"Aku berbicara seperti itu sama sekali tidak memiliki maksud untuk merebut Danu dari kamu ya 'Ra! Aku hanya menyesalkan aku yang dahulu saja, kau jangan berprasangka buruh padaku soal ucapan itu," ralatnya berusaha meyakinkan Radisha.
Sementara di arah lain Vina sedang menatap keberadaan Radisha, dan Tifany yang sedang terlibat interaksi di ruangan tamu."Dasar Perempuan ular, berani sekali dia berkunjung ke Rumah ini," gumam Vina berkata kasar dengan tatapan tak beralih dari mereka berdua.Sekilas Tifany menoleh pada Vina, ia sadar sejak tadi dia terus di pantau oleh asisten Radisha.'Oh ... jadi itu asistenya Radisha,' katanya dalam hati, kemudian mengitarkan pandangannya ke sekeliling, 'Di mana asisten yang lainnya?'"EKHEM!" Radisha berdeham mengalihkan perhatian Tifany. "Kamu kenapa Ti, itu asistenku di Rumah. Mereka sengaja di sewa oleh Danu.Katanya sih untuk menemaniku di Rumah.""Baik sekali ya Danu, duh ... kamu itu beTifany teramat kesal pada asisten Radisha yang bernama Vina, karena telah sengaja menumpahkan minuman kepada dirinya. Ia lantas bergegas mengganti pakaiannya di kamar mandi.Sementara Radisha masih menunggu Tifany di ruangan keluarga. Radisha masih menggeleng kepalanya, karena tidak tahan ingin tertawa ketika Tifany terkena tumpahan teh oleh Vina. "Astaga Tifany-Tifany ... baru terkena tumpahan teh saja kau sudah seperti itu marahnya, apalagi kalau Vina menumpahkan lebih banyak air padamu. Pasti kau akan memperkarakan semua ini ke jalur polisi," gumamnya terkekeh.Setelah selesai mengganti pakaiannya Tifany lantas bergegas menghampiri Radisha lagi di ruangan tamu. "Radisha, aku jenuh sekali berada di Rumahmu terus, kita jalan keluar yuk! Apa kau mau?" tanyanya menawarkan Radisha untuk jalan bersamanya."Memangnya kita akan jalan ke mana?" Radisha mengalihkan pandangan pada Tifany."Ke mana saja ke Mall juga bisa, aku mau menunjukkan koleksi perhiasan baru l
Kurang lebih memakan waktu perjalanan sekitar setengah jam, mereka memarkirkan mobilnya di halaman sebuah gedung tampak terlihat megah dan di hiasi kelap kelip lampu, sementara di arah lain terlihat para tamu high clash, berpakaian serba mahal dengan outpit yang sudah dapat dipastikan seharga miliaran."Ayo Ra kita samperin teman-teman aku," ajak Tifany pada Radisha."Iya," Radisha terlihat gugup, karena dia tidak biasa datang ke acara-acara pesta seperti ini. Tempat ramai seperti ini tidak cocok untuk orang introvert seperti Radisha. Berbeda dengan Tifany yang seorang Ekstrovert. "Halo semuanya!" Tifany berseru menyapa semua temannya yang ada di sana. Semua orang pun kini menatap pada Tifany yang datang bersama Radisha.Tiba-tiba saja mereka menghampiri Tifany, mereka menyambut hangat kedatangan Tifany sementara Radisha tersisih, dan di lupakan begitu saja oleh mereka semua."AKHHH!" Radisha meringis ketika orang-orang datang
Danu menggebrak meja setelah dia melihat foto Radisha bersama seorang pria yang cukup dia kenal berada seperti di sebuah pesta. Danu merasa cemburu, marah dan campur aduk, darahnya terasa mendidih karena mengetahui miliknya bersama pria lain.Danu lantas menelepon kepada asisten yang sudah dapat dipastikan saat ini bersama dengan Radisha di sebuah pesta itu.'Halo Vina, kau di mana sekarang?!' suara Danu terdengar serak, dan kasar di telinga Vina.'Saya di Rumah Tuan, memangnya ada apa ya? Kenapa Anda menelpon saya?' Vina balik bertanya terhadap Danu.'Kamu tahukan kalau kau bekerja saya bayar, begitu juga dengan Teman-temanmu, tapi kenapa kau tidak mengawasi Radisha dengan baik, atau sekedar melindunginya, kalian malah di Rumah, sementara Radisha sedang berada di sebuah pesta. Apa kau tahu bersama siapa dia pergi?!' Danu menyentak Vina, berusaha memperingatkannya.'Iya Tuan, kami bekerja dibayar oleh Anda. Dan kami minta maaf jika telah mengecewakan Anda, belia
"50juta bagimu tidak terlalu besar bukan? Kalau kau tidak mampu membayar maka jangan harap kau bisa menikmati tarianku!" tegas Vina menuntut bayaran sebesar itu. Padahal, hanya menari saja dengan pria itu.Awalnya pria itu terlihat tak sanggup saat mendengar bayaran yang diminta oleh Vina, tapi setelah pria itu menatap Vina dari ujung kaki hingga ujung kepalanya, ia pun mau memberikan bayaran semahal itu pada Vina.'Gadis bodoh kau pikir aku akan mudah di bohongi olehmu, lihat saja aku akan meminta lebih. Rugi sekali jika aku hanya mendapatkan tarianmu!' ucap pria hidung belang itu menatapnya dengan tatapan licik."Baiklah, ketikan saja nomor rekeningmu Nona," pria itu menyodorkan ponselnya meminta Vina mengetikan nomor rekening."Dengan senang hati Tuan," Vina pun mengambil alih ponsel pria tersebut.Setelah itu mereka pun menari bersama, di tengah musik disc jockey yang terus mendengung. Dengan tarian panasnya Vina berusaha me
Tifany masih merasa bingung pada semua orang yang terus menatapnya dengan remeh, dan juga orang-orang itu terus mencibirnya."HEY! Ada apa dengan kalian? Apa ada yang salah dengan penampilanku saat ini?" Tifany menatap pada satu-persatu orang yang ada di pesta itu."Bukan dandananmu yang aneh Tifany. Tapi, kami selama ini telah tertipu dengan sikapmu yang nampak baik, dan begitu sempurna bagi kami. Tapi, tenyata kau hanya berkamuflase."Orang-orang yang berteman baik dengannya pun kini marah atas sikap baik Tifany yang ternyata palsu ini."Aku sangat haus, kenapa kalian malah seperti ini padaku?" Tifany menenggak segelas air minum untuk menetralkan pikirannya."Halah! Sudahlah jangan berpura-pura Tifany, kami tidak akan lagi termakan oleh tipu dayamu!" ucap seorang yang selama ini dekat dengannya itu.Tifany masih heran dengan sikap mereka yang tiba-tiba saja berubah, dan terlihat seperti memusuhinya. Sejenak Tifany berusaha mene
Malam semakin larut dengan angin yang terus berembus kencang terasa dingin menelisik menembus tubuhnya. Tifany mendesah pelan membayangkan beratnya rasa malu yang harus ditanggungnya setelah keburukannya terbongkar publik."ARGHHH!" teriaknya histeris dia tidak terima dengan perlakuan orang-orang terhadapnya.Tifany mencoba membuka ponsel memutar ulang Videonya yang Viral di kalangan netizen. Dia meringis ketika melihat komentar negatif yang mencaci bahkan menuduhnya kalau selama ini telah melakukan pencitraan.Tifany mengetik di kolom komentar berusaha membela dirinya. Dia memarahi setiap orang yang telah mengomentari perbuatannya selama ini.Namun, tetap saja semua itu tidak bisa mengubah keadaan dia tetap di pandang buruk oleh semua orang. Komentar menyakitkan itu terus saja berdatangan menunjuk dirinya."Aishhhh!" Tifany menggeleng kepalanya, "Aku bisa gila bila terus menyaksikan semua ini." Tifany segera menutup l
"Kamu salah paham Radisha, maksud aku tidak seperti itu," Danu mengejar Radisha, dan memberikan pengertian pada istrinya kalau dia telah salah paham dengan ucapannya.Radisha duduk di sofa ruang makan dia menangis sejadi-jadinya, tidak kuasa menahan kesedihannya saat ini, ia terisak dalam tangisnya duduk di ruangan keluarga menutup wajahnya dengan kedua tangannya."Kenapa semua ini harus terjadi, padahal aku sama sekali tidak ingin semua berakhir seperti ini," lirihnya dengan buliran air mata terus menetes."Aku sama sekali tidak ingin seperti ini Radisha, tapi keadaan yang memaksa kita melakukan semua ini. Aku tidak ingin berpisah denganmu kamu harus yakin itu, itu hanya ketakutan kamu saja," Danu merasa bersalah pada Radisha karena telah berbicara kasar terhadap istrinya.Danu meraih tangan Radisha, dan menciumi tangan itu. "Aku mohon maafkan aku," ucap Danu meminta maaf pada Radisha."Sebelum kau meminta maaf padaku, aku sudah memaafkanmu Danu ... akupun
Tanpa sepengetahuan Danu, dan lima asistennya Radisha menatap pada mereka yang sedang terlibat interaksi."Kalian kalah mau libur ya libur saja, tidak usah mengkhawatirkan saya," Radisha mengijinkan mereka untuk berlibur selama dua hari.Kini mereka semua beralih menatap pada Radisha yang terus berjalan menuruni tangga menghampiri mereka yang sedang mengobrol di ruangan makan."Kamu mau makan apa sayang?" tanya Danu pada suaminya. "Apa saja yang penting aku bisa menikmatinya bareng kamu," Radisha lantas duduk di samping suaminya."Gombal," ledek Danu terkekeh.Sontak Radisha menutup mulutnya sendiri, "Apa Gombal? Siapa yang ngegombal? orang aku biasa!" Radisha merenggut karena tidak rela jika dia di katai menggombal oleh suaminya."Lantas, kalau bukan gombal apa namanya?" "Merayu," seloroh Radisha kesal. Dan tak melanjutkan ucapannya lagi."Jangan marah Istriku, masa begitu saja kau marah sih. Aku hanya bercanda," rayu Danu terhadap Radisha, aga