"Kau benar, apakah orang yang membantu Shin Long, kini bersama mereka?" tanya Raja Bajak Laut sambil terus memperhatikan apa yang terjadi. Sambil membuat isyarat agar kapal dilindungi dengan perisai yang bisa menahan serangan yang datang.
"Sepertinya mereka punya ahli kapal, hingga Kapal Yamato itu bisa kembali berlayar!"
"Bukan hanya kembali berlayar, tetapi memiliki persenjataan yang hebat!" tambah Raja Bajak Laut menanggapi ucapan anak buahnya.
BYARRR
Suara air laut tiba-tiba muncrat, ketika ada orang yang tiba-tiba muncul. Kemudian melakukan salto beberapa kali sebelum turun ke kapal Naga Hitam. Dimana di tempat tersebut sudah bersiap banyak orang yang akan menyerang. Dimana ada Empat orang yang masuk ke kapal dan harus menghadapi seluruh awak kapal Naga
"Kalian juga Bajak Laut, seharusnya tahu tentang tabiat orang pemerintahan?" ucap Huang Ling ikut berkomentar."Bukankah kau juga orang pemerintahan Yamato?" tanya Raja Bajak Laut tampak heran dengan sikap Huang Ling yang kini berbeda dari sebelumnya."Bukan lagi, aku sudah menanggalkan semuanya!""Lalu kenapa kau menyerang?" keluh Si Mata Picak tampak heran dengan apa yang terjadi.“Bukankah kau sebenarnya orang Han Zhou?” tambah Si Kaki Tunggal."Aku tak terima diserang oleh kalian tanpa aba-aba, kau harus mempertanggung jawab atas perbuatan kalian!" Huang Ling juga sudah bersiap menggunakan Pedang Samber Nyawa yang dikembalikan oleh Mei Ling. Mengingat Mei Ling sebenarnya pemilik pedang yang p
"Andaikan aku tak menyusul dirinya ke sini, mungkin semua kejadian ini tak akan terjadi!" keluh Ratu Bajak Laut yang ingat dia nekad untuk pergi dari tempat kelahirannya untuk menyusul saudaranya. Saudara yang sebenarnya cukup jauh, namun juga sahabat lama. Bahwa dia ingin memberikan sesuatu kepada saudaranya dulu selalu melindunginya itu."Apa kalian akan menyerah sekarang?" ucap Huang Ling yang sudah mengarahkan pedang ke leher Raja Bajak Laut. Jelas membuat semua awak Kapal Naga Hitam tampak terkejut dengan apa yang terjadi.Raja Bajak Laut hanya diam dengan tangan ke atas, seperti simbol bahwa mereka menyerah. Jelas membuat semua awak kapal tak menyangka jika Raja Bajak Laut malah melakukan hal itu."Apa seorang Raja Bajak Laut menyerah begitu saja?" ucap Huang Ling yang curiga kenapa lelaki tampan d
Semua tampak sedang menyiapkan strategi agar bisa melawan pemerintahan Yamato. Selain tentunya dengan menunggu dokumen rahasia yang ada di Pulau Berlian."Berarti nanti kita akan bagi menjadi tiga pasukan untuk menghadapi Yamato. Pertama ada yang menyusul ke Pulau Berlian jika terjadi apa-apa dengan Naga Hitam." ucap seorang Panglima Besar Kekaisaran Han Zhou."Kedua yang bergabung menjadi tamu undangan dari Pulau Emas dalam acara persembahan Dewi Matahari." ucap Panglima Besar lagi yang sedang memimpin menyusun strategi. Sambil menunjuk peta strategi yang nantinya akan menjadi jalur penyerangan yang baik."Tetapi sepertinya kita perlu mata-mata khusus untuk masuk ke Pulau Bunga!" ucap salah seorang Panglima yang setingkat di bawah Panglima Besar."Betu
Sebagai informasi Liong Yu adalah Raja Bajak Laut dengan nama aslinya, sebuah rahasia yang belum terungkap. Ternyata hal itu yang membuat Bajak Laut Naga Hitam mau bekerja sama dengan Kekaisaran Han Zhou. Bukan saja karena dibayar dengan uang, tetapi dengan jaminan juga. Namun orang-orang Han Zhou menganggap bahwa Liong Yu adalah anak dari Naga Hitam pertama yang dijadikan tanda kesepakatan dengan Raja Bajak LautHal itu sepertinya yang membuat Sang Kaisar Han Zhou curiga dengan pengkhianatan itu. Sehingga meminta Panglima Liang Feng untuk menyelidikinya."Kenapa kau tidak bergabung saja dengan kami, Bajak Laut Kuning?" ajak Yuan Shen yang kagum dengan kemampuan dari Panglima Liong Yu."Ayahku akan menyesal dengan hal itu, tak mungkin meludahi mayat pimpinan Naga Hitam?" keluh Liong Yu yang sangat bernaf
Huang Ling mengikuti Sagara dari belakang penuh waspada, sambil melihat dengan mata awas. Penampilan mereka tidak berubah hanya saja Huang Ling kini juga menggunakan bedak putih seperti wanita pucat. Berbeda dari Sagara yang menyembunyikan Tangan Tengkorak hingga seperti pemuda biasa, juga tambahan rambut panjang.Hal itu jelas membuat penampilan mereka jelas dicurigai, sehingga benar-benar harus betul-betul waspada.Ketika menyusuri kampung yang kosong, Sagara merasakan ada puluhan mata yang melihat. Mereka seperti ketakutan dengan kedatangan Sagara dan Huang Ling ke tempat tersebut.Sehingga memilih untuk menutup rapat pintu rumah, takut terjadi apa-apa dengan mereka. Hal itu jelas membuat Si Tangan Tengkorak tampak hati-hati dengan langkahnya, takut mengundang kegaduhan.
"Terima kasih Tuan, telah menolong kami," ucap salah satu orang. Orang yang bicara seorang lelaki tua yang menunjukkan jika dia dituakan di kampung tersebut."Aku tidak bermaksud menolong kalian, hanya kebetulan lewat saja," ucap Huang Ling yang tampak kesal dengan sikap orang di tempat itu. Padahal sebelumnya dia juga pernah untuk menginap di salah satu rumah di tempat tersebut."Maafkan kami telah curiga pada kalian," ucap orang salah seorang pemilik penginapan di tempat tersebut"Tidak apa, sudah biasa jika bertamu ke tempat asing," ucap Sagara mencoba mencairkan suasana Huang Ling yang masih kesal.“Tolong tuan berkenan untuk menginap saja di tempat kami, tidak usah membayar," ajak si pemilik penginapan kepada kedua orang di depannya.
"Mohon maaf, anak buah Tuan menuduh tamu saya sebagai anggota Bajak Laut Naga Hitam. Padahal hanya pedagang menuju ke Nanjing, karena terdesak mereka membela diri.""Oh jadi sekarang kau membela tamu asing itu?" ucap salah satu anak buah Bajak Laut Kuning tersebut, yang tak ingin dirinya disalahkan."Tidak Tuan, saya hanya bicara sesuai kenyataan," ucap pemilik meskipun ada rasa takut. Penginapan masih dengan keadaan membungkuk."Apa benar yang dikatakan lelaki tua itu, Tangan Martil?" tanya pimpinan tersebut kepada orang yang sebelumnya dibuat tak berkutik di tangan Sagara."Bohong, mereka justru menyewa orang asing itu untuk melawan kita!" ucap Tangan Martil malah berdusta. Lelaki itu sepertinya kesal dengan orang-orang yang ada di tempat tersebut.&nb
Si Kepala Baja juga dapat merasakan betapa kuatnya aura kekuatan lawan di depannya."Aku harus turun tangan, jika tidak semua anak buahku akan mati," ucap Yuan Shen melompat ke arah Sagara yang hampir saja membunuh Si Kepala Baja. Langsung akan menuju tempat pertarungan, ikut membantu anak buahnya yang lain.Tidak seperti Tangan Martil yang masih diam sambil bersembunyi di balik pohon, tak sadar jika pimpinannya sudah ikut bertarung."Wajah Pucat, apa tidak tertarik melawan Yuan Shen?" tanya Sagara kepada Huang Ling yang sedang melawan anak buah bajak Laut Kuning."Tentu saja tertarik,.""Tidak usah khawatir, pedang yang kau bawa sangatlah mengerikan," ucap Sagara tampak paham jika pedang yang ada di t
Kening si pemuda sudah berkeringat, dia seperti diinterogasi oleh seorang hakim ketika dituduh maling ayam.Adipati Mandalagiri mengangguk-angguk kepala sambil mengelus jenggot yang tak ada. Terus berpikir apa yang sebenarnya terjadi pemuda di depannya."Kau harus bersyukur diberi kemampuan itu," ucap Adipati Mandalagiri sambil mangut-mangut.Sagara hanya bisa mengangguk, walau sebenarnya sudah tahu apa yang dibicarakan lelaki di depannya. Datuk Rambut Merah sudah menjelaskan semuanya kepadanya."Baiklah. Ayo dimakan, pasti kamu lapar," ucap Adipati Mandalagiri memutuskan untuk tidak bertanya lagi.Keduanya kemudian makan malam bersama sambil saling bercerita apa yang sebenarnya terjadi di Negeri
Sosok pertama yang menyerang Sagara terjatuh ketika kepalanya terkena pukul sarung Pedang milik Samurai dari Selatan yang belum diketahui namanya itu. Sosok serba hitam tersebut malah tak sadar diri akibat pukulan yang sangat telak.Melihat hal tersebut, sosok serba hitam yang bicara menjadi gugup. Jika kawannya ketahuan, maka dia akan dicurigai. Sehingga dia mencari cara untuk bisa membawa kawannya meloloskan diri dari Mandalagiri."Teknik Pedang Bulan? Jurus itu sudah puluhan tahun menghilang," ucap Adipati Mandalagiri mengenal jurus yang diperagakan oleh Sagara."Ada hubungan apa dia dengan Bajak Laut yang hilang puluhan tahun lalu dari Tanah Jawa itu?"Sementara itu pertarungan terus terjadi, sosok serba hitam malah kepayahan. Namun dia terpaksa men
BRUKK!Namun sebelum nyawa Adipati Mandalagiri akan melayang akibat serangan lawannya. Ada seseorang yang menolongnya dengan menggebuk sosok serba hitam menggunakan sarung pedang.Melihat siapa yang ada di depannya, sosok serba hitam itu terkejut."Kenapa dia ada disini? Bukankah seharusnya dia...?" tanya sosok tersebut dalam hatinya. Namun tak menyelesaikan ucapannya karena lawannya keburu menerima serangan. Padahal serangan tersebut hanya memakai warangka pedang yang dipegang secara menyilang dengan dua tangan.Pertarungan aneh terjadi ketika sosok serba hitam menyerang lawannya. Hal itu terjadi karena lawannya hanya menggunakan warangka pedang tanpa olah kanuragan.Namun yang lebih aneh lagi,
Betul saja apa yang dilihat oleh Sagara sebelumnya. Ada orang berpakaian serba hitam lengkap dengan topeng kayu yang dicat hitam. Persis seperti orang sebelumnya yang mencegat Sagara dan Putri Dara Murti dalam perjalanan pulang.Namun kini tampak aneh, mereka menyerang sore hari. Serta hanya dua orang saja yang datang ke Kediaman Adipati yang tidak memiliki orang dengan kedigdayaan tinggi itu.Sagara kemudian segera menuju ke pusat Kadipaten Mandalagiri untuk menyimpan kudanya. Beruntung meskipun sudah sore namun ada jasa penitipan kuda yang masih buka, sehingga dapat bergerak dengan mudah.Tujuan Sagara adalah kediaman Adipati Mandalagiri, dia yakin bahwa lelaki tua itu yang diincar. Namun ketika dia sampai di kediaman Adipati Mandalagiri, justru dicegat oleh prajurit kadipaten yang bertugas berja
"Justru karena aku bagian dari mereka, sehingga paham apa yang direncanakan. Terutama tentang tertua Istana, sepertinya dia yang punya rencana menyingkirkanmu, Randu Pandega!"."Bukankah semua ini dari Sepasang Iblis Tongkat Emas?" tanya Sagara lagi yang heran dengan ucapan Ratu Bajak Laut."Betul tentang itu, tetapi dia terlibat dengan pimpinan di Istana Negeri Perak," ucap Randu Pandega lagi, seperti mendukung ucapan Sang Ratu."Apa tujuannya berbuat seperti itu?""Menguasai dunia kedigdayaan, yang pertama adalah Negeri Perak," ucap Randu Pandega lagi."Jika begitu, berarti dia ingin merebut kekuasaan Negeri Perak juga?" tanya Sagara."Bukankah diri
"Sekarang giliran dirimu, Randu Pandega!" seru Datuk Rambut Merah. "Meskipun ini luka luar, tetapi akan kucoba menyembuhkannya," ucap guru Dara Murti."Terima kasih sebelumnya, Datuk!""Tidak usah sungkan, itu sudah kewajibanku untuk menolong orang yang sakit," tambah Datuk Rambut Merah.Pada akhirnya Sagara dan Randu Pandega sudah merasa mendingan. Kini mereka hanya butuh istirahat serta perlu meminum ramuan untuk mempercepat penyembuhan.Ketika sudah selesai, Sagara punya pertanyaan kepada Datuk Rambut Merah."Apa Datuk paham dengan Pedang milik Samurai dari Selatan ini?" tanya Sagara sambil menjelaskan kenapa senjata itu ada di tangannya."Tentu sa
Tuan Putri itu akhirnya mengambil beberapa harta, lalu memasukkan ke dalam kain hitam. Setelah itu membiarkan harta sisa yang jumlahnya masih sangat banyak."Ini kamu ambil saja, untukmu secukupnya. Sedangkan sisanya kau bagikan ke rakyat kecil yang ada di Negeri Perak ini," ucap Tuan Putri Dara Murti. Meskipun punya niat baik dia tak punya niatan untuk mengembalikan harta ke Negeri Perak.Perempuan itu paham jika rakyat Negeri Perak memang sedang kesulitan sehingga membutuhkan uluran tangan. Hal itu terjadi akibat ulah para pejabat mereka yang terkenal tamak. Pajak yang dari masyarakat kadang tidak sampai ke pusat dengan tarif yang cukup mahal."Terima kasih, saya berjanji tidak akan merampok lagi," ucap pimpinan begal tersebut."Itu terserah kau, namu
Setelah itu para begal terkejut dengan kedatangan dua orang pemuda yang kini berada di belakang si gadis. Keduanya tampak tersenyum kepada gadis yang akan ditolongnya tersebut."Kalian? Kenapa bisa ke sini?" ucap gadis berpakaian hijau corak tersebut. "Sagara, dari mana saja?" tanya gadis itu lagi yang jelas adalah orang yang dikenalnya."Simpan saja pertanyaan itu Tuan Putri, nanti kami Jawab," ucap pemuda yang tak lain Sagara yang sedang berada di samping kanan sang gadis yang ternyata adakah Tuan Putri Dara Murti."Lebih baik kita cepat selesaikan pertarungan, lalu kita pergi dari sini!" seru pemuda satunya yang tak lain Randu Pandega, dia berada di samping kiri Tuan Putri.Lalu menatap lawan dengan posisi waspada. Ketiganya saling membelakangi
“Tentu saja, aku berjanji,” ucap Randu Pandega. “Lagi pula kita bisa bekerja mengungkap tabir di Negeri Perak, kan?”Mendengar hal itu, Sagara kemudian menatap Randu Pandega ternyata tersenyum kepadanya. Tak ada salahnya jika dilakukan bersama, apalagi mereka adalah sahabat sedari kecil. Meskipun Sagara selalu menjadi korban ejekan dari Randu Pandega karena menjadi anak yang sangat lemah.“Sepakat?” tanya Sagara.“Sepakat!”Keduanya lalu bersalaman, pertanda mereka sudah baikkan. Keduanya memang saling segan sehingga timbul prasangka yang tidak baik. Kini semua sudah beres ketika keduanya berani jujur.“Aduh, aku melupakan sesuatu?” keluh Sagara yan