sibuk dengan handphonenya menghubungi Desparto yang sejak ia pulang kerja tidak ada di rumah kontrakannya. Sudah tiga puluh kali panggilan ke handphone Desparto namun masih gagal juga. Lalu Siwon menghubungi Adzana untuk bertanya apakah dirinya mengetahui keberadaan Desparto sekarang.“Hallo Adzana, kamu seharian ini kontak-kontakan sama Desparto gak?” Siwon bertanya kepada Adzana dan khawatir.“Ya Won, pelan-pelan bicaranya. Desparto hari ini gak hubungin aku nih. Emangnya kenapa?”“Sejak aku pulang kerja Desparto gak ada di rumah. Ku pikir seperti biasa dia tidur siang sampe malam, pas ku cek ke kamar nya ternyata gak ada di kamarnya. Ku cek semua kamar juga gak ada. Handphonenya juga susah di hubungin.”“Duh dimana ya dia, aku juga gak tau. Sebentar-sebentar aku tanya adik Desparto dulu ya, kali aja dia tau.”“Oh tanya adiknya Desparto? Kamu tau nomer nya Na?&
“Dian, bagaimana jika kita besok ke rumah mas Doni untuk minta izin cuti kerja?” tanya Adzana kepada Giandra yang sedang memotong daun bawang di dapur. “Izin cuti kerja emang mo ngajak aku liburan kemana sih Na?” jawab Giandra telah menyelesaikan memotong daun bawang dan beralih memotong wortel. “Jenguk ibunda Des donk Dian. Besok kan kita berdua libur tuh, kita ke rumah mas Doni untuk izin cuti kerja tiga hari aja gitu Di. Gimana?” Adzana meminta persetujuan untuk idenya. Adzana menyelesaikan memotong wortel dan menghentikan sejenak aktifitasnya lalu ia berfikir sejenak “Setuju donk Di. Ya..ya..ya..” Giandra tidak mengeluarkan suara untuk menyetujui usulan Adzana, Giandra hanya menganggukan kepala tanda menyetujui usulan Adzana. “Yeeee.. makasih sahabatku yang manis.” Adzana bahagia mendengar usulannya disetujui oleh Giandra, sontak Adzana reflek memeluk Giandra dengan erat. “Aduh Na. Aku gak bisa nafas nih. Ini lo, aku dibantuin masa
Di kantor detektif pusat Kota Arang Raya pukul delapan pagi… Detektif Endwika memegang handphonenya lalu menekan nama Doni di penyimpanan kontak yang ada di handphonenya ia akan menelfon Doni. “Iya Dwik, kamu nelfon aku ada apa?” kata Doni terdengar suara mesin molen sedang beroperasi mengaduk semen. “Gini Don, hari ini kita bisa bertemu? Ada yang ingin aku diskusikan bersamamu?” tanya Endwika untuk memastikan jadwal kosong Doni pada hari ini. “Aku lihat di buku jadwalku hari ini ya. Nanti ku kabari via pesan singkat. Dwik maaf aku tutup dulu telfonnya ini aku lagi kerja. Maaf ya.” “Iya Don. Maaf ya kalo ganggu kamu kerja. Aku tunggu kabar darimu.” “Oke. Makasih.” Doni mengakhiri percakapan di telfon. Doni melanjutkan pekerjaannya. Lalu ia teringat Giandra. Doni kembali mengecek handphonenya kembali dan mengirimkan pesan singkat kepada Giandra. (“Di, kapan balik dari Jaga Arta Raya?”) Pesan singkat yang
Giandra…Nama gadis cantik yang berprofesi sebagai apoteker ini menjalani aktifitas sehari- hari dengan melayani pasien yang membutuhkan konsultasi mengenai obat dan cara pengobatannya. Ia tidak pernah membeda-bedakan pasien dari latar belakang ekonomi pasien, ia layani dengan tulus dan ikhlas. Giandra bekerja sebagai apoteker di jalan alamanda kota Arang Raya. Di apotek “Waras” ini, Giandra memiliki dua sahabat sejak dibangku Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi yang selalu membantunya. Dua sahabat nya bernama Siwon dan Adzana. Siwon seorang pria blasteran Indonesia, Korea Selatan, dan, Amerika ini selalu setia menemani suka dan duka kehidupan Giandra. Dan sahabat perempuan yang bernama Adzana juga selalu disisi Giandra. Mereka bersahabat tanpa mempermasalahkan perbedaan agama. Siwon yang beragama Islam, Giandra yang beragama Katolik serta Adzana yang beragama Budha selalu kompak saling mendukung.Giandra yang akrab disapa Dian ini adalah anak semata w
-Di kamar pengantin nomer 253-"Aku capek Des, sehari berdiri lalu bersalaman dengan para tamu." kata Adzana sambil melepas membersihkan wajah dengan milk cleanser lalu memakai misselar water."Iya sama aku." ucap Desparto."Besok pagi, kita mo kemana Des?""Ehm.. belum tau, enaknya kemana ya kita?""Kita pikirin besok aja ya, habis sarapan. Aku mo mandi dulu, gerah nih.""Iya, sana mandi dulu."Lalu Adzana mengambil handuk, piyama, dan pakaian dalam. Ia membawa nya ke kamar mandi lalu masuk ke kamar mandi dan mengunci kamar mandinya.Desparto yang sangat kelelahan memilih rebahan, namun rasa lelah dan kantuk mengalahkannya. Desparto tertidur juga.
"Selamat siang para detektif yang terhormat. Bagaimana dengan hasil investigasi kalian?""Saya menemukan fakta bahwa, gadis yang meninggal di kos melati sejati karena serangan jantung. Obat yang ditemukan dengan kadar kecil di dalam darah korban adalah obat jantung yang seharusnya diminum oleh para penderita namun obat ini diminum oleh orang dengan jantung sehat.""Lalu bagaimana dengan fakta buku besar? Bagaimana keterkaitan antara buku besar dengan meninggalnya korban?""Dari hasil investigasi saya dengan mba Soraya, ditemukan keterkaitan antara buku besar dengan meninggalnya korban. Korban adalah anak saingan pemimpin negara negri ini. Beliau ini menyimpan bukti keuangan korupsi lalu disimpan di kos korban akan tetapi pelaku gagal mendapatkan buku besar ini.""Demi memuluskan aksi mereka. Mereka membunuh anak saingan dengan menukar vitamin yang biasa diminum oleh korban dengan obat jantung."
("Adzana, keluargaku sudah menanyakan kapan kita akan menikah.")Sebuah pesan singkat dari Desparto masuk di ponsel Adzana.Adzana yang sedang berada di dapur berlari menuju kamar nya karena mendengar notifikasi khusus pesan singkat dari Desparto. Adzana membuka pesan tersebut dan segera membalas pesan dari Desparto.("Aku belum siap menikah tahun ini Des. Hatiku masih sakit atas meninggalnya Dian. Kita bicara nanti saja ya.")Balasan pesan untuk Desparto telah terkirim dan langsung dibaca Desparto. Desparto yang sedang dalam istirahat di tempat kerjanya memaklumi sikap Adzana. ("Baiklah jika keputusan mu seperti itu. Nanti aku diskusikan kembali dengan keluarga ku. Tolong jaga kesehatan. Karena aku tidak bisa di dekatmu untuk sementara waktu.")("Oke Des, terima kasih untuk perngertianmu. Aku mau masak lagi di dapur. Kamu yang semangat kerja ya.") ("Oke siap.")Desparto mengakhiri komunikasi via pesan singkat dengan Adzana. Desparto kembali be
Desparto dan Siwon tengah mempersiapkan pengajian 40hari meninggalnya Giandra, saja at mereka. Tak lupa Adzana turut membantu Desparto dan Siwon. Kesedihan serta kehilangan sahabat terbaik mereka sejak usia remaja, suka duka mereka hadapi bersama. Persahabatan tanpa melihat status sosial. Namun kini mereka kehilangan sahabat terbaik. Pengajian itu dilakukan selama satu setengah jam. Sembari menunggu tamu datang, Siwon dan Desparto mendekati Adzana."Na, udahan ya nangisnya."pesan Desparto lalu memeluk Adzana."Iya, Na." pinta Siwon juga."Aku gak bisa berhenti menangis, Dian adalah sahabat sekaligus saudara buat aku. Aku benar-benar kehilangan nya." balas Adzana sambil menyeka air mata."Sama aku juga Na."Lalu tamu pengajian datang satu persatu. Dan pengajian pun dimulai.
"Dian, ayo bangun Di." kata Adzana memanggil Giandra yang masih terlelap tidur sambil merias wajahnya. Lalu telfon Adzana berdering., Adzana menghentikan aktivitasnya lalu menerima telfon tersebut."Hallo.""Hallo non Adzana.""Iya dengan saya sendiri, maaf anda siapa ya?""Begini non, bini menemukan botol obat non Dian di meja makan.""Obat apa bi?"tanya Adzana penasaran."Obat magh non Dian."Mendengar pesan dari bibi, Adzana merasa ada yang tidak beres dengan kondisi sahabatnya."Terima kasih untuk informasinya ya, nanti saya telfon lagi."Dengan raut wajah cemas, Adzana segera menghampiri tubuh Giandra. Ia mendekati Giandra yang masih tertidur lelap di kasur. Perlahan Adzana menyentuh telapak tangan Giandra. Tangan Giandra terasa dingin, lalu dia mencari denyut nadi Giandra. Betapa kagetnya Adzana mengetahui bahwa tubuh Giandra tak lagi berdenyut. Namun Adzana tidak memercayai begitu saja, ia menempelkan telinganya di dekat hidung Gi
"Dian, pakaian milikmu hanya ini saja kan?" tanya Adzana memastikan tidak ada pakaian GIANDRA yang tertinggal di kamar sunah sakit."Sepertinya itu saja. Eh tapi kamu kan yang membawa pakaian-pakaian ku kemari, kenapa masih bertanya itu milik ku atau bukan?" balas Giandra bingung."Hehehe, aku hanya memastikan tidak ada yang tertinggal di kamar ini sayang." ucap Adzana membela diri.Suara handphone milik Giandra berdering. "Na, ambilkan handphone ku di tas kecil ku." pinta Giandra kepada Adzana yang masih membereskan pakaian-pakaian Giandra."Iya Di." balas Adzana.Adzana menghentikan aktivitasnya lalu membantu Giandra mengambilkan handphone miliknya kemudia memberikan kepada Giandra."Hallo, ya Des ada apa?""Oh, ya Dian. Aku dan Siwon sudah sampai di parkiran mobil. Kamu dan Adzana tunggu kami di kamar ya." pesan Desparto."Iya Des, makasih ya."Giandra dan Desparto menghentikan obrolan mereka."Siapa Di yang menelfon?""Desaparto,
[PENYEBAB MENINGGALNYA SEORANG MAHASISWI DI KOS MELATI SEJATI ENAM BULAN YANG LALU KINI TERUNGKAP]Tagline berita dari media cetak yang beredar di masyarakat di pagi yang mendung. Tagline berita ini menggegerkan seluruh negeri pasalnya ada melibatkan pemimpin negara sebagai dalangnya."Berita macam apa ini?" tanya pak presiden kepada ajudan nya."Saya juga kurang paham pak.""Melibatkan pemimpin negara?Presiden gitu maksud dari berita ini?""Bisa jadi pak?""Apa maksudmu bisa jadi? Pemimpin negara saat ini adalah saya. Jadi maksud kamu saya terlibat dalam kasus pembunuhan seperti yang diungkap penulis berita di koran ini?" kata pak presiden sambil melemparkan koran yang dibacanya ke arah ajudan yang duduk di sebelah kiri dirinya dan melukai pelipis ajudan tersebut."Keluar.""Maa..aaaaf pak maksud saya bukan begitu.""Keluar kamu dari ruangan saya. Tolak semua panggilan telepon serta wawancara dari semua reporter.""Baaa...iiikk." jawab ajudan pak p
"Bagaimana keadaan Dian sekarang Na?" tanya Desparto kepada Adzana yang baru saja datang dari kampung halamannya."Dian masih belum siuman Des." jawab Adzana sambil menyeka air matanya yang menetes.Desparto lalu memeluk Adzana serta menguatkan mental Adzana. Lalu Desparto mengajak Adzana ke kantin rumah sakit untuk mengisi perutnya yang sejak pagi belum terisi makanan namun ditolak oleh Adzana karena Adzana merasa sedih dan tidak bisa menikmati makanan apapun.Karena ajakan makan ditolak oleh Adzana, Desparto berinisiatif menelfon Siwon untuk membelikan makanan favorit Adzana. Ya, makanan khas Korea Selatan."Siwon, kalo kamu gak sibuk. Saat akan ke rumah sakit untuk menjenguk Dian tolong belikan makanan kesukaan Adzana ya.""Oke Des, nanti aku mampir ke restoran langganan Adzana.""Makasih ya Won.""Sama-sama Des."Desparto menutup panggilan telefon dengan Siwon.
Di caffe "Daun" semua pegawai apotek datang dalam pertemuan perpisahan anak magang. Semua orang yang berada di caffe itu bercanda gurau tak terkecuali Giandra dan Adzana."Kak Adzana." "Iya dek. Ada apa?""Apakah saya boleh mengirimkan pesan ke kak Adzana untuk bertanya lowongan pekerjaan di apotek kak?""Iya tentu saya boleh donk.""Terima kasih kak Adzana.""Iya sama-sama dek."Makan bersama sebagai tanda perpisahan anak-anak magang telah usai. Kemudian semua pegawai dan anak-anak magang kembali ke bus pariwisata untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. "Oke gaes, tolong cek teman sebelah kalian apakah sudah duduk disamping kalian."pinta Dian kepada seluruh penumpang bus pariwisata tersebut."Sudah komplit." Serentak semua menjawab pertanyaan dari Giandra."Pak sopir mari kita berangkat sekarang."perintah Dian kepada pak sopir bus pariwisata."Oke mba dian." balas pak sopir.Bus pariwisata 'Gajah Munkur' melaju dengan kecepatan sedang menuju o