Di cafe Top city, yaitu cafe yang terkenal dengan makanan enak, namun sangat murah meriah dan suasananya yang klasik dengan hiasan kayu bambu dan tanaman rambat plastik yang sangat indah. furqon dan Pangeran duduk menunggu pesanan mereka.
“Pangeran, kamu harus secepatnya kembali ke Sinaboi Raya” Perintah furqon sambil menatap tajam pada pangeran.
“beri aku satu alasan kenapa aku harus kembali” pangeran hanya menanggapi dengan santai penyataan furqon, karena ini jelas bukan yang pertama kalinya.
“aku sangat membenci kalian yang datang dan bertingkah di rumahku” jawab furqon dingin.
“Memangnya apa yang aku lakukan? Aku hanya datang untuk liburan, aku juga mengurus diriku sendiri, aku datang karena mama juga ingin aku menjenguk mu, dia rindu dengan keponakannya” jawab pangeran dengan gaya santainya.
“bukankah kau sudah melihat aku baik-baik saja, sampaikan pada tante Iriana ia tidak perlu mengkhawatirkan aku,” furqon tetap serius
“itukan alasan kedua ku, alasan pertama ku adalah LIBURAN” jawab pangeran dengan nada mengejek.
Furqon memang selalu kewalahan melawan pangeran, diantara semua sepupunya hanya pangeran yang menjadi lawan bicara yang seimbang dengan nya. “kamu fikir rumah ku itu tempat wisata”
“Nggak, aku malah mikir itu rumah angker” jawab pangeran asal-asalan sambil menatap layar ponsel nya.
“lalu kenapa masih mau liburan disitu?” Furqon yang mulai kesal.
“Yaaa sekalian untuk uji nyali” jawab pangeran dengan nada mengejek, mendengar jawaban pangeran darah furqon mulai mendidih
“Kenapa tidak dikuburan saja, huh?”
“buat apa? Kuburan sama hantu-hantunya saja masih kalah mengerikan dari rumah mu dan tuan muda nya” jawab pangeran acuh tak acuh sehingga membuat furqon benar-benar geram.
"Apaaaa????” furqon terbelalak,
Dan pangeran hanya tersenyum kecut menanggapi reaksi furqon.
furqon tidak tahu bagaimana lagi menghadapi sepupunya yang satu ini. Biasa nya sepupu sepupu yang lain bahkan takut jika furqon hanya menatapnya saja. Tapi pangeran ini sama sekali tidak ada takutnya. Akhirnya furqon diam dan menunggu makanan yang telah ia pesan, ia benar-benar menyerah berdebat dengan pangeran.
Dua orang remaja yang sangat tampan itu sibuk dengan ponsel masing-masing, hingga makanan yang mereka pesan datang,
“Furqon, kenapa Cuma pesan nasi putih, ikan goreng dan air putih saja?” Tanya pangeran terheran…
Furqon menatap sekilas wajah pangeran yang keheran
“Yaaa memang tidak salah sih, tapi di café yang terkenal ini masa kamu tidak mau mencicipi menu special nya” pangeran terkekeh sendiri seakan mengerti arti dari tatapan furqon yang sekilas itu. Pangeran mulai menyantap hidangan yang ada didepannya, beef steak dan cumi-cumi asin pedas.
Saat sedang makan, pangeran tiba-tiba melirik furqon, ia bingung dan merasa iba melihat sepupu nya makan. Benar-benar jauh dari kata mewah, walaupun sepupu nya tu memiliki harta yang cukup banyak, bahkan furqon makan dengan menggunakan tangan.
Tiba-tiba tersadar dari lamunannya ketika seseorang menyapa, furqon juga melihat kearah datang nya suara.
“Rahelsa?” furqon bergumam.
“Maaf furqon, akuuu … haah kamu ???” rahelsa sedikit tersentak melihat pangeran…
Begitu juga pangeran, ia merasa pernah melihat gadis itu, tapi ia lupa dimana.
“Kamu yang melempar air mineral itu kan?
“ahhh iya, aku baru ingat, bagaimana keadaan teman mu?” Tanya pangeran yang tiba-tiba ingat ruqayya yang sempat pingsan waktu itu
“jika aku tidak menghubungi mu, itu arti nya kami berdua baik-baik saja”
“ohhh bagus lah” jawab pangeran santai
“Fur.. qoonn…boleh aku meminjam uang?” Tanya rahelsa sambil menunduk
Kedua nya keheranan, bagaimana bisa gadis ini berani, bahkan terhadap di manusia es seperti furqon.
“Aku tadi kesini bersama kedua orang tuaku, merayakan hari jadi pernikahan mereka, tapi sayang nya, aku tidak tahu kenapa uang yang ada di tas ku tiba-tiba hilang, ayah meminta aku yang memegangnya, karena aku yang mengatur perayaan ini” wajahnya menunduk dan memelas, karena furqon masih diam, ia menambahkan lagi
“kami tidak pernah makan bersama di café ini, jadi jika kami tiba-tiba pulang kedua orang tuaku pasti sedih, ditambah lagi kalau mereka sampai tahu kalau uangnya hilang begitu saja”
“berapa yang kamu butuhkan?” tiba-tiba pangeran menjawab karena furqon hanya diam dan tampak berfikir
Rahelsa beralih menatap pangeran “lima ratus ribu” ia bergumam lirih
Lalu pangeran mengeluarkan uang nya,
“Aku akan menggantikannya dalam waktu 1 bulan” jawab rahelsa bersemangat.
Pangeran dan furqon sama-sama terkejut “Satu bulan?”
“iyaa, maaf ya aku tidak bisa lebih cepat dari itu, karena uang jajan ku hanya 300 ribu sebulan, dan gaji ku 500 ribu”
“oke baik lah, itu arti nya aku harus menguji nyali ku selama sebulan di kota ini” jawab pangeran santai, lalu ia terkekeh menatap furqon yang tebelalak menatap nya.
Rahelsa tidak mengerti maksud ucapan pangeran tapi ia tidak peduli lalu berterima kasih dan kembali ke orangtua nya.
“bagaimana gadis itu mengenal mu?” Tanya pangeran tiba-tiba
“kami satu kelas”
Pangeran mengangguk “Kamu bahkan tidak mau membantu teman sekelas mu” pangeran mengejek
“Aku tidak bawa uang tunai” jawab furqon singkat
“Lalu kenapa kamu hanya diam dan tidak menjawab, kasian kan , dia pasti putus asa sehingga ia memutuskan untuk melakukan pilihan terakhir, yaitu mendatangi horror boy, benar-benar menguji nyali, kamu tau kalau missa aauu aduuhh”pangeran yang kesakitan karena kaki nya tiba-tiba diinjak oleh furqon,
“jangan berbicara saat makan” furqon tersenyum kecil
Melihat itu, pangeran merasakan ada sesuatu yang hangat didalam hati nya. seharian ia tidak melihat senyum furqon sama sekali, hanya mata yang sering melotot. Ia tetap pura-pura kesakitan dan melanjutkan makan malam nya.
Selesai menuntaskan rasa lapar mereka, kedua saudara sepupu itu bersiap meninggalkan café, sekilas furqon melirik kearah rahelsa yang terlihat sangat bahagia bersama kedua orang tuanya. Terlihat sangat hangat dan indah. Lalu furqon berjalan menuju mobilnya. Sesaat Furqon menatap kosong kearah jalanan yang disinari oleh lampu-lampu yang redup beberapa detik, lalu menghidupkan mesin mobil nya, setelah melaju beberapa meter, furqon ingin melintas ke sisi kiri jalan, tiba tiba brruuukkk dan mobil berhenti mendadak. Terlihat seorang lelaki tua dengan sepeda butut nya terjatuh didepan mobil furqon. “laahh ini kakek-kakek dari mana datang nya?? tiba-tiba menabrak mobil?” Furqon dan pangeran lalu keluar menghampiri sang kakek. “maaf kek, kakek tidak apa-apa” “maaf nak, tadi saya buru-buru untuk menyeberang, hingga nekat menyeberang dari sisi ini tanpa melihat kiri kanan.” “Ohhh lain kali hati-hati pak, ada yang terluka?” “tidak nak, tidak, han
“Apa???” Tanya pangeran keheranan dan terkejut Furqon lalu meremas rambutnya ia sangat kesal seluruh tubuhnya serasa minta dipukuli, ia mengepalkan kedua tangannya. Melihat hal itu pangeran bertanya lagi, “Apa kamu yakin furqon? Lelaki tua tadi yang membunuh ibumu? Furqon menatap pangeran dengan mata yang berbinar “Apa menurutmu aku lupa atau salah mengenali pembunuh ibuku? Sejak beumur 11 tahun, mimpi buruk itu menghantuiku setiap malam,jadi bagaimana mungkin aku melupakan wajah bajingan itu? tidak sekitpun aku lupa setiap detik kejadian waktu itu” Untuk pertama kalinya furqon berbicara terbuka kepada sepupunya, padahal biasanya ia hanya berbicara sepatah duapatah kata saja. mendengar semua itu, pangeran lalu terdiam, lalu furqon menambahkan lagi “Dan bahkan, Pria itu juga yang mencoba membunuh ayahku.” Pangeran makin terkejut mendengarnya “dari mana kamu tahu fur?” Tanya nya semakin penasaran Fla
Jam 07.00 pagi, furqon pulang kerumah bersama sepupunya itu. Bu diyah, dan Pak Lukman bergegas menghampiri tuan muda mereka yang tak pulang semalaman. “Tuan, dari mana saja? kenapa tidak pulang semalam? Apa tuan baik-baik saja” Tanya bu diyah sangat khawatir, karena ini adalah kali pertamanya furqon tidak pulang kerumah. Biasanya walaupun sudah dini hari, furqon pasti akan tetap pulang. “Apa yang terjadi tuan? Kenapa kepala sama tangannya diperban?” pak luqman yang tak kalah khawatir “Aku baik-baik saja, aku ditabrak mobil saat mengejar pencopet” jawab furqon tanpa ekspresi “Ohhh tuhaan… lalu apa yang terluka tuan muda???” “hanya luka biasa bik, semalam aku sudah dirawat di rumah sakit, permisi aku mau istirahat” Furqon berjalan sendiri menaiki anak tangga menuju kamarnya yang dilantai atas, sementara pangeran ditahan oleh pak luqman dan bu diyah “Bagaimana tuan muda bisa terluka? Apakah pencopet itu memukuli tuan muda? Apa pen
Kedua mata dua besaudara itu terbelalak, terutama pangeran. Ia baru saja bertanya dan seakan mendapatkan jawabannya langsung dan itu… itu adalah suara bu Diyah… Apa mungkin bu diyaah??? Furqon berjalan ke arah pintu dan membukanya sedikit. furqon memang sangat memprivasikan kamarnya, bahkan para pembantu tidak pernah masuk walau untuk membersihkan kamarnya, semuanya ia urus sendiri. “Terima Kasih, bik” jawab furqon dengan raut muka datar seperti biasanya “Sama-sama tuan, jaga kesehatannya tuan, tadi tanpa sengaja saya menyentuh tangan tuan, dan tubuh tuan dingin sekali, saya hanya khawatir tuan akan demam” Ucap bu diyah sambil melihat kearah furqon. “Terima Kasih bik” ucap furqon dengan sedikit senyum kecil di ujung garis bibirnya. Bu diyah pun tersenyum karena memang tuan mudanya itu jarang sekali bahkan hampir tidak pernah tersenyum setelah kejadian tujuh tahun yang lalu. Furqon kembali menutup pintu dan membawa wedang jahe itu dengan hati-h
“Aku kan sudah bilang, aku mau uji nyali” jawab pangeran sambil menyunggingkan senyuman “Bagaimana mungkin aku meninggalkan kamu sendirian bersama para psikopat itu fur? Aku ini sepupu mu! Aku bahkan tidak bisa berfikir bagaimana mungkin kamu bisa bertahan dengan situasi yang bisa membunuhmu setiap detiknya” “Sejak usia 11 tahun, kamu bahkan sudah mengetahui semuanya, dan kamu masih berani memejamkan matamu pada malam hari, dan menyantap makananmu yang bisa saja terdapat racun di dalamnya? apa yang kamu pikirkan furqon.!!!! “Selama ini aku berpikir kamu membenci aku, keluargaku dan semuanya, tapi sekarang aku sadar, kenapa kamu melarang kami minum atau makan masakan pembantu disini, dan melarang kami berkunjung kalau kamu tidak ada. Sekarang aku… aku .. mengerti fur… maafkan aku dan keluargaku yang bahkan tidak mencoba mengerti kondisi mu” mata pangeran tiba-tiba berkaca-kaca mengingat semua tindakan furqon yang sangat dingin dan kejam kepada seluruh keluarga
“saya tidak melarang tuan, tapi kalau bisa jangan pacaran dulu, saya minta dia fokus belajar dan jadi orang sukses, biar tidak jadi pembantu seperti ibunya” “Kalau pacarannya sama saya boleh bu?” Furqon dan bu Diyah sama-sama terkejut dan memandang kearah pangeran “Ahhh tuan, yang benar saja” bu diyah tersenyum kaku, dan tidak tahu harus menjawab apa, ia tidak enak harus menolak, juga tidak mungkin mengatakan iya. pangeran adalah anak orang kaya, yang bahkan lebih kaya dibandingkan furqon, bagaimana ia bisa menyinggung perasaan pangeran. Pangeran mengerti maksud dari senyum bu diyah, ia juga ikut tersenyum dan sedikit tertawa kecil “kalau tidak di restui ya tidak apa-apa bik, bibik memang ibu yang baik, semoga laras bisa sukses, dengan orang tua bak malaikat seperti ibu dan pak lukman” “Terima kasih tuan” bu diyah tersenyum malu, lalu pergi meninggalkan dapur “restu? Malaikat?” furqon tiba-tiba bersuara setelah bungkam sejak tadi,
“Gilaaaa, apa aku baru saja tertarik dengan anak psikopat itu? Iiii” pangeran langsung bergidik ngeri membayangkan kalau misalkan pembunuh itu bekerja sama dengan kedua orang tua larasati. Waktu berlalu begitu saja, hingga malamnya pangeran tetap menemani furqon seharian dirumah. Malam berlalu tanpa ada hal-hal yang yang penting ataupun special, hingga matahari membangunkan mereka. Pagi itu sangat cerah, setelah selesai sarapan, furqon menyampaikan pesan kepada pangeran, agar berjalan-jalan di luar rumah, dan jangan pulang, seelum ia pulang dari sekolah. Disekolah…. “Hai furqon, bagaimana kabar mu?” Tanya Ruqayya dengan senyum yang dibuat-buat “Baik” furqon menjawab dengan singkat dan langsung berlalu menuju tempat duduknya “Furqon, semalam kenapa kamu absen?” Furqon tiba-tiba bingung bagaimana harus bersikap, ia sama sekali tidak ingin beramah-tamah dengan gadis di depannya, lalu ia melihat gadis itu sekilas, dia adalah gadis ba
“Apa???” “Iyaa furqon, dia adalah kakeknya Rahelsa, Aku tidak akan bertanya kenapa kamu begitu tega memukul seorang kakek yang lemah dan tidak berdaya seperti itu, tapi apapun alasannya kamu tidak seharusnya memukul atau menendangnya seperti itu, itu adalah hal yang salah fur” Flashback On Sebelum ke sekolah, Ruqayya berkunjung ke rumah pak Seno, ia membawa sarapan yang dititipkan oleh ibunya untuk pak seno dan putrinya yang sedang sakit jiwa” “Permisi, kakek Seno, Kak Ayu, ini saya Ruqayya” “Ohh nak Ayya, ayo masuk nak,.. silahkan duduk” Ruqayya masuk dan duduk di kursi kayu yang sangat antik itu… “Waah, makasi nak, hampir setiap pagi kamu mengantar sarapan ke sini, apa tidak telat ke sekolahnya? “Tidak pak, ini baru jam 06.45 pagi, Oh yaa wajah kakek kenapa? Kakek habis berkelahi?” Tanya ruqayya yang pura-pura tidak tahu, “Tidak nak, ini… semalam saat kakek mau ke rumah makan tempat rahelsa merayakan har
Saat bu Diyah dan Pak Lukman mengangkat tubuh Furqon, tiba-tiba langkah pak Lukman terhenti.“Bu, Bagaimana kalau Tuan Furqon sudah melaporkan kita ke polisi?” ujar pak Lukman tiba-tiba.“Huh? apa itu mungkin?” tanya bu Diyah dengan ragu.“Apa nya yang tidak mungkin, Bu? Ibu lihat sendirikan bagaimana dia seperti kerasukan tadi saat memanggil nama kita,” tukas pak Lukman dengan wajah serius.“Iya sih, Pak, tadi dia bilang ke Hasan untuk melaporkan kita ke polisi. Jadi ini bagaimana, Pak? Apa kita bunuh saja?” tanya bu Diyah yang sudah mulai panik.“Ibu, sih. Tadi kan Bapak juga udah bilang, harusnya dibunuh saja! tapi ibu bilang harus tunggu amnesia dulu,” gerutu pak Lukman yang mulai kesal.“Jadi ini bagaimana Pak?” ujar bu Diyah.“Sekarang kalau kita membunuh Tuan Furqon, itu tidak akan menguntung apapun bagi kita, jika kita biarkan hidup pun, kita juga pasti akan dipenjara,” ujar Pak Lukman dengan menatap tajam pada bu Diyah.“Ya sudah, bunuh saja, Pak, karena keadaan kita tidak ak
“Pangeran!” teriak Furqon menggelegar setiap cangkul itu melayang ke udara. “Kharisma!” teriak Furqon lagi. Furqon terus menggali tanah itu semakin lama tanah itu terasa semakin padat, “Apa ini? kenapa tanah ini semakin padat?” ucap Furqon. Tanpa mempedulikan kejanggalan itu, Furqon terus menggali tanah itu. Brukkk! Tiba-tiba ada yang memukul kepala Furqon, “Akh!” lirih Furqon. Seketika tubuh Furqon ambruk ke tanah. Pandangan Furqon menjadi buram dan berputar-putar, ia merasa pitam. Lalu ia mencoba untuk bangun, tiba-tiba tubuhnya ambruk lagi kerena tendangan dari seseorang dari belakang. Furqon seketika menggenggam erat tanah bekas cangkulannya, dengan sigap ia lempar tanah liat yang lembek itu kearah belakang. Namun Furqon sama sekali tidak mengenai targetnya. Dengan buram ia melihat bayangan seseorang “Pak Luk…man…” ujar Furqon, pandangan Furqon juga beralih kearah tangan pak Lukman yang memegang palu. Furqon tersenyum kecut, dan memegang belakang kepalanya, “Hanya luka keci
Brummm Brummm, “Cepat buka, Brengsek!” teriak Furqon dari luar pagar.Hasan yang saat itu bertugas menjadi kelabakan, dengan cepat ia membuka pagar yang telah di tabrak Furqon beberapa kali.“Hati-hati, Tuan, sabar, nanti pagar sama motornya sama-sama hancur…” lirih Hasan yang masih gemetar karena terkejut juga takut melihat reaksi Furqon.Dengan gas full Furqon segera sampai kedepan pintu rumah, “Lukman! dimana kamu? Diyah! Dasar kalian brengsek! Pangeran! Kharisma! Kalian dimana?” teriak Furqon.Hasan tiba-tiba datang dengan napas yang terengah-engah karena dari tadi ia berusaha mengejar Furqon.“Tuan muda, ad ada apa sebenarnya?” tanya Hasan dengan suara yang terpenggal-penggal.“Telepon polisi! Cepat!” perintah Furqon.“Cepat telepon, beritahu kalau Lukman dan Diyah sedang berusaha membunuh saudara-saudaraku! Cepat!” teriak Furqon.Furqon berlari Ke arah dapur dan meninggalkan Hasan, ia melihat bahwa dapur dalam keadaan kosong! Ia lalu berlari kearah gudang.“Pangeran! Kharisma! K
Furqon mendorong motornya menuju ke Pom bensin terdekat, atau tempat penjual bensin eceran. Suasana sangat ramai sekali, motor-motor lewat tanpa ada yang bertanya atau menawarkan bantuan pada Furqon. Furqon juga tidak memiliki teman atau kerabat yang bisa dimintai tolong selain Pangeran. “Ahh Pangeran, mungkin mereka sudah sampai di sebuah cafe atau rumah makan…” ujar Furqon.Furqon berlari kecil mendorong motor kesayangannya, ia ingin cepat menemui penjual bensin terdekat, karena ia mengkhawatirkan keadaan sepupunya itu, “Tapi aneh sekali, biasanya dia akan memberitahuku kemanapun dan kapanpun dia akan pergi, atau pulang kerumah…” ujar Furqon.Furqon berhenti mendorong motornya, ia mengeluarkan ponsel dari saku celannya dan mencari nama Pangeran.Teettttt Teetttt Teeetttt“Kenapa belum diangkat? apa mereka masih diperjalanan?” gumam Furqon. Furqon mendorong motornya sambil berlari, ia sangat khawatir dan perasaannya tidak enak, “Aku harap mereka baik-baik saja…” gumam Furqon.“Hei F
“Abang!!!” teriak Kharisma melihat tubuh Pangeran yang menggelinding dari atas, Kharisma yang berdiri di tengah-tengah anak tangga juga tidak bisa mengelak tubuh Pangeran mengenai kakinya hingga Kharismapun ikut terjatuh. Di anak tangga terakhir, Pangeran telah tidak sadarkan diri dan pendarahan di kepalanya juga tidak berhenti. Kharisma masih separuh sadar, pandangannya mulai buram, “Abang….” Gumamnya ketika melihat Pangeran yang tergeletak tidak sadarkan diri, perlahan kesadaran Kharismapun menghilang. Dringgg Dringgg nada dering dari ponsel Pangeran berbunyi, “Pak, Tuan Muda nelpon?” gumam bu Diyah seraya memandang pak Lukman dengan tatapan khawatir. “Jangan diangkat, Bu...” jawab pak Lukman dengan bergantian menatap bu Diyah dan posel Pangeran. Dringg Driing Dringg…. Suara telepon rumah berbunyi. Bu Diyah kembali memandang ke arah pak Lukman, “Angkat! Pasti itu Tuan Muda…” seru pak Lukman. Bu Diyah dengan cepat bergegas mengangkat telepon rumah, “Hallo, iyaa tuan. Tuan Panger
Pak Lukman menghampiri Pangeran yang masih berdiri di depan pintu kamar Kharisma, “Tuan, Hari ini saya memancing, jadi apa tuan mau ikut bakar-bakar ikan dengan kami?” tanya pak Lukman pada Pangeran. “Oh, Boleh Pak, tapi nanti saja setelah Furqon pulang. Saya takut kalau nanti Furqon marah. Bapak tau sendirikan bagaimana Furqon?” jawab Pangeran dengan santai. Pak Lukman menghembuskan napas pelan, “Hmm baiklah kalau begitu…” pak Lukman menunduk dan memasukkan kedua tangannya ke saku celananya. Timbul rasa iba dari hati Pangeran melihat pak Lukman. Lalu tiba-tiba ponsel Pangeran berdering, Pangeran menjauhi pak Lukman beberapa langkah, “Halo maa, Akkhh!” Pangeran tiba-tiba merasakan rasa sakit dan nyeri yang menghantam kepalanya. Pangeran memegang belakang kepalanya, terasa cairan hangat membasahi tangannya, “Darah?” “Aaaaaaa Abang!” teriak Kharisma yang baru saja membuka pintu kamarnya. “Abang, kamu tidak apa-apa?” tanya Kharisma dengan panik. Ia menopang tubuh Pangeran yang hampir
Pak Lukman seketika membeku, namun dengan cepat ia mengubah ekspresinya dan menguasai situasi, “Tabung gas apa maksudnya, Non?” tanya pak Lukman.“Empp tidak ada Pak, sepertinya saya salah lihat. Bapak mirip dengan pria yang selalu mengantar tabung gas di kompleks kami…” jawab Kharisma terbata dengan senyum yang terpaksa.Pak Lukman bisa melihat tangan Kharisma yang gemetar dan wajah yang terlihat pucat pasi, “Apa kamu baik-baik saja?” tanya pak Lukman dengan tatapan curiga pada Kharisma.“Empp empp se sebenarnya aku, kondisiku kurang baik, Pak. Aku sedang megalami nyeri haid…” jawab Kharisma sekenanya, karena ia menyadari bahwa pak Lukman mencurigainya.Tanpa sengaja pak Lukman melihat bercak darah merah pada celana putih Kharisma yang bagian betis, “Ohh, pantesan saja wajah kamu terlihat pucat sekali, tubuh kamu juga gemetar begini. Coba tanyakan ke istri saya apa obat untuk nyeri haid, istri saya lumayan mengerti kalau masalah obat herbal atau jamu-jamu gitu…” jawab pak Lukman.Men
Kharisma mengangguk, lalu setelahnya Pangeran mengacak rambut Kharisma, dan ia segera keluar kamar. Kharisma mendengus kesal karena rambutnya yang teracak. Ia pun segera mengunci pintu.Kharisma kembali berjongkok menahan nyeri perutnya. Tapi seketika ia merasa ada yang aneh di sini, “Memangnya kenapa sih aku tidak boleh membuka pintu selain untuk Pangeran dan Furqon. Ada sesuatu yang aneh sekali disini. Mereka bertingkah seolah-olah pembantu mereka adalah pembunuh. Jangan makan apapun, jangan ini, jangan itu, bahkan makan malampun beli di luar!” Kharisma bermonolog.“Tapi jika memang pembantu mereka orang yang berbahaya, kenapa mereka masih memperkerjakan pembantu itu? atau….” Seketika Kharisma menutup mulutnya, matanya membulat seakan menyadari sesuatu.“Mereka semua berbahaya, dan aku, Ahh tidak mungkin manusia es dan Pangeran itu juga berbahaya. Atau aku hanya dijadikan umpan? Ahh rasanya tidak mungkin...” Kharisma mengelus dadanya sendiri, ia mencoba untuk bersikap tenang.Mata K
Ketiga insan itu kembali ke kediaman Furqon setelah sebelumnya mereka makan siang diluar. Pak Hasan yang telah mulai bekerja kembali, segera membuka pintu melihat motor Pangeran dan mobil Furqon di depan pagar.Mobil dan motor itupun sampai di garasi.“Kapan pak Hasan kembali, Fur?” tanya Pangeran begitu Furqon keluar dari mobil.“Tadi pagi,” jawab Furqon singkat, lalu mengajak Kharisma masuk, “Ayo!”Pangeran dan Kharisma pun mengikuti langkah Furqon. Sesampainya di pintu masuk, mereka di sambut hangat oleh bu Diyah.“Tuan muda udah pulang, silahkan masuk tuan…” sambut bu Diyah. Matanya menyipit melihat Kharisma di belakang Furqon.Furqon mengerti maksud dari pandangan bu Diyah, lalu berkata, “Dia tamuku! Dia akan tinggal di sini untuk sementara ini…”Diyah kembali tersenyum melihat Kharisma, “Ohh baiklah, tuan… silahkan masuk! Makan siang sudah saya siapkan…”“Kami sudah makan siang…” jawab Furqon singkat lalu melangkah menuju lantai atas.“Karisma, ini kamarmu, kunci khususmu belum